Sabtu, 13 April 2024

YANG KUAT MENANGGUNG YANG LEMAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 15:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa kewajiban dari seseorang yang kuat?
  2. Apa tujuan atau motivasi kita dalam memenuhi kesenangan saudara kita?
  3. Apa yang dialami Yesus ketika Dia mau menyenangkan kita?
  4. Pelajaran apa yang akan kita peroleh saat belajar dari Kitab Suci atau tulisan-tulisan masa lalu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika kita membaca Kitab Roma pasal 14, kita melihat dua aspek masalah yang dibahas di sana, yaitu jangan menghakimi saudaramu, dan jangan memberi batu sandungan.

Dari kedua judul tersebut, kita menemukan ada sekelompok saudara yang lemah imannya dan yang kuat imannya.

Saudara yang lemah imannya menyatakan bahwa tidak boleh makan babi karena dianggap haram dan dilarang oleh Tuhan, serta beribadah pada hari Sabat sebagai ketetapan Allah untuk selama-lamanya.

Karena pernyataan tersebut, sekelompok lainnya menyatakan bahwa Yesus telah mengatakan:

Markus 7:14-23 ”Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Saudara, semua makanan halal. Petrus juga menyatakan hal ini melalui tulisan Lukas dalam:

Kisah Para Rasul 10:9-16 ”Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab: “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.”

Seseorang yang gemar membaca Firman Tuhan memiliki iman yang kuat menyatakan bahwa semua makanan halal, sementara mereka yang tidak mengerti dan tidak tahu akan mengatakan bahwa “makan babi haram, dilarang oleh Yahwe yang Maha Kudus!” sehingga dapat terjadi perbedaan pendapat yang bisa menimbulkan perdebatan, serta perselisihan yang dapat memicu kebencian.

Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan agar mereka yang kuat imannya dapat mengerti dan menerima saudara-saudara yang lemah imannya.

Janganlah menghakimi mereka, tetapi terimalah mereka sebagai saudara seiman yang juga telah ditebus oleh darah Yesus.

Dalam masalah makanan juga, janganlah menghakimi yang makan dan jangan menghakimi yang tidak makan karena kita tidak berhak untuk menghakimi saudara kita.

Roma 14:4 ”Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.”

Saudara, perbedaan juga muncul mengenai hari-hari raya, perayaan, atau hari-hari khusus seperti Sabat, dan lain sebagainya.

Ada yang menganggap hari-hari tersebut penting, sementara ada yang menganggap bahwa semua hari adalah hari Tuhan.

Sebagai contoh, ada yang tidak berdagang pada hari Jumat, Minggu, atau Senin, dan ada pula yang menganggap wajib berpuasa pada hari Kamis.

Semua ini bisa menyebabkan perselisihan, perdebatan, bahkan keributan.

Oleh karena itu, Paulus mengingatkan:

Roma 14:5-6 ”Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.”

Saudara, marilah kita bisa menerima saudara kita yang lemah imannya tanpa membicarakan kelemahannya.

Karena itu, marilah kita tidak saling menghakimi lagi.

Lebih baik jika kita menganut pandangan janganlah kita membuat saudara kita jatuh tersandung.

Roma 14:14-23 ”Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”

Oleh karena itu, marilah kita tidak menghakimi dan juga tidak menjadi sandungan, terutama bagi sesama saudara seiman!

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak menghakimi dan tidak menjadi sandungan bagi saudara seiman kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 3-5

Jumat, 12 April 2024

TURUT MENDERITA BERSAMA SAUDARA YANG LAIN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 12:23-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kepada anggota tubuh seperti apa yang kita harus memberikan penghormatan dan perhatian khusus?
  2. Siapa yang tidak membutuhkan perhatian dan penghormatan khusus?
  3. Apa yang harus dilakukan supaya tidak terjadi perpecahan dalam tubuh?
  4. Siapa yang menyusun dan membentuk tubuh kita sehingga semua anggota tubuh bisa saling memperhatikan?
  5. Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, namun jika satu anggota dihormati, maka bagaimana sikap anggota yang lain?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, jemaat diibaratkan sebagai satu tubuh.

Begitu juga gereja Tuhan digambarkan sebagai tubuh Kristus, dengan Yesus Kristus sebagai Kepala dan setiap kita adalah anggota tubuh Kristus.

