Minggu, 24 Desember 2023

DITERIMA MENJADI ANAK-NYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

GALATIA 4:4-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Galatia 4:5.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang kita alami setelah ditebus oleh Yesus yang telah datang dan lahir ke dunia?
  2. Karena kita diterima sebagai anak, maka siapakah yang tinggal dalam hati kita?
  3. Apakah bukti bahwa kita telah memiliki Roh Anak-Nya atau Yesus di dalam hati kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesus telah datang ke dunia dan menebus segala dosa-dosa kita sehingga kita diterima atau diangkat-Nya menjadi anak Allah.

Sebagai anak Allah kita diberi kuasa dan otoritas untuk hidup seperti Yesus karena kita memiliki Yesus dalam hati kita.

”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13).

”Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” (Roma 8:15-16).

Kita bukan saja memiliki hidup seperti Yesus tetapi Yesus sendiri akan menyatakan diri-nya dalam kita sehingga kita akan menjadi seperti Yesus.

”Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1 Yohanes 3:2).

Karena kita diterima sebagai anak maka kita juga sebagai ahli waris untuk dipermuliakan bersama-sama dengan Yesus dan hidup dalam kekudusan karena kita memiliki kodrat ilahi.

”Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Petrus 1:4).

”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:17).

Kita patut bersyukur oleh karena anugrah-Nya kita diterima sebagai anak-anak Allah, memiliki Roh Anak dan dapat hidup dalam kekudusan serta luput dari hawa nafsu dunia sehingga kita dapat hidup seperti Yesus untuk mengerjakan dan menyelesaikan rencana Bapa di bumi ini.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara hal-hal apakah yang saudara alami sebagai dampak setelah saudara diterima sebagai anak Allah.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Yohanes 1-5

Sabtu, 23 Desember 2023

TIDAK ADA YANG MEMISAHKAN KITA DARI KASIH ALLAH

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 8:36-39

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Penderitaan apakah yang dialami oleh Rasul Paulus dalam mengikut dan melayani Tuhan?
  2. Apakah yang membuat mereka mengalami kemenangan dalam menghadapi penderitaan?
  3. Apakah keyakinan kita terhadap kasih Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita bahwa untuk mengikut Dia kita harus pikul salib dan sangkal diri. “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).

Bahkan pernyataan Tuhan kepada Rasul Paulus bahwa dia akan mengalami banyak penderitaan dan bahaya maut, tetapi Tuhan menjanjikan kemenangan bagi kita.

Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” (Kisah Para Rasul 9:16).

”Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:36-37).

Kunci dan sumber kemenangan kita dari setiap pergumulan, penderitaan yang kita alami adalah bahwa Allah sangat mengasihi kita.

Kasih Allah kepada kita dibuktikan-Nya dengan memberikan Anak-Nya, Yesus Kristus kepada kita untuk mati di kayu salib unutk menebus dosa kita.

Kasih Allah itu besar dan tidak terbatas dan sempurna menebus dosa-dosa kita, melepaskan kita dari kelemahan dan sakit penyakit serta memerdekakan kita dari kutuk dan maut.

”Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13).

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Dengan memahami besarnya kasih Allah maka kita memiliki keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah sehingga apapun yang kita alami termasuk di dalamnya penderitaan, maut, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah, kuasa-kuasa atau makhluk lain, tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah.

”Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1 Yohanes 4:18).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap tenang dalam mengahdai penderitaan, maut, dan lain-lain.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Petrus 1-3

Jumat, 22 Desember 2023

TINGGAL DALAM KASIH-NYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 15:9-13

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yohanes 15:10.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Karena Yesus telah mengasihi kita, apakah perintah-Nya kepada kita?
  2. Apakah yang harus kita lakukan agar tinggal dalam kasih-Nya?
  3. Apakah perintah Tuhan yang harus kita taati?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesus telah memberikan teladan kepada kita bahwa Yesus senantiasa tinggal dalam kasih Bapa dengan cara hidup menuruti dan taat kepada perintah Bapa.

Tuhan juga ingin agar kita senantiasa tinggal dalam kasih-Nya dengan cara taat dan menuruti serta melakukan perintah-Nya.

Salah satu perintah Tuhan yang harus kita turuti agar kita tetap tinggal dalam kasih-Nya adalah supaya kita hidup saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita.

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34).

”Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” (Yohanes 15:17).

”Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.” (1 Yohanes 3:23).

”Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu–bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya–supaya kita saling mengasihi. (2 Yohanes 1:5).

Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa ketika kita membenci saudara kita maka kita tidak memiliki kehidupan kekal dalam diri kita.

”Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” (1 Yohanes 3:15).

”Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.” (1 Yohanes 2:11).

