Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Roh apa yang dikaruniakan kepada kita?
Untuk apa kita tidak perlu malu?
Dengan panggilan apa kita dipanggil?
Apa dasar mengapa kita dipilih dan dipanggil?
Kapan anugerah kasih karunia ditetapkan untuk diberikan kepada manusia, dengan apa itu di wujudkan?
Saudara yang kekasih, oleh kasih karunia Bapa, kita telah dipilih-Nya didalam Kristus sebelum dunia dijadikan:
Efesus 1:4-5”Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya”
Oleh kasih karunia itu, kita telah mendapatkan anugerah yang dijanjikan kepada Abraham, yaitu Roh Kudus yang dijanjikan.
Oleh Roh Kudus itulah, kita diajar dan diperlengkapi-Nya, supaya kita benar-benar menjadi anak yang kekasih dari Bapa segala ciptaan.
Bapa berinisiatif supaya anak-anak manusia kembali menjadi gambar dari diri-Nya.
Karena itu, maka Bapa menganugerahkan Roh Kudus kepada orang percaya supaya manusia yang telah mati oleh dosa, dibangkitkan dan dijadikan menjadi serupa dengan sang anak Allah, Yesus Kristus.
Oleh karena itu, Roh Kudus menghidupkan kita dan membentuk kita menjadi manusia baru dengan tujuan supaya kita dibentuk dan dijadikan manusia baru sehingga kita memiliki buah Roh Kudus.
Melalui kehidupan baru dan buah Roh Kudus, maka orang-orang disekitar kita akan mengenal kita sebagai orang percaya, pengikut Kristus ataupun menjadi murid-murid Yesus Kristus.
Karena itu, Yesus memerintahkan kita untuk bersaksi dan memberitakan Injil kerajaan. Perintah itu dikenal sebagai Amanat Agung.
Saudara, rasul Paulus menghimbau supaya kita jangan malu untuk bersaksi dan tidak malu untuk memberitakan Injil Kristus.
Roh Kudus telah dianugerahkan kepada kita supaya kita mendapatkan tuntunan dan pengajaran agar kita juga diberi keberanian untuk bersaksi.
Sebagai saksi Kristus, maka alangkah baiknya hidup kita sudah mengalami buah-buah Roh Kudus agar orang tidak tersandung ketika mereka melihat kehidupan kita yang lama masih sangat jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Untuk itulah, Bapa menganugerahkan Roh Kudus yang dapat memberi kita kuasa untuk bersaksi dan juga untuk mengajari kita akan segala sesuatu. Yesus berkata:
Yohanes 14:26”tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Roh Kudus merupakan anugerah Bapa yang telah dijanjikan-Nya kepada Abraham dan melalui nabi-nabiNya juga telah menyatakan janji itu berulang-ulang, bahkan Bapa berjanji melalui nabi-nabiNya kepada manusia pada zaman akhir melalui nabi Yoel.
Yoel 2:28-29”Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”
Saudara, pencurahan Roh Kudus itu terus berlangsung hingga semua manusia bisa mengalami pencurahan itu.
Siapakah yang bisa mengalami pencurahan Roh Kudus itu? Roh Kudus hanya akan dinikmati oleh orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Yesus pernah berkata bahwa:
Yohanes 14:16-17”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Saudara, itulah sebabnya mengapa Yesus memberi amanat agung-Nya, supaya semua orang yang menerima Roh Kudus adalah orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.
Jadi, kalau orang tidak percaya maka mereka tidak akan dihinggapi oleh Roh Kudus. Setiap orang percaya kepada Yesus akan mendapat anugerah Roh Kudus:
Efesus 1:13-14“Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Jadi saudara, mari kita berdoa supaya kepada kita diberikan belas kasihan Bapa, sehingga kita diberikan hati yang rela dan tidak malu untuk bersaksi dan menyatakan Iman kita kepada dunia ini supaya orang percaya dan beroleh Roh Kudus.
Roh Kudus yang akan mengurapi mereka sehingga seluruh janji Bapa yang dinyatakan Yoel terus berlangsung sampai kesudahan alam.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Apa sebab banyak anak-anak Tuhan tidak bersaksi dan juga tidak memberitakan Injil?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dikatakan oleh penulis Kitab Ibrani, kalau dia menuliskan tentang banyak nabi dan hamba-hamba Tuhan pada masa lalu yang hidup oleh iman mereka?
