Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Adakah orang yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus?
Hal apa yang bisa menyebabkan kita menjadi lebih dari yang menang?
Roma 8:37, “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
Lebih dari pada orang yang menang, artinya jika dalam suatu pertandingan, pemenangnya adalah yang mendapatkan juara pertama, maka lebih dari pemenang, adalah memperoleh juara yang lebih tinggi dari Sang Juara.
Ada banyak kisah dalam Perjanjian Lama tentang Tuhan yang membawa kemenangan ajaib bagi orang Israel.
Secara logika, Israel bukanlah tandingan musuh-musuhnya. Namun Tuhan mengatakan agar mereka tidak perlu takut, karena Dia akan berperang demi mereka.
Tuhan meminta Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir dan pesan Allah pada Musa, “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”(Keluaran 14:14).
Ada peristiwa menarik yang dialami oleh bangsa Israel dalam zaman nabi Elisa dalam Kitab 2 Raja-raja 7.
Bagaimana seluruh pasukan Aram melarikan diri dari perkemahan mereka ketika Tuhan membuat mereka mendengar suara kedatangan pasukan besar.
Bangsa Israel yang dilanda kelaparan akhirnya menjarah perkemahan musuh yang ditinggal kosong.
Mereka tidak hanya diselamatkan dari pasukan yang berusaha menyerang, namun mereka juga mendapat manfaat dari ancaman tersebut, yaitu makanan dan jarahan lainnya.
Bukankah hal itu berarti mereka “lebih dari sekedar pemenang”.
Menjadi lebih dari pemenang berarti ketika kita menghadapi kesulitan, tekanan, cobaan hidup, kita memiliki keyakinan bahwa kita tidak sendirian.
Kita mempunyai Roh Kudus sebagai Penolong.
Ketika kita mendekati lembah kekelaman kita tetap mengetahui bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat terjadi pada kita tanpa izin dari Bapa kita yang mengasihi kita.
Bagaimana kita bisa mencapai tingkat keyakinan, tingkat iman yang demikian.
Itu tidak akan datang dengan tiba-tiba.
Lukas 16:10“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.”
Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal yang mulia, iman yang lebih tinggi, mengalami hal-hal yang lebih besar jika kita setia, taat, konsisten untuk melakukan hal-hal yang jauh lebih sederhana.
Analoginya seperti seorang yang bekerja di sebuah perusahaan.
Pemilik perusahaan akan memberikan kepercayaan yang lebih besar jika pegawainya tersebut mampu melakukan hal-hal yang lebih sederhana.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang makna “setia pada perkara kecil”.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan mencobai Tuhan?
Peringatan apakah yang ditujukan bagi yang merasa kuat?
Ada perbedaan yang nyata antara pencobaan dan ujian.
Ujian: Allah dapat menguji seseorang dengan tujuan untuk membawa orang tersebut untuk naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi.
Misalnya, Allah menguji ketaatan Abraham dengan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak.
Dan ketaatan Abraham teruji, sehingga dia disebut sebagai Bapa orang beriman. Ayub diijinkan Tuhan untuk diuji iman dan kesetiaannya.
Dan Ayub berhasil melalui masa ujian yang begitu dramatis, hingga Allah memulihkan apa saja yang sempat hilang dalam kehidupan Ayub -Ayub 42:10.
Dalam kasus Abraham, ujian adalah inisiatif Tuhan dan dalam kasus Ayub, ujian adalah inisiatif Setan dengan seijin Tuhan.
Lalu bagaimana dengan pencobaan?
Yakobus 1:13,14“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Fakta yang penting: Pencobaan bukan berasal dari Allah, Allah tidak mencobai siapa pun.
Manusia dicobai oleh keinginannya sendiri, ia diseret dan dipikat olehnya.
Daud dicobai oleh keinginannya ketika dia sedang bersantai dan melihat perempuan mandi.
Daud gagal dan jatuh dalam dosa, sekali pun kemudian dia bertobat dan menyesali perbuatannya.
Yusuf digoda juga oleh isteri Potifar, dan Yusuf tidak jatuh ke dalam dosa.
Iblis akan mencobai seseorang dengan memberikan godaan, rayuan, penawaran.
