Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang mengancam para Rasul?
Mengapa mereka mengancam para Rasul?
Apa yang diminta oleh para Rasul kepada Tuhan, mengapa?
Apa yang terjadi ketika mereka berdoa?
Apa yang menyebabkan mereka berani memberitakan firman Allah?
Saudara, ketika para Rasul, Simon Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh dan mereka mengajarkan kepada orang banyak bahwa Yesus Kristus yang mereka salibkan telah kembali ke Sorga dan kembali ke takhta-Nya sebagai Tuhan dan Allah, maka orang-orang Israel terutama orang-orang Farisi dan imam-imam Yahudi marah besar dan manangkap Petrus dan Yohanes serta melarang mereka mengajar dalam nama Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul 4:18-20”Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”
Pada akhirnya orang-orang Farisi mengancam para Rasul dengan sangat keras agar mereka tidak lagi membesarkan nama Yesus Kristus karena menurut mereka, Yesus adalah penyesat, karena mereka menuduh Yesus sebagai anti hukum Taurat.
Padahal Tuhan Yesus tidak mengajarkan anti hukum Taurat, namun Yesus meluruskan kebengkokan hukum Taurat karena ahli-ahli agama Yahudi dan orang-orang Farisi telah menggunakan dan membelokkan hukum Taurat untuk kepentingan mereka.
Mereka menuduh Yesus sebagai penyesat karena Yesus meluruskan kebengkokan-kebengkokan itu.
Misalnya, Yesus meluruskan hukum hari Sabat, Yesus menentang orang-orang Farisi.
Matius 5:17-18”Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Dan Yesus telah melakukan semua hukum Taurat dalam hidup-Nya dengan sempurna.
Yesus telah menggenapi hukum Taurat itu dengan meluruskan, menjelaskan dan melakukannya dengan sempurna dalam hidup-Nya.
Yesus meluruskan dan menjelaskan dengan mengajarkan hukum Taurat yang lebih akurat dari yang diajarkan para ahli Taurat dan orang Farisi.
Matius 6:6”Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Sementara orang-orang Farisi berdoa di pinggir jalan dengan jubah dan tali-tali sembahyang di pinggang.
Mereka menadahkan tangan dengan wajah yang terangkat ke atas.
Ajaran Yesus ini menyebabkan orang-orang Farisi sangat benci kepada Yesus Kristus. Ketika Yesus dicobai maka Yesus memperlihatkan ketaatan-Nya daripada Dia memperlihatkan kuasa ilahi-Nya.
Yesus memperagakan hukum Taurat dalam hidup-Nya.
Dia memperlihatkan bahwa Dia adalah hamba Allah Yahwe di hadapan setan si pencoba itu.
Matius 5:31-32”Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.”
Matius 6:16-18”Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Matius 12:1-8”Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Melalui pengajaran Yesus inilah, orang-orang Farisi, imam-imam dan para ahli Taurat sangat benci kepada Yesus Kristus.
Dan Yesus mencela para pemimpin itu.
Matius 23:23”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
Pernyataan Yesus Kristus menyebabkan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat semakin benci kepada Yesus.
Mereka menginginkan agar Yesus dibunuh karena mereka sangat takut kedudukan mereka di bangsa itu bisa hilang sehingga mereka tidak berharga dan tidak dihormati bangsa Israel lagi.
Jadi, pengajaran Yesus Kristus ini menjadi ajaran yang dikenal oleh para pendengar-Nya sebagai ajaran yang menentang ajaran para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Hal inilah yang menyebabkan Yesus dibunuh dengan disalibkan.
Namun pada hari ketiga, Yesus bangkit dari antara orang mati dan ahli Taurat semakin jelas tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Orang Farisi, ahli Taurat dan imam-imam juga imam besar bangsa itu telah mendengar bagaimana Yesus yang mereka salibkan telah mati tetapi pada hari ketiga, Yesus bangkit dari antara orang mati.
Namun karena kedudukan terhormat mereka bisa amblas kalau di proklamirkan bahwa Yesus adalah mesias, Kristus yang di tunggu-tunggu oleh bangsa Israel, maka mereka pura-pura tidak tahu.
Mereka menyuap tentara Romawi supaya tidak melaporkan kebangkitan Yesus Kristus dan berbohong karena kedudukan mereka sebagai petinggi bangsa Israel dapat terancam.
Saudara, ancaman petinggi Israel kepada para rasul-rasul itu begitu rupa, maka diperlukan keberanian untuk mengabarkan Firman Allah.
