Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai perikop yang kita baca hari ini, seperti apa Kerajaan Sorga dapat diumpamakan?
Apa yang dikerjakan oleh hamba-hamba yang diberikan 2 dan 5 talenta?
Apa yang dikerjakan oleh hamba yang diberikan 1 talenta?
Apa yang dilakukan oleh tuan itu setelah pulang dari bepergian ke luar negeri?
Perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus pada perikop yang kita baca hari ini sesungguhnya memberikan banyak pengertian kepada kita.
Salah satu hal penting yang dapat kita renungkan hari ini adalah menjadi hamba yang bertanggung jawab untuk mengelola harta yang dipercayakan.
Seorang tuan yang ingin mempercayakan hartanya sudah tentu mempertimbangkan kemampuan dari hamba-hamba yang dipanggilnya.
Tuan itu mengetahui bahwa hamba yang diberikan 5 talenta pasti sanggup untuk mengelola 5 talenta, begitu juga dengan hamba yang dipercayakan dengan talenta yang lebih sedikit, tuan ini tidak ragu memberikan karena kepercayaan kepada hamba-hambanya.
Mari kita renungkan beberapa poin penting mengenai perumpamaan ini.
Pertama, ketika dipercayakan harta untuk dikelola, hamba itu menerima berapapun yang dipercayakan kepadanya. Hamba-hamba itu menyadari bahwa berapapun jumlah talenta yang diterimanya itu adalah hak dari tuannya dalam menilai kemampuan mereka.
Mereka menyadari bahwa itu adalah talenta milik tuannya bukan milik mereka, jadi hal yang segera mereka lakukan adalah pergi untuk menjalankan talenta itu.
Mereka tidak menyianyiakan waktu karena suatu saat tuan itu akan datang kembali dan mereka harus mengembalikan kepada tuannya.
Kedua, tidak disebutkan dalam perumpamaan ini tuan itu memberikan target sampai seberapa besar hartanya harus dilipatgandakan.
Namun kita membaca bahwa tuannya meminta pertanggungjawaban atas talenta yang diberikan kepada mereka.
Pertanggungjawaban adalah konsekuensi dari suatu kepercayaan yang diberikan, semakin banyak kepercayaan yang diberikan semakin besar tanggung jawab yang harus diberikan.
Saudara, semua yang Tuhan percayakan kepada kita hari ini sejatinya bukanlah milik kita.
Bahkan tubuh kita sendiri bukanlah milik kita lagi, karena kita percaya bahwa tubuh kita telah dibeli dan lunas dibayar oleh darah Kristus.
Semua yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini termasuk harta bukanlah milik kita, entah itu sedikit entah itu banyak semuanya adalah milik Bapa yang dipercayakan kepada kita.
Bapa ingin kita dapat dipercaya untuk mengelolanya dan suatu saat harus dipertanggungjawabkan kembali kepada Bapa.
Persoalannya bukan sedikit atau banyak tetapi apakah kita mengelolanya dengan baik untuk dipertanggungjawabkan atau kita hanya menyimpannya saja.
Mari kita menjadi hamba yang dapat dipercaya untuk mengelola milikNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dikatakan Yesus kepada kita semua, orang percaya? (ayat 25)
Siapakah dari kita, yang dapat menambah sehasta (+/- 45.7cm) pada jalan hidup kita, jika kita masih kuatir?
Kepada makhluk apa saja, yang kita harus perhatikan dan pelajaran apa yang kita bisa ambil dari contoh mahluk-mahluk tersebut?
Pernahkah Saudara mendengar ada nyanyian rohani dengan syair “Kurenungkan masalahku siang dan malam”?
Jelas pasti tidak ada ayat dan nyanyian rohani yang berkata demikian.
Namun dalam realitanya, banyak anak-anak Tuhan lebih sering merenungkan masalah atau pergumulannya tiap hari, daripada merenungkan Firman dan janji Tuhan siang dan malam.
