ALLAH YANG MEMBAWA KITA KELUAR DARI PERBUDAKAN DOSA
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini :
KELUARAN 20:1-5
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Tuhan harus mengeluarkan Bangsa Israel dari Mesir?
Bagaimana cara Tuhan mengeluarkan Bangsa Israel dari tanah Mesir?
Dalam perjanjian Baru, apakah yang dimaksud dengan perbudakan?
“Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”. (Keluaran 20:1-2).
Menurut catatan dalam Alkitab, bangsa Israel diperbudak di Mesir selama sekitar 400 tahun sebelum dibebaskan Tuhan melalui Musa.
Selama masa perbudakan di Mesir, bangsa Israel dipaksa untuk bekerja sebagai budak oleh para penguasa Mesir.
Mereka dijadikan pekerja paksa untuk membangun infrastruktur, seperti bangunan-bangunan besar dan proyek-proyek konstruksi lainnya.
Mereka juga menderita di bawah penindasan dan perlakuan kasar dari penguasa Mesir.
Meskipun diperlakukan dengan kejam, bangsa Israel tetap mempertahankan identitas dan keyakinan mereka sebagai bangsa yang dipilih oleh Allah.
Mereka menjaga tradisi agama dan budaya mereka, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
Selama masa perbudakan ini, keyakinan mereka bahwa suatu hari mereka akan dibebaskan dan dikembalikan ke tanah yang dijanjikan tetap kuat, dan keyakinan ini kemudian terbukti benar ketika Tuhan melalui Musa memimpin mereka keluar dari perbudakan Mesir.
Kisah perbudakan bangsa Israel di Mesir adalah gambaran masa lalu kita sebelum menerima kasih karunia, berupa keselamatan dalam Kristus.
Kita diperbudak dosa. Kita ingin lepas dari dosa dan akibatnya yaitu maut, tetapi tidak bisa.
“Tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” (Roma 8:21).
Seumur hidup kita ada dalam ketakutan kepada maut.
Saudara, sekarang kita adalah orang-orang yang merdeka dari perbudakan dosa dan maut.
Tetapi tidak sepatutnya menggunakan kemerdekaan itu untuk hidup dalam dosa, tetapi kita pergunakan untuk melayani Tuhan.
Kita diberikan kuasa untuk menaklukkan dosa dan hidup dalam kebenaran.
Kita sekarang bukan lagi orang berdosa, tetapi orang yang benar.
Status kita sudah berubah, dari orang berdosa menjadi orang benar yaitu orang yang telah dikuduskan Allah melalui darah Tuhan Yesus.
Dahulu sebagai orang berdosa, kita menghasilkan buah-buah dosa, sekarang sebagai orang benar, sepatutnya kita menghasilkan buah-buah kebenaran.
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.”(Kolose 3:12).
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya menghasilkan buah-buah kebenaran.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang tidak boleh kita kasihi?
Apa yang bisa menggeser kasih terhadap Bapa dari kita?
Apa yang tengah terjadi dengan dunia saat ini?
Siapa yang tidak akan ikut lenyap?
Saudara, suatu larangan tetap relevan sepanjang zaman yang diwahyukan oleh Roh Kudus kepada jemaat Kristus yang terus berlaku karena iblis senantiasa menggunakannya dari zaman purba hingga saat ini.
Jurus tipu-tipu iblis itu berada di sekitar wilayah tertentu, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Semua keinginan ini bukanlah berasal dari Bapa atau Tuhan Allah.
Keinginan ini berasal dari diri manusia yaitu tubuh dan jiwa yang dikuasai oleh tubuh manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Dosalah yang mengubah keinginan wajar ini menjadi sumber pencobaan.
Keinginan wajar ini oleh iblis dijadikan sumber pencobaan, yang digunakan untuk melawan atau memberontak terhadap titah atau perintah Tuhan Allah.
Mari kita lihat saat Adam dan Hawa, nenek moyang manusia, saat berada di Taman Eden.
Iblis datang dengan isu yang menunjukkan bahwa Tuhan Allah kejam atau raja tega:
Kejadian 3:1-7”Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.”
Saudara, dari bagian firman ini, kita melihat bagaimana ular yang dimasuki oleh iblis menuduh bahwa Tuhan melarang mereka memakan buah yang ada di taman itu.
