Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa kita tidak perlu berdoa dengan bertele-tele dan banyak kata-kata?
Apa yang dimaksud dengan “makanan kami yang secukupnya”?
Apa konsekuensinya jika kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
Apakah Tuhan yang membawa kita ke dalam pencobaan?
Saudara, ketika para murid Yesus menyodorkan makanan kepada-Nya di dekat sumur Yakub dekat kota Sikhar, Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan Samaria:
Yohanes 4:32-34”Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Saudara, sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka kerusakan terjadi di bumi ini, dan manusia selalu ingin berbuat dosa. Tuhan Allah dengan jelas mengatakan:
Kejadian 6:5-7”Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”
Akibat kejahatan manusia, Tuhan sangat pilu hati melihat tingkah laku mereka.
Tuhan berencana membinasakan semua makhluk hidup di bumi ini dengan mendatangkan banjir besar yang membinasakan manusia serta semua makhluk hidup di daratan.
Tuhan mendatangkan hujan selama empat puluh hari empat puluh malam, banjir melanda seluruh daratan di bumi.
Tetapi, Tuhan Allah menyelamatkan Nuh dan keluarganya.
Setelah Nuh dan keluarganya keluar dari bahtera yang menyelamatkan mereka, keluarga Nuh beranak pinak dan mulai memenuhi daerah demi daerah.
Manusia memulai kehidupan mereka kembali dan terus beranak pinak sehingga jumlah mereka menjadi banyak lagi.
Tuhan Allah bergaul dengan Nuh, serta dengan anak cucunya yang diperkenan oleh Tuhan, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub.
Yakub adalah leluhur dari kedua belas suku Israel.
Tuhan Allah menginginkan lahirnya suatu bangsa yang akan menjadi imam bagi dunia ini, serta merencanakan agar melalui bangsa pilihan ini Tuhan dapat memenuhi janji-Nya dan menjalankan rencana-Nya, yaitu melahirkan Mesias bagi dunia ini.
Tuhan Allah melaksanakan semua janji-Nya yang telah dinubuatkan oleh para nabi dengan mengutus Putra Tunggal-Nya, yaitu Yesus Kristus.
Dia yang disebut Firman Allah itu menjadi manusia, dilahirkan dari seorang perawan, yaitu Bunda Maria, yang membesarkan Yesus bersama suaminya, Yusuf, sebagai orang tua jasmaninya.
Namun Yesus menyadari bahwa diri-Nya adalah Anak Allah. Hal ini dapat kita baca melalui tulisan penulis Alkitab:
Lukas 2:46-51”Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”
Saudara, selama tiga puluh tiga setengah tahun, Yesus menjalani hidup kemanusiaan-Nya dengan sempurna.
Yesus adalah 100% manusia dan 100% Allah.
Sebagai manusia, Dia tidak melakukan dosa. Dia adalah gambaran Adam sesuai rencana Allah yang sebelumnya, sehingga Dia disebut Adam yang kedua.
Adam yang pertama jatuh ke dalam dosa, tetapi Adam yang kedua hidup dalam ketaatan kepada Allah Bapa.
Dia adalah domba paskah Allah. Dia adalah domba paskah tidak bercacat sehingga layak untuk menjadi korban penghapus dosa dunia ini.
Oleh kebenaran Yesus Kristus, kita dijadikan kebenaran Allah. Rasul Paulus dengan jelas menuliskan:
2 Korintus 5:21”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Roma 5:18-19”Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
Oleh karya Yesus selama tiga puluh tiga setengah tahun, Dia melakukan pekerjaan Bapa-Nya, yaitu memuridkan banyak orang dan mengutus dua belas murid-Nya sebagai rasul ke dunia ini, dimulai dari Yerusalem, seluruh Yudea, dan Samaria, sampai ke ujung bumi.
Setelah kebangkitan Yesus dari kematian-Nya, selama empat puluh hari Dia meyakinkan dan membuktikan kemesiasan-Nya, bahwa Dia bangkit dari kematian-Nya dan membuktikan bahwa Dia adalah Mesias yang tidak akan mati namun hidup selama-lamanya.
Hal ini dituliskan oleh Tabib Lukas dalam suratnya:
Kisah Para Rasul 1:3”Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”
Dan sebelum Yesus naik ke surga, Dia mengutus para murid-Nya untuk memuridkan semua bangsa, dimulai dari Yerusalem hingga ke ujung bumi.
Ini adalah kehendak Bapa agar Kerajaan Allah berada di bumi ini, seperti halnya Taman Eden dahulu.
Adam dan Hawa hidup bergaul dengan Allah dan manusia berkuasa di bumi, seperti yang dituliskan oleh Musa dalam kitabnya:
Kejadian 1:26-28”Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Saudara, sejak Tuhan Allah menciptakan manusia, Dia telah merancang agar manusia berkuasa atas bumi ini.