Itulah sebabnya maka para rasul berdoa meminta di beri keberanian dan pengurapan khusus yang dipenuhi oleh Roh Kudus agar pemberitaan Injil mereka disertai oleh tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat supaya orang banyak bisa mempercayai kesaksian atau pemberitaan Injil para Rasul dan Tuhan mendengarkan doa mereka.
Tuhan menggoncang tempat mereka berdoa, Tuhan memenuhi mereka dengan Roh Kudus dan Tuhan memberi keberanian kepada mereka untuk pergi memberitakan Injil Keselamatan yang disertai dengan tanda-tanda dan mujizat.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan tidak berani memberitakan firman Tuhan atau memberitakan Injil Yesus Kristus atau Injil keselamatan atau Injil Kerajaan Allah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang akan mengenal nama Allah dan mengetahui bahwa Allah berfirman?
Siapa yang terlihat indah dari puncak bukit?
Siapa yang bersorak-sorai ketika Allah kembali ke Sion?
Apa yang Tuhan lakukan ketika Dia menghibur umatNya?
Saudara, ketika bangsa Israel terbuang ke Asyur, orang Yahudi terbuang ke Babylonia, dan rumah Tuhan di Israel dirobohkan, bangsa itu sangat menderita karena perbuatan mereka yang sangat menyakiti Tuhan.
Berulangkali Tuhan mengutus hamba-Nya, para nabi, untuk menyampaikan pesan Tuhan yang menyatakan diri-Nya murka atas bangsa itu.
Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan, tidak menghargai Tuhan yang telah menyatakan kasih-Nya kepada bangsa Israel.
Sejak bangsa itu keluar dari Mesir, Tuhan terus menyatakan kasih-Nya yang sangat besar karena janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, nenek moyang bangsa itu.
Israel memperlihatkan kepada Tuhan bagaimana mereka sebagai suatu bangsa yang tegar tengkuk, bandel, tidak menghormati Tuhan dan tidak memperlihatkan rasa takut-Nya kepada Tuhan.
Mereka cenderung menganggap Tuhan sebagai teman yang kurang berharga.
Mereka sangat tidak menghormati-Nya. Setelah mereka berdiam di tanah Kanaan, mereka menikmati indahnya tanah itu.
Mereka menikmati kesuburan tanahnya dan menikmati kebaikan Tuhan yang memberikan kepada mereka tanah Kanaan yang penuh dengan susu dan madu.
Keindahan tanah Kanaan, kesuburan dan hasil tanah yang melimpah, tidak membuat bangsa itu menjadi kagum dan menghormati Tuhan Allah yang sangat mengasihi mereka.
Bangsa Israel memperlihatkan sikap mereka yang seperti pemberontak.
Mereka kenal Tuhan itu, namun mereka tidak menghargai-Nya sebagai Tuhan yang sangat memperhatikan dan mengasihi mereka.
Seolah-olah bahwa Tuhan Allah Yahwe, sangat butuh bangsa itu sehingga mereka bersikap tidak menghargai dan tidak menghormati Tuhan.
Namun Tuhan sangat memperhatikan dan sangat mengasihi mereka karena Tuhan menghormati dirinya yang telah bersumpah dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
Berabad-abad lamanya Israel memperlihatkan sikap mereka yang menaati Tuhan yang menjadi kewajiban karena ketakutan mereka kehilangan berkat Allah, bukan karena mereka segan dan menghormati Tuhan, sembari banyak orang Israel tetap saja tidak menghormati Tuhan Allah mereka, tetapi mereka tetap menyembah juga berhala-berhala yang membuat Tuhan itu murka.
Kedegilan hati bangsa itu menyebabkan Allah murka dan mengerahkan Kerajaan-kerajaan di sekitar mereka memperbudak dan menjajah mereka.
Ketika mereka sengsara, mereka berteriak minta tolong pada Tuhan dan Tuhan kembali mendatangkan berkat-Nya bagi bangsa itu.
Berulang-ulang hal itu terjadi karena memang Tuhan sangat mengasihi bangsa itu.
Tuhan murka ketika Raja Salomo menyembah berhala, oleh karena dia memperisteri perempuan-perempuan penyembah berhala.
Maka pada waktu anaknya menggantikan Salomo sebagai raja, maka Tuhan membagi dua bangsa itu.
Israel utara terdiri dari sepuluh suku bangsa Israel dengan ibu kotanya Samaria, dengan suku yang menjadi pemimpinnya adalah suku Efraim, anak Yusuf.