Ular memprovokasi bahwa mereka tidak akan mati jika memakan buah terlarang itu, bahkan dengan memakannya, mereka akan menjadi seperti Allah dapat mengetahui apa yang jahat dan apa yang baik.
Pernyataan ular iblis tersebut membuat Hawa menjadi gegabah karena menambah-nambahi firman Tuhan Allah.
Tuhan Allah berfirman:
Kejadian 2:16-17”Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Saudara, Tuhan Allah tidak melarang untuk meraba buah dari pohon itu.
Hal yang dilarang adalah memakan buah dari pohon tersebut.
Ketika provokasi dilakukan oleh ular iblis itu, Hawa mulai memikirkan buah dari pohon itu dan mulai melihat-lihat.
Saat Adam dan Hawa bersama berada di sekitar pohon itu, mereka mulai memperhatikan.
Lalu timbullah keinginan daging bahwa buah dari pohon itu baik untuk dimakan dan kelihatannya sedap sehingga keinginan mata pun mulai bangkit.
Lagi pula, pohon itu menarik hati karena memberi pengertian, kemudian keangkuhan hidup pun bangkit yaitu ingin menjadi seperti Allah yang mengetahui yang jahat dan yang baik.
Ketika Hawa mulai menjamah atau meraba buah dari pohon itu, ternyata dia tidak mati.
Adam pun menjadi berani dan meragukan kebenaran yang dikatakan Tuhan Allah. Ketika Hawa memakannya dan juga tidak mati, maka Adam juga memakannya.
Keduanya tidak mati, bahkan kemudian mata mereka terbuka menyadari bahwa mereka telanjang dan merasa malu.
Benar kata ular iblis itu, mereka tidak mati setelah memakan buah itu.
Ketika mata mereka terbuka, mereka menyadari bahwa mereka telanjang dan merasa malu.
Namun, apakah benar mereka tidak mati pada hari itu? Sejak Adam dan Hawa memakan buah itu, tidak ada manusia yang hidup lebih dari seribu tahun.
Satu hari bagi Allah sama dengan seribu tahun bagi manusia.
Tuhan Allah menciptakan manusia untuk hidup kekal. Karena dosa manusia pertama, maka Metusalah menjadi manusia yang memiliki usia terpanjang.
Kejadian 5:27”Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.”
Metusalah mati dalam sehari sesuai dengan firman Tuhan. Mari kita lihat apa yang dikatakan Rasul Petrus:
2 Petrus 3:8”Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Tuhan Allah menghendaki agar kita hidup kekal bersama-Nya.
Tuhan Allah tidak akan pernah gagal, sehingga Dia mengutus Yesus agar orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.
Jadi, nasihat Rasul Yohanes menyatakan bahwa:
1 Yohanes 2:17”Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Oleh karena itu, marilah kita melakukan kehendak Allah. Apa sebenarnya kehendak Allah?
Matius 6:10”datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Tuhan Allah menginginkan agar kita memperluas Kerajaan-Nya dengan cara apa? Yesus berkata: “Jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku.”
Tuhan Allah menginginkan agar kita:
Efesus 2:10”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Saudara, kita lahir sebagai ciptaan Allah sama seperti tanaman dan hewan-hewan yang semuanya juga merupakan ciptaan-Nya.
Kita dilahirkan dengan bakat bawaan, dan kemudian kita diperbaharui oleh Kristus Yesus karena menerima karunia Roh.
Timbul pertanyaan, untuk apa bakat dan karunia Roh ini dianugerahkan?
Bakat dan karunia Roh dianugerahkan untuk melakukan pekerjaan baik.
Pekerjaan baik apakah yang harus kita lakukan? Itu adalah suatu pekerjaan baik yang telah disiapkan Allah sebelumnya, dan Dia menghendaki agar kita hidup di dalamnya.
Pekerjaan baik apa yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Allah?
Pekerjaan baik itu adalah hadirnya Kerajaan Allah di muka bumi ini.
Tuhan Allah menghendaki agar semua manusia masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Untuk itulah Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku!”
Perintah inilah yang dikenal dengan Amanat Agung Kristus.
Kisah Para Rasul 1:8“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Untuk itulah semua orang yang telah dilahirkan baru dipanggil agar kita memuridkan bangsa-bangsa dengan memakai semua bakat dan karunia rohani untuk memuridkan bangsa-bangsa.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa ada anak-anak Tuhan yang enggan untuk dimuridkan, apalagi untuk memuridkan orang lain?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa kita perlu memandang burung-burung dan bunga bakung yang tumbuh di padang?
