Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai dengan perikop yang dibaca, kepada siapa Yesus telah memberikan firmanNya?
Mengapa dunia membenci murid-murid Kristus?
Apa yang diminta Yesus kepada Bapa dalam doanya untuk murid-muridNya?
Dikuduskan dalam apa murid-murid Kristus?
Menjelang kematianNya diatas kayu salib untuk menuntaskan tugas yang Bapa berikan, Yesus berdoa kepada Bapa untuk murid-muridNya.
Beberapa hal yang menarik coba kita perhatikan mengenai apa yang menjadi doa Yesus kepada Bapa.
Pertama, Yesus menyadari bahwa ketika Dia naik ke sorga maka murid-murid akan ditinggalkan di dunia untuk melanjutkan apa yang menjadi perintahNya.
Yesus berdoa bahwa Dia telah melakukan apa yang menjadi tanggung jawabNya yaitu memberikan firmanNya.
Yesus telah menyampaikan semua yang dikatakan Bapa kepada murid-muridNya.
Yesus dalam doaNya memberi pertanggung jawaban kepada Bapa atas apa yang telah dilakukanNya.
Ketika kita berdoa seharusnya juga merupakan komunikasi kepada Bapa bahwa kita telah melakukan kehendakNya.
Doa bukanlah sekedar permohonan tetapi juga pertangungjawaban, kata ini yang sering kita lupakan.
Tentu saja pertanggungjawaban yang kita sampaikan di ruang doa pribadi kita, dan hanya Bapa yang mendengar, bukan di persekutuan doa yang dihadiri banyak orang.
Kedua, dalam doanya Yesus juga meminta kepada Bapa untuk melindungi murid-murid dari yang jahat.
Yesus sangat tahu bahwa ketika Dia meninggalkan dunia ini maka murid-muridNya, baik ke-12 murid maupun seluruh murid-murid yang percaya kepada pemberitaan ke-12 muridNya akan menghadapi kejahatan.
Apakah kita punya orang-orang dimuridkan? Sudah pasti kita harus mendoakan mereka sama seperti apa yang dilakukan Yesus. Yesus tidak berdoa untuk semua orang secara umum, Dia berdoa kepada Bapa khusus untuk murid-muridNya dan orang-orang yang nanti mendengar dan percaya akan pemberitaan Injil murid-muridNya.
Ketiga, Yesus minta supaya seluruh murid-muridNya dikuduskan dalam kebenaran dan firmanNya adalah kebenaran.
Firman Tuhan adalah perkataan-perkataan Tuhan yang terus menerus harus masuk dalam hati dan pikiran murid-muridNya.
Yesus menyadari bahwa dunia ini akan banyak mempengaruhi murid-muridNya melalui pemikiran yang mencoba untuk menentang pengenalan akan Allah dan kebenaranNya.
Yesus dalam doanya memberikan pelajaran kepada kita bahwa hanya firman atau perkataan-perkataan dari Bapa yang akan membersihkan hati dan pikiran kita dari pikiran-pikiran dunia.
Pikiran dunia ini tanpa kita sadari masuk melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui orang-orang di sekitar kita, melalui media sosial.
Mari kita jaga hati dan pikiran kita dengan firmanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitment apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bolehkah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki?
Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa melihat hari hari baik? (ayat 10)
Kepada siapa mata Tuhan tertuju?
Siapa yang harus dikuduskan di dalam hati kita sebagai Tuhan?
Petrus menulis surat kepada umat Allah yang tersebar, agar mereka terus berbuat baik dan tidak takut kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Petrus menyadari naluri seseorang, jika mereka disakiti atau dijahati oleh seseorang cenderung untuk membalaskan kejahatan itu kepada orang yang sudah membuat kejahatan itu.
Tetapi di ayat 9 yang kita baca hari ini, Petrus meminta agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dibalas dengan caci maki.
Bahkan di ayat selanjutnya, justru kita di minta untuk memberkati mereka yang berbuat jahat.
Dalam realita sehari-hari tidak mudah untuk melakukan apa yang di tuliskan di ayat 9 tadi, namun bagi orang yang sudah percaya kepada Kristus, hal tersebut bisa kita lakukan karena dasarnya adalah “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan”.
Dengan kata lain, jika kita menguduskan Kristus dalam hati sebagai Tuhan itu artinya kita betul-betul tunduk kepada Dia yang memerintah sepenuhnya dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Sehingga kita mampu untuk terus berbuat baik.
Tidak ada yang bisa menjamin jika kita rajin berbuat baik kepada seseorang maka kita pasti akan menerima kembali kebaikan yang kita lakukan tersebut.
