Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud penguasaan diri?
Mengapa harus menguasai diri?
Sebagai buah Roh, apa yang harus dilakukan supaya dapat menguasai diri?
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya”. (Galatia 5:22-24).
Rasul Paulus dalam kitab Galatia membedakan antara keinginan daging dan keinginan Roh -Galatia 5:16-18.
Kemudian Rasul Paulus memberikan contoh nyata kepada jemaat di Galatia mengenai perilaku yang muncul dari setiap keinginan tersebut -Galatia 5:19-23 dan mengingatkan mereka bahwa di dalam Kristus mereka telah “menyalibkan daging” -Galatia 5:24.
Mereka sekarang harus hidup sesuai dengan itu, di dalam Roh -Galatia 5:25-26.
Dalam Galatia 5:19-21 Meskipun Paulus berpendapat bahwa perbuatan daging seharusnya “jelas” -Galatia 5:19, dia tetap memberikan daftar contohnya kepada jemaat di Galatia. (Daftar ini tidak lengkap, karena Paulus menutup daftarnya dengan “hal-hal seperti ini.”)
Karena perilaku-perilaku ini adalah bukti bahwa orang yang melakukannya mengikuti keinginan daging -Galatia 5:16, bukan keinginan Roh -Galatia 5:17, orang itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah -Galatia 5:21b. (Perhatikan hubungan Paulus antara warisan dan Roh dalam Galatia 3:14-18; Galatia 4:1-7)
Dalam Galatia 5:22-23 Setelah memperingatkan jemaat di Galatia mengenai perbuatan daging, Paulus kini menasihati mereka untuk bertindak dengan buah Roh, dan memberi mereka daftar contoh lainnya (kali ini positif!).
Ia juga menegaskan bahwa hukum tidak menentang buah Roh.
Buah Roh artinya hasil dari pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang percaya.
Hasil dari persekutuan dengan firman Tuhan dan Roh Kudus, menghasilkan perbuatan yang sejalan dengan Roh Kudus, salah satunya adalah pengendalian diri.
Pengendalian diri adalah kemampuan untuk menundukkan keinginan daging yang memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa.
Pengendalian diri mencakup berbagai hal; membatasi makanan dan minuman demi kesehatan, penggunaan uang, hasrat seksual, hobi dan hal-hal lain yang mungkin dilakukan secara berlebihan.
Saudara, untuk dapat mengendalikan diri, pertama-tama harus memperbaharui pikiran dengan firman Tuhan.
Sebab Setiap tindakan dihasilkan dari pikiran.
Kita harus membaca dan merenungkan firman Tuhan secara konsisten.
Kedua, jagalah pikiran kita dari hal-hal yang jahat; tontonan atau bacaan yang buruk dan pergaulan yang buruk.
Janganlah membersihkan pikiran tetapi mengizinkan yang buruk masuk dalam pikiran kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana cara membaharui pikiran setiap hari?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pertumbuhan rohani seperti apa yang menyebabkan kita semakin giat dalam pengenalan akan Tuhan?
Pengenalan akan Tuhan membuat kita menjadi semakin bagaimana dalam hidup rohani kita?
Apa yang menyebabkan timbulnya kepicikan pada orang percaya?
Jika panggilan kita semakin teguh, maka apa yang terjadi dalam hidup rohani kita selanjutnya?
Saudara yang kekasih, jika kita menambahkan berbagai kebajikan di atas iman percaya kita, lalu kepada kebajikan itu kita membangun pengetahuan, kemudian kepada pengetahuan, kita menambahkan penguasaan diri sehingga kita dapat tetap tenang dalam segala suasana, maka kepada penguasaan diri kita menambahkan ketekunan.
Dengan ketekunan yang terus-menerus dan penguasaan diri yang telah menjadi bagian dari hidup kita, maka kita tidak akan mudah tersinggung dan marah karena kita mampu menguasai diri.
Dalam ketekunan kita juga membangun kesalehan, yaitu sifat taat dalam kesopanan dan ibadah yang nyata sebagai buah dari kesalehan.
Kepada kesalehan, kita menumbuhkan kasih kepada saudara seiman dan juga kepada saudara-saudara yang tidak seiman.
Kasih kepada semua orang ini kita buktikan dengan kesenangan dalam berdoa bagi saudara-saudara dan orang-orang yang belum percaya yang menumbuhkan keinginan untuk bersaksi kepada mereka yang belum percaya.
Dengan pertumbuhan keimanan seperti itu, kita tidak akan mengalami kebutaan atau kepicikan yang timbul akibat kurangnya pengenalan akan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
Banyak anak-anak Tuhan yang sudah percaya dan lahir baru seringkali tersandung oleh suara hati mereka yang menuduh.
