Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Dalam rangka kerja apa, Tuhan melalui nabi Hagai mengatakan “Kuatkanlah hatimu” kepada beberapa orang di Yerusalem waktu itu?
Allah pernah mengikat perjanjian dengan bangsa Israel. Kapan perjanjian tersebut dibuat?
Ketika Allah mengguncang langit, bumi, laut, dan daratan serta bangsa-bangsa, apa yang akan terjadi dengan kekayaan bangsa-bangsa?
Apa saja yang dinyatakan Tuhan sebagai milik-Nya sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan bahwa benda itu milik Dia?
Saudara, ketika Koresh menjadi raja di Kerajaan Persia menggantikan Kerajaan Babilonia sebagai penguasa dunia pada saat itu, Tuhan Allah menggerakkan dia untuk membangun Bait Allah di Yerusalem tanah Yehuda seperti yang tertulis dalam tulisan nabi Ezra.
Ezra 1:1-4”Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem.”
Lalu orang-orang Israel pulang dari pembuangan dan kembali ke Israel terutama ke Yerusalem.
Setelah mereka tiba di Yerusalem, pada bulan ketiga setelah kedatangan mereka, mereka mulai membangun mezbah agar dapat beribadah kepada Tuhan Allah Israel.
Kemudian, pada tahun kedua bulan kedua, mereka memulai pembangunan Bait Allah.
Ezra 3:10-11”Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan.”
Ezra 4:1-5”Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel, maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka: “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari.” Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga orang Israel yang lain berkata kepada mereka: “Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia.” Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka.”
Penundaan pembangunan berlangsung mulai dari zaman Ahasyweros hingga zaman Raja Artahsasta, raja Persia, yang menghentikan pembangunan rumah Tuhan itu, hingga tahun kedua masa pemerintahan Darius sebagai raja Persia.
Namun, Nabi Hagai dan Zakaria bin Ido, keduanya bernubuat atas orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan Yerusalem atas nama Allah.
Pada saat itu, Zerubabel dan Yesua mulai membangun rumah Allah di Yerusalem, didampingi dan dibantu oleh para nabi Allah.
Tetapi pada waktu yang sama, datanglah Tatnai, bupati daerah sebelah barat Sungai Efrat, bersama dengan Syetar-Boznai dan rekan-rekan mereka, dan beginilah katanya kepada mereka, “Siapakah yang memberi perintah kepadamu untuk membangun rumah ini dan menyelesaikan tembok-tembok ini?”(Ezra 5:9).
Hagai 1:1-14”Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN. Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.” Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN. Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: “Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN.” TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka.”
Hagai 2:2-4”dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian: Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?”
Keadaan rumah Tuhan inilah yang kemudian direnovasi oleh Raja Herodes menjadi megah yang terlihat pada zaman Yesus berada di bumi, namun kemudian dihancurkan oleh Jenderal Titus pada tahun tujuh puluh Masehi.
Nubuatan bahwa rumah Tuhan yang akan datang, jauh lebih baik dari yang dulu, masih belum terwujud.
Banyak penafsir mengatakan bahwa rumah Tuhan yang akhir akan jauh lebih mulia daripada yang pernah ada sebelumnya.
Rumah itu akan dibangun pada zaman seribu tahun, dan beberapa menafsirkan bahwa rumah itu akan dibangun menjelang akhir zaman yang memicu terjadinya perang akhir zaman pada zaman Anti-Kristus, dan sebagainya.
Namun, Kitab Nabi Hagai juga mencatat keadaan rumah Tuhan yang akhir itu:
Hagai 2:7-10”Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”
Saudara, mari kita mempercayai janji atau firman Tuhan semesta alam yaitu Bapa Yesus Kristus, Tuhan kita.
Hal itu pasti terjadi, namun mari kita juga terus memelihara Bait Allah yang juga merupakan tubuh kita dan gereja kita yang telah kita sepakati: “Our Church, Our Home.”
Mari kita terus memperkokoh kesatuan tubuh Kristus dalam jemaat GKKD-BP, jemaat tubuh Kristus se-Kota Bandung.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Kapan bait Allah yang lebih megah dari bait Salomo itu akan dibangun?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Ketika seseorang bertobat dan berbalik kepada Tuhan, apa yang akan diambil dari dia?
Dimana kemerdekaan yang sejati atau sebenarnya dapat ditemukan?
Siapakah yang dapat mencerminkan kemuliaan Tuhan?
Pernahkah saudara menyadari bahwa saudara sedang berubah menjadi serupa dengan Yesus, yaitu gambar Allah yang tidak terlihat?