Jenis-jenis godaan tergantung dengan kecenderungan seseorang untuk tertarik. Ada pepatah luhur yang mengingatkan kita untuk tidak tergiur pada Tiga Ta, yaitu: HarTA, TakhTA dan WaniTA.
Dan nasehat itu sesungguhnya masih aktual hingga saat ini.
Jika Daud yang sangat mengasihi Tuhan bisa jatuh karena TA yang ketiga, kita semua juga tidak kebal pada godaan, bujukan, rayuan Iblis yang menggunakan berbagai cara untuk menyebabkan orang jatuh dalam dosa.
Tergoda bukanlah dosa.
Dosa adalah apa yang terjadi ketika seseorang menyerah pada pencobaan.
Berulang kali, Alkitab menantang para pengikut Yesus untuk menolak godaan dengan memberi kita apa yang kita butuhkan untuk mengatasi godaan yang kita hadapi.
Sekali pun kita memiliki segudang kelemahan yang bisa disusupi Iblis untuk menggoda kita.
Tetapi Allah adalah Allah yang setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita.
Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepada kita jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan pengalamanmu digoda oleh Iblis dan bagaimana engkau mengatasinya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah bukti kita mengasihi Allah?
Apakah yang dapat mengalahkan dunia?
1 Yohanes 5:4“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”
Mengalahkan dunia adalah pernyataan yang sangat kuat.
Jika ini diucapkan oleh atlet, artinya atlet tersebut ingin mengalahkan semua lawan dalam pertandingan tingkat dunia!
Jika ini diucapkan oleh pemilik atau pemimpin perusahaan, maka dia ingin perusahaannya menjadi nomor satu di bidangnya.
Keinginan untuk menjadi yang terbaik, tentu hal yang patut dihargai.
Motivasi seperti itu kerap mendorong seseorang untuk meraih apa yang dicita-citakan.
Lalu apa yang dimaksud dengan Mengalahkan dunia dalam ayat di atas?
Maknanya jelas, oleh iman kepada Tuhan, maka seseorang bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Iman itu sangat powerful, bahkan iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung! -Matius 17:20.
Dalam kehidupan nyata tentu kita tidak bisa menginginkan semua hal dan berharap dapat memiliki iman untuk memenuhi keinginan tersebut.
1 Korintus 13:13“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa dari tiga hal tersebut, maka yang paling besar, paling utama adalah Kasih, baru kemudian Pengharapan dan terakhir adalah Iman.
Kasih harus mendahului pengharapan dan iman.
Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama harus mendahului harapan dan iman.
Sehingga sebelum keinginan dan harapan atas apa pun, termasuk untuk “mengalahkan dunia”, maka filter pertama adalah, apakah keinginan dan harapan kita itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan?
Karena kalau hal itu bertentangan, jelas kita tidak sedang mengasihi Allah.
Dan jika kita sedang tidak mengasihi Allah, maka keinginan dan harapan yang coba kita wujudkan dengan iman, itu keliru!
Misalnya sebagai seorang pegawai dan di kantor sedang ada penawaran untuk promosi.
Sangat wajar jika kita ingin memenangkan persaingan dalam promosi tersebut, dalam hal ini kita mungkin belum “mengalahkan dunia”, tetapi baru dalam tahapan mengalahkan rekan di kantor atau perusahaan.
Dengan demikian, filter pertama adalah: Kasih. Ini untuk memeriksa motif kita, apakah kesempatan ini semata hanya untuk memuaskan keinginan daging, sebagai pembuktian bahwa kita “hebat”.
Jika seperti itu alasannya, maka sebenarnya kita tidak sedang mengasihi Tuhan, tetapi semata untuk memuaskan nafsu dan keinginan saja.
Sehingga bisa jadi untuk memenangkan persaingan, kita bisa melakukan dengan curang, misalnya kasak kusuk dengan bagian HRD atau SDM (Sumber Daya Manusia), agar nilai kita dinaikkan.
Dan jika ini yang kita lakukan, tentu kita sedang mendukakan Roh Kudus.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan pengalamanmu dalam memenuhi keinginan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa umat Tuhan diberi peringatan untuk tidak menolak Kristus?
Mengapa Allah disebut sebagai api yang menghanguskan?