Timbulnya pikiran yang salah membuat suara hati mereka menuduh mereka sebagai orang munafik.
Rasul Petrus menasihati kita untuk tetap waspada dan berjaga-jaga terhadap musuh kita:
1 Petrus 5:8-9”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”
Saudara, ketika seorang anak Tuhan jatuh ke dalam dosa, maka dia akan menjadi lesu dan kehilangan semangat karena hati nurani menuduhnya.
Iblis menjerat dia dengan godaannya, lalu menyerangnya dengan tuduhan bahwa dia adalah orang munafik yang belum benar-benar menjadi anak Tuhan dan sebagainya.
Jika tuduhan-tuduhan itu mengenai hati nuraninya dan dia mengaminkan tuduhan tersebut, maka iblis telah menjerat atau mengikatnya.
Keadaan seperti ini menyebabkan seseorang tidak bertumbuh, kehilangan semangat, dan kadang-kadang mulai merasa malu untuk bertemu dengan teman-teman seiman karena hati nuraninya mulai merasakan bahwa dia menjadi pendosa yang jahat, pendosa besar, munafik jahat dan sebagainya.
Jika keadaan ini terus berlanjut tanpa adanya perhatian dari saudara-saudara seiman, maka iblis akan terus meneror dia dengan suara hati atau nuraninya yang jahat seperti dia belum bertobat dan belum percaya.
Dalam kasus seperti ini:
Matius 12:43-45“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.”
Oleh karena itu, sangat baik jika seseorang yang baru percaya segera dimuridkan supaya dia diajarkan tentang pengenalan akan Tuhan, kasih Bapa dan pengampunan, keyakinan akan keselamatan serta kasih karunia yang Alkitabiah.
Jika tidak, maka iblis akan terus mencoba menggodanya dan mengajaknya kembali melakukan kebiasaan buruknya.
Jika itu terjadi, maka iblis akan mendakwa dia dalam hatinya yang menjadikan hati nuraninya terus menuduhnya.
Akibatnya, orang tersebut akan mengalami rasa malu yang mendalam dan hatinya terus menerus merasa dituduh.
Jika tidak ada saudara yang memperhatikannya, maka ada kemungkinan dia akan diikat lagi oleh iblis seperti yang dinasihatkan oleh Rasul Petrus.
Kitab Lukas menuliskan bagaimana cara iblis dalam mengintai mangsanya:
Lukas 4:13”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
Saudara, Lukas menceritakan bahwa iblis mencobai Yesus tetapi tidak berhasil menjatuhkan Yesus.
Setelah itu, iblis undur dari Yesus, namun dia tetap menunggu waktu yang baik untuk mencobai Yesus lagi.
Saudara, jika iblis berlaku seperti itu terhadap Yesus, bagaimana lagi perlakuannya terhadap kita, anak-anak Bapa yang lain?
Iblis akan terus berkeliling seperti singa yang mengaum-aum, menakut-nakuti orang dan terus mencari korban yang dapat ditelannya supaya dia dapat kembali mencuri, membunuh, dan membinasakan.
Karena itulah sifat iblis yang selalu berkeinginan untuk membunuh dan membinasakan manusia sebanyak mungkin.
Oleh karena itu, marilah kita mengikuti nasihat penulis Kitab Ibrani:
Ibrani 10:24-25”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Ketika kita memperhatikan saudara kita, maka kita akan mendapatkan mereka yang sedang digarap oleh setan.
Iblis mungkin sudah berhasil menggoda dan bahkan menelan mereka sehingga orang tersebut menjadi terikat kembali.
Saudara, marilah kita saling memperhatikan supaya kita dapat menolong saudara-saudara yang baru dalam Tuhan.
Kita bisa menolong mereka untuk bangkit kembali dari kejatuhan mereka.
Salomo pernah berkata: Tujuh kali orang benar jatuh, namun dia bangkit lagi karena anugerah Tuhan.
Kasih Tuhan yang tidak terbatas memungkinkan seseorang yang jatuh dalam dosa untuk diajar kembali sehingga dia dapat berdiri kembali dan terus mengarahkan matanya kepada kasih Bapa yang tak terbatas seperti yang dikatakan oleh para nabi: Tuhan tidak menginginkan kematian orang berdosa tetapi pertobatannya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengajarkan bahwa keselamatan kita hanya melalui iman dan bukan hasil usaha kita.
Keselamatan adalah pemberian Allah bukan hasil pekerjaan kita. Kita juga perlu mengajarkan bahwa:
1 Yohanes 1:8-10”Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”
Jadi, mari kita ajarkan mengenai pengampunan bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni kecuali menghujat Roh Kudus.
Berbagai dosa selain menghujat Roh Kudus dapat diampuni dan disebut sebagai dosa yang tidak membawa kepada kematian, semua dosa tersebut bisa diampuni.