Adakah ibu-ibu yang oleh karena iman, mereka menerima kebangkitan anaknya yang telah mati?
Siapa di antara orang yang hidup oleh iman itu harus dipenjarakan?
Apa yang dialami oleh Daud karena ia beriman kepada Yehova?
Mengapa dunia ini tidak layak bagi mereka yang hidup oleh iman sehingga mereka harus hidup terpencil di tempat-tempat yang tidak layak ditempati?
Saudara, penulis Ibrani mendefinisikan tentang Iman dan menuliskan banyak kesaksian tentang orang-orang beriman dalam Kitab Ibrani, diantaranya:
Ibrani 11:1”Iman adalah dasar dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:2 ”Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.”
Ibrani 11:6”Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”
Jadi nenek moyang orang percaya oleh iman berjalan dengan Tuhan Yehova dahulu dalam perjanjian lama.
Begitu juga kita sekarang orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus hidup dalam firman kebenaran, janji-janji Allah yang kita percayai, kita ikuti dan kerjakan dalam hidup kita oleh iman dan kepercayaan kita.
Abraham, oleh imannya, berkenan kepada Allah dan menjadi sahabat Allah.
Dia menjadi saksi bagi Yehova dengan membangun mezbah di samping rumahnya.
Pada waktu tertentu, dia mengorbankan hewan sembelihan sebagai korbannya dan melalui korban-korban itu, tetangganya atau orang-orang di sekitarnya tahu bahwa Abraham adalah seorang penyembah yang terlihat melalui korban-korban hewan yang disembelih dan dibakar diatas mezbah yang ada di sekitar kemah kediamannya.
Melalui penyembahannya, orang melihat kesaksian Abraham bahwa dia beriman kepada Yehova, Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Dia tidak menyembah pohon, api, tentara langit, bintang atau bulan, sebagaimana orang-orang di sekitarnya seperti keluarganya di Ur-kasdim.
Abraham rela menderita untuk menaati Tuhan Allah, pencipta semesta.
Abraham harus keluar dari rumah keluarganya pergi menuju tempat yang dia tidak ketahui.
Ur-Kasdim pada waktu itu adalah kota yang sangat baik.
Menurut penelitian sejarah, pada saat itu di kota itu sudah ada perpustakaan.
Suatu tanda bahwa kota yang ditinggalkan oleh Abraham bukan kota kecil.
Abraham adalah seorang saudagar kaya ketika dia harus meninggalkan kota kelahiran dan keluarga besarnya.
Ketika dia keluar dari Ur-Kasdim, ayahnya Terah, Lot keponakannya, Sarai saudaranya, anak ayahnya tapi dari ibunya yang lain, ikut bersama dia.
Kejadian 20:11-12”Lalu Abraham berkata: “Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku. Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.”
Jadi Sarai itu sebenarnya saudara tirinya yang menjadi isterinya.
Ketika mereka menuju tanah yang hendak dimasuki Abraham, ke daerah Haran, disanalah mereka bersama sampai ayah Abraham, Terah, meninggal dunia.
Setelah ayahnya meninggal, barulah Abraham bergerak lagi menuju tanah Kanaan yang menjadi tujuan Allah bagi Abraham.
Abraham diberkati oleh Tuhan sehingga dia menjadi orang besar dan kaya, dia menjadi seorang yang sangat berpengaruh karena kekayaannya.
Kejadian 14:13-16”Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram. Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan. Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik. Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.”
Abraham sangat dikenal sebagai seorang Ibrani, penyembah Allah pencipta langit dan bumi, karena ritual penyembahan yang sering dia buat dengan membakar korban bakaran berupa hewan yang di sembelih.
Abram menyaksikan imannya sekalipun dia harus berkorban mempersembahkan kekayaaannya.
Sementara disekitarnya, orang-orang mempersembahkan persembahan mereka kepada berhala-berhala seperti kepada pohon besar, batu besar, matahari, bulan dan bintang, dan lain-lain.
Saudara, seperti apa kita memperlihatkan atau menyaksikan iman kita?
Ada banyak cara kita bisa memperlihatkan iman kita.
Saat ini, dengan ritual penyembahan dengan pergi ke gereja, persekutuan, dan lain-lain atau juga dengan bersaksi atau memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Dalam hal ini, ada kemungkinan kita akan mengalami penderitaan, seperti di jauhi teman-teman atau sahabat.
