MENGAMPUNI SAMPAI TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 18:21-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 18:22.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut kebanyakan orang atau pada umumnya, berapa kalikah kita mengampuni saudara kita jika ia berbuat dosa kepada kita?
  2. Dan menurut ajaran Yesus kepada kita dan murid-murid-Nya sampai berapa kalikah kita mengampuni saudara kita yang berdosa kepada kita?
  3. Menurut saudara apakah ada batasannya bagi kita untuk mengampuni saudara kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebagai keluarga Allah dalam kehidupan sehari-hari selalu ada interaksi dalam aktivitas yang kita bangun baik dalam komunitas, dalam ibadah-ibadah dan kehidupan-kehidupan sehari-hari.

Dalam interaksi tersebut bisa terjadi salah paham, ketersinggungan dan terluka baik melalui perkataan ataupun perbuatan.

Hal tersebut sangat memungkinkan untuk kita membuat kesalahan kepada saudara kita.

Karena aktivitasnya sangat tinggi sekali maka sangat memungkinkan terjadi kesalahannya cukup banyak sehingga dapat menimbulkan kebencian.

Dan jika hal tersebut tidak diselesaikan atau dibereskan maka akan timbul perpecahan dan putusnya hubungan persaudaraan dalam keluarga Allah.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita supaya ketika hal-hal tersebut terjadi maka tidak terjadi kebencian dan perpecahan maka kita harus mengampuni kesalahan saudara kita.

Dan berapa kalipun terjadinya orang yang bersalah kepada kita sejumlah itulah kita harus mengampuni mereka.

“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Lukas 17:3-4).

Mengapa Allah ingin agar kita memiliki hati yang senantiasa mengampuni orang lain? Karena Allah adalah kasih, dimana kasih-Nya tidak terbatas, dimana pengampunan dari pada-Nya senantiasa tersedia bagi orang-orang yang menyesal dan mau bertobat.

“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2).

”TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Mazmur 103:8-13).

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Dengan memahami bahwa kasih Allah tidak terbatas terhadap orang-orang yang berdosa kepada-Nya sehingga diberikan-Nya pengampunan dosa, demikianlah hendaknya kita bersikap untuk senantiasa mengampuni saudara kita berapa kali pun dia berbuat kesalahan terhadap kita.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam mempraktekkan pengampunan terhadap saudara seiman sampai tujuh puluh kali tujuh kali atau tidak terbatas.

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah para Rasul 21-23