Siapa yang dapat memperpanjang waktu hidupnya sesuka hati karena kekuatirannya?
Burung-burung diberi makan oleh Bapa, bunga bakung didandani oleh Bapa juga, maka mengapa kita terus kuatir akan hidup kita?
Apa yang terus dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah?
Saudara, Yesus mengatakan bahwa apa yang kita kuatirkan adalah segala yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Yesus berkata:
Matius 6:26”Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Matius 6:28-30”Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”
Saudara yang terkasih, kita memiliki Bapa di Sorga yang menjadi gembala bagi kita, dan kita juga memiliki seorang Gembala yang baik, yaitu Yesus.
Mazmur 23:1-6”TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”
Yohanes 10:11-15”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”
Saudaraku, dari ayat-ayat Firman Tuhan ini, kita bisa melihat bahwa kita memiliki Bapa di Sorga dan Gembala Agung di Sorga.
Oleh karena itu, perlukah kita mengkhawatirkan kehidupan kita?
Para rasul Yesus Kristus menulis tentang kekhawatiran.
Rasul Petrus mengatakan:
1 Petrus 5:7”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Rasul Paulus juga menuliskan kepada jemaat di Filipi:
Filipi 4:6”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Jangan biarkan keinginanmu menjadi sumber pencobaan, melainkan ubahlah menjadi doa dan permohonan dengan pengucapan syukur.
Kuasa dari pengucapan syukur adalah memberikan perubahan luar biasa.
Keinginan dapat mendatangkan pencobaan, namun dengan pengucapan syukur keinginan mendatangkan:
Filipi 4:7”Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Oleh karena itu, marilah terus memandang kepada Yesus, Gembala yang baik, yang telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, domba-dombanya.
Roma 8:32”Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Gembala kita adalah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus, yang membimbing kita saat ini oleh Roh Kudus-Nya.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan sering merasa kesepian, seperti tidak ada yang memperhatikan hidup mereka?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang disebut berbahagia?
Mengapa pencobaan bukan berasal dari Allah?
Darimana pencobaan berasal?
Apa yang melahirkan dosa?
Sumber pencobaan itu masih sama sejak Adam dan Hawa di Taman Eden.
Adam dan Hawa gagal, sehingga mereka melahirkan dosa, dan benih dosa itu menguasai manusia sampai hari ini.
Pencobaan yang sama diberikan kepada Yesus, namun Yesus melewati cobaan itu dengan mendasarkan kepada Firman tertulis.
Nah, inilah kemenangan kita, yaitu iman. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus.
Dan pencobaan ini masih sering diberikan kepada kita melalui keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup.
Apakah kita akan jatuh seperti Adam dan Hawa, atau kita sudah mampu meraih kemenangan seperti Yesus, yang selalu mengandalkan Firman tertulis untuk menjawab semua cobaan iblis?
Saudara, kita perlu menyadari strategi iblis dalam mencobai seseorang.
Lukas 4:13”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
Saudara, lihatlah apa yang dilakukan iblis terhadap Yesus yang telah meraih kemenangan.
Ia menunggu waktu yang tepat untuk kembali dan mencobai Dia lagi.
Inilah sebabnya, Rasul Petrus pernah mengingatkan kita:
1 Petrus 5:8-9”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”
Saudara yang terkasih, ketika seseorang mengalami pencobaan, seharusnya dia mengucap syukur karena bisa menikmati pertolongan Tuhan.
Beberapa orang ketika mereka menghadapi pencobaan berseru kepada Tuhan agar dapat mengatasi pencobaan yang mereka alami.
Ketika seseorang mengalami kesesakan karena beban pencobaan yang dialami begitu berat, Tuhan senantiasa siap menolong dalam keadaan apapun.
Tuhan siap untuk memberikan pertolongan.
Mazmur 50:15“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”
Darimanakah asal suatu pencobaan? Pencobaan tidak berasal dari Tuhan, dan dengan tegas Rasul Yakobus menuliskan:
Yakobus 1:13-14”Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Jadi, ketika seseorang dicobai, dia harus sadar bahwa dia sedang mengalami cobaan yang dipicu oleh keinginan dari dirinya sendiri.
Setiap keinginan bisa mendatangkan pencobaan bagi setiap orang yang memiliki keinginan, cita-cita, atau kemauan.
