Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apakah berdoanya orang munafik menurut perkataan Yesus dalam perikop ini?
Mengapa mereka sudah mendapat upahnya
Menurut Yesus bagaimanakah berdoa yang benar?
Seperti apa doanya orang yang tidak mengenal Allah?
Berdoa bagi pandangan banyak orang adalah salah satu kegiatan keagamaan, hal ini seperti terjadi pada jaman Yesus, orang-orang yang menyandang gelar keagamaan pada waktu itu senang memperlihatkan aktivitas keagamaannya di depan banyak orang.
Mereka berdoa di tempat-tempat yang banyak dilihat orang dengan harapan mendapat pujian sebagai orang yang lebih religius.
Yesus justru menganggap mereka sebagai orang munafik karena mereka hanya melakukan ketika dilihat banyak orang atau ketika berada dalam pertemuan-pertemuan di ibadah, sementara mereka tidak mengenal Allah karena terlihat dari banyak kata-kata dan doanya yang bertele-tele.
Bagi Yesus doa merupakan kegiatan tersembunyi yang tidak perlu diketahui atau diperlihatkan kepada banyak orang, “tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”Matius 6:6.
Berdoa pada dasarnya adalah suatu bentuk komunikasi pribadi kita dengan Bapa, seperti Yesus katakan bahwa tidak perlu suatu komunikasi pribadi dipamerkan atau diperagakan di muka umum, doa-doa pribadi kita jauh lebih penting dari doa-doa bersama dalam kumpulan banyak orang.
Bila kita lebih senang berdoa bersama-sama daripada berdoa secara pribadi dengan Tuhan maka tentu ada yang harus kita perbaiki hubungan kita dengan Bapa.
Hubungan pribadi kita dengan Tuhan jauh lebih penting dari aktivitas pelayanan apapun termasuk doa bersama secara korporat.
Bapa menghendaki persekutuan pribadi dengan kita melalui doa menjadi kegiatan yang perlu diprioritaskan, di mana kita dapat mendengar suaraNya yang membimbing kita, menolong kita dalam seluruh pergumulan yang kita hadapi, mengevaluasi hidup kita agar sesuai dengan kebenaranNya sehingga kita semakin mengenal Dia.
Marilah kita mengikuti seluruh kegiatan persekutuan doa bersama-sama baik dalam persekutuan maupun dalam skala yang lebih besar, namun kita harus selalu ingat bahwa doa pribadi kita dengan Bapa adalah yang utama yang tidak boleh kita tinggalkan karena telah kehabisan waktu untuk berdoa bersama-sama atau kesibukan berbagai pelayanan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Kepada siapa kita berkata-kata ketika berbahasa roh?
Kepada siapa kita bernubuat untuk membangun, menasihati dan menghibur?
Dengan apa kita membangun diri sendiri dan dengan apa kita membangun jemaat?
Bagaimana bahasa roh agar dapat menjadi berkat dan membangun jemaat?
Bahasa roh merupakan karunia yang Tuhan berikan kepada orang percaya untuk dapat berkomunikasi dengan Tuhan.
Sekalipun dalam perikop yang kita baca hari ini Paulus menuliskan kepada jemaat Korintus agar menggunakan bahasa yang dimengerti dalam bentuk bernubuat untuk membangun jemaat namun kita menyadari bahwa perlu membangun diri sendiri terlebih dulu sebelum dapat membangun jemaat.
Prinsipnya adalah bahasa roh kita gunakan secara pribadi ketika kita berkata-kata kepada Allah untuk suatu permohonan yang digerakkan oleh Roh Kudus sehingga menolong kita untuk berdoa dengan benar.
Ketika kita berdoa seturut dengan pimpinan Roh tanpa menggunakan bahasa manusia maka diri kita akan dibangun karena terhubung dengan Bapa, kita mengalami bagaimana seluruh kerinduan Tuhan dicurahkan lewat mulut kita sehingga menghasilkan doa-doa yang berkenan kepada Dia.
Sesuai dengan surat Paulus ini tentu tulisan ini tidak terlepas dari kesaksian hidup Paulus sendiri bagaimana dia senantiasa membangun dirinya dengan bahasa roh dalam kondisi apapun.
Paulus tetap kuat sehingga di manapun dia berada bahkan dipenjara dan dalam penderitaan yang dia alami karena injil yang diberitakan kita bisa membaca bahwa dia tetap teguh dan tak tergoyahkan.