Sebagai anggota tubuh, kita harus siap dan rela berjejaring untuk membangun tubuh Kristus, yang juga digambarkan sebagai bait Allah atau rumah rohani.

Petrus menasehatkan:

1 Petrus 2:5 ”Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”

Efesus 2:21-22 ”Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”

Namun, sebagai anggota tubuh Kristus, dimana setiap kita adalah batu hidup yang disusun oleh arsitek agung untuk menjadi tempat kediaman Allah.

Sebagai tubuh, jika terjadi satu anggota mengalami kesakitan atau penderitaan, maka sebenarnya seluruh tubuh akan mengalami kesakitan dan penderitaan juga.

Oleh karena itu, marilah kita menerapkan apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Ibrani:

Ibrani 10:24-25 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Marilah kita saling memperhatikan, sehingga jika ada saudara yang mengalami kesusahan atau penderitaan, kita bisa turut merasakannya atau memberikan bantuan supaya penderitaannya tidak berlangsung lama.

Melalui pertolongan dari saudara-saudara, kita dapat meringankan penderitaan tersebut karena turut memikul beban saudaranya atau datang untuk memberikan bantuan sehingga membawa keringanan.

Dengan saling memperhatikan, setiap saudara bisa dengan mudah turut ambil bagian dalam merasakan beban dan penderitaan saudara lainnya, sehingga dapat turut menderita bersama dengan saudara yang sedang mengalami penderitaan.

Haleluya, Puji Tuhan. Amin!

Mengapa ada orang yang merasa tidak suka ketika mendapat perhatian dari saudaranya?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 1-2

Kamis, 11 April 2024

MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang ada di dalam Kristus?
  2. Apa yang diinginkan oleh Rasul Paulus dari jemaat Filipi?
  3. Bagaimana sekelompok orang dapat menjadi satu pikiran, satu tujuan, dan sehati sepikir?
  4. Apa yang terjadi jika seorang anggota komunitas hendak mencari pujian dan mementingkan dirinya sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, komunitas adalah individu yang memiliki keinginan dan pemikiran yang berbeda, meskipun mereka berada dalam satu komunitas, seperti komunitas Goes atau penggemar bersepeda.

Meskipun mereka memiliki kesenangan yang sama dalam hal bersepeda, seperti melakukan tur ke luar kota atau tempat-tempat jauh, mereka tetap memiliki perbedaan dalam berbagai hal.

Begitu juga misalnya dalam satu jemaat gereja, mereka memiliki satu keyakinan dan pengakuan terhadap doktrin yang mereka pegang.

Namun, mereka tetap memiliki perbedaan dalam pola pikir dan kesenangan, terutama bagi mereka yang belum dewasa dalam Tuhan.

Bagi mereka yang sedang bertumbuh dengan latar belakang kehidupan yang beragam akan menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Filipi dalam hal seperti ini, agar mereka hidup dalam Kristus, sehingga dapat saling menasihati dan menghibur, serta bersekutu dalam Roh, serta mengasihi dengan mesra dan penuh belas kasihan terhadap sesama anggota, sehingga semua dapat mengalami pertumbuhan bersama.

Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi:

Filipi 2:1-7 ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Nasehat dari Rasul Paulus ini sangat baik untuk dilakukan dalam kehidupan kita di jemaat, baik dalam kelompok-kelompok jemaat maupun di wilayah Timur, Barat, dan Selatan.

Di dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat berbagai orang dengan perbedaan suku, kebiasaan, pendidikan, dan status sosial yang beragam.

Berbagai gaya hidup yang berbeda-beda dapat menjadi penghalang bagi tercapainya kesatuan.

Misalnya, ketika saudara-saudara dari satu daerah berkumpul, mereka cenderung berkomunikasi dalam bahasa daerah mereka masing-masing.

Meskipun tidak melanggar aturan, namun ketika ada teman dari daerah lain di dalam kelompok tersebut, marilah kita berkomunikasi dalam bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia, agar saudara yang tidak mengerti bahasa daerah tersebut tidak merasa terasingkan.

Mari kita terapkan prinsip yang diajarkan oleh Rasul Paulus, bahwa “Kamu bukanlah orang asing, tapi kawan sewarga jemaat”, sehingga tidak ada sekat atau perbedaan yang menghalangi persaudaraan atau persahabatan di antara kita.

