Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bagi orang yang tidak percaya, maka batu seperti apa yang Tuhan sediakan di Sion?
Seperti apakah kita orang percaya, dalam pandangan Allah?
Yesus telah datang ke dunia ini sebagai Juru Selamat bagi mereka yang percaya.
Yang menjadi penebus dosa kita umat yang percaya, sehingga kita yang selayaknya dihukum menjadi dibebaskan dari hukuman, karena Dia yang telah memikul dosa dan pelanggaran kita.
Bagi mereka yang menolak untuk percaya, Yesus menjadi sandungan, menjadi penyebab mereka tersandung, jatuh dan memperoleh upah dari ketidak percayaan mereka.
Apakah upah bagi mereka yang tidak percaya: maut atau kematian kekal.
Seperti ada tertulis: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)
Tetapi bagi kita yang percaya, maka Allah memandang kita sebagai: bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9,10)
Untuk itu, marilah kita melihat diri kita sebagaimana Allah melihat kita, dan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita hidup dengan melakukan hal-hal yang kita yakini itu berasal dari nilai-nilai Firman Tuhan.
Pertama, sebagai imamat yang rajani: kita hidup tidak rendah diri atau minder, tapi juga tidak sombong dan tinggi hati.
Kita bisa bergaul dengan siapa saja, dengan orang kaya atau para bangsawan dan tidak menjadi minder tetapi juga tetap rendah hati.
Kedua, sebagai bangsa yang kudus: kita sadar bahwa kita hidup di lingkungan yang tidak ideal bahkan mungkin di lingkungan yang banyak dicemari oleh nilai-nilai yang tidak suci.
Tetapi kita sadar untuk bersedia menjadi orang yang berbeda, yang memegang nilai-nilai kesucian Tuhan.
Ketika misalnya, teman kita mulai berbicara yang kotor, kita dengan sopan bisa meminta ijin untuk melakukan tugas yang lain di tempat yang jauh dari mereka.
Ketiga, kita juga hidup sebagai orang yang memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
Artinya, Allah ingin agar melalui hidup kita, nama Tuhan dipermuliakan.
Orang menjadi tertarik untuk mengenal Tuhan, setelah melihat kesaksian hidup kita.
Saudara, secara umum bagaimanakah pandangan orang-orang di sekitarmu, melihat kesaksianmu sehari-hari?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa saja yang terbilang sebagai hal “Kerajaan Allah”?
Bagaimana seseorang bisa berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia?
Salah satu tolok ukur keberhasilan hidup di dunia, yaitu jika hidup kita berkenan kepada Allah dan setelah itu kita juga dihormati oleh sesama.
Dan urutan ini tidak bisa dibalik: pertama kita memiliki hidup yang diperkenan Allah, artinya Allah suka dengan hidup kita, kedua rekan se kantor, tetangga, teman kuliah, rekan di gereja, mereka juga hormat kepada kita, setidaknya mereka tidak mencela kehidupan kita.
Apakah Allah berkenan kepada kita, hanya Allah dan kita yang tahu.
Kita bisa memakai topeng, sehingga seolah-olah kita baik, tetapi Allah melihat hati dan Allah juga melihat yang tersembunyi.
Dan memiliki kehidupan yang terhormat, itu juga penting, agar melalui hidup kita, nama Tuhan dipermuliakan, ketika kita bersaksi, memberitakan Injil, orang tidak mencemooh karena mereka melihat kehidupan kita yang buruk.
Jadi Allah ingin agar kita hidup di dunia ini dengan menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah agar dengan demikian hidup kita berkenan kepada-Nya.
Lalu apa saja nilai-nilai Kerajaan Allah:
Kebenaran
Damai sejahtara
Sukacita oleh Roh Kudus
Kebenaran: Kita adalah orang yang telah dibenarkan oleh Allah, kita telah ditebus dari hukum dosa dan Allah ingin agar kita hidup sebagai orang yang telah dibenarkan dengan melakukan apa yang benar dan bukan yang salah.
Darimana kita tahu apa yang benar: dari Firman Tuhan dan juga suara Roh Allah dalam batin kita.
Damai sejahtera: ini sering dipakai oleh Roh Kudus untuk mengkonfirmasi apa yang kita lakukan. Kadangkala kita bimbang apakah kita sudah melakukan hal yang benar atau hal yang salah.
Jika kita belajar untuk terbuka mendengar arahan Roh, maka Roh Kudus akan memberikan damai sejahtera untuk mengkonfirmasi jika apa yang kita lakukan adalah benar.
Sebaliknya jika apa yang kita lakukan salah, kita akan merasakan tidak damai sejahtera, sulit untuk tersenyum dan ada kegelisahan dalam batin kita.
Sukacita oleh Roh: ini adalah bentuk karunia Roh yang membuat kita bersukacita di dalam Tuhan.