Oleh sebab itu, marilah kita hidup saling mengasihi saudara kita juga orang lain termasuk musuh kita dan juga jiwa-jiwa yang terhilang, dengan demikian nyatalah bahwa kita tinggal di dalam kasih-Nya.

”Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16).

Diskusikanlah di dalam komunitas saudara sikap apa yang harus senantiasa saudara upayakan kepada orang lain agar tetap tinggal dalam kasih Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Petrus 1-5

Kamis, 21 Desember 2023

MEMAHAMI KASIH KRISTUS

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 3:14-19

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud memahami kasih Kristus?
  2. Apakah yang dimaksud mengenal kasih?
  3. Mengapa kasih Allah melampaui segala pengetahuan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).

Dalam ayat di atas ada 3 level hubungan kita dengan kasih Allah.

Pemahaman, pengenalan dan dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah.

Pemahaman adalah langkah awal. Ini menyangkut kesediaan untuk belajar dengan semangat.

Menggunakan akal budi. Kita harus secara aktif untuk belajar memahami kasih Kristus.

Ini adalah langkah awal untuk mengalami kepenuhan Kristus.

Langkah berikut adalah mengenal kasih.

Kasih Allah sesuai ayat di atas melampaui segala pengetahuan (tidak masuk akal).

Kita tidak cukup memahami dengan pikiran, tetapi masuk lebih dalam lagi, sampai mengalami pewahyuan.

Ini hanya dapat diperoleh melalui perenungan firman dan penyembahan pribadi yang intens.

Kata “mengenal” dalam ayat di atas dalam Bahasa Yunani Alkitab memiliki arti pengetahuan fungsional (“bekerja”) yang diperoleh dari pengalaman langsung (pribadi). 

Pengenalan akan kasih Kristus diperoleh melalu persekutuan pribadi.

Saudara, setelah kita memahami dan mengenal kasih Allah maka kita akan mengalami kehidupan yang dipenuhi kepenuhan Allah, yang  kalau menggunakan Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari  “sehingga kalian penuh dengan kepribadian Allah yang sempurna”.

Inilah tujuan hidup orang Kristen, kita memiliki kepribadian Allah yang sempurna, atau menjadi seperti Tuhan Yesus.

Saudara, ambillah langkah yang nyata untuk mengalami kepenuhan Kristus atau keserupaan dengan Kristus.

Miliki waktu untuk belajar kasih Allah dengan benar.

Miliki persekutuan pribadi (penyembahan dan merenungkan firman) secara intens.

Renungkanlah, apakah kita sudah meluangkan waktu untuk memahami dan mengenal kasih Kristus.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yakobus 1-5

Rabu, 20 Desember 2023

TIDAK ADA KETAKUTAN DALAM KASIH

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 4:15-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ciri utama kita hidup dalam kasih?
  2. Apakah maksudnya kita ada dalam dunia seperti Yesus dalam dunia?
  3. Mengapa tidak ada ketakutan dalam kasih?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.(1 Yohanes 4:18).

Ketakukan adalah akibat dosa yang nyata.

Orang-orang berdosa hidupnya adalah dalam ketakutan karena maut. 

Mereka menyadari di dalam hati mereka, bahwa upah dosa adalah maut.

Mereka dikejar-kejar oleh rasa takut kepada maut.

Ibrani 2:15 “dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut”.

Jadi, orang yang mengerti kasih Allah dan tinggal dalam kasih Allah pasti tidak lagi tinggal dalam ketakutan.

Orang yang sudah menerima kasih Allah menjadi ciptaan baru yang berkenan kepada Allah.

Oleh karena itu, tidak ada lagi ketakutan.

Saudara, ketika Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, mereka takut bertemu Allah.

Kejadian 3:10Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”

Ketakutan adalah bagian dari orang berdosa.

Sekarang status kita adalah orang benar (dibenarkan oleh Allah), tidak lagi dikejar ketakutan seperti Adam saat jatuh dalam dosa.

Ketakutan  muncul  Ketika fokus kita teralihkan dari Tuhan kepada masalah.

Seperti kisah para murid saat perahu mereka diterpa gelombang laut, mereka ketakutan.

Yohanes 6:20-21Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut! Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju”.

Tinggal dalam hadirat Tuhan akan menghalau ketakutan.

Kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita membuat kita sadar atas penyertaan Tuhan sehingga ketakutan lenyap.

Bagaimana caranya menyadari kehadiran Tuhan?

Pertama, senantiasa mengucap syukur.

Saat mengucap syukur, kita sedang mengingat kehadiran Allah.

Kedua, memuji Tuhan. Saat memuji Tuhan, kita sedang mengingat Dia.

Ketiga, mengucapkan firman secara berulang.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana cara menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ibrani 11-13