Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan emas, perak, batu permata, kayu, jerami?
Apakah maksudnya Yesus sebagai dasar bangunan?
Apakah saudara sedang membangun kehidupan rohani dengan emas atau yang lain?
“Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Korintus 3:12-15).
Jemaat di Korintus sedang mengalami berbagai persoalan, pengajaran palsu, perpecahan, perzinahan dan masalah hukum antar jemaat.
Paulus menggunakan analogi terkait pengajaran yang baik dalam gereja di Korintus dengan emas, perak, dan batu-batu berharga.
Ini adalah doktrin-doktrin yang murni dan bermanfaat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kayu, jerami, dan jerami, adalah doktrin-doktrin palsu; seperti yang pada waktu itu berlaku di Gereja Korintus; misalnya, tidak percaya ada kebangkitan tubuh; bahwa seorang laki-laki boleh secara sah menikahi ibu tirinya setelah ayahnya meninggal; bahwa penting untuk memasukkan sebagian besar hukum Musa ke dalam Injil; dan, mungkin hal-hal lain, yang juga merupakan pengecualian, sehubungan dengan pernikahan, pergundikan, percabulan, menghadiri festival-festival kafir, dan memakan daging yang telah dipersembahkan sebagai kurban kepada berhala; dan masih banyak hal lainnya.
Saudara, supaya kita bertumbuh dengan sehat, maka kita perlu mendapatkan pengajaran yang benar atau Alkitabiah.
Seluruh aspek kehidupan kita harus didasarkan pengajaran di dalam Alkitab.
Aspek kehidupan seperti pengelolaan keuangan, pergaulan, rumah tangga, cara bekerja dan lain sebagainya harus berlandaskan pengajaran Alkitab atau firman Allah.
Itulah bangunan yang dibangun dengan emas, perak dan permata.
Saudara, salah satu nilai dari GKKD BP adalah Alkitabiah.
Setiap jemaat perlu memahami bagaimana cara memahami atau menafsirkan Alkitab.
Tentu saja harus bergantung kepada Roh Kudus dan menggunakan akal budi yang Tuhan sudah berikan.
Alkitab ditulis dalam kurun waktu 1500 tahun, dari tahun 1500 oleh 35 penulis selama lebih dari 35 generasi, dari segala lapisan masyarakat.
Alkitab ditulis di berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda-beda. Alkitab ditulis dalam dua bahasa yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dasar untuk memahami alkitab, dimulai dari pemahaman latar belakang penulisan (sejarah dan budaya setempat), tujuan penulisan, jenis tulisan, bahasa asli dan lain sebagainya.
Dalam era digital, sudah banyak alat bantu berbentuk aplikasi Handphone yang memudahkan kita belajar Alkitab secara bertanggung jawab.
Semuanya bisa ada dalam genggaman kita.
Untuk mengetahui latar belakang dan tujuan penulisan, saudara dapat menggunakan aplikasi “AlkitabPEDIA”.
Untuk mengetahui tafsiran para teolog, kita dapat men-download aplikasi “Tafsiran”, bagi yang memahami bahasa Ingggris dapat juga menggunakan aplikasi alkitab lengkap “E-Sword”.
Masih banyak sumber-sumber pembelajaran lain yang dapat menolong kita belajar Alkitab dengan bertanggung jawab.
Mari kita maksimalkan handphone kita untuk belajar Alkitab dengan tekun.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana belajar Alkitab dengan baik dan bertanggung jawab.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan kawan sewarga dari orang-orang kudus?
Apakah yang dimaksud dengan batu penjuru?
Apakah saat membangun kehidupan rohani memperhatikan batu penjuru?
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan” (Efesus 2:19-22).
Dalam Alkitab, istilah “batu penjuru” digunakan secara metaforis untuk mewakili elemen dasar atau penting. Konsep batu penjuru sering dikaitkan dengan Yesus Kristus, yang disebut sebagai “batu penjuru” dalam Perjanjian Baru.
Di sini, Yesus digambarkan sebagai batu penjuru di mana gereja dibangun, melambangkan peran sentral dan penting yang dimainkan Yesus dalam iman Kristen.
Batu penjuru adalah batu pertama yang dipasang dalam konstruksi suatu bangunan, dan menentukan posisi semua batu lainnya dalam struktur tersebut.
Dalam pengertian rohani, Yesus dipandang sebagai landasan dan kekuatan pemersatu gereja.
Secara keseluruhan, konsep batu penjuru dalam Alkitab mewakili pentingnya Yesus Kristus dalam iman Kristen dan keyakinan bahwa Dialah tokoh sentral yang menjadi landasan segala sesuatu..
Yesus sebagai batu penjuru dari rumah rohani atau gereja lokal, oleh karena itu seluruh proses pembangunannya/program gereja lokal harus mengacu kepada Sang Batu Penjuru.
Kita tidak boleh membangun gereja lokal berdasarkan rancangan pribadi atau mencontoh rancangan yang lain.