Bahkan mungkin juga kita akan mengalami kerugian karena banyak orang yang tidak menyukai kita.
Bahkan bisa jadi kalau kita memiliki usaha, perusahaan kita akan di stigma sebagai usaha yang melawan iman orang lain atau perusahaan yang membiayai kristenisasi yang berakibat usaha kita dijauhi oleh orang-orang yang anti Kristen.
Hal ini besar akibatnya, dan mungkin juga orang-orang Kristen ikut mengucilkan kita karena mereka takut terkena dampak kesaksian kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Mengapa kita tidak bersedia berkorban dalam memberikan kesaksian iman kita, khususnya tentang Yesus Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Paulus katakan tentang ketetapan Tuhan tentang mereka yang memberitakan injil (ayat 14)?
Bagi Paulus apakah alasannya memberitakan Injil?
Apakah upah memberitakan injil bagi Paulus?
Bagaimana cara Paulus memenangkan sebanyak mungkin orang?
Perikop yang kita baca hari ini memberikan suatu wawasan bagi kita mengenai standar Paulus dalam menjalankan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya.
Pada saat menjelaskan hak dan kewajiban rasul, Paulus mengingatkan kepada jemaat Korintus bahwa mereka yang memberitakan injil harus hidup dari pemberitaan Injil, itu adalah ketetapan Tuhan.
Paulus sebagai seorang rasul sejatinya berhak untuk mendapatkan upah dari apa yang dia kerjakan saat ini, namun secara khusus Paulus menegaskan bahwa dia tidak pernah menggunakan haknya ini karena menyadari bahwa Paulus tidak ingin jemaat yang dilayaninya menghargai tugasnya karena perkataannya.
Bagi Paulus tugas memberitakan injil adalah suatu kewajiban yang layak dia kerjakan karena Tuhan mempercayakan berita itu disampaikan melalui kehidupannya.
Memberitakan injil adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan dari Tuhan kepadanya, bahkan dalam tulisannya Paulus mengatakan “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.“
Paulus tidak hanya sekedar bicara, namun dia benar-benar melakukannya, dalam perjalanan misi pemberitaan injilnya Paulus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan timnya.
Kita membaca bagaimana beratnya perjalanan yang dilakukannya baik secara fisik maupun mental, namun Palus dapat menyelesaikan hingga akhir hidupnya.
Bagaimana dengan kita saat ini? Kita semua adalah murid Kristus sama seperti Paulus, kita dipercayakan Amanat Agung yang sama dengan Paulus namun pada masa yang berbeda.
Perjumpaan dan panggilan Tuhan dalam hidup kita membuat kita memiliki hati seperti Kristus dan Paulus.
Amanat agung bukanlah sekedar proses singkat mengajak orang berdoa menerima keselamatan, namun seperti Paulus lakukan dia mengajar dan memuridkan hingga mereka dapat mempercayakan berita tersebut kepada orang yang dapat dipercaya.
Mari kita teladani Paulus, kita tidak mengharapkan upah atau penghargaan, justru kita berkorban untuk itu karena sebagai suatu kewajiban mulia yang dipercayakan Tuhan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dipesankan Paulus dengan sungguh-sungguh kepada Timotius?
Apakah maksud orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat dan hanya memuaskan telinga mereka?
Apa yang terjadi dengan orang-orang yang memalingkan telinganya dari kebenaran?
Apa maksudnya Paulus mengatakan untuk menguasai diri dalam segala hal dan sabar menderita?
Setidaknya ada 2 hal yang Tuhan ingatkan melalui surat Paulus kepada Timotius hari ini, kedua hal ini berhubungan dengan tugas kita untuk memenuhi panggilan pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita.
Pesan ini sangat serius dan Paulus sungguh-sungguh berpesan demi penyataanNya dan demi KerajaanNya.
Pertama, beritakan firman, siap sedia baik atau tidak baik waktunya.
Firman berkaitan dengan banyak hal mulai dari berita tentang Injil yang menyelamatkan hingga menyatakan kebenaran, menegor, menasehati dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Firman harus siap sedia kita beritakan, itu berarti kita berbicara sesuai kondisi dan pimpinan Roh Kudus.
