Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah sesungguhnya iman itu?
Menurut Saudara mengapa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah?
Bagaimana contoh iman dari para pahlawan iman di Ibrani menginspirasi Saudara?
Mungkin kita pernah bertanya-tanya, mengapa ada orang yang sudah beriman tapi hidupnya begitu menderita, atau bahkan merasa kecewa karena merasa sudah beriman tapi nyatanya apa yang diimani belum juga terjadi, bahkan semakin jauh dari yang diharapkan.
Bila saudara pernah berpikir seperti itu, maka saudara tidak sendiri. Alkitab mencatat bagaimana para saksi iman juga mengalami penderitaan.
Jika kita baca dan perhatikan satu per satu, kita akan menemukan bahwa para pahlawan iman itu mengalami banyak hal yang berbeda oleh karena iman mereka.
Ada yang mengalami mujizat, ada juga yang disiksa, bahkan menderita sampai mati.
Hasil yang berbeda, namun komitmen, pengharapan, iman, dan upah mereka sama karena Allah memberikan kekuatan kepada setiap orang yang berseru kepadaNya.
Jadi, ternyata kita tidak bisa mengukur iman seseorang hanya dari peristiwa yang sedang dialaminya.
Oh, kalau doanya terjawab berarti lebih beriman.
Oh kalau dia diberkati secara finansial berarti lebih beriman. Oh, dia sakit-sakitan terus, mungkin karena kurang beriman.
Namun kita bisa belajar dari ayat 34 yang berkata, ”Mereka telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan.”
Dari situ kita bisa belajar, bahwa bukan hak kita untuk menentukan seseorang beriman atau tidak.
Bahkan kita perlu belajar kalau bagaimana seseorang berproses dalam penderitaannya itulah yang terpenting.
Apapun penderitaan yang hari ini Saudara sedang alami, berfokuslah kepada karya Salib Kristus.
Yesus menderita bagimu, dan Dia menderita bersamamu.
Berikan dirimu untuk menjalani proses bersamaNya, dan kemudian lihatlah karyaNya yang mulia dalam hidup Saudara.
Diskusikanlah renungan hari ini dengan pembimbing saudara bagaimana Saudara bisa berproses dalam penderitaan yang dialami dengan memandang salib Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 12:3.
Hal-hal apa sajakah yang harus kita tanggalkan agar kita menang dalam perlombaan iman setiap hari?
Kepada siapakah mata kita tertuju agar dapat berkemenangan dalam kesulitan yang kita hadapi?
Apakah yang Yesus lakukan bagi kita ketika hati kita selalu tertuju kepada Dia?
Dalam pertumbuhan rohani yang kita lalui Tuhan akan membawa kita mengalami perlombaan iman agar kita dapat naik level secara rohani.
Demikian juga memiliki kapasitas rohani yang semakin meningkat yang sama dengan kapasitas Yesus karena Tuhan sendiri yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.
Itulah sebabnya seringkali Tuhan membawa kita melalui penderitaan, baik secara jiwa maupun fisik, baik pergumulan-pergumulan dan masalah-masalah yang harus kita hadapi namun Tuhan telah menyediakan jalan keluar sehingga kita tidak putus asa dan menjadi lemah dan akhirnya kita hidup mati terhadap dosa karena penderitaan yang kita alami.
Untuk mencapai kemenangan tersebut maka ada beberapa hal yang harus kita pahami, diantaranya: pertama, kita harus menanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi jalan kehidupan rohani kita sehingga tidak ada beban menghalangi kita untuk berlomba dalam iman.
”Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”(Ibrani 12:1).
Yang kedua adalah bahwa mata kita selalu tertuju kepada Yesus karena Dia sudang memenangkan setiap pertandingan iman dan berkemenangan.
”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”(Matius 11:28).
Yang ketiga, kita terus belajar kepada Yesus dan mengambil beban untuk melayani Tuhan dan bukan beban dosa. ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”(Matius 11:29-30).
Dengan demikian, dalam penderitaan yang Tuhan izinkan, kita tidak menjadi lemah dan putus asa tetapi kita semakin naik level dan berkemenangan dalam setiap perlombaan iman.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam perlombaan iman yang diwajibkan bagi saudara, tidak ada putus asa dan menjadi lemah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37.
Apakah ada hal-hal yang kita alami yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, termasuk maut?
Siapakah yang telah mengasihi kita sehingga kita dibela dari segala yang buruk?
Apakah yang kita alami dari setiap pekerjaan yang jahat melalui kasih Yesus?
Bagi setiap orang percaya merupakan anugerah dari Tuhan jika kita harus menderita sebagai pengikut Tuhan.
”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”(Matius 16:24).
”Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,”(Matius 24:9).
”Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”(Matius 10:22).
Janji Tuhan bagi kita yang mengalami penderitaan baik secara jiwa dan fisik agar kita bertahan, tabah dan kuat karena Allah akan menolong kita dalam penderitaan dan selalu keluar sebagai pemenang.
”Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.”(1 Petrus 5:10).
Sebab itu ada beberapa hal yang harus kita pahami agar kita berkemenangan menghadapi penderitaan.
Pertama, kita harus percaya bahwa dalam setiap penderitaan yang kita alami bahwa Yesus adalah pembela kita karena Dia sudah menang atas maut dan penderitaan secara fisik dan jiwa dan Dia sangat mengasihi kita.
”Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”(Roma 8:36-37).
Kedua, kita harus percaya bahwa kasih Kristus bagi kita terlalu besar sehingga apapun yang kita derita tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
”Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”(Roma 8:38-39).
Itulah sebabnya dalam penderitaan seberat apapun kita lebih dari pemenang.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam penderitaan yang saudara alami saudara tetap berkemenangan bahkan lebih dari pemenang.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.
