TINGGAL DI DALAM KRISTUS DAN BERBUAH

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 15:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Pada sebatang pohon, Yesus diibaratkan sebagai apa dan kita diibaratkan sebagai apa?
  2. Apa yang harus dilakukan agar ranting berbuah lebat?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Seorang petani ketika dia akan menanam pohon buah-buahan dan akan memanen buah pada saat buah dapat dipetik atau dipanen.

Maka dia akan memilih benih yang baik, menyiram tanaman tersebut agar pohon tersebut tidak kekurangan air dan mati.

Memberikan pupuk secukupnya, menghalau binatang yang berusaha untuk merudak tanaman tersebut.

Memotong ranting yang kering dan sebagainya.

Dan itulah yang dilakukan oleh Allah Bapa kepada kita umat tebusan. Kita yang telah dilahirkan baru, kita memiliki benih yang baik.

1 Petrus 1:23  “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”

Benih ini berpotensi untuk menjadi pohon yang baik dan menghasilkan buah-buah yang baik jika pohon dan ranting berada dalam satu kesatuan yang utuh.

Yesus diibaratkan sebagai pohon.

Dia sempurna, yang akan mengalirkan bahan-bahan makanan yang bergizi bagi pertumbuhan ranting, agar ranting dapat menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas baik.

Ranting adalah kita, ya kita diibaratkan ranting yang menempel pada pokok pohon.

Tugas ranting adalah melekat pada pokok pohon agar zat-zat makanan guna pertumbuhan ranting dapat mengalir dari akar ke batang, ke ranting hingga ranting mengeluarkan buah.

Dengan analogi tersebut, maka kita harus menempel atau memiliki persekutuan pribadi yang erat atau intim dengan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh.

Secara rutin kita memiliki waktu yang teratur untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman, memuji dan menyembah Tuhan.

Ketika berdoa, kita tidak sekedar mengutarakan kebutuhan kita, tetapi kita berdialog, bercakap-cakap dengan Tuhan.

Ketika membaca Firman, kita juga merenungkannya, bertanya kepada diri sendiri, apakah ada Firman Tuhan yang menegur kita, mengingatkan kita akan kesalahan kita atau ada janji Tuhan yang dapat kita percayai bahwa itu akan terwujud dalam hidup kita.

Tidak kurang penting adalah pujian dan penyembahan, karena dengan memuji dan menyembah Tuhan, kita sedang menghadirkan Allah dalam batin kita.

Mazmur 22:4 “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”

Allah yang Maha Kudus bersemayam di atas puji-pujian kita umat tebusan-Nya.

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana agar kita dapat konsisten bertumbuh dan berbuah lebat.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ulangan 17-20