Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Ukuran apa yang kita pakai untuk menilai setiap orang? Ukuran apa yang kita pakai untuk menilai Kristus?
Seperti apakah seseorang yang di dalam hidupnya ada Kristus? Perubahan apa yang terjadi?
Proses apa yang Allah berikan dengan perantaraan Kristus?
Apa yang tidak diperhitungkan di dalam proses pendamaian oleh Kristus?
Permintaan Kristus apa yang dicatat dalam ayat ini? Hal apa yang dipercayakan oleh Allah kepada kita sebagai utusan Kristus?
Saudara-saudara, apa yang terpikir oleh kita ketika kita bertemu dengan seorang yang baru saja kita kenal?
Apa yang kita nilai terhadap orang itu? Apa yang menjadi dasar penilaian kita? Apakah apa yang kita lihat?
Pernahkah membayangkankah juga bahwa ada orang lain juga yang akan melakukan hal yang sama kepada kita, dengan cara yang kurang lebih sama, dari apa yang mereka lihat?
Rasul Paulus menulis bahwa dia pernah menilai Kristus dengan ukuran manusia, dari apa yang dia pikirkan tentang Kristus.
Pada saat perjalanan Paulus ke Damsyik, sebelum bertemu Yesus, Paulus membenci Yesus dan para pengikutnya.
Tetapi setelah Paulus mengalami kasih Kristus, Paulus tidak lagi menilai Kristus dari ukuran manusia.
Paulus menegaskan siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru di dalam Kristus.
Perjumpaannya dengan Kristus, membuat Paulus mengalami perubahan hidup dari segala sesuatu yang lama, kepada kehidupan yang baru di dalam Kristus.
Paulus menjadi pelayan Kristus yang memberikan seluruh hidupnya kepada Kristus
Melalui peristiwa yang Kristus lakukan di kayu salib, Kristus membawa pendamaian hubungan manusia dengan Allah.
Inisiatif ini yang datangnya dari Allah, karena kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Allah tidak lagi memperhitungkan dosa-dosa dan pelanggaran manusia, Kristus menjadi berdosa oleh karena manusia.
Dengan kehadiran Kristus dalam setiap hati kita yang percaya kepada-Nya, dan kita yang hidup di dalam Kristus, setiap kita menjadi ciptaan yang baru.
Ada perubahan hidup yang Kristus lakukan di dalam diri kita.
Perubahan dalam perkataan, pola pikir, perbuatan dan karakter kita.
Sehingga kita menjadi pribadi yang terus berubah ke arah Kristus.
Dan setiap kita yang sudah mengalami kasih Kristus dan diubahkan inilah, yang akan menyampaikan kabar baik, kabar pendamaian, bahwa ada hidup yang akan didamaikan dan diubahkan di dalam Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Sudahkah kita benar-benar meninggalkan manusia lama kita dan hidup sebagai manusia baru dan memiliki hidup yang diubah oleh Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yohanes 4:39!
Oleh perkataan siapakah sehingga orang-orang di Samaria menjadi percaya kepada Yesus?
Apakah yang dilakukan oleh perempuan Samaria sehingga orang-orang di Samaria menjadi percaya kepada Yesus?
Apakah yang diyakini oleh orang-orang Samaria setelah mendengar kesaksian perempuan Samaria dan kesaksian perkataan Yesus?
Rasul Yohanes menyatakan, melihat dan mengalami hidup yang kekal, itulah sebabnya dia bersaksi: ”Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.” (1 Yohanes 1:2), karena sebelumnya dalam Yohanes 1:14 menyatakan bahwa: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Apa yang dialami oleh Rasul Yohanes itulah yang ia saksikan kepada orang banyak.
Hal yang sama ketika perempuan Samaria berjumpa dengan Tuhan Yesus, bagaimana dosa-dosanya diampuni, demikian pula kehidupan masa lalunya sehingga dia percaya kepada Yesus adalah Mesias dan Juruselamat, maka ia mulai menyaksikan tentang Yesus kepada orang-orang di Samaria sehingga banyak orang-orang Samaria yang menjadi percaya.
Rasul Paulus bersaksi tentang Yesus yang menjadi satu-satunya Juruselamat karena dia telah berjumpa dengan Yesus dan dia taat untuk memberitakannya dan senantiasa bersaksi kepada setiap orang.
”Aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Kisah Para Rasul 20:21).
”Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.” (Kisah Para Rasul 26:19).
Kita juga harus bersaksi kepada setiap orang, lewat perkataan dan perbuatan kita dari apa yang telah kita alami dari karya Yesus di kayu salib dimana Dia telah mengampuni dan menebus kita dari dosa dan maut sehingga kita beroleh hidup yang kekal.
Melalui kesaksian kita banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus Kristus dan diselamatkan.
Kita harus menggumuli, mengupayakan serta pergi untuk bersaksi kepada setiap orang dimanapun kita berada dan Roh Kudus juga akan menolong kita dalam bersaksi.
”Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”(Yohanes 15:26-27).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam bersaksi kepada jiwa-jiwa yang terhilang.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Wahyu 22:1!
Apakah yang mengalir dari tahta Alah dan tahta Anak Domba?
Apakah yang dialami oleh bangsa-bangsa yang dialiri oleh sungai air kehidupan dari tahta Anak Domba?
Apa yang kita alami ketika dialiri oleh sungai kehidupan yang mengalir dari tahta Allah dan tahta Anak Domba?
Rasul Yohanes melihat sungai air kehidupan yang jernih bagaikan kristal yang mengalir dari tahta Allah dan tahta Anak Domba.
Aliran tersebut memberikan kehidupan bagi pohon-pohon di sekitar aliran sungai itu dan pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa.
