Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dilakukan Paulus sebelum dia menjadi orang percaya?
Apa yang menyebabkan Paulus akhirnya menjadi orang percaya?
“Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 9:4).
Itu adalah suara yang didengar Paulus yang sebelumnya bernama Saulus. Suara itu terdengar sewaktu dia dengan beberapa orang rekannya sedang menuju ke Damsyik dalam rangka menganiaya pengikut Tuhan.
Paulus bukan orang yang bodoh, bahkan sebaliknya dia sangat pintar.
Tetapi dia sama sekali belum pernah memiliki pengalaman ini, mendengar suara orang, dan tidak tahu siapa yang mengucapkannya.
Paulus mencoba bertanya, “Siapakah engkau, tuan?” Dan kemudian, dijawab, “Akulah Yesus yang engkau aniaya.”
Paulus yang merasa belum pernah bertemu Yesus, tentu bertanya-tanya, kapan dia menganiaya Yesus?
Kejadian yang dialami Paulus itu dapat dikategorikan sebagai sebuah penglihatan atau vision.
Paulus tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat sosok orang yang berbicara kepadanya, seperti yang ditulis dalam ayat 17: ”Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 9:17).
Mendapatkan vision yang tidak biasa itu, akhirnya membuat Paulus berubah total, dari seorang penganiaya jemaat atau orang percaya.
Menjadi seorang yang melayani Tuhan dengan sangat fokus dan penuh totalitas.
Selama hidupnya, Paulus beberapa kali memperoleh vision baik sebagai petunjuk atau arahan Tuhan untuk pelayanannya, seperti ketika Tuhan menginginkan Paulus pergi ke Makedonia (Kisah Para Rasul 16:9).
Maupun vision tentang pengalaman pribadi mengalami kemuliaan Allah (2 Korintus 12:1-5).
Tetapi jika mengenai visi hidupnya, tujuan hidup yang Tuhan ingin untuk Paulus lakukan, maka kita bisa menemukan ada banyak ayat Firman yang mendukung hal tersebut.
Misalnya kita bisa membaca dalam Filipi 3:10-11 ”Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”
Paulus melayani Tuhan sedemikian rupa sehingga dia tidak memedulikan keselamatannya asal apa yang Tuhan inginkan untuk Injil diberitakan kepada banyak orang, dan hal itu bisa terwujud.
Dan secara pribadi, dia berubah menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang makna visi pribadi, visi gereja dan bagaimana mencapainya dalam kehidupan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah atau siapakah yang dimaksud dengan batu penjuru?
Siapakah yang dimaksud dengan bangsa yang terpilih?
1 Petrus 2:4 ”Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.”
Petrus mengumpamakan Yesus sebagai Batu yang Hidup.
Batu yang dibuang oleh manusia.
Batu yang dibuang oleh tukang bangunan, tetapi bagi kita yang percaya Dia adalah Batu yang mahal.
1 Petrus 2:7 “Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.”
Ya, Yesus seperti dibuang oleh orang-orang Yahudi di tanah kelahirannya.
Mereka yang tadinya mengharapkan seorang Mesias, tetapi mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias seperti yang dinubuatkan oleh para nabi.
Bahkan hingga saat ini pun orang Yahudi khususnya dari kalangan Orthodox, mereka masih percaya bahwa Mesias akan datang untuk menyelamatkan bangsa Yahudi.
Tetapi bagi kita yang percaya, Yesus lah Mesias atau Seorang Yang Diurapi.
Yesus telah lahir dia ribu tahun yang lalu di Betlehem.
Bahkan orang-orang Majus sudah memperoleh petunjuk dari malaikat dan mereka bertanya kepada raja Herodes.
Seperti yang dapat kita baca dalam Kitab Matius 2:1-12.
Yesus dilahirkan dari keluarga sederhana, ayahnya Yusuf adalah seorang tukang kayu.
Ibunya, Maria sama sekali bukan dari kalangan bangsawan.
Rasul Petrus bahkan menggambarkan Yesus sebagai Batu yang dibuang oleh tukang bangunan.
Hal-hal tersebut sangat sulit dipahami dengan akal pikiran manusia.