Saudara, ketika kita dilahirkan kembali melalui air baptisan selam, Allah, Bapa Tuhan Yesus Kristus, memberikan anugerah kepada kita yaitu Roh-Nya sendiri yang diam dalam kita.
Sejak saat itu, kita disebut sebagai anak-anak Allah. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Yohanes:
Yohanes 1:12”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”
Dari firman Tuhan ini, kita mengetahui bahwa kita memiliki kuasa untuk menjadi anak-anak Allah seperti Yesus Kristus.
Satu kebiasaan yang sangat patut kita tiru dari Yesus adalah bahwa Dia selalu berhubungan dengan Bapa-Nya, seperti Yesus selalu menanyakan segala sesuatu kepada Bapa.
Markus 1:35”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”
Kebiasaan ini yang di contoh oleh anak-anak Tuhan dengan kegiatan bersama Tuhan dalam saat teduh, di tempat pribadi seperti ruangan khusus, dan sebagainya.
Mereka membaca, merenungkan firman Allah dan berdoa.
Kadang-kadang hal ini dilakukan berjam-jam bahkan ada yang melakukannya sampai berhari-hari, tanpa gangguan dari kegiatan lain.
Seringkali ini dilakukan pada waktu liburan bahkan ada yang sengaja cuti dari pekerjaan untuk bersekutu dengan Tuhan.
Mereka melakukan hal ini ketika seseorang mencari kehendak Allah dalam hal-hal seperti pilihan sekolah, pasangan hidup atau menentukan pekerjaan.
Saudara, melalui doa ini juga kita bisa mendapatkan keyakinan dan meraih damai sejahtera tentang suatu keputusan yang akan kita ambil.
Tuhan Allah Bapa kita membeli hidup kita dengan harga yang sangat mahal.
1 Petrus 1:18-19”Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”
1 Korintus 6:19-20”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Tuhan Allah menghendaki agar kita memuliakan Dia dengan tubuh kita, bukan hanya dengan harta atau apapun yang kita miliki, karena semuanya itu adalah milik Allah.
Sama seperti Yesus Kristus yang mempersembahkan tubuh-Nya, Dia juga menginginkan agar kita memuliakan Dia dengan tubuh kita, bukan dengan uang atau harta yang kita miliki karena semuanya itu adalah pemberian-Nya kepada kita, anak-anak-Nya.
1 Korintus 4:7”Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”
Saudara, semua yang ada pada kita adalah pemberian dari Bapa kita yang dianugerahkan kepada kita melalui Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal.
Tuhan Allah Bapa, Tuhan Yesus, menghendaki agar kita menghidupi pekerjaan baik yang telah dipersiapkan bagi masing-masing kita.
Tuhan menginginkan agar setiap dari kita memuliakan Dia melalui kehidupan kita.
Kita mencerminkan kemuliaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang datang kepada Yesus melalui kesaksian hidup kita yang mencerminkan kemuliaan-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa hal-hal yang tidak mencerminkan kemuliaan Allah dan hal-hal apa yang mencerminkan kemuliaan Allah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dipelajari oleh jemaat Tuhan?
Apa yang dapat kita ketahui melalui Yesus?
Apa yang akan menjadi akhir hidup kita jika kita tidak meninggalkan manusia lama kita?
Apa yang terjadi dengan Roh dan pikiran kita ketika kita menanggalkan manusia lama kita?
Saudara, karena kasih karunia, kita diselamatkan oleh iman, dan melalui iman itu kita memiliki Roh Kudus dalam hidup kita dan Kristus tinggal di dalam hati kita. Kristus dalam Roh Kudus akan mengajarkan kita Firman Allah dari dalam batin kita.
Melalui berbagai persoalan yang timbul dalam hidup kita, pikiran dan perasaan kita akan mengalami akibat dari persoalan tersebut.
Reaksi kita tergantung pada apa yang ada dalam hati dan pikiran kita.
Jika hidup kita masih terikat pada cara hidup yang lama, maka reaksi kita akan sangat dipengaruhi oleh emosi dan pikiran kita.
Jika persoalan itu menguntungkan, kita akan merasa senang namun jika itu merugikan, maka reaksi kita akan berupa kemarahan dan kesedihan.
Namun, jika kita sudah lahir baru, maka reaksi kita juga ditentukan oleh persoalan yang terjadi.
Jika merugikan, kita akan terdiam kemudian berdoa dan mulai bersyukur karena Roh Kudus akan mengajar kita untuk menerima setiap hal dari persoalan tersebut.
Baik untung maupun rugi, Sang Guru yaitu Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita akan Firman Tuhan untuk memperoleh jalan keluar dari persoalan itu.