Hal apakah yang menjadi fokus bagi kehidupan Paulus sehingga dia menganggap hal yang dulu merupakan keuntungan baginya sekarang dianggap rugi?
Kebenaran berdasarkan apakah sehingga Paulus mengambil keputusan seradikal itu?
Coba sebutkan hal-hal yang diinginkan oleh Paulus setelah dia mengalami anugerah keselamatan dalam Yesus?
Rasul Paulus memiliki kerinduan yang besar untuk mengenal Tuhan dengan sangat mendalam setelah dia mengalami iman dan perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Kerinduannya dalam mengenal Tuhan itu dinyatakan melalui keinginannya untuk mengenal kuasa kebangkitan Yesus, mengalami kemahabesaran kematian Yesus dan persekutuan dalam penderitaan Yesus.
Penderitaan yang dialami oleh Yesus sampai Dia mati di kayu salib adalah penderitaan dalam semua aspek yaitu hati, pikiran, perasaan dan emosi bahkan juga secara fisik, itulah sebabnya Dia mati di kayu salib.
Persekutuan dalam penderitaan-Nya yang dirindukan oleh Paulus adalah penderitaan fisik seperti yang dialami oleh Yesus dimana Paulus memiliki kematian bukan hanya secara fisik saja tetapi mati dari kedagingan yang ingin berbuat dosa, sehingga pada akhirnya Paulus tidak berbuat dosa lagi sama seperti Tuhan Yesus.
”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, –karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa–,”(1 Petrus 4:1).
Tuhan ingin agar kerinduan Paulus untuk mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus sehingga dia serupa dengan kematian Yesus adalah merupakan kerinduan kita juga sebagai umat Tuhan sehingga kita tidak hidup lagi untuk berbuat dosa tetapi kita hidup bagi Kasih dan dosa tidak berkuasa lagi atas kita.
”Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.”(Roma 6:10-12).
Itulah sebabnya kita perlu mengalami persekutuan dalam penderitaan-Nya agar kita mati terhadap dosa setiap hari.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus sehingga saudara mati terhadap berbuat dosa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 2:9.
Apakah yang dialami oleh Yesus ketika Bapa membuat Dia lebih rendah dari malaikat-malaikat?
Apakah yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus setelah Ia merendahkan dalam penderitaan maut?
Siapakah yang telah ditaklukkan dibawah kaki Yesus?
Ketaatan Yesus kepada Bapa membuat Bapa memuliakan Yesus diantara segala sesuatu, dimana segala sesuatu telah ditaklukkan dibawah kaki Yesus.
Yesus taat kepada Bapa karena Ia memahami kehendak Bapa bahwa Ia harus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan hal tersebut dilakukannya melalui penderitaan maut.
”Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”(Ibrani 2:9).
Hal yang sama juga dijelaskan dalam Filipi 2:6-8”yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Dan karena ketaatan Yesus kepada Bapa dalam penderitaan-Nya maka Bapa meninggikan Dia, memberikan kemuliaan dan hormat serta nama diatas segala nama.
”Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”(Filipi 2:9-11).
Tuhan ingin agar kita punya pemahaman dan pengalaman yang sama seperti Yesus dimana ketika kita mengalami penderitaan karena kebenaran maka kita juga akan dimuliakan oleh Bapa, sehingga kita mau taat dalam penderitaan yang Tuhan Izinkan.
”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”(Roma 8:17).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat bertekun dalam penderitaan yang akhirnya saudara mengalami kemuliaan dan hormat dari Bapa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 2:8.
Apakah hal yang dimiliki oleh Yesus yang tidak dipertahankan-Nya demi kepentingan kita?
Apakah akibat yang dialami oleh Yesus ketika Ia tidak mempertahankan milik-Nya sebagai Allah?
Penghargaan apakah yang Bapa berikan kepada Yesus ketika Ia taat menderita sampai mati?
Yesus telah memberikan teladan bagi kita bahwa kesetaraan yang dimiliki-Nya dengan Allah tidak dipertahankan-Nya dan dalam keadaannya sebagai manusia, Dia telah merendahkan diri dan taat sampai mati di kayu salib.
Dia taat terhadap panggilan sorgawi walaupun harus menderita bahkan mati.
Kita pun harus memiliki pikiran dan perasaan serta sikap yang dimiliki oleh Yesus dimana dalam penderitaan yang kita alami karena mengikut Yesus, kita tetap taat.
Kita harus memahami beberapa hal agar kita dapat hidup dalam ketaatan tersebut sehingga kita mati terhadap ambisi pribadi, keberhargaan duniawi, cita-cita pribadi dan mau mengikut Yesus apapun resikonya.
Hal yang pertama adalah bahwa kita harus tahu bahwa kita dianugerahkan oleh Allah bukan hanya untuk percaya kepada Dia tetapi menderita untuk Kristus.
”Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,” (Filipi 1:29).
Hal yang kedua bahwa kita menderita bukan karena berbuat dosa melainkan karena hidup dalam kebenaran.
”Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1 Petrus 2:20-21).
Dengan pemahaman yang benar terhadap penderitaan yang kita alami maka kita mau taat karena kita tahu hal tersebut merupakan kehendak Allah.
Apapun yang menjadi resiko dan konsekuensinya, mungkin bagi pekerjaan, bisnis, usaha, sekolah, kuliah dan hubungan terhadap orang lain juga rumah tangga tetapi kita tetap meneladani Yesus terlebih lagi dalam membangun rumah kabar baik.
”Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” (2 Timotius 1:12).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam setiap penderitaan yang Tuhan kehendaki saudara tetap taat apapun resikonya.