Oleh karena itu, bagi kita yang memiliki keinginan atau cita-cita, kita harus waspada, karena iblis bisa menggunakan keinginan atau cita-cita kita sebagai sumber pencobaan.
Masihkah kita mengingat ketika Yesus dicobai di atas gunung?
Pencobaan pertama adalah mengubah batu menjadi roti saat Yesus lapar.
Pencobaan kedua adalah membawa Yesus ke bubungan Bait Allah dan menyuruh Dia untuk melompat dari sana karena menurut iblis jika Yesus menjatuhkan diri maka Tuhan Allah akan memerintahkan malaikat untuk menatang Dia, sehingga Dia tidak akan terjerembab jatuh ke lantai, bahkan akan jatuh dengan baik seperti orang menggunakan parasut terjun.
Pencobaan ketiga adalah iblis membawa Yesus ke gunung tinggi dan memperlihatkan segala yang bisa dilihat dari puncak itu dan kemudian, iblis berkata kepada Yesus: “Sembahlah aku, maka segala ini akan kuberikan kepadamu!”
Ketiga macam pencobaan ini merupakan tiga macam sumber pencobaan bagi Hawa di taman Eden.
Pencobaan pertama adalah buah terlarang yang terlihat elok dan sedap dipandang yang menimbulkan keinginan untuk memakannya.
Pencobaan kedua adalah keyakinan bahwa jika buah itu dimakan akan membuka mata manusia sehingga dapat mengetahui antara yang baik dan yang jahat.
Pencobaan ketiga adalah keyakinan bahwa dengan memakan buah tersebut, maka manusia akan menjadi serupa dengan Allah.
Saudara-saudara, apakah kita menyadari bahwa ketiga macam pencobaan ini sampai saat ini merupakan senjata iblis dalam mencobai kita sebagai orang percaya? Rasul Yohanes menuliskan bahwa:
1 Yohanes 2:15-17”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Dan marilah kita menyadari bahwa Allah tidak mencobai siapapun, dan Dia bukanlah sumber pencobaan. Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak orang sering mengalami pencobaan yang berulang-ulang dalam bidang yang sama?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah Yakobus, penulis kitab ini?
Apa yang dimaksud dengan pencobaan?
Mengapa, ketika seseorang dicobai, dia harus menganggap dirinya mengalami kebahagiaan?
Apa yang dimaksud dengan ketekunan yang menghasilkan kesempurnaan, keutuhan, dan tidak mengalami kekurangan apapun?
Saudara, ketika seseorang mengalami pencobaan, seharusnya dia merasakan suatu kebahagiaan. Mengapa demikian?
Yakobus 1:2-4”Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Pencobaan dapat menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan kesempurnaan, yaitu utuh dan tidak kekurangan apapun.
Yakobus 1:12-15”Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Pencobaan timbul dari keinginan yang berasal dari dunia.
Jika keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa, dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Saudara, pencobaan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan buah yang matang, yaitu kesempurnaan, yang berarti keutuhan dan tidak kekurangan apapun.
Oleh karena itu, ketika kita dicobai, marilah kita arahkan mata kita kepada Yesus yang telah menang terhadap segala macam pencobaan yang diberikan oleh iblis.
Yesus senantiasa mengandalkan firman yang tertulis, sehingga iblis tidak dapat mengambil keuntungan sedikit pun dari Yesus.
Marilah kita menghadapi berbagai pencobaan dengan terus mengarahkan harapan kita kepada pertolongan Yesus, sehingga kita dapat bertekun, karena Tuhan akan menganugerahkan kekuatannya kepada kita.
Rasul Paulus pernah berkata:
Filipi 4:13”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Marilah dengan tekun mengarahkan mata kita kepada Yesus sebagai sumber kekuatan dan inspirasi dalam menghadapi pencobaan yang dirancang oleh iblis.
Ketika kita keluar sebagai pemenang, janganlah kita angkuh, tetapi tetaplah berhati-hati karena iblis adalah musuh setia yang terus mencari kesempatan untuk menjatuhkan kita.
Oleh karena itu, waspada dan berjaga-jagalah! Marilah terus bertekun dan senantiasa bergaul intim dengan Roh Kudus, agar Roh Kudus terus membimbing kita dan mengajarkan hal-hal yang kita perlukan untuk dapat menang atas jeratan setan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan kita sulit bertekun dalam pencobaan?