Namun, dosa menyebabkan segala kuasa itu dicuri oleh iblis dari manusia di Taman Eden.
Oleh karena itu, iblis menguasai manusia dan bumi ini.
Namun, oleh kuasa Tuhan Allah, Firman itu menjadi manusia dan mengerjakan semua perintah Bapa-Nya.
Dia melakukan kehendak Bapa-Nya sampai Yesus rela pergi ke dalam kerajaan maut untuk mengambil kembali kuasa yang dicurinya dari Adam, manusia pertama itu.
Sebagai Adam yang kedua, Yesus menaati semua perintah Bapa-Nya sampai Dia berkata di atas kayu salib: “Tetelestai” yang berarti Sudah Selesai.
Yesus mati, dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut untuk mengambil kunci kerajaan dan mengambil kuasa atas dunia ini.
Haleluya, Tuhan Yesus memiliki segala kuasa.
Oleh karena itu, Yesus berkata:
Matius 28:18-20”Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Tugas pemberitaan dan memuridkan itu diberikan kepada Gereja Kristus.
Semua orang percaya kepada Yesus memperoleh tugas ini sebagai bagian dari iman dan kepercayaan terhadap Kristus.
Saat ini sudah saatnya bagi Gereja atau orang percaya untuk berkata seperti yang pernah dikatakan Yesus:
Yohanes 4:34”Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Oleh karena itu, patutlah kita berkata dalam doa seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus: “Datanglah Kerajaan-Mu dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” (Matius 6:10).
Ketika Yesus berada di Taman Getsemani pada malam sebelum Dia ditangkap, Dia berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).
Marilah kita selalu berkata seperti itu dalam doa kita supaya kita bisa menjadi pelaku Firman Allah.
Firman itu menjadi kebenaran bagi kita, dan kita menjadi pelaku Firman yang selalu melakukan kehendak Bapa kita.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa sering kita tidak menjadi pelaku Firman atau tidak melakukan kehendak Bapa?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Dengan apa kita dikuduskan oleh Allah?
Dengan apa Yesus menguduskan kita ke dalam kebenaran?
Untuk siapa saja Yesus berdoa?
Apa yang menjadi doa khusus Yesus bagi orang percaya di kemudian hari pada waktu itu?
Saudara, ketika kita mendengar firman Tuhan yang membicarakan Injil keselamatan dan kita mempercayainya, maka seketika itu Roh Kudus dianugerahkan kepada kita sebagai meterai Allah yang menandakan bahwa kita milik-Nya.
Roh Kudus akan memulihkan kita dan mengajarkan kita segala sesuatu yang Bapa inginkan agar kita mengerti.
Seketika itu juga kita disebut anak-anak Allah dan menjadi anggota Kerajaan Allah.
Efesus 1:13”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.”
Yohanes 1:12”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa meskipun kita sebagai anak-anak Allah masih berada di dunia ini, kita bukanlah dari dunia ini.
Yohanes 17:15-16”Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.”
Sebagai anak-anak Allah, sikap dan perilaku kita seharusnya menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah yang hidup dalam kekudusan.
Dalam komunitas anak-anak Allah seharusnya kita menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah Bapa kita dan sudah sewajarnya kita hidup saling mengasihi.
Saat kita mengasihi Allah yang Maha Kudus seharusnya kita juga menunjukkan kasih kepada sesama kita, terutama saudara seiman.
Kasih pada Allah Bapa dapat kita tunjukkan dengan mentaati firman-Nya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus Kristus melalui Roh Kudus.
Sebagai warga Sorga, sudah menjadi tugas kita untuk melakukan pekerjaan Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Tuhan Yesus juga telah menyatakan bahwa:
Yohanes 17:18”Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”.
Amanat agung Kristus ditulis oleh lima penulis Alkitab kitab-kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan kitab Kisah Para Rasul.
Ketika suatu perintah disampaikan sebanyak lima kali, perintah tersebut sangatlah penting sehingga disebut sebagai amanat agung Kristus (perintah mulia Kristus).
Sebagai anak-anak Allah, sudah sepatutnya kita melakukan perintah agung tersebut dalam kehidupan kita.
Pelaksanaan perintah ini dikenal dengan istilah pekabaran Injil dan pemuridan.
Oleh karena itu, sudah semestinya anak-anak Allah menjadi pelaksana amanat agung Kristus.
Seluruh orang yang percaya kepada Yesus Kristus sudah seharusnya menjadi pelaksana amanat agung Kristus.
Namun banyak anak-anak Tuhan tidak pernah melakukan amanat agung itu, yakni mengabarkan Injil keselamatan atau hidup dengan tidak memuridkan.