Israel selatan dikenal dengan daerah Yehuda dengan dua suku yaitu Benyamin dan Yehuda, dengan ibukotanya adalah Yerusalem.
Suku-suku Israel utara adalah suku-suku yang sangat tegar tengkuk yaitu mengerti di tolong Tuhan tetapi tidak pernah menghormati Tuhan Allah Israel.
Di Israel Selatan, masih ada beberapa rajanya yang menghormati Tuhan dengan membuang berhala-berhala dan merubuhkan tiang-tiang penyembahan berhala.
Mereka memerintahkan supaya rakyatnya menyembah Tuhan Allah Yahwe.
Israel utara sering juga disebut orang Samaria yang kemudian hari dikenal sebagai bangsa campuran antara bangsa Yahudi dengan orang-orang Asyur yang terdiri dari campuran banyak bangsa.
Setelah mereka dibuang ke Asyur dengan cara sebahagian suku-suku bangsa Yahudi tetap tinggal di Israel utara, dan orang-orang Asyur dipindahkan ke daerah Israel sehingga terjadi perkawinan antara bangsa Israel utara dengan orang asing dari Asyur.
Israel selatan karena pemberontakan bangsa itu, raja-raja yang juga ikut menyembah berhala dan ikut sujud menyembah dewa-dewi bangsa disekitar mereka, maka Tuhan murka dan mendatangkan raja Babel yang mengalahkan mereka dan kemudian membawa bangsa itu ke Babylonia sebagai tawanan selama tujuh puluh tahun.
Ketika pembuangan inilah, Yesaya bernubuat kepada bangsa itu. Yesaya menyampaikan kabar damai yaitu suatu kabar yang memberitahukan bahwa Tuhan Allah Yehuwa, sangat mengasihi bangsa itu dan Tuhan Allah Yahwe atau Yehuwa akan membawa pulang bangsa itu kembali ke Israel, dan akan terjadi bahwa Bait Allah itu akan dibangunkan kembali di Yerusalem.
Kabar baik ini dinubuatkan oleh nabi-nabi yang diutus Tuhan Allah Israel seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel dan lain-lain.
Ketika Bait Allah berdiri kembali dan Allah hadir di bait-Nya maka seluruh bangsa Israel yang hadir di Yerusalem setelah mereka kembali dari Babylonia, mereka bersorak-sorak memuji dan menyembah Tuhan Allah Israel yaitu Yahwe, yang oleh beberapa raja orang asing pernah diumumkan bahwa Tuhan Allah Israel adalah Tuhan yang harus dihormati dan tidak boleh di rendahkan kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia.
Hal ini pernah dinyatakan oleh Nebukadnezar.
Daniel 4:37”Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.”
Daniel 6:26-28”Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.”
Raja asing telah melihat kebesaran Tuhan Allah Israel melalui kesaksian dari Daniel, Sadrakh, Mesak dan Abednego.
Daniel juga telah menyampaikan kabar damai bagi bangsa Israel dan kepada kita juga pada zaman akhir ini.
Ketika kita membaca kitab Daniel, maka kita akan melihat dan bertambah pengenalan kita kepada Tuhan Allah Israel Yahwe itu dan kepada kita dibukakan lagi bagaimana kabar atau berita damai itu oleh para Rasul.
Kita mengenal Kasih Karunia-Nya yang besar melalui Yesus Kristus.
Kita melihat kasih karunia-Nya yang sangat besar melalui pengorbanan Yesus Kristus di Kayu Salib.
Lewat kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke Sorga dan turun-Nya Roh Kudus, kita memperoleh bahwa kabar damai itu telah sampai pada kita.
Kita melihat lagi kabar baik yaitu Injil Keselamatan dan Injil Kerajaan Allah itu diwujudkan dalam kehidupan Gereja saat ini.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Apa penyebab begitu banyak kabar damai dan kabar baik tidak diketahui oleh orang banyak saat ini?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi ketika seseorang hidup dalam Roh?
Apa yang disebut oleh rasul Paulus yang berlawanan?
Apa yang menyebabkan seseorang tidak lagi hidup dibawah hukum Taurat?
Apa yang menyebabkan seseorang tidak hidup dalam Kerajaan Allah?
Mengapa kita tidak boleh gila hormat?
Saudara, seseorang dikatakan hidup dalam Roh, ketika dia percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
Rasul Paulus menuliskan dalam:
Efesus 1:13-14”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Efesus 3:17”sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Ketika Roh Kudus berada di dalam hidup seseorang maka orang itu dikatakan sudah hidup di dalam Roh Kudus.
