MENJADIKAN KEHENDAK BAPA DI BUMI
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 6:8-13
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
- Mengapa kita tidak perlu berdoa dengan bertele-tele dan banyak kata-kata?
- Apa yang dimaksud dengan “makanan kami yang secukupnya”?
- Apa konsekuensinya jika kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
- Apakah Tuhan yang membawa kita ke dalam pencobaan?
Saudara, ketika para murid Yesus menyodorkan makanan kepada-Nya di dekat sumur Yakub dekat kota Sikhar, Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan Samaria:
Yohanes 4:32-34 ”Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Saudara, sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka kerusakan terjadi di bumi ini, dan manusia selalu ingin berbuat dosa. Tuhan Allah dengan jelas mengatakan:
Kejadian 6:5-7 ”Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”
Akibat kejahatan manusia, Tuhan sangat pilu hati melihat tingkah laku mereka.
Tuhan berencana membinasakan semua makhluk hidup di bumi ini dengan mendatangkan banjir besar yang membinasakan manusia serta semua makhluk hidup di daratan.
Tuhan mendatangkan hujan selama empat puluh hari empat puluh malam, banjir melanda seluruh daratan di bumi.
Tetapi, Tuhan Allah menyelamatkan Nuh dan keluarganya.
Setelah Nuh dan keluarganya keluar dari bahtera yang menyelamatkan mereka, keluarga Nuh beranak pinak dan mulai memenuhi daerah demi daerah.
Manusia memulai kehidupan mereka kembali dan terus beranak pinak sehingga jumlah mereka menjadi banyak lagi.
Tuhan Allah bergaul dengan Nuh, serta dengan anak cucunya yang diperkenan oleh Tuhan, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub.
Yakub adalah leluhur dari kedua belas suku Israel.
Tuhan Allah menginginkan lahirnya suatu bangsa yang akan menjadi imam bagi dunia ini, serta merencanakan agar melalui bangsa pilihan ini Tuhan dapat memenuhi janji-Nya dan menjalankan rencana-Nya, yaitu melahirkan Mesias bagi dunia ini.
Tuhan Allah melaksanakan semua janji-Nya yang telah dinubuatkan oleh para nabi dengan mengutus Putra Tunggal-Nya, yaitu Yesus Kristus.
Dia yang disebut Firman Allah itu menjadi manusia, dilahirkan dari seorang perawan, yaitu Bunda Maria, yang membesarkan Yesus bersama suaminya, Yusuf, sebagai orang tua jasmaninya.
Namun Yesus menyadari bahwa diri-Nya adalah Anak Allah. Hal ini dapat kita baca melalui tulisan penulis Alkitab:
Lukas 2:46-51 ”Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”
Saudara, selama tiga puluh tiga setengah tahun, Yesus menjalani hidup kemanusiaan-Nya dengan sempurna.
Yesus adalah 100% manusia dan 100% Allah.
Sebagai manusia, Dia tidak melakukan dosa. Dia adalah gambaran Adam sesuai rencana Allah yang sebelumnya, sehingga Dia disebut Adam yang kedua.
Adam yang pertama jatuh ke dalam dosa, tetapi Adam yang kedua hidup dalam ketaatan kepada Allah Bapa.
Dia adalah domba paskah Allah. Dia adalah domba paskah tidak bercacat sehingga layak untuk menjadi korban penghapus dosa dunia ini.
Oleh kebenaran Yesus Kristus, kita dijadikan kebenaran Allah. Rasul Paulus dengan jelas menuliskan:
2 Korintus 5:21 ”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Roma 5:18-19 ”Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
Oleh karya Yesus selama tiga puluh tiga setengah tahun, Dia melakukan pekerjaan Bapa-Nya, yaitu memuridkan banyak orang dan mengutus dua belas murid-Nya sebagai rasul ke dunia ini, dimulai dari Yerusalem, seluruh Yudea, dan Samaria, sampai ke ujung bumi.
Setelah kebangkitan Yesus dari kematian-Nya, selama empat puluh hari Dia meyakinkan dan membuktikan kemesiasan-Nya, bahwa Dia bangkit dari kematian-Nya dan membuktikan bahwa Dia adalah Mesias yang tidak akan mati namun hidup selama-lamanya.
Hal ini dituliskan oleh Tabib Lukas dalam suratnya:
Kisah Para Rasul 1:3 ”Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”
Dan sebelum Yesus naik ke surga, Dia mengutus para murid-Nya untuk memuridkan semua bangsa, dimulai dari Yerusalem hingga ke ujung bumi.
Ini adalah kehendak Bapa agar Kerajaan Allah berada di bumi ini, seperti halnya Taman Eden dahulu.
Adam dan Hawa hidup bergaul dengan Allah dan manusia berkuasa di bumi, seperti yang dituliskan oleh Musa dalam kitabnya:
Kejadian 1:26-28 ”Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Saudara, sejak Tuhan Allah menciptakan manusia, Dia telah merancang agar manusia berkuasa atas bumi ini.
Namun, dosa menyebabkan segala kuasa itu dicuri oleh iblis dari manusia di Taman Eden.
Oleh karena itu, iblis menguasai manusia dan bumi ini.
Namun, oleh kuasa Tuhan Allah, Firman itu menjadi manusia dan mengerjakan semua perintah Bapa-Nya.
Dia melakukan kehendak Bapa-Nya sampai Yesus rela pergi ke dalam kerajaan maut untuk mengambil kembali kuasa yang dicurinya dari Adam, manusia pertama itu.
Sebagai Adam yang kedua, Yesus menaati semua perintah Bapa-Nya sampai Dia berkata di atas kayu salib: “Tetelestai” yang berarti Sudah Selesai.
Yesus mati, dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut untuk mengambil kunci kerajaan dan mengambil kuasa atas dunia ini.
Haleluya, Tuhan Yesus memiliki segala kuasa.
Oleh karena itu, Yesus berkata:
Matius 28:18-20 ”Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Tugas pemberitaan dan memuridkan itu diberikan kepada Gereja Kristus.
Semua orang percaya kepada Yesus memperoleh tugas ini sebagai bagian dari iman dan kepercayaan terhadap Kristus.
Saat ini sudah saatnya bagi Gereja atau orang percaya untuk berkata seperti yang pernah dikatakan Yesus:
Yohanes 4:34 ”Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Oleh karena itu, patutlah kita berkata dalam doa seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus: “Datanglah Kerajaan-Mu dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” (Matius 6:10).
Ketika Yesus berada di Taman Getsemani pada malam sebelum Dia ditangkap, Dia berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).
Marilah kita selalu berkata seperti itu dalam doa kita supaya kita bisa menjadi pelaku Firman Allah.
Firman itu menjadi kebenaran bagi kita, dan kita menjadi pelaku Firman yang selalu melakukan kehendak Bapa kita.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa sering kita tidak menjadi pelaku Firman atau tidak melakukan kehendak Bapa?
Pembacaan Alkitab Setahun
Amsal 1-3