Selasa, 24 Juni 2025

MURID YANG MENGALAMI KEPENUHAN KRISTUS

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 3:14-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 3:19.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apakah yang Rasul Paulus doakan bagi jemaat Tuhan yang ada di Efesus?
  2. Coba sebutkan dimensi dari kasih Allah yang harus dipahami oleh jemaat Tuhan yang ada di Efesus?
  3. Apakah yang akan dialami jemaat Efesus ketika mereka memahami kemuliaan Yesus dan kebesaran serta ketidakterbatasan kasih Kristus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Allah telah menetapkan manusia pertama diciptakan segambar dan serupa dengan diri-Nya.

“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).

Bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka Allah tetap memiliki rencana agar manusia menjadi serupa seperti Yesus.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30).

Hal tersebut pasti akan digenapi oleh Tuhan bagi setiap murid-murid Tuhan yang mengasihi Dia dimana Allah akan menyatakan kasih-Nya dan keberadaan-Nya bagi kita sehingga sebagai murid kita akan mengalami kepenuhan Kristus.

”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).

Bagian kita adalah mengenal kasih Allah kepada kita dan memahami kasih Allah itu sehingga memampukan kita untuk mengasihi Allah.

Ketika kita mengasihi Dia maka Dia sendiri akan membawa kita untuk mengalami diri-Nya sendiri dan kepenuhan Kristus.

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

”Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).

Dan ketika kita memiliki komitmen untuk memahami kasih Allah dan mau mengasihi Dia maka Dia yaitu Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita.

”Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14:21).

Oleh sebab itu marilah kita untuk seterusnya lapar dan haus untuk mengasihi Dia dengan memahami akan kasih Allah kepada kita sampai kita mengalami kepenuhan Kristus.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun pengenalan akan Kristus untuk mengalami kepenuhan Kristus.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 58-65

Senin, 23 Juni 2025

MURID YANG DIWAHYUKAN KEMULIAAN KRISTUS

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 1:15-23

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 1:17.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah isi doa dari Rasul Paulus terhadap jemaat di Efesus?
  2. Selain jemaat di Efesus beroleh Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Kristus dengan benar, hal-hal apakah yang menjadi permohonan dari Rasul Paulus?
  3. Jemaat yang bagaimanakah dibangun oleh Tuhan melalui Rasul Paulus ketika mereka mengalami pewahyuan tentang kemuliaan Tuhan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tuhan sedang membangun jemaat-Nya dimana mereka adalah murid-murid Tuhan yang merupakan tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Yesus, yang memenuhi semua dan segala sesuatu, yang merepresentasikan Kristus di muka bumi, serupa dengan Kristus serta mengalami kepenuhan Kristus.

Jemaat yang demikian haruslah murid-murid yang diwahyukan siapa Yesus bagi mereka, sehingga Rasul Paulus berdoa agar jemaat di Efesus beroleh Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus dengan benar.

Pewahyuan tersebut membuat mereka memahami dan mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan Tuhan serta memahami betapa kayanya kemuliaan yang ditentukan bagi mereka serta memahami hebatnya kuasa Yesus bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, sehingga mereka memahami bahwa Yesus adalah Tuhan dan Yesus adalah satu-satunya milik mereka yang berharga.

Pewahyuan akan kemuliaan Tuhan ini dapat membuat jemaat memahami jati diri mereka serta peranan mereka di dalam kejemaatan serta mengalami kedewasaan seperti Kristus, sehingga mereka bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia yang menyesatkan tetapi semakin berpegang di dalam kebenaran.

Beberapa hal yang menjadi bagian kita agar mengalami pewahyuan akan kemuliaan Tuhan adalah:

  1. Kita harus membangun rasa haus dan lapar akan kebenaran sampai kebenaran itu memerdekakan batin kita dan mengenal keberadaan Yesus yang sudah mati dan bangkit bagi kita sampai pribadi Yesus dicetak dalam batin dan hati kita. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6).”Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32).”Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Lukas 24:32). Rasa lapar dan haus akan Tuhan membuat kita mengalami pewahyuan dan perjumpaan dengan Tuhan sehingga hati kita akan berkobar-kobar.
  2. Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah memberikan Roh hikmat kepada kita yaitu penyataan Allah seperti yang dialami oleh Rasul Petrus. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5).