Kita di dalam Roh dan Roh di dalam kita menjadi satu kesatuan.
Kehidupan orang yang hidup di dalam Roh dianjurkan oleh rasul Paulus agar hidup di pimpin oleh Roh Kudus.
Galatia 5:25”Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,”
Apakah orang yang hidup oleh Roh masih bisa berbuat dosa?
Kejatuhan ke dalam dosa masih mungkin terjadi kepada mereka yang sudah hidup oleh Roh, karena hidupnya tidak dipimpin oleh Roh Kudus tetapi oleh kedagingannya.
Hal ini terjadi karena orang yang hidup oleh Roh memasuki arena pencobaan karena dia masih hidup dan bergaul dengan dunia.
Kehidupan duniawi yang dialami oleh anak-anak Tuhan membawa dia ke dalam berbagai pencobaan.
Yakobus 1:13-14”Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Jadi, seseorang yang bergaul dengan dunia akan menginginkan keinginan duniawi, dan itulah sumber pencobaan bagi dirinya.
Itulah penyebab seorang yang percaya jatuh ke dalam dosa.
Sebaliknya, bagi mereka yang sudah hidup di dalam Roh dan hidup dengan tidak lagi menginginkan segala hal duniawi yang bisa membuat dia berdosa, maka orang benar itu terhindar dari berbagai pencobaan karena dia sudah tidak lagi menginginkan perkara-perkara duniawi.
Ketika seseorang yang sudah percaya mengerti tugasnya sebagai pelaksana amanat agung, maka orang itu akan menyiapkan dirinya agar dia dengan mudah bisa menjadi saksi Kristus.
Dia sudah memiliki Roh Kudus, maka dengan berdoa berpuasa dengan segenap hatinya, maka orang benar itu akan di bawa untuk melaksanakan tugasnya menjadi saksi Kristus oleh kuasa Roh Kudus.
Saksi Kristus yang benar akan menggunakan perkataan yang baik untuk menyaksikan Kristus, supaya nama Yesus yang berkuasa itu dikenal orang yang belum percaya.
Bersaksi tentang Kristus dianjurkan supaya tidak berdebat, karena perdebatan sering melukai perasaan dan sering sekali menimbulkan kebencian.
Itulah sumber permusuhan di antara orang-orang yang berdebat tentang agama.
Oleh karena itu, marilah kita mempersiapkan diri kita dan memperlengkapi diri kita agar orang benar dan orang yang sudah hidup di dalam Roh tidak terjebak ke dalam debat kusir agama yang menyebabkan hati orang yang tidak percaya tertutup dan alergi mendengar pemberitaan Injil Keselamatan.
Namun dengan perlengkapan diri untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, kita mampu menggunakan kata-kata yang baik sebagai saksi Kristus agar orang yang belum percaya tertarik untuk mendengarkan berita kabar baik di dalam Injil Keselamatan.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Apakah penyebab mengapa perdebatan agama tidak begitu bermanfaat bagi Pekabaran Injil?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang membuat pemazmur lebih berakal budi daripada semua pengajarnya?
Apa yang membuat pemazmur lebih mengerti daripada orang-orang tua?
Siapa yang mengajar pemazmur sehingga dia tidak menyimpang dari hukum-hukum Tuhan?
Apa yang membuat pemazmur benci segala jalan dusta?
Pemahaman akan firman Tuhan setidaknya membuat pemazmur mengalami 4 hal, pertama dia lebih berakal budi dari pengajarnya, kedua menjadikan dia lebih mengerti daripada orang-orang yang usianya lebih tua daripadanya, ketiga pemazmur mengalami manisnya janji Tuhan melampaui madu bagi mulutnya dan keempat titah-titahNya membuatnya menjadi benci jalan dusta.
Bila kita baca seluruh perikop terlihat bahwa hubungan pemazmur dengan Tuhan bukanlah suatu relasi yang dangkal, ucapan pemazmur kepada Tuhan menggambarkan suatu relasi yang dalam, penuh dengan kesetiaan dan komitmen yang tinggi.
Hubungan ini lahir tidak hanya dari suatu perenungan akan titah-titah dan hukum-hukumNya tetapi juga melibatkan suatu konsistensi untuk melakukan perintah-perintahNya dalam kehidupan sehari-hari pemazmur dalam melaksanakan tugasnya.
Pemazmur memberikan suatu kesaksian bagaimana kehidupannya dipenuhi dengan kebijaksanaan, akal budi yang luar biasa, pengertian dengan hikmat Tuhan, kemampuan untuk menahan kakinya dari segala jalan kejahatan.