Janganlah mementingkan diri sendiri, tetapi pikirkanlah juga kepentingan orang lain. Mari kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Saudara, saya sering memperhatikan di tempat umum, dimana orang-orang muda duduk-duduk sementara di sekitar mereka ada ibu-ibu hamil yang berdiri menunggu sesuatu.

Saya melihat mereka tertawa dan mengobrol dengan penuh kesenangan, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ibu-ibu hamil yang berdiri di sekitar mereka dengan perut yang besar.

Mereka seolah-olah abai dan tidak menghiraukan keberadaan ibu hamil itu.

Dalam hati saya, saya berpikir bahwa itulah perilaku orang-orang dunia yang egois, tidak memahami etika, dan seringkali hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

Marilah kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Misalnya, ketika kita duduk dan melihat ada orang tua berdiri di sekitar kita yang tidak mendapatkan kursi, mari kita tawarkan kursi kita kepada mereka dan berdiri agak menjauh untuk memberikan tempat bagi mereka.

Dalam banyak hal, marilah kita mendahulukan orang lain.

Saya sering melihat di antrian di rumah sakit, ibu-ibu hamil berdiri menunggu panggilan nomor antrian, sehingga saya langsung berdiri untuk memberikan kursi saya kepada mereka.

Saya kemudian menunggu sambil berdiri hingga tiba giliran saya dipanggil.

Dalam berbagai aspek, marilah kita belajar untuk mendahulukan saudara yang lain, sehingga apa yang diingatkan oleh Rasul Paulus dapat terjadi dalam jemaat kita.

Haleluya, Puji Tuhan. Amin!

Mengapa sering terjadi perselisihan dalam jemaat Tuhan? Cobalah diskusikan bagaimana cara menemukan jalan keluar dari situasi tersebut.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Samuel 22-24

Rabu, 10 April 2024

MENGASIHI SAUDARA SEBAGAI MANIFESTASI HIDUP DALAM TERANG

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 2:7-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Pada zaman itu, apakah perintah lama yang sudah ada bagi orang Israel?
  2. Pada saat itu, apakah terang yang benar?
  3. Siapa yang disebut masih tinggal dalam kegelapan?
  4. Siapa yang telah keluar dari kegelapan?
  5. Siapa yang tidak mengetahui arah jalannya atau tersesat?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, dari ayat-ayat firman Tuhan di atas, kita belajar tentang perintah Tuhan yang telah diberikan kepada orang Israel. Yesus mengatakan:

Yohanes 13:34-35 ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Matius 22:35-40 ”dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Dari kedua ayat firman Tuhan di atas, kita diajarkan sebagai pengikut Kristus untuk hidup dalam terang Yesus Kristus, dan oleh karena itu sepatutnya kita hidup melakukan perintah-Nya.

Ketika kita saling mengasihi, dunia akan menyadari bahwa kita adalah murid-murid Yesus Kristus.

Ketika kita hidup sebagai murid Kristus maka kita hidup dalam terang-Nya.

Dapat dipastikan bahwa kita berjalan dalam kebenaran, karena perintah-perintah Yesus mengarahkan kita kepada kehendak Tuhan Yesus, atau dengan kata lain, kita hidup dalam kehendak-Nya.

Yohanes menasihati jemaat mula-mula:

1 Yohanes 4:19-21 ”Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”

Saudara, dengan jelas Yohanes menyatakan bahwa seseorang yang mengaku percaya kepada Tuhan dan mengasihi-Nya, namun pada saat yang sama tidak menyukai saudaranya, jelas Rasul Yohanes mengatakan bahwa orang tersebut adalah pendusta.

Bagaimana mungkin ia mengaku mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan saudara yang terlihat tidak dia sukai?

Dialah yang disebut pendusta.

Ketika seseorang yang percaya membenci saudaranya, dia telah memasuki daerah kegelapan.

Terang Tuhan tidak menyinari hatinya, dan dia memasuki daerah kegelapan dimana terang Tuhan tidak tinggal di dalamnya.

Dia berada dalam kegelapan dan hidup dalam kegelapan, tidak mengetahui arah kemana dia akan pergi, karena kegelapan telah membutakan matanya.

Mengapa seseorang yang percaya bisa membenci saudaranya? Karena ia mengasihi dunia dan segala yang ada di dalamnya.