Ya, jika seseorang mencoba untuk memahami Yesus dengan akal pikirannya saja, maka mereka akan berakhir pada kebingungna hingga akhirnya menolak untuk percaya.
Efesus 2:8-9 ”Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Keselamatan itu hanya akan diperoleh semata karena kita percaya.
Keselamatan itu anugerah Allah, pemberian Allah, bukan hasil pekerjaan kita.
Akal budi kita, pekerjaan kita tidak bisa menyelamatkan kita dari hukuman kekal.
Untuk itulah, bagi kita yang sudah menjadi percaya, adalah tugas kita untuk memberitakan perbuatan besar dari Tuhan, yaitu Karya Keselamatan yang Yesus telah lakukan di kayu salib.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu ketika menceritakan Yesus di tengah keluarga atau di mana saja engkau pernah menceritakan Yesus kepada mereka yang belum percaya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Hal apakah yang bisa mengikat dan menyempurnakan pertemanan?
Bagaimana cara damai sejahtera bisa memerintah atas seseorang?
Saat ini jika kita sejenak merenung atas kehidupan kita saat ini, maka akan ada banyak hal yang akan melintas di pikiran kita.
Ada hal-hal yang harus diselesaikan kemudian, tetapi ada juga hal-hal yang harus diselesaikan dengan segera.
Apa yang menjadi profesi kita saat ini tentu akan mempengaruhi jenis persoalan atau masalah yang harus kita selesaikan.
Pelajar atau mahasiswa mungkin akan mulai memasuki semester yang baru, ada mata kuliah yang baru atau bersiap untuk menentukan judul tugas akhir?
Bagi para pegawai, mungkin perusahaan sudah menetapkan target baru yang harus dicapai dan saudara diminta untuk membuat target pribadi atau yang dikenal sebagai Key Performance Indicator (KPI).
Bagi para pengusaha tentu tantangannya berbeda, dunia yang berubah, teknologi yang berubah, pasar atau market yang berubah itu semua akan menjadi tantangan bagi para pengusaha untuk beradaptasi agar usahanya bisa tetap berkembang.
Selain profesi di bidang sekuler, jika saudara juga terlibat dalam pelayanan, entah sebagai diaken atau pemusik misalnya.
Tahun yang baru juga akan membawa tantangan yang baru.
Bagaimana agar kita bisa melayani Tuhan dengan lebih baik, pelayanan kita bisa menjadi berkat bagi lebih banyak orang.
Dan untuk melakukan itu semua, betapa kita membutuhkan hikmat Kristus.
Ya, hikmat Kristus tidak hanya diperlukan dalam urusan yang terkait dengan pelayanan.
Kita membutuhkan hikmat Kristus juga untuk mengerti solusi terbaik atas semua permasalahan dalam hidup kita!
Hikmat diperlukan khususnya untuk mencari tahu jawaban atau solusi atas masalah-masalah yang kompleks atau rumit.
Masalah dalam dunia kerja, masalah pergaulan sosial, masalah dalam rumah tangga hingga masalah dalam pelayanan.
Hikmat adalah kemampuan atau kesanggupan berpikir dan bertindak dengan memanfaatkan pengetahuan, pengalaman, pemahaman, akal sehat, dan wawasan.
Hikmat adalah juga akumulasi pengetahuan termasuk pengetahuan atas nilai-nilai Firman Tuhan dan juga pencerahan termasuk pencerahan dari Roh Kudus yang kita miliki.
Misalnya di kampus kita sudah belajar tentang manajemen sumber daya manusia.
Tetapi di tempat kerja dengan menghadapi seribu satu macam perilaku rekan sekerja, anak buah atau atasan.
Maka dibutuhkan hikmat agar konflik tidak terjadi, atau agar proposal/usulan kita bisa disetujui atasan.
Itu semua membutuhkan: Hikmat. Dan jika kita sering merenungkan Firman dan memiliki persekutuan yang erat dengan Roh Kudus, maka Hikmat Kristus itu akan ada atau muncul jika kita memerlukannya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam menyelesaikan masalah yang rumit.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Hal apakah dalam jiwa Yesus yang Tuhan ingin kita tiru?
