PERJUANGAN BERAT DALAM MEMBERITAKAN INJIL

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 TESALONIKA 2:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Sebelum sampai di Tesalonika di kota manakah Paulus memberitakan Injil hingga mengalami aniaya?
  2. Apakah yang memotivasi Paulus untuk memberitakan Injil di Tesalonika?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Paulus jauh sebelum dia menjadi rasul, ia adalah penganiaya jemaat. Sebagai seorang muda yang sangat cerdas, pintar dan dididik untuk mempelajari hukum dan teologi oleh “Profesor” Gamaliel.

Sehingga sangat sulit bagi Saulus -nama Paulus sebelum bertobat- untuk mempercayai Yesus sebagai Anak Allah.

Saulus menganggap ajaran Yesus sebagai ajaran sesat dan oleh karenanya dia pergi dari kota ke kota untuk menganiaya para pengikut Kristus.

Dan Saulus juga turut menyaksikan ketika Stefanus yang menceritakan dengan detail kisah kehidupan leluhur bangsa Yahudi mulai dari Abraham hingga Allah mengutus Putera Tunggal-Nya.

Kisah tentang Abraham dan para nabi, Saulus tahu dan dia mempercayai sejarah leluluhurnya itu.

Tetapi ketika Stefanus menceritakan Yesus dengan mengatakan: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”

Saulus dan para pemuka Agama Yahudi menjadi tidak tahan, mereka menyeret Stafanus dan melemparinya dengan batu hingga mati.

Tetapi setelah dia mengalami pertobatan yang dramatis, Paulus menjadi pembela jalan Tuhan yang mungkin paling militan.

Paulus menjadi rasul yang paling sering bepergian untuk memberitakan Injil.

Oleh anugerah Allah, Paulus menjadi penulis kitab yang paling banyak dalam Alkitab.

Karena kesibukannya yang sangat luar biasa, Paulus bahkan tidak sempat untuk memikirkan kebutuhannya pribadi, yaitu dengan sadar dia memilih untuk tidak memiliki isteri dan keturunan.

Jika dikatakan kehidupan adalah kumpulan dari berbagai pilihan.

Paulus telah memilih hal-hal yang sangat baik dan mulia, sejak dia menerima Kristus hingga dia ditangkap, dipenjarakan, diadili dan dihukum mati.

Tuhan tidak memanggil kita untuk menjadi seperti Paulus, tetapi Tuhan menghendaki kita untuk bertumbuh menjadi dewasa di dalam Tuhan.

Kita tidak hanya menjadi dewasa dan menjadi tua secara biologis.

Tetapi yang lebih penting, apakah kita juga menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan.

Efesus 4:13  ”sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,”

Efesus 4:13 (terjemahan Amplified Bible) sampai kita semua mencapai kesatuan dalam iman dan dalam pemahaman tentang pengetahuan [penuh dan akurat] tentang Anak Allah, agar [kita dapat mencapai] kedewasaan yang sesungguhnya (kelengkapan kepribadian yang tidak kurang dari standar tinggi dari kesempurnaan Kristus sendiri), ukuran perawakan dari kepenuhan Kristus dan kesempurnaan yang ditemukan di dalam Dia.”

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hubungan antara penderitaan dan kedewasaan rohani.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yehezkiel 13-15