MENGOSONGKAN DIRI SEPERTI YESUS
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
FILIPI 2:5-8
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Apa yang mengharuskan kita untuk menggunakan pikiran dan perasaan Kristus?
- Apa yang tidak dipertahankan oleh Yesus Kristus dalam hidup-Nya?
- Apa yang Dia dilakukan sepanjang hidup-Nya sebagai manusia?
- Bentuk kehidupan apa yang diambil Yesus Kristus selama hidup di muka bumi?
Saudara, Yesus Kristus adalah seorang manusia yang utuh sebagai Allah yang murni dan asli, dan juga sebagai manusia yang murni dan asli.
Yohanes 1:1-4 ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”
Dari tulisan Rasul Yohanes, kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Allah itu sendiri dan Yesus Kristus adalah Firman Allah.
Oleh karena Firman Allah, segala sesuatu terjadi atau tercipta.
Ketika Allah berkata, “Jadilah terang!” maka terang itu muncul. Saat Allah berfirman, “Jadilah”, maka terciptalah segala sesuatu. Firman itulah yang menciptakan segala sesuatu.
Saudara, itulah sebabnya Yesus Kristus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu; Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.”
Namun, karena dosa manusia dan kasih Bapa yang tidak terbatas, Yesus Kristus rela menjadi manusia.
Yohanes 1:14 ”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Yohanes 1:16-18 ”Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Allah Bapa sangat mengasihi dunia ini. Rasul Yohanes, melalui ilham Roh Kudus, menuliskan:
Yohanes 3:16-17 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
Kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan murka Allah.
Namun, Allah juga sangat mengasihi dunia karena Dia juga adalah Allah yang Maha Adil dan Benar.
Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma:
Roma 3:23 ”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”
Roma 6:23 ”Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Oleh karena kasih Allah bagi dunia, maka Allah menganugerahkan Yesus Kristus ke dalam dunia ini.
Dia menjadi manusia sejati, 100% manusia dan dilahirkan oleh seorang ibu yang masih perawan, yaitu Maria.
Dalam peran-Nya sebagai manusia, Putra Tunggal Allah itu melakukan apa yang hendak Dia teladankan kepada kita.
Rasul Paulus telah menuliskan kepada jemaat di Filipi:
Filipi 2:1-11 ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
Dari tulisan Rasul Paulus ini, kita bisa meneladani hidup Yesus Kristus yang rela merendahkan diri-Nya, supaya kita juga bisa rela mengosongkan diri kita dari kepentingan diri sendiri.
Apakah yang baik dari diri kita? Sebenarnya tidak ada!
Jika demikian, mengapa kita mempertahankannya?
Akan sangat bermanfaat jika kita mengosongkan diri kita dan mengisinya dengan kehidupan Kristus yang rela memikirkan kepentingan orang lain, bahkan Yesus Kristus rela menjadikan diri-Nya sebagai hamba.
Saudara, seharusnya kita juga telah dibuat menjadi hamba, tetapi karena kita tidak mengerti Kitab Suci, kita selalu ingin menjadi orang terkemuka dan disebut sebagai orang yang hebat.
Mengapa demikian? Karena kita tidak mengerti Kitab Suci, kurang membaca, dan kurang belajar kebenaran.
Rasul Paulus menuliskan kebenaran itu kepada jemaat di Korintus:
1 Korintus 6:19-20 ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Oleh karena itu, mari kita mengosongkan diri dari kehidupan kita sendiri dan mengisinya dengan kehidupan Yesus Kristus, yang rela menjadi hamba yang taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
Saudara, marilah kita hidup seperti Yesus Kristus, yang telah menjadi saudara sulung kita sebagai anak-anak Allah.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang sombong?
Pembacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 34-36