Sabtu, 9 November 2024

MEMILIKI CARA HIDUP YANG BAIK

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 2:9-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri?
  2. Siapa yang dahulu bukan umat Allah tetapi sekarang menjadi umatNya?
  3. Apa yang harus kita jauhkan dari kehidupan kita?
  4. Mengapa kita harus memiliki cara hidup yang baik?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sesuai dengan namanya surat ini ditulis oleh Rasul Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus.

Petrus adalah tokoh yang sangat penting dalam perkembangan gereja mula-mula, dan perannya diakui dalam Kitab Kisah Para Rasul sebagai pemimpin jemaat.

Berdasarkan referensi surat ini ditulis pada masa di mana kekristenan mulai mengalami peningkatan penganiayaan, terutama di wilayah kekaisaran Romawi.

Surat ini ditujukan kepada para jemaat di Asia Kecil (Turki modern), khususnya di daerah seperti Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia -1 Petrus 1:1.

Jemaat-jemaat ini sebagian besar terdiri dari orang-orang non-Yahudi yang telah menjadi Kristen.

Mereka hidup di tengah masyarakat yang sebagian besar penyembah berhala dan sebagai orang Kristen, mereka menghadapi tekanan dan penganiayaan karena iman mereka yang berbeda dari kepercayaan mayoritas di daerah tersebut.

Kekristenan dianggap sebagai sekte asing, dan sering kali mereka disalahpahami atau bahkan diperlakukan dengan permusuhan.

Surat 1 Petrus 2 ini mendorong jemaat tetap beriman teguh meskipun menghadapi penganiayaan.

Ia juga menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang saleh dan memberi kesaksian yang baik di tengah masyarakat non-Kristen, bahkan ketika mereka diperlakukan secara tidak adil.

Surat ini mengingatkan agar umat pilihan Allah memiliki cara hidup yang baik ditengah-tengah bangsa bukan Yahudi, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka.

Namun kita meyakini bahwa kekristenan berkembang pesat pada masa itu karena murid-murid memiliki cara hidup yang berbeda dengan lingkungannya.

Di dalam penderitaan karena penganiayaan mereka menjadi sehati dan saling membantu, cara hidup mereka membedakan dengan lingkungan sosial pada masa itu sehingga banyak orang tertarik untuk bergabung dengan kumpulan murid-murid ini.

Sebutan sebagai “bangsa yang terpilih” membuat mereka menyadari bahwa gaya hidup murid-murid Kristus harus berbeda dengan gaya hidup umumnya masyarakat saat itu.

Tidak hanya diantara mereka ada kerukunan tetapi pada ayat selanjutnya (ayat 13 dst) memperlihatkan bagaimana mereka tunduk kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja maupun wali-wali yang diutusnya.

Firman Tuhan hari ini biarlah mengingatkan kita untuk berperilaku selayaknya sesuai gelar yang diberikan yaitu“ bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”.

Di kantor, di tempat kita bekerja, di sekolah, di kampus baiklah kita memanifestasikan sebagai umat kepunyaan Allah yang memuliakan Dia melalui cara hidup kita.  

Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 11-12

Jumat, 8 November 2024

PENGURAPAN YANG TURUN DALAM KERUKUNAN

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 133:1-3

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal baik dan indah apa yang dinyatakan oleh Mazmur 133 ini?
  2. Apa maksudnya minyak yang baik diatas kepala?
  3. Apa yang Tuhan perintahkan turun ke orang-orang yang hidup dalam persaudaraan yang rukun?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Gunung Hermon terletak di ujung utara Israel, Gunung Hermon adalah gunung yang sangat tinggi dengan puncak mencapai sekitar 2.814 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini terkenal karena sering tertutup salju, bahkan selama musim panas.

Pada masa PL Gunung Hermon adalah simbol kelimpahan air dan kesejukan.

Salju di puncaknya menghasilkan embun yang menyegarkan, dan embun ini diyakini turun ke lembah-lembah di sekitarnya, memberikan air yang vital bagi tanah yang lebih rendah.

Gunung Sion, di sisi lain berlokasi di Yerusalem, pusat ibadah bangsa Israel.

Dalam Alkitab, Gunung Sion sering melambangkan tempat pertemuan Tuhan dengan umat-Nya, pusat dari pemerintahan Allah di bumi, serta tempat di mana rumah Tuhan berada (yaitu Bait Allah).

Secara fisik, Gunung Hermon dan Gunung Sion berada sangat jauh satu sama lain (sekitar 332 km atau 5 ½ jam perjalanan dengan kendaraan), namun pemazmur menyatakan suatu kiasan akan pentingnya suatu kesatuan yang berkatnya mengalir hingga berdampak sangat jauh seperti embun Gunung Hermon turun ke atas Gunung Sion.