Yesus telah menyatakan bahwa Dia mengutus para murid ke dunia ini untuk menyaksikan Injil Kerajaan Allah yaitu Injil kasih karunia atau Injil keselamatan.
Saudara, Yesus juga pernah berkata:
Matius 24:14”Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
Oleh karena itu, rasul Petrus pernah menulis dalam suratnya:
2 Petrus 3:12”yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.”
Jadi Saudara, sebagai utusan Allah di bumi ini, kita adalah orang-orang yang menantikan hari Tuhan dan juga yang mempercepat kedatangan hari Tuhan dengan melaksanakan amanat agung Kristus, memuridkan, berdoa, dan memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan tidak bersaksi, tidak memberitakan Injil, dan tidak memuridkan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Rasul Paulus diikuti dan diperhatikan hidupnya?
Apa yang Rasul Paulus lakukan sambil menangis?
Apa yang menjadi kemuliaan bagi mereka yang hidup sebagai seteru salib Kristus?
Orang percaya memiliki dwikewarganegaraan, kewargaan apa saja itu?
Tuhan akan mengubah kita dari tubuh daging menjadi tubuh seperti apa nantinya?
Saudara, setelah kita mengalami kelahiran baru, Allah memberi kita status baru sebagai anak-anak Allah.
Kita juga dimeteraikan dengan dianugerahkan Roh Kudus ke dalam hidup dalam hati kita.
Yohanes 1:12”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Efesus 1:13”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.”
Oleh Roh Kudus, kita diajar untuk mengerti kehidupan yang baru sebagai anak-anak Allah.
Yohanes 14:26”tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu dan mengubahkan hati kita.
Nabi Yehezkiel pernah menuliskan:
Yehezkiel 36:25-27”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”
Saudara, semua yang Roh Kudus kerjakan dalam hidup kita merupakan ciri atau tanda bahwa kita bukanlah penduduk bumi ini.
Ini adalah ciri hidup dari orang-orang yang berkewarganegaraan sorgawi.
Sebagai orang percaya, kita mengalami perubahan dalam hidup kita oleh karena pekerjaan Roh Kudus.
Roh Kudus membuat kita berbeda dengan orang dunia ini.
Misalnya, pengakuan Rasul Paulus ketika dia belum percaya kepada Yesus Kristus dan masih sebagai orang Farisi, seorang ahli Taurat, maka tanpa Roh Kudus dalam hidupnya, kuasa dosa dan kuasa daging masih menguasainya.
Maka dia katakan bahwa:
Roma 7:15-20”Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.”
Saudara, merupakan suatu keuntunganlah bagi kita ketika Tuhan menganugerahkan iman, yang menyebabkan kita beroleh keselamatan dan anugerah Roh Kudus.
Pada saat itu, kita dijadikan anak-anak Allah, dan Roh Kudus memberikan kuasa sebagai anak Allah kepada kita.
Status kewargaan kita juga berubah dari warga dunia ini menjadi warga Kerajaan Allah dengan meterai Roh Kudus dalam hidup kita.
Rasul Paulus juga menekankan pentingnya hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus:
Galatia 5:16-18”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
Saudara, sebagai orang percaya, marilah kita hidup oleh Roh Kudus supaya kita tidak lagi hidup dengan cara dunia dan terikat di bawah pengaruh kuasa daging dan dosa.
Ketika kita hidup oleh Roh Kudus dan menyerahkan hidup kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita akan hidup merdeka sebagai warga Kerajaan Allah.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak orang percaya tidak mencerminkan bahwa mereka adalah warga Kerajaan Sorga?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang harus kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah?
Bagaimana cara kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini?
Bagaimana cara kita dapat membedakan kehendak Allah?
Sesuai dengan ayat yang kita baca hari ini, apa yang sepatutnya kita pikirkan?
Tidak menjadi serupa dalam bahasa Yunani memiliki makna gramatikal tidak membiarkan dipengaruhi atau dibentuk oleh sesuatu yang eksternal.
Pada prinsipnya, manusia cenderung dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada dan berkembang.
Bahkan ketika diam tidak melakukan apapun, lingkungan secara perlahan akan membentuk atau mempengaruhi pola pikir manusia yang secara alami menyerap informasi dari luar ke dalam pikirannya.
Paulus menyampaikan Firman Tuhan untuk mengingatkan jemaat di Roma pada masa itu untuk tidak menyerap atau membiarkan pikiran mereka dimasuki dan dibentuk oleh nilai-nilai budaya masa itu.
Pada masa kitab Roma ditulis murid-murid menghadapi budaya Romawi yang kental dengan hedonisme, materialisme, stratifikasi sosial atau kelas sosial yang kaku.
Selain itu, terdapat agama-agama yang menyembah banyak dewa, sinkretisme yang memadukan berbagai kepercayaan agama dan banyak hal lagi.