Jika seseorang mengasihi dunia, maka kasih terhadap Bapa tidak ada di dalamnya.

Jadi, dia berdusta jika mengatakan bahwa dia mengasihi Allah Bapa. Rasul Yohanes berkata:

1 Yohanes 2:15-16 ”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”

Mengasihi sesama manusia merupakan bukti bahwa kita hidup dalam terang.

Yesus menyatakan bahwa hidup saling mengasihi merupakan bukti bahwa kita adalah murid-murid Yesus.

Murid Yesus adalah orang-orang yang hidup dalam terang, tidak hidup mengikuti keinginan daging, atau keinginan mata serta keangkuhan hidup.

Keangkuhan seringkali menyebabkan anak-anak Tuhan bertengkar dan bermasalah sehingga timbul amarah, kebencian seringkali sampai dendam.

Inilah yang membuat Roh Kudus berduka dan padam, sehingga membuat seseorang berada dalam banyak masalah karena memasuki area kegelapan yang menyebabkan kesesatan dan kebingungan tanpa arah dan tidak menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

Hanya dengan bertobat dan mengakui di hadapan Tuhan serta berdamai dengan saudara-saudaranya sehingga Roh tidak padam dan berduka dan mendapatkan kembali arahan dari Roh Kudus, yang mengajarkan jalan-jalan kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita yang sejati.

Mari kita saling mengasihi sebagai manifestasi hidup dalam Kristus.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Mengapa bisa timbul kebencian diantara orang “percaya”?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Samuel 19-21

Selasa, 9 April 2024

TANDA MENGASIHI ANAK ALLAH

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 5:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang lahir dari Allah?
  2. Apakah saudara lahir dari Allah? Apa buktinya?
  3. Apakah tandanya kita mengasihi anak-anak Allah?
  4. Apakah semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Perikop yang kita baca hari ini mengingatkan kita untuk mengasihi Dia yang lahir daripadaNya dan juga mengasihi anak-anak Allah.

Ada suatu tanda yang diberikan sebagai bukti bahwa kita mengasihi anak-anak Allah yaitu bahwa kita mengasihi Allah dan melakukan perintahNya.

Kedua hal ini dilakukan bersamaan seperti yang ditulis dalam ayat 3: “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya. Perintah-perintahNya itu tidak berat”.

Jadi kesimpulannya adalah mengasihi Allah dan mengasihi anak-anakNya adalah dua hal yang harus dilakukan untuk membuktikan kasih kita.

Lalu bagaimana cara kita mengasihi? Dengan menuruti perintahNya!

Apakah perintah-perintahNya berat? tentu tidak, karena seperti yang tertulis bahwa semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia dengan Iman.

Yesus telah memberi teladan bagaimana Dia mengasihi kita yaitu dengan mentaati apa yang dikehendaki Bapa, Yesus telah membuktikan bahwa Dia berhasil menyelesaikan perintah Bapa hingga di kayu salib.

Tentunya banyak hal yang harus dialami oleh Yesus diantarnya adalah penolakan, penghujatan, penganiayaan dan penderitaan yang dilakukan justru oleh manusia yang dikasihiNya.

Manusia berdosa memang tidak mengenal kasih Allah hingga Yesus berhasil menebus kita semua dengan darahNya.

Hari ini mata kita terbuka akan kasih Allah karena Roh Kudus yang menolong kita, tanpa Sang Penolong kita sejatinya tidak akan dapat mengasihi seperti Allah mengasihi.

Bagaimana mungkin mengasihi orang yang mengecewakan kita, menolak kita, mungkin juga mencelakai kita tanpa Roh Kudus?

Saudara, perintah-perintahNya tidak berat karena kita punya iman yang mengalahkan dunia dan Yesus telah menjadi teladan bagi kita.

Firman Tuhan mengingatkan kepada kita untuk mengasihi saudara yang lain apapun kondisinya bahkan mungkin mengecewakan kita.

Yesus juga mengasihi kita ketika kita manusia berdosa dan menyakiti hatiNya.

Dia menerima kelemahan kita dan hingga saat ini masih sabar memproses hidup kita untuk berubah menjadi serupa dengan Dia.

Jadi, mari kita tanya kepada diri sendiri, apakah kita telah mengasihi anak-anak Allah dan apa buktinya?

Mari kita direnungkan.

Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Samuel 16-18