Jumat, 23 Agustus 2024

MENGASIHI MUSUH DAN BERDOA BAGI YANG MENGANIAYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:43-47

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 5:44!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah perintah Tuhan bagi kita terhadap musuh kita?
  2. Dan bagi orang yang menganiaya kita apakah yang harus kita lakukan?
  3. Mengapa kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dunia mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia, namun membenci musuh kita.

Tetapi bagi orang percaya seperti yang diajarkan oleh Yesus maka kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya kita karena musuh kita adalah sesama kita juga.

“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:18).

Kita mengasihi musuh kita karena Allah mengasihi orang yang baik dan orang yang jahat, maka kita pun harus memiliki sikap dan pandangan yang demikian terhadap musuh kita, sehingga kita merepresentasikan Allah Bapa yang mengasihi setiap orang.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:45-48).

Tuhan Yesus pernah mengajarkan kepada murid-murid-Nya agar mereka mengasihi sesama mereka termasuk musuh mereka.

Dalam Lukas 10:30-37 dituliskan dimana ada seorang yang jatuh ke tangan penyamun dan dipukul hingga setengah mati.

Ada seorang imam yang melihat orang tersebut tetapi tidak menolong orang tersebut, demikian juga seorang Lewi.

Padahal Imam dan Lewi adalah pelayan Tuhan, orang yang dinilai dekat dengan Tuhan, yang dipastikan memiliki hati untuk melayani orang yang sedang menderita.

Karena Imam dan Lewi tidak menganggap bahwa orang yang menderita itu adalah sesama mereka.

Namun ketika orang Samaria lewat dimana mereka tidak bergaul dengan orang Yahudi, orang Samaria tersebut menolong, mengobati dan membayar uang pengobatan bagi orang Yahudi tersebut, walaupun musuhnya.

Yesus mengajarkan kepada kita bahwa musuh kita juga adalah sesama kita.

Hal yang kita perlukan agar kita dapat mengasihi musuh kita dan berdoa buat mereka adalah belas kasihan, seperti yang dimiliki oleh Yesus.

”Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (Lukas 10:36-37).

Marilah kita mengasihi musuh kita dan berdoa untuk mereka dengan belas kasihan dari Bapa sampai mereka mengalami kasih Bapa, khususnya bagi orang-orang yang memusuhi kita karena Injil yang kita beritakan.

Diskusikanlah pengalaman saudara dalam komunitas saudara bagaimana saudara berkemenangan untuk mengasihi musuh saudara dan berdoa buat mereka.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 38-41

Kamis, 22 Agustus 2024

MENGASIHI BUKAN DENGAN PERKATAAN SAJA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 3:14-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Yohanes 3:18!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah bukti dari kehidupan kita yang sudah pindah dari maut ke dalam hidup?
  2. Sama dengan siapakah kita ketika tidak mengasihi saudara-saudara kita?
  3. Coba tuliskan beberapa sikap yang membuktikan bahwa kita mengasihi saudara-saudara kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Perintah utama dari Tuhan bagi setiap orang yang percaya adalah mengasihi Tuhan dan sesama manusia.

”Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).

”Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” (Markus 12:33).

”Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” (Lukas 10:28).

Tuhan juga menginginkan agar kita mengasihi saudara-saudara kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi.

Itulah sebabnya kita harus mengasihi saudara-saudara kita tidak hanya dengan perkataan atau lidah tetapi juga dengan perbuatan dan dalam kebenaran, sehingga ketika saudara-saudara kita menderita kekurangan maka kita harus membantu dan menolong mereka.

Hal itu harus kita lakukan karena Yesus telah memberikan teladan bagi kita dimana Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, maka kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita tanpa menuntut balas kepada mereka, sehingga di tengah-tengah jemaat Tuhan tidak ada yang kekurangan dan menjauhkan umat Tuhan dari egois dan mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan orang lain.

