MEMAKAI PERKATAAN YANG BAIK UNTUK MEMBANGUN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 4:29-32

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah akibat dari perkataan yang membangun?
  2. Bagaimana cara membuang kepahitan dalam hidup kita ?
  3. Pengampunan yang kita lakukan harus meniru pengampunan siapa?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Efesus 4:29).

Saudara, ada dua hal yang dinasehatkan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, menggunakan perintah untuk melarang dan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan perkataan.

Perkataan yang dilarang adalah perkataan yang kotor.

Dalam versi King James disebut “corrupt communication”. Komunikasi atau perkataan yang korup adalah perkataan yang 1) busuk, membusuk 2) rusak karenanya dan tidak layak pakai lagi, usang 3) kualitasnya buruk, jelek, tidak layak pakai, tidak berharga.

Anak-anak Tuhan sudah tidak sepantasnya berkata-kata yang isinya busuk atau membusukkan orang lain, mengatakan hal-hal yang tidak pantas dan tidak berharga.

Sebaliknya anak-anak Tuhan seharusnya menggunakan perkataan yang membangun.

Perkataan yang membangun adalah tindakan seseorang yang mendorong pertumbuhan orang lain dalam hikmat, kesalehan, kebahagiaan, kekudusan Kristen.

Ucapan adalah karunia yang tak ternilai; berkat yang tak terkira nilainya.

Kita dapat berbicara menggunakan perkataan untuk berbuat baik kepada orang lain.

Kita dapat memberi mereka beberapa informasi yang tidak mereka miliki; memberikan beberapa penghiburan yang mereka butuhkan;

memperoleh beberapa kebenaran melalui diskusi yang bersahabat yang tidak kita ketahui sebelumnya, atau mengingatkan dengan teguran yang bersahabat kepada mereka yang berada dalam dosa.

Orang  yang tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memberi manfaat kepada orang lain, tidak akan mungkin mengatakan hal-hal yang akan disesalinya.

Saudara, perkataan yang membangun dapat dipakai Tuhan untuk menyampaikan kasih karunia.

Seseorang yang sedang kesulitan atau bingung saat hendak mengambil keputusan memerlukan nasehat.

Ketika dia mendengarkan nasehat yang baik, maka nasihat itu dapat menjadi kasih karunia untuk dia.

Dia dapat mengambil keputusan yang baik.

Dalam diskusi atau percakapan yang sehat, sering sekali orang mendapat inspirasi untuk melakukan sesuatu yang baik.

Sumber perkataan yang baik dan membangun adalah perbendaharaan dari hati yang diisi oleh firman Tuhan.

Oleh karena itu, kita semua harus selalu mengisi hati dan pikiran kita dengan firman.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana perkataan yang mendatangkan kasih karunia?

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah para Rasul 18-20