Sebagai akibatnya banyak anak-anak Tuhan masih saja berkutat dengan masalah yang membuat mereka tidak bisa menjadi “umat pemenang”.
Kekuatiran memberikan dampak psikologis yang banyak seperti tidak bisa tidur nyenyak, sakit kepala, hidup dalam ketakutan, frustasi, stress, mental illness, asam lambung naik, mual dan muntah-muntah, bahkan ada orang yang mencoba mengakhiri hidup.
Hidup di dalam kekuatiran yang berlebihan adalah salah satu pergumulan yang tidak mudah dikalahkan oleh anak-anak Tuhan.
Banyak anak-anak Tuhan melihat pergumulan dan kekuatiran hidup seperti “melihat gunung atau tembok” yang tidak bisa dilalui.
Perlu kita ketahui, jika hidup kita masih dikuasai oleh kekuatiran, itu artinya kita berdosa kepada Dia, karena kita sedang meragukan kehebatan dan kemahakuasaan Allah sebagai penolong kita.
Dengan kata lain, kita menganggap bahwa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, tidak akan sanggup menolong, melepaskan kita dari pergumulan dan kekuatiran hidup yang kita hadapi.
Saudara, solusi yang terbaik agar dapat keluar dari kekuatiran dan menang menghadapi pergumulan adalah mengenal Dia yang telah mengasihi kita secara pribadi.
Kita perlu menyediakan waktu yang spesial untuk berdiam diri membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam sampai kita mendapatkan pewahyuan tentang siapa Allah kita yang besar itu.
Teruslah mengucap syukur dalam segala hal, karena itu yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan.
Perkatakan atau deklarasikan Firman Tuhan itu setiap hari sampai hati kita mendapat kelegaan, kelepasan, peneguhan, sukacita, damai sejahtera dan juga timbul iman yang kuat dan teguh yang berasal dari Allah.
Perjumpaan dengan Tuhan, sering sekali membuat Iman percaya kita terus bertambah, optimis menghadapi hidup dan tidak kuatir apalagi takut, jika kita nantinya kembali menghadapi segala tekanan hidup, karena Dialah sumber kekuatan kita.
Biarlah damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal terus memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Amin.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, pergumulan apakah yang membuat saudara masih berkutat dengan kekuatiran hingga hari ini? Bagaimana cara kita untuk mengenal siapa Tuhan yang sanggup melepaskan kita dari rasa kekuatiran?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Adakah yang kita bawa kedalam dunia? Dan adakah yang kita bisa bawa keluar? (ayat 7)
Apa resiko yang akan di tanggung, oleh mereka yang ingin kaya?
Menurut ayat 10, Betulkah cinta uang adalah akar dari segala kejahatan? Jika Ya, apa alasannya?
Hari-hari ini banyak orang, mungkin salah satunya kita, berusaha sedemikian rupa dengan bekerja keras, membanting tulang, ‘gila-gilaan’ dan memforsir diri untuk terus mencari uang.
Demi mencukupkan “saldo”, karena jika “saldo keuangan kita tidak cukup, bahkan kurang,” maka akan menimbulkan “kemacetan” dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Bagi sebagian orang, bekerja keras untuk mencukupkan kebutuhan hidup adalah hal wajar untuk dilakukan.
Bahkan jika kita baca 2 Tesalonika 3:10 secara singkat dapat dikatakan “Jika kita tidak mau bekerja, jangan makan” artinya kita harus bekerja dan tidak boleh malas, kalau kita mau mendapatkan makanan.
Ayat di 2 Tesalonika 3:10 sepertinya paradoks dengan judul renungan kita hari ini “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
Bila tidak kita pahami dengan baik sepertinya ayat tersebut mengatakan bahwa “kita tidak perlu capek bekerja, tidak perlu berambisi memiliki hidup berkelimpahan, apalagi kerja keras membanting tulang dalam bekerja atau mencari nafkah.”
Santai-santai saja, tidak perlu diforsir, berusaha sekedar dan secukupnya saja. Tentu TIDAK!