Perilaku seperti apa yang Yesus lakukan dan yang juga bisa kita ikuti teladan-Nya?
Ketika seseorang dilahirkan kembali yaitu ketika dia menjadi percaya dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat.
Maka rohnya diperbarui, kita menjadi bait Roh Kudus.
Tetapi ada bagian yang sangat penting dalam diri kita yang memerlukan pembaruan terus menerus, bagian mana itu, jiwa kita yang terdiri dari: pikiran, perasaan dan kehendak atau tekad.
Selama bertahun-tahun, mungkin berpuluh tahun sebelum kita menjadi orang percaya.
Kita hidup dalam daging, menuruti kehendak daging.
Pikiran kita, digunakan untuk memikirkan hal-hal yang buruk.
Emosi atau perasaan kita pun digunakan untuk hal-hal yang buruk.
Demikian juga dengan kehendak kita, yang mungkin lebih banyak untuk digunakan untuk memutuskan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan.
Oleh karenanya sangat penting agar kita tidak menjadi pasif setelah kita menerima Kristus.
Rasul Paulus menyatakan dengan tegas agar kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar.
Filipi 2:12 “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.”
Kita bisa memaknai anjuran tersebut dengan menggunakan pikiran, perasaan dan tekad kita dalam takut dan gentar.
Menggunakan panca indera kita dalam takut dan gentar.
Tidak berkompromi dengan kedagingan yaitu hal-hal yang najis dan kotor: “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya”. (Galatia 5:19-21).
Kemudian secara aktif kita menggunakan pikiran kita untuk hal-hal yang mulia.
Filipi 4:8 ”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Dengan melatih pikiran kita untuk memikirkan hal-hal yang mulia, kita sedang berproses untuk memiliki pikiran Kristus.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam menggunakan akal budi dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Didalam kemurahan Allah, apa yang dinasehatkan kepadamu?
Bagaimana untuk tidak sama dengan dunia ini?
Apa hasil dari pembaharuan budi?
Bagaimana cara kita menguasai diri menurut iman yang diberikan Allah kepada kita?
Teman-teman, sebagai anak-anak Allah, kita tidak dapat hidup dengan kehidupan zaman sekarang yang sangat dirusak oleh dunia ini.
Iblis mengambil peran untuk menarik anak-anak Allah menjadi sama dengan dunia ini dan keluar dari desain awalnya.
Firman Tuhan hari ini menolong kita untuk memiliki pembaharuan dalam pemikiran kita, untuk tidak sama dengan dunia dan apa yang ada didalamnya, tetapi memiliki pikiran Kristus.
Pembaharuan pikiran kita didalam Kristus membuat kita mengetahui dengan pasti manakah kehendak Allah, apa yang baik, apa yang berkenan, dan apa yang sempurna.
Setiap hari Firman menjadi bagian penting anak-anak Allah.
Kebenaran dalam Firman membuat kita diperbaharui didalam Roh dan pikiran, sehingga kita selalu mengenakan manusia baru yang diperbaharui hari demi hari.
Firman dengan tegas berkata Jangan sama dengan dunia ini, tetapi jadilah sama dengan Kristus.
Yesus memberi teladan untuk mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba, dan dalam keadaan sebagai manusia, merendahkan diri dan taat sampai mati.
Zaman itu memang belum ada sosmed, tapi pastinya ada tantangannya Yesus ketika menjadi manusia, sehingga butuh kerendahan ati dan taat sampai akhir.
Jadi, biar perkataan Kristus diam didalam kita dengan segala kekayaannya, sehingga kita bisa menjadi saluran kasih bagi banyak orang yang belum mengalami Kristus.
Pikiran dan perasaan Kristus membuahkan Karakter Kristus dalam hidup kita.
Kita adalah rumah tempat kediaman Tuhan bagi bangsa-bangsa, sehingga berduyun-duyun orang datang pada Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Bagaimana engkau mengalami pembaharuan budi hari demi hari? Bagaimana orang dapat melihat dan merasakan pembaharuan budi yang engkau alami?