Ketika terjadi kerukunan di antara saudara-saudara maka Tuhan bisa memerintahkan berkat yang secara natural mustahil untuk terjadi namun karena kesatuan dan kesehatian berkat itu sampai kepada umatNya.

Kerukunan tidak hanya menciptakan damai sejahtera bagi kita yang mengalaminya tetapi juga membuat Tuhan memerintahkan berkatNya sampai kepada kita.

Pemazmur juga mengatakan bahwa kehidupan juga tercipta ketika terjadi kerukunan diantara Saudara.  

Kehidupan dimanifestasikan dalam bentuk kesehatan dan pertumbuhan yang dialami oleh umat Tuhan secara korporat maupun secara pribadi.

Sudah seharusnya umat Tuhan mengalami berkat kehidupan, dimana terjadi pertumbuhan dan kehidupan yang sehat baik secara roh, jiwa maupun tubuh.

Tidak ada lagi yang sakit-sakitan dalam kumpulan umatNya karena semua mengalami sukacita dan hati yang gembira. Saudara, kita memerlukan kerukunan, karena itulah yang Tuhan kehendaki dan baik bagi umatNya.

Kerukunan di antara saudara seiman adalah sesuatu yang harus kita usahakan dan dipelihara bukan sekedar didoakan saja.

Jemaat lokal yang bertumbuh dan sehat, di dalamnya senantiasa ada kerukunan yang terpelihara sekalipun ada gesekan satu sama lain.

Kita pasti melihat banyak kelemahan ataupun kekurangan saudara yang lain, namun kerukunan adalah hal utama yang harus kita jaga.

Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 9-10

Kamis, 7 November 2024

SEORANG SAHABAT MENARUH KASIH SETIAP WAKTU

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

AMSAL 17:17-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dilakukan seorang sahabat terhadap sahabatnya sendiri?
  2. Apa yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal budi?
  3. Apa dampak dari orang yang suka serong hati dan orang yang memutar-mutar lidahnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kitab Amsal adalah kitab yang isinya banyak mengisahkan tentang nasihat-nasihat dan ajakan moral kepada kita orang yang percaya, agar kita menjadi orang-orang yang arif dan bijaksana dalam berbagai hal dalam segala aspek hidup kita.

Pernahkah kita mendengar atau mungkin juga kita pernah mengalami perlakuan teman yang mana mereka “senang melihat kita susah dan susah melihat kita senang?”

Di dalam pertemanan  dengan orang dunia, yakni orang yang tidak mengenal kasih Tuhan, hal tersebut wajar terjadi.

Namun jika hal ini terjadi diantara orang percaya atau sesama anak Tuhan, maka hal ini menggambarkan bahwa kita belum memahami betul tentang kasih sejati yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada kita, yaitu kasih tanpa syarat.

Jika kita sudah mengalami kasih itu, seharusnya kita menjadi teman bahkan sahabat yang dapat mengasihi orang lain, terutama kasih kepada saudara seiman dengan tulus.

Hari-hari ini banyak orang ingin mencari sahabat sejati, bukan sekedar teman.

Mereka tahu bahwa sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar, menyediakan pundaknya untuk bersandar yang menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang pergumulan-pergumulannya, mendoakan dan orang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan segala pergumulannya dengan tidak mengumbar kepada orang lain atau dengan kata lain, seorang sahabat adalah orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Anak-anak kita juga ingin agar kita orang tuanya bukan hanya memiliki status dan fungsi sebagai orang tua saja, namun mereka ingin agar orang tuanya bisa berfungsi sebagai sahabat mereka.

Ada “kesetaraan” antara mereka dengan kita orang tua, sehingga mereka dengan leluasa dan nyaman bergaul dan mencurahkan isi hati mereka tanpa dibatasi otoritas yang cenderung kaku.

Bahkan Yesus juga menyebut kita sahabat, bukan lagi hamba, karena Dia akan memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang telah Dia dengar dari BapaNya –Yohanes 15:15.

Saudara, mari jadikan diri kita bukan hanya sekedar teman biasa, namun menjadi sahabat sejati bagi anak-anak kita, bagi saudara-saudara kita, bagi sahabat-sahabat kita yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Seorang sahabat yang tidak suka bertengkar dan juga tidak suka kepada pelanggaran.

Namun menjadi sahabat yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah kita saat ini hanya menjadi teman biasa untuk saudara-saudara kita? atau apakah kita sudah menjadi sahabat bagi saudara-saudara kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 7-8

Rabu, 6 November 2024

MEMELIHARA KASIH PERSAUDARAAN

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 13:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menjadi alasan agar kita jangan lupa memberikan tumpangan kepada orang lain?
  2. Apa pula yang menjadi alasan agar kita selalu ingat kepada kepada orang-orang hukuman dan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang?
  3. Apa yang hendaknya kita hormati dan apa yang kita tidak boleh cemarkan? (ayat 4)
  4. Perintah apa yang harus kita lakukan di ayat 5?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kasih persaudaraan yang tercantum di Ibrani 13:1 merupakan perintah kepada penerima atau pembaca mula-mula supaya mereka memelihara kasih dan hidup di dalam kasih.