Setelah seseorang memperoleh damai sejahtera yang membuat hatinya teduh dalam hadirat-Nya.
Maka Roh bisa menganugerahkan sukacita yang membuat dia bisa tersenyum lebar atau tertawa oleh karena kasih-Nya.
Saudara, apakah engkau kerap merasakan damai sejahtera Allah dan sukacita oleh Roh?
Roh Kudus adalah pribadi Allah sebagai Penolong seperti Yesus, karena Ia berasal dan diutus oleh Bapa.
Dan pribadi Allah itu tinggal di dalam kita dan menyertai kita selama-lamanya dan kita dapat mengenal pribadi itu.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”(Yohanes 14:16-17)
Kehadiran Roh Kudus di dalam hati kita membuat Allah memampukan setiap kita melakukan kehendak Allah dan hidup dalam kehendak Allah, di mana kita harus hidup memuliakan Allah dan bersaksi tentang Yesus Kristus dengan cara dengar-dengaran akan suara-Nya sehingga seluruh hal yang kita lakukan menyenangkan hati-Nya karena sesuai dengan arahan dan keinginan hati Tuhan.
Segala hal yang menjadi peranan Roh Kudus dapat kita lakukan juga karena Dia yang tinggal di dalam kita memampukan dan menolong kita untuk melakukannya sehingga tidak tentang kemampuan kita tetapi tentang peranan Roh Kudus dengan porsi yang besar di dalam seluruh kehidupan kita.
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” (Efesus 3:20)
Beberapa hal yang menjadi pekerjaan Roh Kudus yang membuat kita dapat melakukannya adalah:
1. Roh Kudus adalah pribadi yang memuliakan Yesus.
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yohanes 16:13-14)
Roh Kudus memuliakan Yesus. Dan Dialah yang dapat menolong dan memampukan hidup kita untuk memuliakan Allah dalam segala aspek hidup kita baik perkataan dan perbuatan kita.
Perkataan kita memuliakan Tuhan lewat ucapan syukur, perkataan yang benar termasuk hidup dalam pujian dan penyembahan.
Perbuatan kita merepresentasikan terang Tuhan dan Tuhan dipermuliakan.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
2. Roh Kudus adalah pribadi yang selalu bersaksi tentang Yesus.
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” (Yohanes 15:26-27)
Roh Kudus selalu bersaksi tentang Yesus, maka kitapun dimampukan dan memiliki hidup yang selalu bersaksi tentang Yesus serta meninggikan nama Yesus.
Hal ini menyebabkan kita dapat menjadi saksi yang efektif dan berhasil di manapun kita berada.
“Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32)
Kesaksian hidup kita, perkataan dan perbuatan dapat membuat orang-orang bertemu dan mengalami realita Tuhan yang hidup.
3. Roh Kudus akan menginsafkan dunia.
“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” (Yohanes 16:8-11)
Kehidupan kita yang dipakai oleh Tuhan untuk bersaksi maka bukan karena kemampuan kita untuk mempertobatkan orang melainkan karena pekerjaan Roh Kudus yang menginsafkan mereka sehingga akhirnya mereka percaya kepada Tuhan.
Kita perlu bekerjasama dengan Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Karena Roh Kudus adalah pribadi Allah maka kita harus hormat dan takut akan Dia.
Sebab itu kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus lewat perkataan dan perbuatan kita.
“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4:30)
Oleh sebab itu marilah kita berhati-hati terhadap perkatan dan perbuatan kita sehingga tidak sedikitpun kita mendukakan Dia, sehingga kita senantiasa mengalami pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:25-29)
Kita tidak lagi hidup sembarangan lewat perkataan dan perbuatan kita, namun kita selaras dengan hati Tuhan dan kekudusan-Nya sehingga tidak menyimpan dosa.
“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:31-32)
Dengan demikian kita berjalan selaras dan bersama dengan pribadi Roh Kudus dan senantiasa mengalami realita kehadiran Tuhan dalam segala hal.
Oleh sebab itu marilah kita bergaul dengan Roh Kudus dan taatlah melakukan setiap hal yang Dia instruksikan kepada kita.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Terhadap apa kita tidak perlu khawatir?
Jika seseorang mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu, hal apa yang akan Allah sediakan?
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan memilih apa yang paling penting untuk dikerjakan atau apa yang harus dikerjakan lebih dulu dibandingkan yang lain.
Dan itulah apa yang disebut dengan “prioritas”.
Yaitu kehendak untuk memilih satu dari yang pilihan yang lain.
Matius 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Dan manusia cenderung untuk memilih apa yang dia suka, yaitu dimana keinginan hatinya berada.
Alkitab menyatakan bahwa keinginan hati itu tidak jauh dari dimana harta kita berada.