Kesaksian Paulus membuktikan bahwa bahasa roh yang dia gunakan setiap saat sangat membangun hidupnya sehingga pada akhirnya jemaat-jemaat yang dikunjungi diberkati oleh pelayanannya.
Tahun ini sesuai yang didapatkan penatua dari Tuhan untuk kita membangun mezbah doa maka kita bisa mulai dari diri sendiri secara pribadi untuk menggunakan bahasa roh dalam doa-doa pribadi kita.
Kita membebaskan Roh Kudus mengarahkan kita dalam kata-kata yang hanya dimengerti oleh Tuhan dan kita dibangun secara pribadi dalam persekutuan yang semakin erat dengan Bapa.
Doa-doa kita pasti memberikan dampak dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada jemaat lokal di mana kita bertumbuh.
Visi sebagai gereja yang antusias untuk bangsa-bangsa penuh kemuliaanNya dapat terjadi karena setiap jemaat rutin membangun diri melalui doa-doa pribadi dengan menggunakan bahasa roh.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimanakah kita harus beribadah kepada Tuhan menurut perikop yang kita baca hari ini?
Apakah yang menjadi pilihan Yosua dan seisi rumahnya ?
Apakah yang menjadi pilihan bangsa Israel yang mendengar perkataan Yosua?
Apa saja yang telah dilakukan oleh Tuhan bagi bangsa ini?
Beribadah kepada Tuhan atau kepada allah asing adalah pilihan yang diberikan kepada bangsa Israel pada waktu mereka memperbarui perjanjian kepada Tuhan.
Perjalanan yang telah dilakukan sejak keluar dari tanah Mesir hingga masuk tanah perjanjian mengingatkan kembali mengenai bagaimana Tuhan menolong dan memimpin mereka.
Perubahan jaman dan kehidupan mereka bisa mengubah komitmen awal untuk senantiasa setia kepada perjanjian dengan Tuhan, namun kita melihat catatan sejarah bagaimana akhirnya bangsa ini mengingkari perjanjian untuk tetap menyembah Allah yang hidup justru ketika mereka dalam kondisi yang semakin makmur.
Keluarga merupakan komunitas terkecil di mana secara rohani kita bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan di bawah naungan otoritas kepala keluarga, keluarga yang senantiasa menyediakan waktu mengambil komitmen untuk senantiasa bergantung kepada Tuhan merupakan dasar yang kuat untuk suatu komunitas tetap menyembah dan beribadah dengan benar kepada Tuhan.
Mezbah keluarga merupakan sarana di mana kita menyatakan komitmen untuk tetap bergantung dan berharap kepada Tuhan.
Bila kita senantiasa berdoa untuk menjadi berkat bagi bangsa ini dan memberkati melalui doa-doa yang kita naikkan untuk bangsa ini melalui persekutuan doa, maka seharusnya itu bisa dimulai dari diri kita dan keluarga kecil di mana kita tinggal.
Yosua memberikan pilihan bagi bangsa Israel tetapi bagi keluarganya sendiri ia telah mengambil ketetapan dengan bulat : “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”(Yosua 24:15).
Yosua tidak hanya memimpin bangsa ini untuk tetap beribadah kepada Tuhan namun ia memastikan bahwa seisi rumahnya telah mengambil komitmen untuk tetap beribadah kepada Tuhan.
Bagaimana dengan keluarga di mana saudara bertumbuh?
Adakah mezbah keluarga di mana suatu keluarga bersama-sama membaca janji Tuhan dan berdoa untuk tetap mengandalkan Tuhan serta memberikan tempat kepada Tuhan senantiasa bertahta dalam keluarga.
Marilah kita senantiasa mengingat kembali seluruh kebaikan Tuhan dalam keluarga kecil di mana kita berada melalui doa keluarga, kita mulai memberkati bangsa ini dengan memulainya dari keluarga kita sendiri.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah janji Tuhan mengenai setiap orang yang meminta dalam doa?
Adakah seorang bapa memberikan batu kepada anaknya yang meminta roti?
Apakah Bapa di surga lebih tahu kebutuhan kita ?
Pemberian seperti apa yang diberikan oleh Bapa kita di surga?
Bapa yang kita sembah adalah Bapa yang senantiasa ingin memberikan yang baik kepada anak-anakNya, bahkan sejak kita berdosa pun Bapa telah memberikan apa yang paling dibutuhkan oleh kita sebagai manusia berdosa yaitu keselamatan, kehidupan kekal dan persekutuan dengan Dia.
Saat ini sebagai orang percaya kita telah diangkat menjadi anakNya oleh karena pengorbanan Yesus di atas kayu salib, posisi kita berbeda dengan orang-orang berdosa yang belum menerima anugerahNya.