Kasih persaudaraan dalam bahasa aslinya berasal dari gabungan dari kata “Fileo” yang artinya kasih tulus dan murni tanpa menuntut imbalan apa-apa dan “delpho” yang artinya ikatan persaudaraan yang erat.

Jika kedua kata tersebut digabungkan maka menjadi kata “Filadelfia” yang menggambarkan kasih persaudaraan.

Kehidupan jemaat mula-mula yang percaya kepada Kristus pada saat itu sebenarnya sudah saling mengasihi satu dengan yang lainnya, namun karena adanya aniaya dan kesesakan karena Iman percaya mereka, maka penulis Ibrani perlu mengingatkan kembali agar mereka harus tetap menjaga kasih persaudaraan yang sudah terjalin diantara mereka, meskipun dalam situasi yang sulit pada masa itu.

Hal ini berlaku juga atas kita, bahwa kasih yang sudah ada di antara jemaat kita saat ini tetap harus dipelihara dengan baik.

Salah satu tindakan sederhana agar kasih tetap terpelihara adalah kita harus menyadari bahwa semua jemaat setara adanya, artinya tidak ada perbedaan usia, jenis kelamin, strata pendidikan, ekonomi, latar belakang keluarga yang membuat kita berbeda dalam mengasihi seseorang.

Atau dengan kata lain jangan pandang bulu dalam kita mengasihi seseorang.

Ayat Ibrani 13:2 ada perintah bahwa kita jangan lupa memberi tumpangan kepada orang lain atau jemaat.

Memang dalam prakteknya tidak mudah jika ada orang lain atau jemaat yang belum kita kenal dengan baik karena kondisi terpaksa mereka tidak memiliki tempat tinggal sementara, kita langsung mempersilahkan mereka untuk tinggal dirumah kita, atau jika kita memiliki rumah tinggal lebih dari satu, kita mau dengan rela memberikan tumpangan secara cuma-cuma.

Untuk kondisi jaman sekarang, tentu kita bisa berdiskusi dengan pasangan dan anggota keluarga yang ada dirumah kita.

Tindakan sederhana lainnya untuk memelihara kasih persaudaraan di antara jemaat yaitu, kita tidak boleh sewenang-wenang dalam memperlakukan orang lain.

Jangan menjadi hamba uang dan jangan juga karena uang yang kita miliki kita menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Sebaliknya dengan uang yang kita miliki, kita bisa membantu orang atau jemaat lainnya yang berkekurangan tanpa meminta imbalan apa-apa.

Dengan beberapa contoh tindakan sederhana diatas, mari kita semua belajar untuk saling mengutamakan, bukan pribadi atau sekelompok orang/jemaat saja, namun untuk seluruh jemaat.

Mari kita terus pelihara kasih persaudaraan yang sudah ada diantara kita semakin erat dengan hati yang murni dan hati yang tulus, tanpa meminta imbalan apa-apa.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah kita saat ini sudah optimal memelihara kasih persaudaraan diantara kita? Jika Ya, Sudahkah kita melakukannya dengan konsisten? Jika belum, apa yang harus kita lakukan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 5-6

Selasa, 5 November 2024

ORANG-ORANG KUDUS YANG MENJADI KESUKAAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 16:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang Daud (Penulis kitab Mazmur) maksudkan dengan orang kudus?
  2. Kelompok orang yang manakah yang bertambah buruk keadaannya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Mazmur 16 ini didahului dengan kata Miktam, lebih tepatnya Miktam Daud.

Miktam oleh penafsir Alkitab ada yang menyatakan bahwa ini berarti Mazmur Emas karena istimewa, ada yang menyebut, inilah prasasti Daud, sebuah Mazmur yang juga menubuatkan tentang Kristus.

Di Mazmur 16 ini, Daud sesungguhnya sedang dalam pelarian dari musuh-musuhnya.

Dan bagaimana Daud sungguh mengharapkan pertolongan Allah saja. “Jagalah aku ya Allah, sebab kepada Mu aku berlindung!” (Mazmur 16:1).

Dan dalam pelariannya, Daud berjumpa dengan orang-orang yang disebutnya sebagai orang kudus.

Orang-orang baik yang kemudian menjadi jalan bagi Tuhan untuk menguatkan Daud.

Saudara, ada saat-saat dimana Allah mengijinkan kita untuk masuk dalam lembah kekelaman, apakah itu kita mengalami sakit yang parah, mengalami kesulitan ekonomi, kehilangan orang yang kita cintai.

