Renungan Harian Kita
Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 1 PETRUS 2:7-10

Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagi orang yang tidak percaya, maka batu seperti apa yang Tuhan sediakan di Sion?
  2. Seperti apakah kita orang percaya, dalam pandangan Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesus telah datang ke dunia ini sebagai Juru Selamat bagi mereka yang percaya.

Yang menjadi penebus dosa kita umat yang percaya, sehingga kita yang selayaknya dihukum menjadi dibebaskan dari hukuman, karena Dia yang telah memikul dosa dan pelanggaran kita.

Bagi mereka yang menolak untuk percaya, Yesus menjadi sandungan, menjadi penyebab mereka tersandung, jatuh dan memperoleh upah dari ketidak percayaan mereka.

Apakah upah bagi mereka yang tidak percaya: maut atau kematian kekal.

Seperti ada tertulis: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)

Tetapi bagi kita yang percaya, maka Allah memandang kita sebagai: bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9,10)

Untuk itu, marilah kita melihat diri kita sebagaimana Allah melihat kita, dan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita hidup dengan melakukan hal-hal yang kita yakini itu berasal dari nilai-nilai Firman Tuhan.

Pertama, sebagai imamat yang rajani: kita hidup tidak rendah diri atau minder, tapi juga tidak sombong dan tinggi hati.

Kita bisa bergaul dengan siapa saja, dengan orang kaya atau para bangsawan dan tidak menjadi minder tetapi juga tetap rendah hati.

Kedua, sebagai bangsa yang kudus: kita sadar bahwa kita hidup di lingkungan yang tidak ideal bahkan mungkin di lingkungan yang banyak dicemari oleh nilai-nilai yang tidak suci.

Tetapi kita sadar untuk bersedia menjadi orang yang berbeda, yang memegang nilai-nilai kesucian Tuhan.

Ketika misalnya, teman kita mulai berbicara yang kotor, kita dengan sopan bisa meminta ijin untuk melakukan tugas yang lain di tempat yang jauh dari mereka.

Ketiga, kita juga hidup sebagai orang yang memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar.

Artinya, Allah ingin agar melalui hidup kita, nama Tuhan dipermuliakan.

Orang menjadi tertarik untuk mengenal Tuhan, setelah melihat kesaksian hidup kita.

This image has an empty alt attribute; its file name is D4.png

Saudara, secara umum bagaimanakah pandangan orang-orang di sekitarmu, melihat kesaksianmu sehari-hari?