Roma 8:28”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Dengan memahami Firman Tuhan, kita bersyukur dapat menguasai hati dan pikiran kita, karena kita yakin bahwa Tuhan akan membawa kebaikan dalam hidup kita demi tercapainya rencana Allah dalam kehidupan kita.
Reaksi dan tindakan kita sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan pikiran kita.
Suasana hati kita juga dipengaruhi oleh pikiran kita.
Oleh karena itu, pikiran kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, agar Roh Allah dapat menguasainya sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Saudara, ketika kita percaya dan mengalami kelahiran baru, sebaiknya kita bergabung dalam komunitas orang percaya agar memiliki saudara-saudara yang dapat mengarahkan dan menolong kita saat menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan kehendak atau tidak menyenangkan.
Dengan adanya teman-teman yang siap membantu dengan nasihat, arahan, atau dukungan lainnya, kehidupan rohani kita tetap terjaga walaupun lambat, namun tidak mengalami kerusakan.
Dalam kondisi seperti ini, kita memerlukan saudara-saudara yang dapat membimbing kita bisa melewati masa-masa sulit dengan baik.
Dengan melihat kenyataan hidup setelah beriman, dengan bantuan teman-teman yang terlebih dahulu hidup dalam Kristus, maka kita dapat belajar bagaimana menjalani hidup dalam Tuhan dengan mengikuti arahan dan nasihat dari saudara yang membimbing atau mementori kita.
Dengan demikian, kehidupan kita dapat diarahkan agar tidak mengalami kejatuhan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan yang muncul.
Saudara, Roh Kudus membimbing kita melalui arahan seorang kakak rohani, mentor, atau pembimbing yang kadang-kadang disebut sebagai bapak atau ibu rohani.
Dalam periode pertumbuhan ini, pengaruh saudara yang bersedia membagi waktunya untuk membimbing kita sangatlah besar, sehingga pikiran dan perasaan kita dapat berkembang secara rohani dengan wajar.
Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam kitab:
Roma 12:2”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Pertumbuhan rohani kita akan maju secara progresif jika kita sungguh-sungguh mau dimentori oleh seorang kakak rohani.
Pengaruh seorang kakak rohani sangatlah besar bagi kita.
Pertumbuhan rohani kita dapat berlangsung dengan wajar seiring dengan waktu pertumbuhan kita sehingga roh, jiwa, dan tubuh kita dapat terjaga dengan baik.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yang berarti kita bukanlah individu yang mandiri, tetapi makhluk yang saling bergantung satu sama lain.
Tuhan juga menciptakan kita untuk hidup dalam kesatuan, maka sangat penting bagi kita untuk hidup dalam persekutuan kesatuan, dll.
Untuk menjadi individu dalam suatu kesatuan diperlukan pandangan yang sehat yang berarti kita diharapkan memiliki pikiran dan perasaan yang telah diubah dari gaya hidup lama yang duniawi menjadi individu yang menjadi bagian dari persekutuan atau kesatuan rohani.
Agar kesatuan dan persekutuan tersebut dapat berjalan dengan baik, setiap individu harus mengalami perubahan dalam roh dan pikiran, sehingga setiap anggota di dalam persekutuan atau komunitas dapat saling membangun dan membuat komunitas atau persekutuan tersebut menjadi suatu kesatuan yang kuat.
Saudara, itulah sebabnya seorang penulis dalam kitab Perjanjian Baru menulis:
Ibrani 10:24”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”
Hal yang penting agar semua anggota suatu perkumpulan rohani, komunitas rohani atau persekutuan adalah saling memperhatikan satu sama lain.
Saling memperhatikan merupakan cara hidup yang harus diajarkan oleh para pemimpin agar komunitas tersebut dapat maju.
Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam:
Kisah Para Rasul 2:44-47”Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Dengan saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan perbuatan baik, setiap saudara yang mengalami masalah dapat dilayani dengan baik.
Hal ini membuat banyak orang di luar komunitas melihat dan mendengar bagaimana adik, tetangga, kerabat, atau teman sekantor mereka yang sebelumnya mengalami masalah keuangan telah mengalami perubahan hidup.
Mereka mendapat arahan, mentoring, dan bimbingan dalam kehidupan mereka.
Mereka yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini bekerja keras dan tidak lagi malas-malasan karena didorong dan diperhatikan dalam melakukan pekerjaan yang baik yang mengubah keuangan mereka.
Hal ini akan terlihat oleh orang luar sehingga mereka akan bergabung karena mereka juga berharap mendapat pertolongan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa banyak anak Tuhan, yang telah lama berada di dalam Tuhan namun masih hidup dalam kemiskinan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kita telah dibangkitkan oleh Allah bersama siapa?