Marilah kita bersungguh-sungguh hati untuk mengalami pewahyuan akan kemuliaan Tuhan sampai kita mengalami Yesus yang hidup.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami pewahyuan akan kemuliaan Yesus melalui doa dan perenungan Firman Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 51-57

Minggu, 22 Juni 2025

PEWAHYUAN TENTANG ANAK ALLAH YANG HIDUP

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 16:13-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 16:16.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut orang banyak siapakah Yesus menurut pandangan mereka?
  2. Menurut Simon Petrus siapakah Yesus baginya? Dan siapakah sebenarnya yang menyatakan hal tersebut kepada Petrus?
  3. Apakah akibatnya bagi Petrus pewahyuan tentang Anak Allah yang hidup?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Pewahyuan tentang siapa Yesus buat hidup kita pastilah sangat berpengaruh kepada jati diri dan keberadaan kita.

Bagi banyak orang pada zaman Yesus mereka memahami dan mengenal Yesus sebagai salah seorang dari nabi.

Maka mereka hanya mengalami bahwa Yesus sebagai manusia biasa bukan sebagai Anak Allah.

Akibatnya bahwa mereka tidak dapat mengalami keselamatan, pengampunan dosa dan hidup yang kekal, karena hal-hal tersebut hanya dapat dikerjakan atau mereka alami ketika mengakui dan memahami bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup.

Petrus mengalami pewahyuan dari Bapa bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup.

Dan hal tersebut dipahaminya bukan karena pemahaman pikirannya tetapi diwahyukan atau dinyatakan oleh Bapa.

Hal itu mengubah jati dirinya dimana karena Yesus adalah Anak Allah yang hidup maka kehidupan Petrus tidak dapat dikuasai oleh maut.

Pewahyuan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup berawal dari penyataan Bapa bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup.

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).

“Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (Kisah Para Rasul 2:34-36).

Karena Yesus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup maka maut yang membelenggu manusia, karena upah dosa adalah maut tidak berkuasa atas manusia karena maut telah ditelan dengan kematian dan kebangkitan Yesus, sehingga jati diri Petrus dan kita yang adalah gereja-Nya tidak bisa dikuasai oleh maut, bahkan kita beroleh kuasa untuk hidup berkemenangan.

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.” (Ibrani 2:14).

”Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (I Korintus 15:57).

Dengan pewahyuan tentang Yesus adalah Anak Allah yang hidup maka kita dibebaskan dari maut dan memiliki hidup yang berkemenangan dalam segala hal.

Dan diatas dasar hal itulah Yesus membangun gereja-Nya, yaitu kehidupan kita, yang memiliki kehidupan Yesus sendiri.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pewahyuan tentang Yesus adalah Anak Allah yang hidup mempengaruhi kehidupan saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 46-50

Sabtu, 21 Juni 2025

MURID YANG MENJADI PELAKU FIRMAN

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YAKOBUS 1:21-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yakobus 1:22.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apakah yang harus kita buang agar kita dapat menerima seluruh kebenaran Firman Tuhan?
  2. Ketika hati kita dibersihkan dari hal-hal duniawi sehingga dapat menerima Firman Tuhan, maka bagaimana sikap kita terhadap Firman Tuhan?
  3. Coba sebutkan beberapa hal yang kita alami ketika kita menjadi pelaku Firman Tuhan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan dapat membuat kehidupan kita diubahkan menjadi seperti Yesus Kristus, bahkan kita mengalami kemudahan untuk melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh sebab itu kita harus melakukan yang utama kepada Tuhan yaitu fokus untuk mengasihi Dia sehingga hati kita berkobar-kobar untuk mencintai Firman Tuhan.

