BERUSAHA AGAR PANGGILAN KITA MAKIN TEGUH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 PETRUS 1:8-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Pertumbuhan rohani seperti apa yang menyebabkan kita semakin giat dalam pengenalan akan Tuhan?
  2. Pengenalan akan Tuhan membuat kita menjadi semakin bagaimana dalam hidup rohani kita?
  3. Apa yang menyebabkan timbulnya kepicikan pada orang percaya?
  4. Jika panggilan kita semakin teguh, maka apa yang terjadi dalam hidup rohani kita selanjutnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara yang kekasih, jika kita menambahkan berbagai kebajikan di atas iman percaya kita, lalu kepada kebajikan itu kita membangun pengetahuan, kemudian kepada pengetahuan, kita menambahkan penguasaan diri sehingga kita dapat tetap tenang dalam segala suasana, maka kepada penguasaan diri kita menambahkan ketekunan.

Dengan ketekunan yang terus-menerus dan penguasaan diri yang telah menjadi bagian dari hidup kita, maka kita tidak akan mudah tersinggung dan marah karena kita mampu menguasai diri.

Dalam ketekunan kita juga membangun kesalehan, yaitu sifat taat dalam kesopanan dan ibadah yang nyata sebagai buah dari kesalehan.

Kepada kesalehan, kita menumbuhkan kasih kepada saudara seiman dan juga kepada saudara-saudara yang tidak seiman.

Kasih kepada semua orang ini kita buktikan dengan kesenangan dalam berdoa bagi saudara-saudara dan orang-orang yang belum percaya yang menumbuhkan keinginan untuk bersaksi kepada mereka yang belum percaya.

Dengan pertumbuhan keimanan seperti itu, kita tidak akan mengalami kebutaan atau kepicikan yang timbul akibat kurangnya pengenalan akan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.

Banyak anak-anak Tuhan yang sudah percaya dan lahir baru seringkali tersandung oleh suara hati mereka yang menuduh.

Timbulnya pikiran yang salah membuat suara hati mereka menuduh mereka sebagai orang munafik.

Rasul Petrus menasihati kita untuk tetap waspada dan berjaga-jaga terhadap musuh kita:

1 Petrus 5:8-9 ”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”

Saudara, ketika seorang anak Tuhan jatuh ke dalam dosa, maka dia akan menjadi lesu dan kehilangan semangat karena hati nurani menuduhnya.

Iblis menjerat dia dengan godaannya, lalu menyerangnya dengan tuduhan bahwa dia adalah orang munafik yang belum benar-benar menjadi anak Tuhan dan sebagainya.

Jika tuduhan-tuduhan itu mengenai hati nuraninya dan dia mengaminkan tuduhan tersebut, maka iblis telah menjerat atau mengikatnya.

Keadaan seperti ini menyebabkan seseorang tidak bertumbuh, kehilangan semangat, dan kadang-kadang mulai merasa malu untuk bertemu dengan teman-teman seiman karena hati nuraninya mulai merasakan bahwa dia menjadi pendosa yang jahat, pendosa besar, munafik jahat dan sebagainya.

Jika keadaan ini terus berlanjut tanpa adanya perhatian dari saudara-saudara seiman, maka iblis akan terus meneror dia dengan suara hati atau nuraninya yang jahat seperti dia belum bertobat dan belum percaya.

Dalam kasus seperti ini:

Matius 12:43-45 “Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.”

Oleh karena itu, sangat baik jika seseorang yang baru percaya segera dimuridkan supaya dia diajarkan tentang pengenalan akan Tuhan, kasih Bapa dan pengampunan, keyakinan akan keselamatan serta kasih karunia yang Alkitabiah.

Jika tidak, maka iblis akan terus mencoba menggodanya dan mengajaknya kembali melakukan kebiasaan buruknya.

Jika itu terjadi, maka iblis akan mendakwa dia dalam hatinya yang menjadikan hati nuraninya terus menuduhnya.

Akibatnya, orang tersebut akan mengalami rasa malu yang mendalam dan hatinya terus menerus merasa dituduh.

Jika tidak ada saudara yang memperhatikannya, maka ada kemungkinan dia akan diikat lagi oleh iblis seperti yang dinasihatkan oleh Rasul Petrus.

Kitab Lukas menuliskan bagaimana cara iblis dalam mengintai mangsanya:

Lukas 4:13 ”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”

Saudara, Lukas menceritakan bahwa iblis mencobai Yesus tetapi tidak berhasil menjatuhkan Yesus.

Setelah itu, iblis undur dari Yesus, namun dia tetap menunggu waktu yang baik untuk mencobai Yesus lagi.

Saudara, jika iblis berlaku seperti itu terhadap Yesus, bagaimana lagi perlakuannya terhadap kita, anak-anak Bapa yang lain?

Iblis akan terus berkeliling seperti singa yang mengaum-aum, menakut-nakuti orang dan terus mencari korban yang dapat ditelannya supaya dia dapat kembali mencuri, membunuh, dan membinasakan.

Karena itulah sifat iblis yang selalu berkeinginan untuk membunuh dan membinasakan manusia sebanyak mungkin.

Oleh karena itu, marilah kita mengikuti nasihat penulis Kitab Ibrani:

Ibrani 10:24-25 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Ketika kita memperhatikan saudara kita, maka kita akan mendapatkan mereka yang sedang digarap oleh setan.

Iblis mungkin sudah berhasil menggoda dan bahkan menelan mereka sehingga orang tersebut menjadi terikat kembali.

Saudara, marilah kita saling memperhatikan supaya kita dapat menolong saudara-saudara yang baru dalam Tuhan.

Kita bisa menolong mereka untuk bangkit kembali dari kejatuhan mereka.

Salomo pernah berkata: Tujuh kali orang benar jatuh, namun dia bangkit lagi karena anugerah Tuhan.

Kasih Tuhan yang tidak terbatas memungkinkan seseorang yang jatuh dalam dosa untuk diajar kembali sehingga dia dapat berdiri kembali dan terus mengarahkan matanya kepada kasih Bapa yang tak terbatas seperti yang dikatakan oleh para nabi: Tuhan tidak menginginkan kematian orang berdosa tetapi pertobatannya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengajarkan bahwa keselamatan kita hanya melalui iman dan bukan hasil usaha kita.

Keselamatan adalah pemberian Allah bukan hasil pekerjaan kita. Kita juga perlu mengajarkan bahwa:

1 Yohanes 1:8-10 ”Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”

Jadi, mari kita ajarkan mengenai pengampunan bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni kecuali menghujat Roh Kudus.

Berbagai dosa selain menghujat Roh Kudus dapat diampuni dan disebut sebagai dosa yang tidak membawa kepada kematian, semua dosa tersebut bisa diampuni.

Ketika seseorang tidak buta dan picik maka dia lebih mudah diajar.

Namun, jika seseorang sudah buta atau picik maka dia perlu dilayani kelepasan agar dia bisa dilepaskan dari keterikatan atau dari mulut iblis.

Saudara, marilah kita berusaha supaya panggilan kita semakin teguh melalui pertumbuhan dalam iman percaya kita.

Haleluya, puji Tuhan. Amin!

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi picik dan buta?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 14-17