Hal ini juga pernah dilihat oleh Yehezkiel dalam Yehezkiel 47:1 “Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.”
Aliran air itu terus mengalir semakin meninggi dari pergelangan kaki, selutut, sampai di pinggang dan semakin tinggi sehingga orang-orang harus berenang.
Hal yang sama juga ketika kita masuk kepada tahta Allah dan tahta Yesus Kristus dalam persekutuan yang dalam dengan Dia maka kita akan mengalami hadirat Tuhan dan kita dapat memandang wajah-Nya.
Dan aliran kehidupan yang kita alami itu dapat memulihkan dan menyembuhkan serta memberikan kehidupan dan damai sejahtera bagi kita, seperti lirik lagu ini:
”Mengalir kuasa dari tempat mahatinggi, Bapa Kekal Mulia Kau hadir di sini. Memulihkan hati menyembuhkan yang terluka, ku kan tenang bersamaMu Bapa.”
Di tengah-tengah masa sukar seperti saat ini, Tuhan mengajak kita untuk masuk lebih dalam kepada tahta Bapa melalui Yesus Kristus, dengan demikian kita dapat memandang wajah-Nya dan mengalami aliran sungai kehidupan dari surga memenuhi hati kita dan mengalir menjamah seluruh aspek kehidupan kita dan aliran air sungai yang juga akan menjamah setiap orang yang berada di sekitar kita dan memulihkan kehidupan mereka.
Oleh karena itu marilah kita lebih sungguh-sungguh lagi untuk berdoa, merenungkan Firman Tuhan dan bersekutu dengan Roh Kudus sampai aliran air kehidupan dari tahta Allah memenuhi roh, jiwa dan tubuh kita secara melimpah.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat senantiasa mengalami aliran sungai dari tahta Allah dan tahta Yesus untuk memberikan kehidupan kepada orang lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 6:19!
Siapakah yang telah memiliki hidup kita karena telah membelinya dari kuasa si jahat?
Dijadikan apakah tubuh kita setelah dimiliki oleh Allah?
Apakah tujuan Allah menjadikan tubuh kita sebagai Bait Roh Kudus?
Rasul Petrus mengatakan Allah telah menebus hidup kita dari kehidupan yang sia-sia dan menjadikan kita adalah milik Allah.
”Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19).
Penebusan itu yang menyebabkan hidup kita menjadi milik Allah dan tubuh kita dijadikan Bait Roh Kudus atau Bait Allah.
Dan tujuannya adalah agar kita menceritakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah.
”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang Ajaib.”(1 Petrus 2:9).
Sebagai Bait Allah atau Bait Roh Kudus maka kita harus mengalirkan kehidupan Kristus dalam memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah, karena Roh Kudus tinggal di dalam kita.
Dan Yesus telah berjanji bahwa jika kita menerima Roh Kudus maka dari dalam hati kita akan mengalir aliran-aliran air hidup.
”Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:38-39).
Kita harus senantiasa membangun keintiman dengan Roh Kudus serta hidup dalam kekudusan agar aliran-aliran kehidupan dari Roh Kudus tidak terhambat oleh ketidakkudusan sehingga selalu ada aliran kehidupan Kristus yang mengalir keluar dari hidup kita yaitu kasih yang sangat mendalam kepada semua orang termasuk musuh kita sehingga setiap orang diberkati dan dibangun melalui kehidupan kita karena mereka mendengarkan Kabar Baik.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun kehidupan yang senantiasa mengalirkan kehidupan Kristus kepada orang lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yohanes 15:5!
Bapa sorgawi adalah pengusaha kebun anggur. Dan siapakah pokok anggurnya dan sebagai apakah kita?
Apakah yang dilakukan oleh Yesus agar ranting-ranting pokok anggur senantiasa berbuah?
Apakah yang menjadi bagian kita sebagai ranting pokok anggur agar senantiasa berbuah?
Bapa sorgawi adalah pengusaha kebun anggur dan Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Bapa ingin agar kita berbuah lebat.
Untuk kita berbuah lebat maka kita harus mau dibersihkan oleh Tuhan dari setiap hal yang menghalangi kita untuk berbuah lebat, diantaranya: kehidupan duniawi, kedagingan, pola pikir yang salah, tujuan hidup yang salah, dimana hal tersebut dapat membuat kita tidak selaras dengan Tuhan.
”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.”(Mazmur 1:1).
Itulah sebabnya kita tidak boleh berjalan, tidak boleh berdiri, tidak boleh duduk dengan pola-pola orang dunia sehingga kita tidak menampakkan kehidupan Kristus.
Tuhan Yesus akan membersihkan kita dari dasar-dasar kehidupan yang salah, dan kita harus memiliki hati yang mau dibersihkan.
Kita juga harus membangun kehidupan yang melekat kepada Yesus agar selalu berbuah lebat yaitu tinggal dan hidup di dalam Firman Tuhan.
”Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”(Mazmur 1:2-3).
Untuk senantiasa melekat dengan Tuhan maka kita harus hidup bersekutu dengan Firman Tuhan, selalu mau menerima Firman Tuhan dengan cara membaca dan merenungkan Firman Tuhan, kemudian melakukan dan mendeklarasikan Firman Tuhan sampai hati dan pikiran kita selalu dipenuhi oleh Firman Tuhan sehingga kita selalu berjalan dalam kebenaran Firman Tuhan dan Firman Tuhan yang senantiasa memerdekakan hidup kita sehingga kita memiliki iman yang berkemenangan untuk berbuah lebat.
Firman Tuhan yang kita miliki itu akan membuat kita senantiasa berbuah lebat dan dapat mengalirkan kehidupan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara pengalaman saudara untuk membangun kehidupan yang melekat kepada Yesus.