Bagi kita yang mengasihi Tuhan, itu semua bisa kita pahami sebagai cara Tuhan entah untuk berkomunikasi dengan kita, atau sebuah ujian agar kita naik kelas ke tingkat kedewasaan rohani yang lebih tinggi.

Lalu bagaimana posisi kita, ketika kita melihat ada saudara seiman yang Tuhan izinkan mengalami lembah kekelaman?

Apakah kita akan seperti sahabat Ayub yang turut menghakimi dengan menyatakan bahwa peristiwa tersebut oleh karena Ayub telah berdosa kepada Tuhan?

Dan kecenderungan untuk menghakimi seperti ini, tanpa disadari sering dilakukan oleh umat Tuhan.

Jika kita memang mengetahui dengan persis, penyebab dari kekelaman yang terjadi pada saudara kita, maka kita bisa datang sebagai sahabat untuk mengingatkan, mendoakan dan memberikan pertolongan.

Tetapi jika kita tidak tahu dengan pasti dan hanya berasumsi atau menduga-duga, maka tidak pantas bagi kita untuk datang dan memberikan penghakiman.

Daud dalam kesukaran yang dia hadapi, dia berjumpa dengan orang-orang kudus yang memberikan peneguhan dan pertolongan.

Siapkah kita untuk dipakai Tuhan sebagai orang-orang kudus, yang dapat memberikan penghiburan bagi orang-orang yang sedang mengalami lembah kekelaman?

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang terbaik yang bisa dilakukan ketika engkau mengetahui ada saudara seiman yang mengalami musibah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 3-4

Senin, 4 November 2024

KASIH PERSAUDARAAN YANG TULUS IKHLAS

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 1:22-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana kita dapat menyucikan diri?
  2. Seperti apakah kita dilahirkan kembali?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Setelah kita dilahirkan kembali, dan Tuhan ingin agar kita terus bertumbuh semakin dewasa.

Dan untuk mendukung pertumbuhan rohani ini, kita memerlukan lingkungan yang baru, komunitas yang baru agar kita bisa saling menguatkan.

Komunitas itu bisa kita dapatkan di persekutuan, di gereja dan tentu di rumah, jika banyak anggota keluarga yang telah dilahirkan kembali terlebih dulu.

Tetapi perlu dipahami bahwa komunitas baru ini bukan berarti bahwa kita menjadi eksklusif dengan tidak bergaul sama sekali dengan lingkungan atau orang yang belum menerima Kristus sebagai Juru Selamat.

Kita tetap bergaul dengan mereka tetapi bukan untuk menikmati kesenangan bersama mereka.

Karena jika ini yang menjadi tujuan, maka kita akan sukar untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan, mengingat nilai-nilai yang berbeda yang kita percayai dan lakukan dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Ingat apa yang Firman Tuhan katakan: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 13:33).

Dalam komunitas umat Allah dimana kita berada, Firman Tuhan menyatakan agar kita hidup dalam persaudaraan yang tulus, seperti yang diungkapkan Rasul Petrus: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (1 Petrus 1:22).

Dalam komunitas umat Tuhan yang heterogen, maka akan ada laki-laki dan perempuan, orang yang berbeda secara sosial.

Ada orang yang memiliki harta yang banyak ada juga yang memiliki harta yang secukupnya, malah mungkin tidak memiliki harta sama sekali.

Ada yang berasal dari lingkungan pejabat negara, dan yang lain umumnya dari lingkungan yang bukan pejabat.

Karena heterogenitas ini, maka bisa saja seseorang bisa tidak tulus dalam bergaul.

Misalnya, orang memperlakukan secara istimewa saudara seiman yang seorang pejabat karena dia ingin diberi kemudahan atau akses untuk menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Atau orang memperlakukan orang yang kaya atau berharta sangat banyak dengan berlebihan agar orang kaya tersebut bisa memberikan bantuan keuangan kepadanya.

Atau ketika ada seseorang yang sangat cantik, maka banyak pemuda yang kemudian berebut untuk mencari perhatian.

Bagi kita yang memiliki keistimewaan, apakah karena posisi penting dalam pemerintahan, atau kekayaan yang berlimpah atau wajah yang rupawan, entah itu sangat cantik atau sangat tampan.

Maka kita harus tetap rendah hati, tidak sombong dan tetap mengandalkan Tuhan saja.

Sedangkan, kita yang berada dalam posisi yang sebaliknya, kita harus tetap bisa mengasihi dengan tulus, bukan dengan motif yang tidak murni.

Kita mengasihi bukan karena berharap memperoleh dari orang tersebut, tetapi kita mengasihi karena dia adalah saudara seiman yang perlu dikasihi dan didoakan.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang terbaik yang bisa dilakukan dalam menjalin pertemanan di kampus, di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 1-2