Dalam kenyataanya sering kali kita melakukan hal-hal yang baik, kita malah diperlakukan tidak baik dari orang-orang.
Sekalipun kita harus menderita karena melakukan kebaikan dan kebenaran, kita akan tetap berbahagia oleh karena Kristus yang sudah lebih dahulu berbuat baik kepada kita tanpa syarat apapun.
Meskipun balasan atas kebaikan tersebut tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita harus terus rajin berbuat baik, karena Kristuslah yang mengajarkan kita untuk berbuat kasih dan tidak ada hak kita untuk membalas kejahatan seseorang.
Dalam suratnya, Petrus juga menuliskan, bahwa kita harus menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik, mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya, bukan sebaliknya kita mencari pertikaian dan permusuhan.
Karena mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, sebaliknya wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Jadi marilah kita terus rajin berbuat baik, karena kita tahu, bahwa ada upah yang kita terima dari Dia untuk segala perbuatan baik kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita berbuat baik, namun yang kita terima sebaliknya, apakah yang kita harus lakukan? Apakah kita berhenti untuk berbuat baik?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa orang yang dimaksud bangsa yang terpilih?
Apa tujuan kita menjadi bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri?
Bagaimana caranya kita menjadi umat Allah? (ayat 10)
Apa yang menjadi nasehat Petrus kepada orang pendatang dan perantau? (ayat 11-12)
Ayat yang kita baca diatas adalah isi serangkaian surat Petrus kepada orang pendatang dan perantau yang ada di negeri orang, tentang identitas mereka sebagai orang yang sudah percaya dengan penebusan Kristus dan tentang bagaimana cara mereka bergaul dan hidup ditengah-tengah orang yang belum percaya kepada Kristus.
Surat Petrus ini juga masih relevan dan berlaku kepada kita orang yang percaya dengan Kristus saat ini.
Kita harus mengetahui bahwa setelah menjadi orang percaya, identitas kita otomatis berubah, kita menjadi imamat Rajani, hal itu berarti secara rohani kita adalah Raja dan kita melayani Raja diatas segala Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Kita adalah bangsa yang kudus artinya kita berbeda dengan orang-orang yang belum percaya.
Kita menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, hal tersebut membuktikan kita adalah umat yang memiliki keistimewaan yang begitu luar biasa dibandingkan dengan umat yang belum percaya lainnya.
Setelah kita mengetahui tentang identitas kita, perlu disadari bahwa ada “tuntutan” yang berlaku atas kita orang yang sudah percaya, yaitu menunjukkan cara hidup yang baik, pola pikir yang benar, perkataan yang baik, karakter serta perbuatan yang baik di kehidupan sosial di tengah masyarakat.
Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, maka kita harus memiliki cara hidup, cara belajar dan memberikan teladan yang baik sebagai seorang pelajar di sekolah atau mahasiswa di kampus.
Jika kita sebagai pekerja atau sebagai profesi di kantor, pabrik atau di marketplace dimana kita ditempatkan, maka kita harus memiliki cara hidup, cara kerja dan teladan yang baik di lingkungan kita bekerja.
Jika kita sebagai pengusaha, itu artinya kita juga harus memiliki cara berbisnis yang baik, mengelola bisnis yang baik. Apabila kita pengusaha memiliki sejumlah karyawan, maka kita harus memberikan teladan yang baik kepada setiap karyawan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Begitu pula kita yang hidup bertetangga harus memiliki cara hidup teladan yang baik dengan tetangga kita. Intinya jangan sampai keberadaan kita orang percaya, menjadi trouble maker (pembuat masalah), namun seharusnya keberadaan kita haruslah menjadi pembawa damai.
Nasehat rasul Petrus di dalam suratnya di 1 Petrus 2:11-12, kepada kita sebagai pendatang dan perantau, bukan saja kita cukup memiliki cara hidup yang baik, namun kita juga harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Apa itu keinginan daging? Yaitu: Percabulan, dan sebagainya seperti dalam Galatia 5:19-21a.
Apa yang menjadi tujuan kita untuk melakukan hal-hal baik diatas?
Tentu supaya orang-orang yang belum percaya, bisa melihat karakter dan kemuliaan Kristus dari perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehingga kelak melalui keteladanan dan cara hidup kita yang baik, oleh AnugrahNya mereka juga bisa percaya kepada Kristus.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apa yang menjadi status kita hari? Sebagai pelajar, mahasiswa? Sebagai pekerja atau profesi? Sebagai pengusaha atau pekerja bebas? Sebagai ibu rumah tangga atau pekerja rumah tangga?orang yang hidup di tengah tetangga yang majemuk? Apapun status kita hari ini, semuanya sama dihadapan Tuhan dan kita memiliki tanggungjawab yang sama yaitu kita harus terus menerus memiliki cara hidup yang baik. Sudahkan kita melakukannya dengan konsisten?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hal-hal yang praktis yang dapat kita lakukan sebagai perwujudan tindakan kasih?