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:4-5).

Ketika kita fokus untuk mengasihi Tuhan maka kita pun akan mencintai Firman Tuhan dan mau merenungkan setiap kebenaran Firman Tuhan yang kita terima.

”Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” (Mazmur 119:159, 16).

”Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:2).

Bagi setiap kita yang merenungkan Firman Tuhan maka kita selalu memperkatakan Firman Tuhan sehingga hidup kita tidak lagi memikirkan keinginan-keinginan daging tetapi keinginan Roh, sehingga Tuhan akan memberikan kepada kita telinga seorang murid untuk senantiasa memperkatakan Firman Tuhan.

”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8).

”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” (Yohanes 6:63).

”Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.” (Roma 8:5).

”Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” (Yesaya 50:4).

Dimulai dengan mencintai atau mengasihi Tuhan maka kita akan mencintai Firman Tuhan dan dengan mencintai Firman Tuhan maka kita akan merenungkan Firman Tuhan dan memikirkan perkataan-perkataan Tuhan serta memperkatakan Firman Tuhan maka membuat kita menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.

”Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” (Yakobus 1:25).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami kemudahan untuk melakukan Firman Tuhan karena dimulai dari mencintai Tuhan dan Firman-Nya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 40-45

Jumat, 20 Juni 2025

MURID YANG TAAT DAN TIDAK MEMBERONTAK

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YESAYA 50:4-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud lidah seorang murid?
  2. Apakah yang dimaksud mempertajam telinga?
  3. Apakah respon orang taat terhadap orang yang berbuat jahat?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”. (Yesaya 50:5).

Yesaya 5:4-7 adalah bagian dari “Nyanyian Kebun Anggur, sebuah alegori yang menggambarkan hubungan Allah dengan umat Israel.

Kebun anggur yang dipelihara dengan cermat (Israel) diharapkan menghasilkan buah keadilan dan kebenaran, tetapi yang tumbuh justru “buah liar” ketidaksetiaan.

Konteksnya adalah kemerosotan moral dan spiritual Kerajaan Yehuda, di mana ketamakan, ketidakadilan, dan penyembahan berhala merajalela.

Allah, sebagai pemilik kebun anggur, mengungkap kekecewaan-Nya: “Aku menanti keadilan, tetapi yang ada ialah penindasan; Aku menanti kebenaran, tetapi yang ada ialah keonaran.”

Situasi ini menjadi dasar teguran keras bagi umat yang mengaku sebagai “anak Tuhan,” tetapi hidup dalam pemberontakan. 

Dalam ayat 4, Allah bertanya retoris: “Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku, yang belum Kuperbuat kepadanya?”

Ini menegaskan bahwa Allah telah memberikan segala yang dibutuhkan untuk kesetiaan umat-Nya: hukum Taurat, nabi, dan perlindungan.

Namun, Israel merespons dengan ketidaktaatan. Metafora “buah liar” melambangkan kehidupan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, seperti penindasan terhadap kaum lemah.

Konsekuensinya adalah penghakiman: kebun anggur akan dibiarkan tandus, simbol kehancuran yang akhirnya terjadi melalui pembuangan ke Babel. 

Ketika Yesaya menubuatkan hal ini, umat Tuhan hidup di bawah tekanan politik, ancaman musuh, dan godaan mengikuti nilai dunia.

Lalu, apa yang membuat seseorang tetap setia?

1) Pengingat akan Kasih Karunia Allah : Ketaatan bukan berasal dari kekuatan diri sendiri, tetapi dari kesadaran bahwa Tuhan telah memberikan segala yang baik. Seperti Paulus berkata, “Kasih Kristus yang menguasai kami”.

2)  Pengharapan akan Janji Tuhan: Meski penghakiman datang, nubuat Yesaya juga mengandung janji pemulihan (Yes. 11:1-10).