Ayat tersebut dimaksudkan agar kita tidak memiliki motivasi hidup hanya fokus kepada “saldo atau cinta uang.”
Bagi mereka uang adalah segala-galanya, bahkan karena fokus kepada uang membuat sebagian anak-anak Tuhan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Mereka tidak menyadari bahwa iman mereka mulai menyimpang dan membuat mereka semakin stres.
Tidak sedikit mereka sampai sakit-sakitan karena khawatir akan hidupnya yang selalu kurang dan tidak pernah ada kata cukup.
Renungan kita hari ini, mengajak kita kembali untuk berpikir dan merenung, betul kita perlu “saldo atau uang” untuk mencukupkan segala kebutuhan kita, baik itu kebutuhan sandang, pangan dan papan, namun hendaknya motivasi kita bukanlah uang sebagai segala-galanya.
Mungkin kita sering mendengar kata-kata bijak berkata bahwa “Uang bisa membeli kasur, tetapi tidak bisa membeli rasa tidur yang pulas; uang bisa membeli jam mahal, tetapi tidak bisa membeli waktu; uang bisa membeli buku, tetapi tidak bisa membeli ilmu; uang bisa membeli obat, tetapi tidak bisa membeli kesehatan.
Jadi marilah saudara, janganlah hendaknya kita diperbudak oleh uang, apalagi menjadi hamba uang.
Ingat! Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, apakah Tuhan melarang kita orang percaya, menjadi orang yang berkelimpahan dalam banyak hal, termasuk dalam hal keuangan? Apakah judul renungan kita hari ini, “asal ada makanan dan pakaian”, membuat kita tidak perlu bekerja keras, bahkan malas untuk mencukupkan kebutuhan kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Alkitab katakan tentang harta duniawi?
Seberapa pentingkah mata baik secara tubuh maupun secara rohani?
Jika kita membaca Alkitab, maka kita akan melihat bahwa Tuhan dengan tegas memberikan pemisahan antara: pria dan wanita; terang dan gelap; hidup dalam kebenaran, hidup dalam dosa; hidup dipimpin Roh, hidup dipimpin daging; panas dan dingin.
Allah menentang yang ada di antara kedua kutub tersebut.
Misalnya ada orang yang mengaku bukan pria dan bukan wanita; atau yang mengaku tidak hidup dalam gelap tapi juga tidak hidup dalam terang; atau yang mengaku hidup dalam kebenaran tetapi sering kompromi melakukan hal yang berdosa; mengaku hidup dipimpin oleh Roh tapi bersikap kompromi dengan melakukan hal-hal yang mendukakan Roh; hakekatnya hidupnya ada di tengah alias suam-suam.
Wahyu 3:16 ”Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Tuhan menghendaki agar umat-Nya, “panas” dan bukan suam-suam.
Panas, dalam mengasihi Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.
Hal-hal tersebut dapat terwujud oleh anugerah Tuhan dan hal-hal yang harus disengaja untuk kita lakukan.
Ada bagian Tuhan, yaitu Kristus yang sudah disalibkan dua ribu tahun yang lalu, Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan keyakinan untuk kita hidup berkemenangan.
Dan kita pun melakukan bagian kita: bersedia untuk hidup oleh Roh dan dipimpin Roh Kudus.
Kita menyerahkan kehendak kita untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Kristus.
Dengan demikian pilihan kita hanya mengabdi kepada Tuhan. Tuan kita adalah Tuhan dan bukan yang lain.
“….Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24).
Ini adalah pilihan yang mutlak. Kita hanya dapat mengabdi kepada Tuhan.
Mamon atau uang, harta dan kekayaan dunia tidak boleh menjadi pilihan atau prioritas utama dalam hidup kita.
Kalau oleh anugerah Tuhan kita dilayakkan untuk memiliki uang dan harta, maka dengan sadar kita memahami bahwa itu semua wajib digunakan untuk kemuliaan Tuhan.