Ketika Salomo meninggal dunia, Rehabeam, anak laki-lakinya menjadi raja.
Tidak lama sesudah itu, sepuluh suku di utara memberontak melawan raja dan membentuk kerajaan mereka sendiri, yaitu Kerajaan Israel.
Suku Yehuda dan Benyamin di selatan selanjutnya dikenal sebagai Kerajaan Yehuda.
Para raja di Yehuda, berasal dari keturunan Daud, tetapi di Israel yang menjadi raja berasal dari para pemimpin suku atau mereka yang berasal dari pemimpin pasukan.
Ibu kota Yehuda tetap di Yerusalem di mana orang Yehuda tetap beribadat kepada Tuhan di Bait Allah.
Di Israel, Samaria kemudian menjadi ibu kota Israel.
Dan jika membaca dengan teliti, maka kinerja dari kerajaan sangat bergantung kepada apa yang dilakukan oleh para raja mereka.
Raja-raja di Kerajaan Yehuda banyak yang takut akan Tuhan sehingga usia Kerajaan Yehuda lebih lama dibandingkan usia Kerajaan Israel.
Pada abad ke tujuh sebelum Masehi, orang Asyur menyerang Samaria dan mengalahkan Raja Hosea, orang Israel dibawa ke Asyur sebagai tawanan.
Lebih kurang dua ratus tahun kemudian raja dari Babel menyerang Yerusalem.
Raja Zedekia buta dan dibawa bersama dengan orang Yehuda ke pembuangan di Babel.
Kisah para raja di Israel dan Yehuda adalah fakta sejarah, bagaimana raja-raja yang mengandalkan Tuhan, Tuhan memberkati kerajaannya.
Sebaliknya raja yang jahat, usia kerajaannya relatif lebih pendek dan nasib kerajaannya pun tragis.
Kita umat percaya yang hidup di masa kini, sepatutnya belajar bahwa hanya Tuhan saja yang patut kita andalkan.
Dengan mengandalkan Tuhan, maka secara rohani kita hidup di dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Allah tidak pernah berubah, dahulu, sekarang hingga selama-lamanya.
Dengan hidup mengandalkan Tuhan, maka kita sedang hidup dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan.
Yeremia 17:5-7“Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana dampak ketaatan dan ketidaktaatan umat Tuhan terhadap kehidupannya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah harapan Paulus kepada Timotius, khususnya tentang iman dan pengajaran?
Apakah Paulus memandang bahwa berolahraga itu hal yang baik?
Paulus meminta agar Timotius tidak dipandang rendah karena ia masih muda, apakah hal ini tidak membuat Timotius menjadi tinggi hati?
Timotius adalah anak rohani Rasul Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani, sedangkan ibunya adalah seorang Yahudi. Timotius sejak kecil diajar oleh neneknya Lois dan ibunya Eunike tentang iman Kekristenan.
Oleh Paulus, Timotius diajar dan diberikan contoh atau teladan, bagaimana agar Timotius menjadi seorang yang dewasa rohani dan menjadi pelayan Tuhan.
Firman Tuhan jelas menyatakan agar umat Tuhan bertumbuh semakin dewasa di dalam Tuhan, jangan pernah berpuas diri karena sudah memperoleh keselamatan jiwa.
Kepada Timotius, Paulus memberikan nasehat-nasehat yang penting untuk dijakani dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bertumbuh dalam iman kepada Kristus dengan belajar pada ajaran yang benar. Berlatih menjadi seorang dewasa yang saleh, dengan mulai melayani orang lain. Ajarkan apa yang telah dipelajari.
Menjadi teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian.
Bertekun dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
Mempergunakan karunia yang ada padanya. Awasi diri dan awasi ajaran yang dia sampaikan ke orang lain.
Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian Timotius akan menyelamatkan dirinya dan semua orang yang mendengar pengajarannya.
Itu adalah hal-hal yang Timotius lakukan sebagai pelayan Kristus.
Bukankah itu juga adalah hal-hal yang sangat baik, yang bisa kita teladani dari kehidupan Timotius?
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam melayani orang lain, misalnya ketika memberitakan Injil, atau menjadi petugas di persekutuan atau ibadah di gereja.