Keyakinan bahwa Tuhan tetap setia memampukan kita taat dalam kegelapan. 

Di dunia yang menawarkan jalan pintas melalui korupsi, keserakahan, atau kompromi iman, menjadi anak Tuhan yang taat menuntut: 

1) Berkorban untuk Kebenaran, seperti menolak menyontek di kampus/sekolah atau menolak suap di pekerjaan. 

2) Bersuara bagi yang Tertindas, meski berisiko dikucilkan. 

3) Mengandalkan Roh Kudus, yang memberi kekuatan saat iman diuji.

Ketaatan sejati lahir dari pengenalan akan karakter Allah: “Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat” (Mzm. 25:8).

Tekanan hidup bukanlah halangan, melainkan kesempatan untuk membuktikan bahwa kasih-Nya “lebih kuat daripada maut” (Kid. 8:6).

Anak Tuhan yang taat adalah mereka yang, seperti Daniel di Babel, memilih untuk “berdoa tiga kali sehari” sekalipun nyawa taruhannya—karena percaya bahwa ketaatan adalah jalan menuju kemerdekaan sejati.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana tetap bisa taat dalam tekanan yang besar.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 36-39

Kamis, 19 Juni 2025

MURID YANG SALING MENGASIHI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 15:9-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kasih seperti apa yang harus dipraktikkan murid-murid?
  2. Kasih seperti Yesus, seperti apakah itu ?
  3. Apakah saudara sudah mengasihi seperti Yesus mengasihi?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15:12).

Yohanes 15:9-17 adalah kelanjutan dari Khotbah Perpisahan Yesus, diucapkan sesaat sebelum penangkapan dan penyaliban-Nya.

Setelah menegaskan pentingnya “tinggal dalam Dia”, Yesus kini menekankan kasih sebagai buah utama dari hubungan tersebut.

Konteksnya adalah persiapan murid-murid menghadapi dunia yang akan membenci mereka.

Yesus ingin memastikan bahwa identitas dan misi mereka berakar pada kasih-Nya yang radikal.

Dalam budaya Yahudi, kasih sering dikaitkan dengan ketaatan pada hukum Taurat, tetapi Yesus mentransformasi maknanya: kasih bukan sekadar kewajiban, melainkan pola hidup yang meneladani pengorbanan-Nya. 

Yesus berkata, “Kasihilah seorang akan yang lain, seperti Aku telah mengasihi kamu”.

Kata “seperti” (Yunani. kathōs) menetapkan standar kasih yang tak terbantahkan: kasih yang rela berkorban sampai mati.

Ini bukan sekadar perasaan, tetapi tindakan nyata untuk kebaikan orang lain.

Yesus juga mengaitkan kasih dengan ketaatan dan persahabatan.

Sebagai “sahabat,” murid-murid diajak masuk ke dalam rencana Allah dan dipanggil untuk menghasilkan buah yang tetap, yaitu hidup yang berdampak kekal melalui kasih yang aktif. 

Mengasihi seperti Yesus berarti: 

1) hubungan: Kasih-Nya bersifat personal dan inisiatif (“Aku yang memilih kamu”).

2) Tanpa syarat: Yesus mengasihi murid-murid sebelum mereka layak.

3)  Berkorban: Kasih-Nya mencapai puncaknya di kayu salib (“memberikan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya”).

4)  Mengubah: Kasih ini memerdekakan dari egoisme dan membentuk murid menjadi saluran berkat bagi dunia. 

Ini adalah kasih agape—bukan tentang perasaan, tetapi komitmen untuk memberi diri sepenuhnya, bahkan kepada yang tidak “mengundang” kasih itu. 

Di dunia yang mengagungkan kasih yang instan, romantisme, atau transaksional, Yesus memanggil kita untuk: 

1) Mengasihi musuh,  dengan doa dan tindakan.

2) Mengutamakan orang tersingkir melalui pelayanan praktis (memberi makan orang di jalanan, pelayanan anak Raja.