Bapa ingin agar kita meminta kepadaNya apapun yang diinginkan hati kita, sekalipun mungkin itu tidak sesuai dengan kehendakNya Bapa di surga mengetahui bagaimana Dia menjawab permohonan kita.
Saudara, bapa kita secara jasmani mungkin punya banyak kelemahan, mungkin saja otoriter ataupun mungkin tidak ada perhatian kepada kita, sehingga kita menjadi takut untuk menyampaikan segala sesuatu kepada ayah kita.
Bapa di surga tidaklah demikian, perikop yang kita baca hari ini mengingatkan kepada kita semua bahwa yang utama adalah Bapa ingin berkomunikasi dengan kita melalui doa yang kita naikkan, apapun itu Bapa pasti akan menerima permohonan kita, sekalipun itu permohonan yang tidak tepat bahkan mungkin salah, saudara tidak perlu takut untuk menyampaikan kepada Bapa.
Bapa kita adalah Bapa yang tahu isi hati kita terdalam, Dia tahu keterbatasan kita, Dia tahu kelemahan kita, Dia tahu bagaimana menjawab permintaan kita dengan tepat sesuai kebutuhan kita. Mungkin ayah kita secara jasmani bisa membentak atau menyalahkan kita bila kita meminta yang salah menurut pandangannya, tetapi Bapa di surga tidaklah demikian, Dia jauh lebih baik dari pada bapa jasmani kita.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”(Matius 7:7-8).
Saudara, Bapa ingin kita datang lebih dulu kepadaNya dan mengandalkan Dia untuk segala permohonan kita, bukan datang kepada manusia karena mengandalkan kekuatan dan kekuasaannya.
Apakah hari ini saudara mengalami banyak pergumulan?
Teruslah bersekutu dan berdoa kepada Bapa, curahkanlah segala isi hati saudara untuk apapun pergumulan saudara, Bapa di surga menerima dan mendengar itu semua, Dia pasti memberikan jalan keluar untuk pergumulan dan permohonan saudara.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang Tuhan lantik sebagai raja di Sion?
Siapakah yang Allah peranakkan pada waktu itu?
Firman Tuhan yang kita baca ini adalah tentang Tuhan yang melantik Daud sebagai raja di Sion, tetapi juga tentang nubuat kelahiran Kristus, “Anak-Ku engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”
Lalu di ayat 8 dan 9, Allah memberikan janji kepada Daud, bahwa Daud dapat meminta kepada Tuhan dan Tuhan akan memberikan hal-hal yang besar pada Daud.
Dan Daud tahu, bahwa dia bukan siapa-siapa kalau bukan Tuhan yang memberikan anugerah kemenangan-kemenangan dalam pertempuran yang silih berganti dia jalani sepanjang hidupnya.
Daud belajar untuk senantiasa bersandar kepada Tuhan dalam menghadapi kesulitan.
Seperti ketika dia dikejar raja Saul, dia berseru, ”Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.” (Mazmur 57:2)
Di masa kini, tantangan dalam hidup kita tentu tidak seperti yang Daud alami.
Pelajar atau mahasiswa tantangannya adalah bagaimana dapat menyelesaikan studi tepat waktu, dengan hasil yang baik dan dengan proses yang benar, misalnya tidak nyontek…
Seorang pegawai, tantangannya adalah bagaimana dapat bekerja dengan berintegritas tetapi dapat memperoleh promosi-promosi yang membuat dia cepat naik ke level yang lebih tinggi.
Ya, tiap-tiap orang memiliki tantangannya sendiri, ada pergumulan, ada target yang ingin dicapai, ada visi yang ingin diraih.
Pertanyaanya adalah bagaimana kita menghadapi itu semua dengan benar.
Ayat 8 menyatakan: ”Mintalah kepada-Ku!” Ya, Tuhan tidak ingin Daud mengandalkan kecakapannya untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.
Tuhan juga tidak menghendaki kita untuk mengandalkan kecakapan kita, kepandaian, pengalaman, kekuatan kita.
Ya, semua itu kalau kita miliki, itu adalah anugerah Tuhan bagi kita.
Tetapi Allah ingin agar kita mengandalkan Dia, di tempat yang terutama.
Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Saudara, marilah kita tidak mengandalkan apa yang ada pada kita dalam kehidupan kita, lebih dari kita mengandalkan Tuhan.
Mari berserulah kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan di tempat yang pertama dan utama!