Fokus kepada Tuhan Yesus.
Saudara, sebagai bagian dari gereja lokal atau sering juga disebut batu hidup, seharusnya memberikan diri dibangun sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.
Batu penjuru dalam kepercayaan kuno sering dianggap dapat mendatangkan berkat dan perlindungan.
Batu tersebut diletakkan di penjuru ruangan.
Bagi kita Yesuslah batu penjuru kita, sebagai dasar dan pusat kehidupan kita, yang mengarahkan arah pertumbuhan rohani kita, sekaligus sebagai sumber berkat dan sumber perlindungan kita.
Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah kehidupan rohanimu sudah dibangun sesuai dengan Batu Penjuru.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa tubuh kita disebut bait Roh Kudus?
Mengapa Roh Kudus mau tinggal dalam tubuh kita yang rentan terhadap dosa?
Apakah dampak kehadiran Roh Kudus dalam tubuh kita?
“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!” (1 Korintus 6:15).
Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, mereka sedang mengalami masalah-masalah yang serius.
Masalah tersebut mencakup perpercahan di dalam jemaat, masalah moral terutama perzinahan, dan permasalahan hukum di antara jemaat.
Oleh karena itu, Paulus perlu mengingatkan jemaat, bahwa tubuh tidak boleh digunakan untuk perzinahan, karena tubuh adalah bait Roh Kudus.
Saudara, pada masa itu Bait Allah di Yerusalem masih berdiri kokoh, sekalipun tabirnya sudah terbelah saat Tuhan Yesus mati di kayu salib.
Sebagian orang Kristen Yahudi mungkin masih ada yang beranggapan bahwa Bait Allah sebagai pusat penyembahan, sehingga mereka tidak merasa perlu menjaga kesucian tubuhnya.
Padahal pusat penyembahan sudah berubah dari bangunan yang dibuat oleh manusia, menjadi dalam roh dan kebenaran.
Kita dapat menyembah Tuhan dimana saja, sebab kita adalah bait Allah, tempat kehadiran Allah.
Saudara, sebagai akibat dari tubuh kita sekarang adalah bait Roh Kudus, ada dua perkara yang sangat penting.
Pertama, kita perlu menjaga kesucian tubuh kita, dengan menjauhi segala bentuk dosa perzinahan dan dosa-dosa lainnya.
Kedua, kehadiran Roh Kudus dalam tubuh kita ternyata ada dampak yang luar biasa.
Kita mendapatkan berkat kesehatan dan panjang umur, karena Roh Kudus bekerja menghidupkan tubuh kita yang fana.
Roh Kudus di dalam kita akan mengatasi dampak dosa pada tubuh, yaitu kelemahan tubuh. Kita akan menerima kesehatan Ilahi.
“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Roma 8:11).
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya mengetahui karunia rohani.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Tuhan memanggil kembali mempelai-Nya yang telah diceraikan-Nya?
Mengapa Tuhan menyembunyikan wajah-Nya?
Apa yang Tuhan janjikan pada zaman Nuh?
Apa yang Tuhan janjikan bagi mempelai-Nya pada saat ini?
Saudara, pernyataan Yesaya tentang Tuhan Allah:
Yesaya 54:5-10”Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu. Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.”
Tuhan Allah disebut sebagai Tuhan yang Maha Kasih, Tuhan yang Maha Tahu, dan Tuhan yang Setia.
Kesetiaan Tuhan itu nyata sekali dari apa yang Tuhan nyatakan dan dituliskan oleh Yesaya.
Yesaya 55:10-11”Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Tuhan yang setia akan melaksanakan semua janji-Nya.
Dia akan melaksanakan janji itu sesuai dengan maksud Tuhan Allah.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan berjanji:
Ibrani 13:5b”Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Tuhan Allah dikenal karena kasih-Nya, kebaikan-Nya, dan kesetiaan-Nya. Tuhan Yesus pernah berkata:
Yohanes 14:18-20”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”
Bapa, Anak-Nya Yesus Kristus, dan kita sebagai jemaat-Nya adalah kesatuan dalam tubuh-Nya.
Bapa, Anak-Nya dan Roh Allah diam di dalam tubuh kita sebagai orang percaya.
Tuhan berjanji bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia menyertai kita sampai akhir zaman.
Tuhan telah berjanji bahwa Dia akan menyertai gerejanya sampai akhir zaman.
Dia akan tetap setia, dan kesetiaan-Nya tidak akan beranjak sampai selama-lamanya.
Roma 8:37-39”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Dan Tuhan Allah yang Maha Kasih dan Maha Baik akan terus menyertai gereja-Nya, jemaat-Nya yang disebut juga Tubuh-Nya.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apakah bisa bagi seseorang untuk keluar dari Yesus Kristus? Bagaimana caranya?
JEMAAT MENGEMBANGKAN KEMAH MEREKA KE KANAN DAN KE KIRI KARENA MEREKA BERTUMBUH DENGAN PESAT
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 54:1-5
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa si mandul akan bersorak-sorai?