Kehidupan seperti ini membuat pemazmur memahami dengan baik mana jalan yang benar dan mana jalan yang penuh dusta yang dapat membawanya kepada kejahatan dan kejatuhan.
Saudara, sejatinya kita diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan dengan segala kemuliaan dan keagunganNya.
Seharusnya kita tidak tertipu atau tersesat ke Jalan-jalan kejahatan atau jalan dusta, tetapi mengapa banyak anak-anak Tuhan bisa mengambil jalan-jalan yang salah?
Tertipu dalam bisnis, terjebak dengan masalah keuangan, terseret dalam kasus kejahatan, mengikuti ajaran sesat yang membuatnya jauh dari persekutuan dengan saudara yang lain.
Tidak hanya pada saat mengalami tekanan, pada saat mengalami kelimpahan kita bisa terseret kepada jalan-jalan gelap, kehidupan Salomo memberikan pelajaran kepada kita, bagaimana dia mengambil jalan sesat dengan mendirikan patung-patung dewa karena istri-istrinya.
Salomo dengan segala hikmatnya pun dapat tersesat ke jalan-jalan dusta, karena tidak sepenuh hati berpaut kepada Tuhan.
Saudara, untuk tersesat ke jalan-jalan dusta bukanlah suatu proses yang mendadak, tetapi dimulai dari hal-hal kecil yang salah kita lakukan dengan konsisten dalam perkataan maupun perbuatan, tanpa terasa kita tersesat karena menolak untuk dipimpin Roh Kudus atau diingatkan oleh saudara yang lain.
Ingatlah bahwa kita pembawa kabar baik yang membawa orang kepada jalan terang bukan jalan-jalan dusta.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
DAMAI SEJAHTERA ALLAH YANG MEMELIHARA PIKIRAN KITA
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
FILIPI 4:6-9
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa kita tidak perlu kuatir tentang apapun juga?
Apa yang bisa memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus?
Apa yang seharusnya kita pikirkan?
Apa yang harus kita lakukan agar Allah sumber damai sejahtera menyertai kita?
Damai sejahtera dari Tuhan adalah pemelihara hati dan pikiran kita untuk tetap percaya akan janjiNya sebaliknya kekuatiran dan intimidasi adalah bentuk tekanan yang membuat kita kuatir dan bahkan depresi sehingga melupakan janjiNya.
Perkataan baik dan memberkati datang dari pikiran yang dipenuhi oleh damai sejahtera Tuhan.
Persoalan apapun baik besar dan kecil dapat membuat kita menjadi kuatir sehingga tidak jarang membuat perkataan dan tindakan kita penuh dengan emosi kekuatiran dan ketakutan pada akhirnya mempengaruhi orang lain dan tentu hal tersebut tidak menjadi berkat bagi orang yang mendengarkannya.
Bangsa Israel pernah mengalami ketakutan dan kekuatiran ketika pembawa berita menyampaikan kata-kata yang menakutkan saat akan masuk ke tanah Kanaan.
Ketakutan dan kekuatiran yang disampaikan menular kepada banyak orang dan membuat mereka lupa akan janji Tuhan dan segala perbuatan ajaib yang Tuhan pernah lakukan dalam perjalanan mereka.
“Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?”(Bilangan 14:3).
Ayat ini memperlihatkan bahwa ketakutan membuat mereka berpikiran terlalu jauh dengan mengatakan bahwa Allah membawa mereka beserta istri dan anak-anak tewas oleh pedang, mereka telah kehilangan damai sejahtera Allah sehingga pikirannya dipenuhi oleh hal-hal menakutkan yang belum terjadi.
Tahun ini gereja diberikan thema oleh Tuhan untuk menjadi Rumah Kabar Baik, itu berarti seharusnya seluruh jemaat dapat menjadi pembawa kabar baik bagi orang-orang di sekitar kita.
Ada 2 hal yang dapat kita kerjakan: pertama, sadari bahwa kabar baik dimulai dari pikiran kita yang selalu memikirkan hal-hal yang baik: Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Kedua kita mempelajari dan melakukan kebenaranNya: Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Kedua hal ini membuat kabar baik yang kita sampaikan memiliki kekuatan untuk membawa mereka datang kepada Allah sumber damai sejahtera itu.
Bagaimana dengan saudara saat ini?
Kita semua mungkin punya pergumulan mulai dari yang ringan hingga berat, namun jangan sampai kita kehilangan damai sejahteraNya, sebab orang dunia menantikan kabar baik dari kita.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.