Mengapa kita seharusnya memikirkan perkara yang di atas (surga)?
Dengan siapa kita akan menyatakan diri kelak?
Apa yang mendatangkan murka Allah, dan kepada siapa Allah akan menyatakan murka-Nya?
Saudara, setelah kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, rasul Paulus mengatakan dalam tulisannya kepada jemaat bahwa kita telah mati terhadap dosa dan hidup bagi Kristus.
Roma 6:1-4”Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”
Saudara, sekalipun kita sudah hidup oleh Roh, namun kita masih hidup dalam tubuh daging kita ini, dan daging itu sendiri memiliki keinginan yang selalu membawa kita jatuh kedalam pencobaan.
Karena pencobaan yang terjadi dalam hidup kita Yakobus mengatakan :
Yakobus 1:13-14”Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Rasul Paulus dengan jelas mengatakan:
Galatia 5:16-17”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Saudara, kita dapat hidup tanpa jatuh lagi ke dalam dosa karena sekarang kita hidup oleh Roh yang telah hadir dalam hidup kita.
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk senantiasa merenungkan Firman Allah, sehingga pikiran kita selalu dinaungi oleh Roh Kudus.
Yesus telah mengatakan bahwa firman-Nya adalah Roh:
Yohanes 6:63”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
Itulah sebabnya sejak Perjanjian Lama, Tuhan Allah mengatakan dengan lugas kepada Yosua melalui Musa:
Yosua 1:8”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
Ada suatu kenyataan bahwa ketika kita sedang merenungkan firman Tuhan, pikiran kita tidak akan memikirkan hal lain karena tidak mungkin pikiran kita memikirkan beberapa hal sekaligus.
Jika kita berpikir tentang sesuatu, maka hal itulah yang menguasai pikiran kita, dan tidak ada tempat untuk memikirkan hal lain, kecuali pikiran kita beralih ke yang lain.
Begitu pikiran kita beralih, renungan kita juga akan beralih kepada sesuatu yang memasuki pikiran kita itu. Pemazmur juga menuliskan hal ini:
Mazmur 1:1-3”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
Dari tulisan yang diilhamkan oleh Allah melalui hamba-hamba-Nya, dengan jelas dinyatakan bahwa merenungkan firman Tuhan setiap waktu membuat pikiran kita dikuasai oleh firman Allah.
Itulah firman Roh Kudus yang dapat menghasilkan rhema, yakni firman iman.
Rasul Paulus juga mengajak kita untuk bertindak aktif supaya kita tidak masuk ke dalam pencobaan, dengan melakukan firman atau bertindak sesuai dengan keinginan Roh Kudus:
Kolose 3:5”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala”
Saudara, matikanlah keinginan yang begitu kuat dalam daging kita yang disebut keserakahan.
Keserakahan membuat kita dikuasai oleh keinginan atau kehendak kita sendiri.
Kita bisa serakah terhadap makanan tertentu, yaitu makanan yang sangat kita inginkan atau terhadap uang.
Mari kita sadari bahwa keserakahan disamakan dengan penyembahan berhala.
Oleh karena itu, marilah kita menghindari keserakahan, yaitu keinginan yang kuat yang dapat mengikat dan membuat kita jatuh bangun.
Keserakahan terhadap makanan yang kita sukai sering mengakibatkan timbulnya penyakit.
Oleh karena itu, marilah kita merenungkan firman Tuhan, supaya pikiran kita tidak dikuasai oleh renungan-renungan yang bisa membawa kita kepada keinginan daging, yang bisa merangsang nafsu daging, nafsu makan berlebihan, atau nafsu jahat seperti nafsu seks.
Jika kita tidak merenungkan firman, maka pikiran kita akan memikirkan sesuatu.
Selama mata, telinga, dan hidung kita sehat, maka panca indera kita akan terus aktif menangkap keadaan di sekitar kita.
Panca indera kita akan menangkap sesuatu yang seketika bisa menggerakkan pikiran kita untuk memikirkan rangsangan yang masuk.
Jika kita tidak waspada, pikiran kita akan mulai memikirkan rangsangan itu.
Itulah sebabnya Tuhan mewahyukan firman-Nya supaya kita senantiasa merenungkan firman Tuhan, sehingga kita terawasi oleh renungan itu dan tidak mudah dirangsang oleh panca indera kita.
Saudara, marilah kita hidup dalam Roh Kudus dengan merenungkan firman Tuhan, supaya kedagingan kita benar-benar mati sehingga ketika panca indera kita menangkap sesuatu, pikiran kita terkontrol dan terawasi oleh renungan firman Allah.