Jika “harta” yang dimaksud adalah harta duniawi yang bersifat fisik: rumah, kendaraan, gadget, peralatan elektronik, baju, dsb.
Maka keinginan hati kita juga tidak akan jauh dari hal-hal tersebut.
Kita akan menjadi kawatir jika kita belum memiliki, dan kita juga bisa menjadi cemas berlebihan untuk menjaga agar harta tersebut tidak hilang atau berkurang.
Puji syukur bahwa Allah tidak menghendaki umat-Nya untuk menjadi khawatir tentang hal-hal yang duniawi.
Allah tahu bahwa selama umat-nya hidup di dunia, tentu mereka juga membutuhkan prasarana yang memadai untuk hidup.
Allah bahkan berjanji untuk menyediakan atau menambahkan apa yang kita kurang untuk hidup kita sehari-hari.
Dan itu bisa kita peroleh melalui iman. Ya, dengan percaya pada anugerah Allah dan kemurahan-Nya.
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Allah ingin agar kita hidup dalam kebenarannya, memprioritaskan Allah, di atas kebutuhan dan keinginan kita.
Misalnya, kita menyediakan waktu terbaik kita untuk Allah, pagi hari kita berdoa, menyembah Allah, membaca Firman, dan dengan sepenuh hati kita merindukan untuk mendengar suara Allah, arahan Allah dalam kehidupan kita.
Dan jika Roh Kudus mengingatkan kita akan hal-hal yang Allah tidak berkenan, maka segera kita menjauhkan segala hal yang menjadi perintang untuk kita mengasihi Allah.
Dengan berbuat demikian, kita sedang memberi jalan kepada Tuhan untuk mencurahkan berkat dan anugerahNya pada kita.
Saudara, berapa lama engkau setiap hari menyediakan waktu untuk bersekutu secara pribadi dengan Allah.
Sepuluh menit, tiga puluh menit, satu jam, dua jam?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi ketika kita menolak Allah yang berfirman?
Apa yang akan terjadi atas bumi ini sekali lagi?
Mengapa kita perlu mengucap syukur dan beribadah kepada Allah dengan cara yang berkenan kepadaNya?
Apa yang saudara pikirkan ketika mendengar kata “Guncang”?
Mungkin kita membayangkan gempa, atau kondisi bergoyang sehingga apa yang digoyang jadi berhamburan.
Mungkin kita membayangkan sesuatu yang tadinya tenang, sekarang jadi tidak tenang, berubah dan berantakan.
Kita mendengar bahwa dalam Tuhan kita menerima “Kerajaan yang tidak tergoncangkan”.
Bagaimanakah aplikasinya?
Karena jika kita jujur, digoncang itu tidak enak dan seringkali mengagetkan, sedangkan manusia cenderung berusaha mencari dan mempertahankan kenyamanan.
Tetapi hidup tidak mungkin berjalan tanpa ada masalah sama sekali.
Selalu ada tantangan dan hal-hal mengejutkan yang mungkin terjadi.
Beberapa hal ini adalah aplikasi dari menerima kehidupan yang tidak tergoncangkan :
Sadarilah bahwa goncangan adalah sesuatu yang normal dalam hidup, namun goncangan tidak selalu membawa dampak buruk, bahkan seringkali bisa membawa dampai baik. Baik atau tidaknya dampak dari goncangan tersebut sangat bergantung kepada respon kita. Apakah kita menghadapinya bersama Tuhan atau ngotot bertahan sendiri?
Bergoncang tidak sama dengan tidak goyah sama sekali. Seringkali kita terintimidasi ketika merasakan semua emosi yang muncul seperti rasa marah, sedih, dan ragu. Allah sangat memahami pergumulan kita. Ia bukan menuntut kita tidak boleh merasakan emosi tersebut, sebaliknya Ia mau bersama-sama dengan kita menghadapi dan menang atas setiap emosi tersebut.
Membangun hubungan pribadi dengan Allah. Baca Firman Tuhan dan dengarkanlah suaraNya setiap hari bahkan saat keadaan sedang baik-baik saja. Jangan tolak Dia (ayat 25), karena jika kita menolak Dia, kita sedang menolak juga pegangan yang paling kuat dan tidak tergoncangkan.
Mengucap syukurlah dan beribadah kepadaNya dengan cara yang berkenan kepadaNya dengan hormat dan takut (ayat 28). Ucapan syukur membangkitkan kekuatan dan menolong kita bisa melihat rencana dan karyaNya di tengah setiap guncangan.
Mari saudara, kita aplikasikan hal-hal ini dan sungguh-sungguh mengalami hidup yang tidak terguncangkan itu.
Adakah hal dalam hidup saudara yang sedang diguncang hari ini?
Bagikanlah dengan rekan PA saudara dan berdoalah bersama agar saudara mengalami kemenangan.