Begitu pentingnya perintah Tuhan dalam hal mengasihi sesama maka setiap orang yang membenci saudaranya, mereka akan disebut sebagai pembunuh manusia dan setiap pembunuh saudara tidak akan memiliki hidup yang kekal.

Dan ketika kita hidup dalam mengasihi saudara-saudara yang lain maka hal tersebut sebagai bukti bahwa kita sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup dan membuktikan bahwa kita telah beroleh hidup yang kekal.

Oleh karena itu Tuhan ingin agar di tengah jemaat kita tidak menyimpan kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah termasuk kejahatan dalam bentuk apapun terhadap saudara kita.

Tetapi kita harus hidup saling mengampuni dan penuh kasih mesra.

”Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:31-32).

Dan wujud mengasihi dalam perbuatan adalah hidup dalam saling bertolongan dan selalu berbuat baik.

”Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Galatia 6:2,10).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mewujudkan kasih saudara kepada saudara seiman dengan perbuatan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 35-37

Rabu, 21 Agustus 2024

MENGANGGAP YANG LAIN LEBIH UTAMA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah nasihat Paulus untuk kehidupan bersama?
  2. Apakah contoh yang digunakan Rasul Paulus sebagai dasar hidup bersama?
  3. Apakah akibat dari merendahkan diri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:1-4).

Dalam dunia yang semakin individualistis, mengutamakan kepentingan orang lain adalah tindakan yang tidak mudah. Ini bukan tindakan yang populer.

Banyak orang lebih mencintai dirinya sendiri,  seperti yang diingatkan Rasul Paulus kepada Timotius tentang manusia pada akhir zaman: “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama” (2 Timotius 3:2).

Sifat individualistis bertentangan dengan gaya hidup orang Kristen, yang harus mengutamakan kepentingan orang lain.

Ada sebuah kisah sangat menarik saat perang dunia,  tentang perjalanan tiga orang  dalam musim dingin/salju yang tebal menuju suatu tempat.

Dalam perjalanan tersebut satu orang sudah sangat lemah dan tidak mampu berjalan lagi karena sakit yang dideritanya.

Kedua orang yang masih sehat berdebat untuk menggendong atau meninggalkan orang sakit tersebut.

Akhirnya Satu orang memutuskan untuk membiarkan orang yang sakit itu dan meninggalkannya.

Sedangkan satu orang lagi memutuskan untuk menggendong orang sakit itu.

Dalam perjalanan yang perlahan karena menggendong temannya yang sakit mereka menemukan teman yang berjalan sendiri mati di tengah jalan karena kelelahan dan kedinginan.

Sedangkan dua orang ini akhirnya tiba di tempat dengan selamat. Orang yang menggendong temannya yang sakit itu selamat karena tubuh mereka saling menghangatkan.

Orang yang tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri akhirnya selamat.

Saudara, Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Filipi untuk memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus, yang memikirkan nasib orang-orang berdosa yang akan binasa.

Tuhan Yesus rela menanggalkan Keilahiannya untuk menebus manusia berdosa.

Demikian juga jemaat diajarkan memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus dalam hidup berjemaat, yaitu mengutamakan kepentingan orang lain.

Hal tersebut juga dipraktikkan oleh jemaat mula-mula; “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kisah Para Rasul 4:32).

Mereka saling membantu karena mereka tidak menganggap diri mereka lebih penting dari yang lainnya.

Saudara, untuk memiliki cara hidup yang mau mementingkan orang lain dimulai dari belajar hidup seperti Tuhan Yesus.

Semakin mengenal Dia dan kasih-Nya, semakin kita mau merendahkan diri dan tidak mementingkan diri sendiri.

Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi pribadi yang mau mementingkan kepentingan orang lain.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 32-34

Selasa, 20 Agustus 2024

JANGAN MENCARI KEPENTINGAN SENDIRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 2:5-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Rasul Paulus sedang membicarakan siapa dalam suratnya tersebut?
  2. Apakah hukuman bagi orang yang berdosa?
  3. Apakah ciri orang berdosa yang belum mengenal Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman”. (Roma 2:6-8).