Paulus meingingatkan jemaat di Roma untuk aktif berubah dengan pembaharuan budi mereka, karena bila mereka pasif maka secara natural pikiran dan tindakan mereka akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka berada.
Saudara, dunia pada masa kini intinya tidak jauh berbeda, hanya bentuk kemasannya menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang berkembang.
Filsafat dunia yang menyesatkan berkembang dengan bantuan teknologi dalam bentuk media sosial serta media penyiaran online yang bisa diakses orang dimanapun mereka berada.
Perkembangan teknologi sebagai pisau bermata dua yang dapat dimanfaatkan dengan baik atau digunakan untuk merusak pola pikir manusia yang memanfaatkannya.
Kita dapat memanfaatkan untuk belajar dan berubah pola pikir kita agar tidak sama dengan dunia ini dengan memilah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Namun pertanyaannya adalah bagaimana kita memilahnya bila kita tidak membaca sumber asli kebenaran yaitu dengan membaca FirmanNya setiap hari.
Kita perlu Firman Tuhan dan komunitas yang membantu kita untuk berubah sehingga tidak menjadi serupa dengan dunia.
Komunitas atau persekutuan dengan saudara seiman perlu kita lakukan agar kita tidak hanya mengerti tetapi juga melakukannya dalam kehidupan sehari-hari bersama komunitas yang mendukung.
Komunitas saat ini sudah tidak terbatas dalam satu lokal tempat, namun teknologi membuat kita bisa berkomunitas di dunia maya, sehingga pola pikir berubah dengan menyerap hal-hal baik.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang terjadi ketika kita mengikatkan diri pada Tuhan?
Apa yang Paulus ingatkan kepada jemaat korintus tentang percabulan?
Mengapa tubuh kita bukan milik kita lagi?
Apa yang harus kita lakukan dengan tubuh kita?
Pada masa gereja mula-mula, perbudakan merupakan hal yang umum.
Seorang budak dapat diperjualbelikan layaknya barang mati dengan harga sesuai dengan kemampuannya.
Seorang budak yang bepengalaman dan berpengetahuan memiliki harga yang berbeda dengan budak yang tidak berpengalaman.
Beberapa referensi menulis bahwa budak pada umumnya tidak mendapatkan upah dalam pekerjaannya, meskipun ada juga informasi budak yang memiliki pengetahuan tertentu dan berpengalaman diberi upah oleh majikannya.
Kondisi ini memberikan gambaran betapa sulitnya seorang budak untuk dapat menajdi merdeka dengan kemampuan mereka sendiri.
Pada masa itu, pelacuran dan perzinahan menjadi hal yang umum selain karena budaya juga sebagai akibat mayoritas masyarakat melakukan penyembahan berhala.
Paulus mengingatkan jemaat Korintus melalui Firman Tuhan dengan ilustrasi kehidupan seorang budak.
Mengapa sebagai budak, karena telah dikuasai oleh dosa dan kedagingan dengan nafsunya yang menyesatkan.
Manusia berdosa seperti budak yang tidak akan pernah sanggup membebaskan diri mereka sendiri menjadi manusia merdeka.
Mereka dikuasai oleh kedagingan akibat dosa.
Pada perikop ini Paulus mengingatkan tentang dosa percabulan yang merusak tubuh sendiri.
Secara khusus percabulan sebagai tindakan mengikatkan diri dengan perempuan cabul sehingga menjadi satu tubuh, dimana seharusnya mereka mengikatkan diri pada Tuhan dan menjadi satu roh dengan Dia.
Setelah kita mengaku Yesus sebagai juru selamat secara pribadi maka sejatinya tubuh kita bukan milik kita lagi, tetapi milik penebus kita.
Kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, sehingga sudah selayaknya kita gunakan tubuh sesuai kehendaknya.
Pada prinsipnya, tidak hanya masalah percabulan tetapi juga bagaimana kita merawat tubuh ini sebagai bentuk pelayanan dan penghormatan kepada Tuhan yang telah menebus tubuh kita.
Tubuh ini tidak seharusnya dirusak oleh makanan yang kita makan atau rusak karena tidak dirawat dengan pola hidup yang benar.
Tidak sedikit penyakit datang karena kita tidak memiliki pengetahuan atau mengabaikan hal-hal baik yang seharusnya kita lakukan secara konsisten kepada tubuh kita.
Menghargai dan merawat baitNya adalah bentuk pelayanan kita kepada milikNya yang telah dipercayakan kepada kita untuk dipelihara.
Mari kita muliakan Tuhan dengan tubuh kita, karena BaitNya bukanlah tempat percabulan, perzinahan atau sakit penyakit tetapi tempat Allah menyatakan kemuliaanNya.
Tubuh kita telah dibeli untuk digunakan sebagai alat-alat kebenaranNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.