Dengan demikian, daging kita tidak mudah dirangsang oleh berbagai keinginan yang ditawarkan oleh panca indera kita.
Jika pikiran kita sempat terpengaruh, marilah dengan aktif mematikan keinginan daging itu, supaya kita tidak jatuh ke dalam pengaruh daging dan tidak jatuh ke dalam dosa.
Marilah kita dengan aktif memikirkan perkara-perkara ilahi, perkara-perkara kebenaran, dan perkara-perkara Kerajaan Allah, bukan hanya perkara makanan, keuangan, atau keduniawian.
Marilah kita merenungkan perkara-perkara ilahi, perkara-perkara Kristus, dan perkara-perkara kehidupan kita secara benar sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus inginkan.
Ketika pikiran kita terkontrol dan terawasi oleh kebenaran maka kita hidup dalam kemerdekaan oleh Roh Kudus.
Kita akan memiliki damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan kita bisa dan sering sekali masuk ke dalam pencobaan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dipahami oleh orang yang dikuasai oleh kasih Kristus?
Karena Kristus telah mati untuk semua orang, maka sepatutnya semua orang hidup bagi siapa?
Dengan ukuran apa orang mengukur Kristus hari ini?
Ketika seseorang menjadi ciptaan baru, apa yang sebenarnya terjadi pada orang itu selanjutnya?
Saudara, ketika seseorang mendengar berita kasih karunia, yaitu Injil keselamatan dikabarkan, dan kabar baik tersebut memasuki pikiran dan menimbulkan keyakinan atau dapat dipercaya, maka keyakinan itu menyebabkan timbulnya iman dalam diri orang tersebut.
Iman itu kemudian mendorong seseorang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Alkitab mengatakan bahwa seketika itu juga, Tuhan Allah bereaksi dengan memberikan meterai Roh Kudus ke dalam hidup orang tersebut sebagai tanda kepemilikan Tuhan Allah.
Efesus 1:13-14”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Saudara, kelahiran kembali membuat seseorang memiliki kemampuan untuk dapat melihat dan memasuki kerajaan Allah.
Yohanes 3:3”Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Yohanes 3:5”Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Kelahiran kembali menyebabkan seseorang mengalami perubahan status menjadi anak Allah.
Dia memiliki hidup baru, di mana saat ini dia hidup oleh Roh Kudus.
Di dalam hatinya tinggal Roh Kudus, yang berdiam di dalam dirinya. Rasul Paulus menuliskan wahyu Tuhan mengenai orang yang mengalami kelahiran baru itu:
Efesus 3:17”sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Orang itu memulai hidup barunya dengan hidup oleh Roh Kudus.
Kehadiran Roh Kudus menyebabkan orang tersebut mengalami berbagai perubahan, sehingga dia menjalani kehidupan baru dan menjadi ciptaan baru, yang lama telah berlalu dan sifat yang baru telah datang.
Rasul Paulus menuliskan pengalamannya:
Efesus 2:2-3”Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”
Dan dia juga berkata dalam tulisannya yang lain:
Roma 7:19-25”Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”
Saudara, oleh iman, kita memperoleh Roh Kudus sebagai meterai kepemilikan Allah atas kita.
Iman itu juga membuat kita mengalami kelahiran baru, yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri kita: manusia daging kita yang lama telah berlalu dan manusia baru serta kehidupan baru telah datang karena Kristus hidup di dalam kita.
Oleh iman itu, kita memiliki kemampuan untuk melakukan kehendak Allah dan menaati Allah.
Ketaatan kita bergantung pada freewill atau kehendak bebas kita.
Saudara, setelah kita lahir baru dan hidup dalam Roh, Rasul Paulus menasihatkan kita agar tidak mengikuti keinginan daging, melainkan hidup oleh Roh:
Galatia 5:16-17”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Saudara, ketika kita mengalami kelahiran baru, terkadang kita masih bisa hidup oleh kedagingan.
Hal ini terjadi karena hidup kita kembali dikuasai oleh kedagingan.
Oleh karena itu, serahkanlah dirimu untuk dikendalikan oleh Roh Kudus.
Rasul Paulus menasihatkan agar kita yang sudah hidup oleh Roh supaya hidup kita dikendalikan atau dipimpin oleh Roh Kudus.
Galatia 5:25 ”Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh”
Oleh iman, Kristus tinggal di dalam hati kita, dan Kristus tidak akan memaksa kita untuk selalu mengikuti Dia Namun, Dia ingin kita hidup oleh firman-Nya, dan firman itu akan mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus dan kehendak Allah Bapa kita.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan kita kembali hidup oleh daging?