Apa yang harus dilapangkan dan apa yang harus dibentangkan?
Mengapa perlu mengembangkan tempat ke bangsa-bangsa?
Apa yang menyebabkan orang mandul tidak akan malu lagi dan para janda tidak akan tersipu-sipu?
Saudara-saudara, menurut ayat-ayat firman Tuhan di atas, kita dapat belajar bagaimana mereka berusaha melebarkan kemah mereka karena pertumbuhan yang pesat.
Apa yang menyebabkan pertumbuhan mereka?
Dalam pertumbuhan ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak Ilahi, bukan anak-anak biologis.
Karena orang yang mandul bisa memiliki keturunan, hal itu terjadi bukan secara biologi, melainkan karena anugerah Allah yang memungkinkan mereka melahirkan anak-anak Ilahi melalui pelayanan mereka, terutama melalui penginjilan, pembaptisan hasil pengabaran Injil, dan pengajaran yang dilakukan kepada mereka yang dihasilkan dari pengabaran Injil sehingga mereka memiliki kemampuan untuk melahirkan secara ilahi.
Pertumbuhan seperti ini akan terjadi melalui pelayanan yang melakukan pemuridan, dan gereja-gereja misioner akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Maka bagi mereka yang bisa memiliki anak tanpa mengalami sakit bersalin, ini adalah anugerah besar.
Pada masa penuaian akhir zaman dimana kuasa Roh Kudus diperagakan, maka pertumbuhan rumah-rumah Rohani akan menjadi pesat.
Anak-anak Rohani dilatih dan dibimbing agar dapat melahirkan anak-anak Ilahi, yaitu anak-anak Rohani.
Rasul Paulus mengajarkan satu prinsip bagi orang tua Rohani dalam:
1 Korintus 4:15”Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.”
Dari pelajaran ini, kita dapat mempelajari tentang sistem pembapaan atau orang tua rohani.
Siapakah yang menjadi bapa atau orang tua rohani kita? Mereka adalah orang yang telah memberitakan Injil kepada kita oleh anugerah Yesus Kristus.
Ada seseorang yang melakukannya, dan melalui pemberitaannya kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.
Dia adalah bapa atau orang tua rohani kita.
Namun, ada juga cara yang lain, seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus dengan Timotius dan Titus.
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada yang menginjili Timotius.
Dia diselamatkan karena rajin membaca Kitab Suci.
Melalui pembacaan Kitab Suci, imannya timbul, dan dia bisa percaya kepada berita itu, sehingga dia lahir baru.
Dia benar-benar menerima manfaat dari tulisan yang diilhamkan oleh Allah, sehingga dia bisa mengenal Tuhan Allah.
2 Timotius 1:5”Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
2 Timotius 3:15”Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.”
Jadi, dari ayat-ayat firman Tuhan ini kita bisa belajar bagaimana baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah pun bisa memiliki banyak anak-anak ilahi atau anak-anak rohani karena Injil yang mereka beritakan.
Oleh karena itu, Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa berbahagialah si mandul dan yang tidak merasakan sakit bersalin, tetapi memiliki banyak anak-anak rohani atau anak-anak ilahi.
Karena Timotius dan Titus tidak memiliki bapa rohani, Paulus menjadi mentor mereka.
Rasul Paulus melayani, mengajar, dan melatih mereka, sehingga akhirnya menjadi bapa rohani atau orang tua rohani bagi Timotius dan Titus.
Ketika seseorang yang menjadi bapa atau orang tua rohani mendorong anak-anak rohaninya untuk melahirkan anak-anak ilahi, maka akan terjadi pertumbuhan yang pesat.
Sehingga apa yang dikatakan oleh Yesaya di atas akan terjadi. Rasul Paulus mendorong Timotius untuk melahirkan anak ilahinya.
2 Timotius 2:1-4”Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”
Oleh karena itu, marilah kita dengan tekun dan semangat untuk terus melayani seperti prajurit Yesus Kristus dalam melaksanakan amanat agung Kristus.
Tujuannya adalah agar apa yang Yesus perintahkan dalam amanat agung Kristus benar-benar terjadi, sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam:
Wahyu 7:9”Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
Oleh karena itu, pertumbuhan yang sedang terjadi saat ini akan menyebabkan pengembangan kemah-kemah atau rumah rohani, supaya semua anak-anak Ilahi atau anak-anak rohani dapat terayomi dalam rumah rohani.
Suatu rumah rohani seharusnya melengkapi anak-anak rohaninya agar mereka dapat berusaha memuridkan orang-orang di sekitar mereka.
Oleh karena itu, rumah tersebut harus diperluas ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang sehingga rumah tersebut semakin luas dan juga melatih anak-anaknya untuk mulai mendirikan rumah bagi anak cucunya.
Jika hal ini terjadi, itulah yang Tuhan Allah rencanakan dan kehendaki.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menjadi penghalang sehingga rumah rohani tidak bertumbuh dan mengalami stagnasi pertumbuhan?