Ketika seseorang tidak buta dan picik maka dia lebih mudah diajar.
Namun, jika seseorang sudah buta atau picik maka dia perlu dilayani kelepasan agar dia bisa dilepaskan dari keterikatan atau dari mulut iblis.
Saudara, marilah kita berusaha supaya panggilan kita semakin teguh melalui pertumbuhan dalam iman percaya kita.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan seseorang menjadi picik dan buta?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyebabkan kita bisa memperoleh hidup yang saleh?
Karena kita beroleh anugerah berupa janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, maka apa yang kita bisa peroleh karenanya?
Ketika kita hidup dalam kodrat Ilahi, apa yang terjadi pada kita?
Apa yang harus kita usahakan ditambahkan kepada iman kita?
Saudara, ketika kita percaya, sebenarnya kita telah menerima anugerah yang besar dari Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Roh Kudus.
Allah menganugerahkan Roh Kudus sebagai meterai kepemilikan-Nya atas kita.
Efesus 1:13-14”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Dia memberikan Roh Kudus sebagai meterai kepemilikan dan sebagai jaminan bagian kita sampai kita memperoleh sepenuhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah.
Saudara, Allah menganugerahkan Roh Kudus sebagai penolong, penghibur, dan pengajar bagi kita sebagai orang-orang yang percaya.
Ketika kita selalu terhubung dengan Bapa melalui Roh Kudus, maka Roh Kudus akan mengajarkan segala hal yang kita butuhkan dalam hubungan kita dengan Allah Bapa, Yesus Kristus.
Dari dalam batin kita, Roh Kudus mengajarkan dan mengarahkan kita dengan firman-Nya supaya kita dapat melakukan apa yang Tuhan Yesus ingin untuk kita kerjakan.
Roh Kudus adalah Roh Allah yang menyebabkan kita memiliki kehidupan dengan kodrat Ilahi.
Kita tidak hidup dalam kedagingan, tetapi dalam kodrat Ilahi yang dihidupkan oleh Roh Allah.
Bukan lagi oleh roh manusiawi kita tetapi oleh Roh Kudus, kita memasuki kehidupan dengan kodrat Ilahi.
Kehidupan dengan kodrat Ilahi ditandai oleh adanya karunia-karunia rohani yang menyertai kehidupan Ilahi kita.
Berbagai karunia Roh ini menyertai manusia Allah yang hidup secara adikodrati.
Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap orang percaya memiliki karunia rohani:
1 Korintus 12:7”Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
Karunia Roh merupakan tanda bahwa orang percaya hidup oleh Roh Kudus sebagai pernyataan kehadiran Roh Kudus dalam hidupnya.
Dengan kata lain, seseorang dikaruniakan oleh Roh Kudus sebagai pernyataan kehadiran-Nya dalam hidup orang percaya tersebut.
Jika orang tersebut senantiasa berhubungan intim dengan Bapa, maka kehadiran Roh Kudus akan semakin nyata melalui adanya karunia-karunia Roh Kudus.
Jika seseorang selalu terhubung dengan Roh Kudus, maka dia akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Hal ini akan tampak nyata dalam hidupnya yang adikodrati disertai dengan kuasa Roh Kudus dan karunia-karunia Roh.
Kisah Para Rasul 1:8”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kuasa Roh Kudus adalah anugerah dari Bapa bagi anak-anakNya yang selalu memiliki hubungan intim dengan Roh Kudus. Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa ada orang yang percaya kepada Yesus tetapi hanya hidup dalam kedagingan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Dalam hal apa orang-orang muda harus diberi nasihat?
Apa yang harus kita lakukan ketika kita menasihati mereka?
Mengapa lawan bisa merasa malu?
Bagaimana sepatutnya sikap para hamba supaya banyak orang memuliakan ajaran Allah, Juru Selamat kita?
Saudara, pada masa sulit seperti sekarang, dekadensi moral sangat marak, terutama di kalangan kaum muda.
Banyak kejahatan yang terjadi dilakukan oleh anak-anak remaja dan kaum muda.
Oleh karena itu, patutlah kita mendengarkan nasihat Rasul Paulus ini agar kita menasihati orang-orang muda supaya mereka benar-benar berhati-hati dalam menghadapi kehidupan pada masa sekarang ini.
Titus 2:6”Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal”
Saudara yang terkasih, kemampuan untuk menguasai diri dalam segala hal adalah suatu usaha yang sangat baik. Ini adalah anugerah dari Bapa agar anak-anak muda dapat menguasai diri.
Bagi anak-anak Tuhan, ini merupakan suatu pekerjaan baik yang dapat kita alami.
Ketika kita percaya, Allah Bapa telah menganugerahkan Roh Kudus ke dalam hidup kita.