3) Bersedia kehilangan kenyamanan demi menyatakan kasih, seperti meninggalkan gengsi untuk meminta maaf atau membagikan harta kepada yang membutuhkan.

Tantangan terbesar adalah melepaskan hak untuk dibalas, dihargai, atau dimengerti.

Kuasa untuk mengasihi seperti Dia datang dari keintiman dengan-Nya.

Murid sejati bukanlah yang sempurna, tetapi yang setiap hari belajar berkata, “Tuhan, ajarlah aku mengasihi dengan cara-Mu, bukan caraku.”

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana mengasihi orang yang telah mengecewakan kita.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 32-35

Rabu, 18 Juni 2025

MURID YANG TINGGAL DALAM KRISTUS

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 15:1-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang terjadi dengan ranting yang tidak menempel pada pokok anggur?
  2. Apakah keuntungan atau manfaat tinggal dalam Kristus?
  3. Apakah buah yang dihasilkan saat tinggal dalam Kristus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”. (Yohanes 15:7).

Perikop Yohanes 15:1-7 merupakan bagian dari Khotbah Perpisahan Yesus sebelum penyaliban, yang disampaikan di ruang atas setelah Perjamuan Terakhir.

Konteksnya adalah persiapan murid-murid menghadapi tantangan iman pasca-kepergian-Nya.

Yesus menggunakan metafora “pokok anggur dan ranting, sebuah gambaran yang akrab bagi masyarakat Yahudi yang sering mengaitkan Israel dengan “kebun anggur” Allah.

Namun, Yesus menegaskan diri-Nya sebagai “pokok anggur yang benar”, menandai pergeseran fokus dari identitas kebangsaan kepada hubungan pribadi dengan Dia.

Ini adalah seruan agar murid-murid tidak mengandalkan status agama, tetapi hidup dalam ketergantungan penuh pada-Nya. 

Yesus menyatakan: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu”  Kata “tinggal” berarti berdiam, berakar, dan terhubung secara terus-menerus.

Seperti ranting yang tak bisa berbuah tanpa menyatu dengan pokok anggur, murid sejati mustahil menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23) tanpa bersandar pada Kristus.

Ayat 2 menyebut “pembersihan” (pemangkasan) oleh Bapa, yang mengisyaratkan proses pendisiplinan untuk pertumbuhan iman.

Ancaman “dibuang ke api” bukan tentang kehilangan keselamatan, tetapi konsekuensi dari kemandulan rohani akibat menolak hubungan  dengan Kristus. 

“Tinggal dalam Kristus” adalah hubungan hidup yang dinamis, bukan sekadar rutinitas ibadah.

Ini mencakup: 

1) Ketergantungan total pada kuasa-Nya, bukan kekuatan diri.

2) Ketaatan pada Firman, yang menjadi alat pembersih hati dan penuntun hidup.

3) Komunikasi dua arah: doa yang selaras dengan kehendak-Nya. 

Konsep ini menegaskan bahwa iman Kristen bukan tentang ritual, tetapi keintiman yang mengubah hidup.

Tinggal dalam Kristus adalah sumber identitas, kekuatan, dan tujuan hidup murid sejati. 

Di era yang menjunjung kemandirian dan budaya instan, Yohanes 15:1-7 mengingatkan:

1) Prioritas hubungan pribadi dengan Kristus di atas kesibukan pelayanan.

2) Kesediaan “dipangkas” melalui situasi sulit (kritikan, kegagalan, penantian) yang Tuhan izinkan untuk menyempurnakan karakter.

3) Firman Tuhan sebagai makanan sehari-hari, bukan sekadar bacaan cepat di handphone.  

4) Fokus pada buah, bukan pencapaian duniawi, karena buah roh adalah bukti kehidupan yang terhubung dengan Kristus. 