Jika ada seorang yang memusuhi kita, apa yang harus kita lakukan?
Di Alkitab banyak terdapat nasehat untuk saling mengasihi.
Definisi kasih yang paling terkenal mungkin yang terdapat dalam 1 Korintus 13, seluruh pasal ini secara khusus menguraikan definisi kasih.
Sedangkan di Kitab Roma yang sudah kita baca, Paulus lebih menekankan bagaimana kasih bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Enam hal praktis yang bisa dilakukan, adalah:
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! : Kita mengasihi bukan karena ingin dilihat orang, kita mengasihi karena memang sungguh-sungguh mengasihi!
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat: saling mendahului dalam memberikan salam, ketika bertemu. Saling mendahului memaafkan ketika sedang berselisih paham.
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Banyak pelayan Tuhan, umat Tuhan yang perlu dibantu khususnya dalam hal keuangan. Dan yang jarang dipraktikkan adalah: memberi tumpangan! Ini dilakukan misalnya untuk memberi tumpangan para hamba Tuhan dari luar kota yang sedang berkunjung ke kota kita. Menyediakan kamar tidur, menyiapkan makanan dan minuman.
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Kasih Allah itu kasih Agape, kasih yang tanpa syarat, unconditional love. Tentu ini bukan hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi Tuhan memang menghendaki agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. ”Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.” (Lukas 6:29).
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!Tidak hanya dilarang membalas kejahatan dengan kejahatan, Tuhan ingin agar kita melakukan apa yang baik. Dijauhkanlah dari kita untuk mereka-reka hal yang buruk kepada orang lain, siapa pun itu!
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.Bahkan ketika ada orang yang dengan sengaja melukai kita secara fisik dan psikis, misalnya kita difitnah. Tuhan menghendaki agar kita tidak menuntut balas! Firman Tuhan mengatakan: Pembalasan itu haknya Tuhan!
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, dari berbagai nasehat tentang kasih yang telah kita pelajari, nasehat mana kah yang paling sukar untuk diterapkan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa tubuh kita perlu dipersembahkan kepada Tuhan?
Seberapa pentingkah seseorang untuk mengetahui kehendak Allah?
1 Tesalonika 5:23 ”Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Allah menghendaki agar roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara sempurna dengan tak bercacat.
Roh terdapat dalam manusia batiniah kita, dimana Roh Allah juga berada.
Sedangkan jiwa dan tubuh terdapat dalam manusia lahiriah kita. Tubuh adalah tempat dimana roh dan jiwa kita berada.
Di dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan tekad atau kehendak.
Dan kombinasi dari itu semua terbentuklah kepribadian kita.
Roh penurut tapi daging lemah-Matius 26:41. Manusia batiniah kita penurut, tetapi manusia lahiriah kita lemah.
Itulah sebab, kita perlu untuk mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan dan melatihnya dengan disiplin agar tubuh kita takluk kepada keinginan roh.
Di dalam tubuh kita terdapat panca indra: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Betapa pentingnya kita mempersembahkan itu semua kepada Tuhan, sehingga semua panca indra kita, tidak digunakan untuk hal-hal yang najis yang mengakibatkan pencobaan dan dosa.
Roma 6:6 ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Sebelum kita dilahirkan baru, manusia lama kita akan sangat dominan, tetapi Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, sehingga tubuh dosa kita hilang kuasanya.
Kita adalah ciptaan baru, hal ini lah yang menyebabkan kita mampu untuk hidup kudus dan berkemenangan.
Selain kita mempersembahkan panca indra kita, maka kita juga patut mempersembahkan pikiran, perasaan dan kehendak kita kepada Tuhan.
Pikiran kita hanya memikirkan:semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji -Filipi 4:8.
Emosi kita, kita persembahkan kepada Tuhan dalam pujian, penyembahan dan merespon dengan empati kebutuhan orang lain.
Daud adalah seorang yang mengasihi Tuhan, tetapi dia yang juga adalah raja, Daud tidak malu untuk menari bagi Tuhan.
Dan itu adalah contoh yang benar bagaimana kita merespon kehendak Roh dengan emosi kita.
Selanjutnya, sangat penting bagi kita untuk menyerahkan kehendak atau tekad kita kepada Tuhan.
Sehingga ketika ada konflik dalam batin kita, kita tahu apa yang harus kita putuskan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, tentang bagaimana praktis dalam mempersembahkan mata, pikiran dan perasaan kita, kepada Tuhan.