Ada banyak ayat Alkitab yang memberikan peringatan bagi umat Tuhan, agar jangan menjadi cinta akan uang dan kekayaan dunia.
1 Timotius 6:10 ”Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Pengkhotbah 5:9 ”Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.”
Pengkhotbah 5:12 “Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang seperti apakah kehidupan yang memiliki makna Ilahi.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah arti seorang hamba?
Saat ini posisi orang percaya sebagai hamba apakah?
Firman Tuhan memberikan dikotomi yang jelas antara kebenaran dan dosa.
Roma 6:18“Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.”
Ayat ini merangkum perubahan kehidupan dari orang yang terikat oleh dosa menjadi orang yang dimerdekakan dari dosa dan hidup untuk kebenaran.
Ya, perubahan seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh manusia sendiri.
Kematian Kristus di kayu salib, yang telah menghancurkan kuasa Iblis atas manusia.
Hal itu lah yang akan membuat siapa pun yang percaya kepada kuasa kebangkitan-Nya, dan bersedia untuk hidup dipimpin oleh Roh Tuhan, akan mampu untuk hidup berkemenangan, menjadi hamba kebenaran dan bukan hamba dosa.
Roma 8:2-3 “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.”
Ketika kita membaca hukum Taurat, baik perintah dan larangannya, maka sekuat apa pun usaha manusia untuk melakukannya, mereka tidak akan bisa untuk melakukannya secara konsisten.
Karena hal itu memang tidak mungkin dilakukan. Hanya semata oleh anugerah dan kemurahan Tuhan maka kita dapat hidup berkemenangan.
Itulah sebabnya maka kita berpaling kepada kebenaran Firman: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”
Pertama, kita bersyukur atas apa yang Kristus telah lakukan di kayu salib, yaitu menebus dosa kita.
Kedua, kita terima dengan iman bahwa Roh Kudus yang ada di dalam batin kita, telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.
Ketiga, kita belajar terus menerus untuk hidup oleh Roh Kudus dan hidup dipimpin oleh Roh.
Bagaimana caranya? Dengan terus menerus sengaja untuk membangun persekutuan yang erat dengan Tuhan, melalui doa, penyembahan dan membaca serta merenungkan Firman.
Galatia 5:24-25 ”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan makna: “hidup oleh dan dipimpin Roh Kudus”?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan Mamon?
Bagaimana sikap umat Tuhan yang sepatutnya terhadap Mamon?
Kata Mamon berasal dari kata Yunani mammonas.
Akar kata yang serupa ada dalam bahasa Ibrani, Latin, Aram dan Kasdim.
Semuanya diterjemahkan menjadi “uang, kekayaan, dan harta benda.”
Dalam pemahaman di Alkitab, kata Mamon sering kali mengandung konotasi negatif.
Kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan semua nafsu: kerakusan, keserakahan, dan keuntungan duniawi yang tidak jujur.
Pada akhirnya, Mamon menggambarkan berhala materialisme, yang bahkan menurut ukuran dunia pun dipandang sebagai sesuatu yang berlebihan atau negatif.
Firman Allah menunjukkan kontras yang kuat antara penyembahan pada kekayaan dunia dan penyembahan kepada Tuhan.
Lukas 16:13 ”Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Uang, harta, kekayaan dunia itu bisa memberikan kesenangan dan sekaligus bisa menjadi sumber kepedihan, misalnya jika harta warisan menjadi sumber konflik dalam keluarga.
Lukas 16:11 (BIS) “Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?”
Tuhan ingin agar kita menjadi orang yang dapat dipercaya, orang yang tidak silau terhadap harta dan kesenangan duniawi.
Agar kita dapat dipercayakan kekayaan rohani.
Apa saja kekayaan rohani, hidup kita berbuah Roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Kita menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan, kita menjadi berkat bagi banyak orang melalui apa yang kita lakukan kepada banyak orang.
Sekali lagi, peringatan Tuhan bagi orang yang cenderung untuk mengumpulkan harta duniawi:
Matius 6:19-21 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan makna: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”