Dalam ayat-ayat di atas, Rasul Paulus sedang membicarakan orang-orang berdosa yang akan dibinasakan karena mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.

Salah satu ciri orang berdosa atau mereka yang belum mengenal Allah adalah hidup mencari kepentingan sendiri atau individualistis atau serakah.

Saudara, sifat individualistis  atau keserakahan adalah ciri hidup orang berdosa yang harus kita matikan.

Sekalipun kita sudah lahir baru, masih mungkin memiliki cara hidup individualistis.

Oleh karena itu kita harus secara aktif mematikan cara hidup tersebut: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kolose 3:5).

Manusia lama kita harus ditanggalkan.

Mematikan cara hidup lama saja belum cukup, Rasul Paulus meminta jemaat untuk mengenakan (memakai) cara hidup yang baru.

Jadi, perubahan hidup adalah pilihan yang harus dipilih terus menerus.

Harus diusahakan, seperti kita mengenakan pakaian setiap hari.

“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”. (Kolose 3:12-13).

Saudara, ciptaan baru kita memiliki kemampuan untuk memilih cara hidup yang berkenan kepada Allah, salah satunya tidak mementingkan diri sendiri. Hal tersebut dalam dimulai dalam keluarga dan gereja lokal.

Mulailah belajar untuk melihat kepentingan saudara yang sedang kekurangan atau membutuhkan bantuan.

Doakan dan bertindaklah.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 30-31

Senin, 19 Agustus 2024

MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI AWAL KEKACAUAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YAKOBUS 3:13-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud hikmat dari atas?
  2. Apakah yang dimaksud hikmat dunia?
  3. Apakah hasil dari hikmat dari atas?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat”. (Yakobus 3:16).

Secara umum surat Yakobus pada mulanya ditujukan untuk orang-orang Kristen Yahudi, orang-orang yang pertama bertobat di Yerusalem.

Setelah Stefanus mati syahid dan penganiayaan atas orang-orang Kristen terjadi, mereka kemudian terserak ke berbagai tempat.

Melalui suratnya, Yakobus menguatkan mereka yang sedang teraniaya, memperbaiki pemahaman tentang iman yang menyelamatkan dan hasil-hasil  praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan baik.

Ayat-ayat yang menjadi renungkan kita adalah bagian dari praktis iman Kristen yang baik, terutama terkait menghindari hikmat dunia yang menyebabkan hidup dengan mementingkan diri sendiri.  

Hikmat menurut Yakobus ada dua, hikmat dari Tuhan dan hikmat dari dunia ini.

Hikmat dari dunia ini menghasilkan iri hati dan mementingkan diri sendiri, yang pada akhirnya menghasilkan kekacauan dan segala macam kejahatan.

Sedangkan hikmat yang benar berasal dari Tuhan, murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Supaya saudara tidak menimbulkan kekacauan dalam hidup, janganlah mau menggunakan hikmat dunia ini dan janganlah bersandar kepada hikmat dunia.

Kejarlah hikmat yang berasal dari Tuhan, hikmat yang mendatangkan berkat.

Saudara, bagaimana cara memperoleh hikmat yang berasal dari Tuhan? Pertama, miliki sikap hati takut akan Tuhan.

Karena permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan.

Kemudian mintalah kepada Tuhan : “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya(Yakobus 1:5).

Hikmat dari Tuhan juga sangat dibutuhkan untuk sebuah kebangunan rohani.

Seperti yang terjadi dalam zaman Salomo: “Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya(1 Raja-raja 10:24).  

Berbagai bangsa datang kepada Salomo, untuk melihat hikmat Tuhan.

Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan, dan mintalah hikmat Tuhan setiap hari.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana mendapatkan hikmat Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 26-29