Selanjutnya, ketika kita senantiasa terhubung dengan Dia yang ada di dalam kita, maka hidup kita akan memperlihatkan buah dari Roh Kudus.
Ketika Roh Kudus mengajar kita untuk melakukan segala sesuatu dan kita mengikuti Dia, maka Roh Kebenaran itu akan menunjukkan anugerah Bapa melalui Roh Kudus:
Galatia 5:22-23”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Jadi, penguasaan diri merupakan buah dari Roh Kudus. Ketika seseorang percaya dan senantiasa terhubung dengan Roh Kudus, maka Roh Kudus akan memperlihatkan kepada orang-orang di sekitar kita bahwa kita telah berubah.
Seseorang yang hidup dalam dekadensi moral, ketika percaya kepada Yesus Kristus, menerima Roh Kudus sebagai meterai Allah dalam hidupnya dan orang percaya itu terus bergaul dengan Roh Kudus, maka suatu ketika Roh Kudus akan memperlihatkan perubahan yang terjadi dalam hidup orang muda tersebut.
Orang muda itu telah berubah karena Roh Kudus mengubahnya dari dalam hatinya. Nabi Yehezkiel pernah bernubuat:
Yehezkiel 36:25-27”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”
Ketika kita menginjili anak-anak muda yang hidup dalam dekadensi moral dan mereka mau percaya kepada Yesus Kristus, maka Allah Bapa akan menganugerahkan kepada mereka Roh Kudus.
Roh Allah itu sendiri diberikan kepada anak muda tersebut sebagai meterai kepemilikan Allah atas hidupnya.
Tuhan akan mengubah hati anak muda yang terlibat dalam dekadensi moral tersebut, sehingga berubah menjadi seorang yang percaya kepada Yesus.
Roh Kudus dalam hidupnya akan mengubah hati yang keras menjadi hati yang lembut dan dia akan menjauhkan diri dari pergaulan yang amoral, menjadi seorang yang penurut, suka beribadah dan Roh Kudus akan mengajar dia untuk senantiasa terhubung denganNya.
Ini akan menjadikan dia seorang yang saleh dan sangat berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
Dia akan menjadi orang yang suka berdoa agar terus terhubung dengan Roh Kudus dan menjadi seorang yang sangat menguasai dirinya sehingga tidak lagi menjadi orang yang labil seperti kebanyakan anak muda saat ini.
Haleluya, puji Tuhan, Roh Kudus mengubah dia dan memperlihatkan buah Roh dalam hidup dia. Amin!
Mengapa ada anak-anak muda yang sudah percaya tetapi hidupnya tidak berubah, bahkan menjadi lebih jahat daripada sebelum percaya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang yang sedang berada di dalam gelanggang pertandingan?
Apa tujuan seseorang yang sedang berada di dalam gelanggang pertandingan?
Apa tujuan seorang olahragawan berlatih?
Apa tujuan hidup kita sehingga kita perlu menguasai tubuh kita?
Saudara, Rasul Paulus mengilustrasikan kehidupan rohani kita sebagai kehidupan seorang atlet yang sedang mempersiapkan diri untuk sebuah turnamen dengan hadiah yang sangat berharga atau mahkota akan diberikan kepada juara turnamen itu.
Sang atlet berlatih untuk mempersiapkan tubuhnya agar dalam keadaan prima saat mengikuti pertandingan.
Ia mempersiapkan tubuhnya dengan berlatih yang tekun dan mengkonsumsi makanan yang dipersiapkan dengan tepat untuk memastikan tubuhnya benar-benar fit untuk masuk dalam gelanggang pertandingan.
Tujuannya adalah menjadi juara dan mendapatkan hadiah berupa mahkota atau sejumlah uang.
Begitu juga dengan hidup kita, secara rohani kita perlu mempersiapkan diri dengan tujuan berhasil mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh Allah Bapa, kita menjadi serupa dengan gambaran Allah yang tidak terlihat yaitu Yesus Kristus.
Roma 8:26-29”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Saudara, melalui tulisan rasul Paulus, kita memahami betapa Tuhan Allah Bapa sangat ingin agar orang-orang yang percaya menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, kita yang percaya yaitu orang-orang yang hidup oleh Roh juga hendaknya menyerahkan diri untuk dibimbing oleh Bapa melalui Roh Kudus-Nya. Rasul Paulus juga menulis kepada jemaat di Galatia:
Galatia 5:16-17”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Galatia 5:24-25”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh”
Oleh karena itu saudara, marilah kita hidup tidak mengikuti keinginan daging tetapi menguasai tubuh kita agar kita bisa memasuki gelanggang pertandingan dan menjadi pemenang serta memperoleh mahkota yang telah disediakan oleh Bapa bagi anak-anakNya.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang tergelincir dan jatuh?