Bila Roh Kudus memimpin kita untuk memberitakan injil kepada orang berarti mulut kita siap menyampaikan kebenaran tentang Kristus yang menyelematkan, bila kita dipimpin Roh untuk menyatakan kebenaran di tengah mayoritas yang menyuarakan kejahatan maka kita pun harus siap sedia.
Begitu juga bila berhadapan dengan orang lain atau saudara seiman yang menghadapai masalah dan perlu nasehat maka dibawah arahan Roh kita harus siap untuk menyampaikannya.
Firman Tuhan adalah pedang Roh dimana kita harus selalu siap dibawa ketika berhadapan dengan berbagai situasi dimana Roh memimpin untuk menggunakannya.
Kedua, seiring dengan kesiapan kita memberitakan firman kita juga harus bisa menguasai diri dalam segala hal, sabar menghadapi penderitaan karena firman yang kita beritakan, konsisten hingga kita menunaikan tugas panggilan yang Tuhan percayakan.
Seringkali tidak sedikit orang-orang percaya yang bersemangat memberitakan firman kebenaran, antusias memberikan nasehat atau semangat pada orang lain, sementara dalam kondisi tertentu tidak bisa menguasai emosinya sehingga menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk percaya dengan firman yang kita beritakan.
Kita mendengar juga bagaiamana hamba-hamba Tuhan yang luar biasa tidak menunaikan tugas pelayanannya, pada masa tuanya meninggalkan panggilan yang Tuhan percayakan dan hidup kembali seperti orang dunia.
Saudara, perikop ini tidak hanya berbicara mengenai kesiapan dalam jangka pendek tetapi juga pesan untuk memiliki daya tahan serta konsistensi dalam memberitakan firman serta menunaikan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan hingga akhir hidup kita.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Paulus dan teman-temannya lihat dalam perjalanan mereka di tengah hari bolong?
Ketika rebah ke tanah, apa yang Paulus dengar? Dan apa jawaban Paulus?
Siapa yang mengutus Paulus kepada bangsa-bangsa lain?
Apa saja tugas-tugas Paulus ketika dia di utus? (ayat 18)
Saudara pada umumnya ketika seorang “terdakwa” di perhadapkan dengan situasi pengadilan, maka yang dirasakan oleh “terdakwa” tersebut adalah ketakutan, kecemasan, bahkan karena takut akan dihukum berat cenderung untuk tidak berkata jujur atau berkata terus terang di depan mahkamah agar mendapat hukuman yang seringan mungkin.
Paulus juga mengalami tekanan namun Paulus justru menceritakan dengan jelas mengenai apa yang diperbuat Tuhan dalam hidupnya menjadi suatu kesaksian.
Pembacaan Alkitab kita diatas menerangkan bahwa Paulus yang sudah beberapa hari dipenjara, tanpa diadili atas tindakan “salah” yang tidak dilakukannya dengan sangat berani memberi penjelasan tentang kehidupan lamanya di depan Raja Agripa, yang mana dahulu Paulus sangat membenci pengikut Tuhan Yesus.
Apa yang membuat Paulus berani menceritakan tentang siapa dia dahulunya? Ternyata perjumpaan dengan Tuhanlah yang menjadi titik balik atau “turning point” Paulus menjadi orang yang berani.
Bahkan karena keberanian Paulus menceritakan tentang pertobatannya di depan Raja Agripa, menurut Kisah Para Rasul 26:28”Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!”
Tidak semua kita mengalami hal yang sama seperti Paulus, mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara supranatural.
Jadi bagaimana caranya untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan? Jawabannya sederhana, bacalah Firman Tuhan secara rutin, renungkanlah Firman itu siang dan malam, mintalah hikmat dan wahyu, agar Tuhan menyingkapkan rahasia Firman yang kita baca.
“Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan didalam hatimu” (Roma 10:8b).
Tujuan hidup kita berubah adalah agar Nama Tuhan di permuliakan melalui cara hidup kita, sehingga karena hidup kita yang berubah banyak orang-orang di sekitar kita menjadi percaya kepada Yesus.
Diskusikan dalam komunitasmu, apakah hidup kita sudah berubah kearah yang lebih baik? dan apakah hari-hari ini hidup kita menjadi lebih sungguh-sungguh mengikut Tuhan? Jika belum, maka alamilah perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi. Karena Yesuslah yang sanggup mengubah karakter serta hidup kita.