Tinggal dalam Dia berarti menyerahkan kontrol hidup, percaya bahwa di tengah proses yang tak selalu nyaman, kita “diubahkan dari kemuliaan kepada kemuliaan.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana hubungan yang intim dengan Tuhan mengubah hidup orang percaya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 26-31

Selasa, 17 Juni 2025

MURID YANG TETAP MEMEGANG FIRMAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 8:31-36

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ciri murid Kristus sejati?
  2. Apakah maksud Firman Tuhan memerdekakan?
  3. Apakah saudara punya waktu khusus belajar Alkitab?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku”. (Yohanes 8:31).

Perikop Yohanes 8:31-36 terjadi dalam konteks dialog Yesus dengan orang-orang Yahudi di Bait Allah, sekitar waktu Perayaan Pondok.

Yesus sedang mengajar mereka yang “percaya kepada-Nya”, tetapi iman mereka masih bersifat dangkal.

Mereka mengklaim sebagai keturunan Abraham dan merdeka secara rohani, padahal secara historis, bangsa Israel pernah diperbudak secara fisik.

Yesus menggunakan ironi ini untuk menyingkapkan perbudakan yang lebih dalam: dosa.

Konteks ini menunjukkan bahwa menjadi murid sejati bukan sekadar percaya  secara pikiran  atau warisan agama, tetapi komitmen untuk hidup dalam kebenaran Firman-Nya. 

Yesus menyatakan syarat menjadi murid-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku”.

Kata “tetap” berarti tinggal, berakar, dan berkomitmen terus-menerus.

Janji-Nya adalah kebenaran yang memerdekakan, tetapi orang-orang Yahudi tersinggung karena mengira kemerdekaan yang dimaksud bersifat politis.

Yesus lalu menegaskan bahwa dosa adalah perbudakan sejati, dan hanya Anak Allah yang dapat memberikan kemerdekaan kekal.

Dengan kata lain, Firman Tuhan bukan hanya untuk didengar, tetapi dihidupi—sebagai satu-satunya jalan keluar dari belenggu dosa. 

Ayat-ayat di atas menekankan bahwa menjadi murid sejati adalah proses penyatuan hidup dengan kebenaran Kristus.

“Tetap dalam firman” bukan sekadar membaca Alkitab, melainkan membiarkan Firman itu mengubah pola pikir, nilai, dan tindakan.

Kebenaran yang dimaksud adalah Kristus sendiri (Yoh. 14:6), yang membebaskan manusia dari anggapan dia sudah merdeka dari dosa.

Di sini, Yesus membedakan antara “orang percaya” yang hanya mengaku dengan murid sejati (yang hidup dalam ketaatan).

Kemerdekaan sejati adalah kebebasan dari kuasa dosa untuk hidup sebagai hamba kebenaran.

Di era dimana kebenaran sering dianggap relatif dan iman kecilkan menjadi ritual.

Yohanes 8:31-36 mengajak kita bertanya: Apakah Firman Tuhan sungguh menjadi fondasi hidup kita? Memegang teguh Firman berarti: 

1) Mengutamakan waktu bersama Tuhan,  melalui pembacaan Alkitab yang konsisten, bukan sekadar untuk pengetahuan, tetapi untuk transformasi.

2) Berani berbeda, dengan nilai duniawi, seperti menolak kompromi moral, memaafkan yang tidak layak, atau mengasihi yang sulit dikasihi. 

3) Mengakui ketergantungan mutlak pada Kristus, karena tanpa Dia, kita mudah kembali menjadi budak dosa. 

Kemerdekaan sejati bukanlah kebebasan melakukan apa saja, tetapi kuasa untuk hidup sesuai kehendak Allah.

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya lepas dari kebiasaan buruk.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 21-25

Senin, 16 Juni 2025

MURID RELA MELEPASKAN DIRINYA DARI SEGALA MILIKNYA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

LUKAS 14:25-33

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud membenci bapanya, ibunya, istrinya?
  2. Apakah yang dimaksud memikul salib ?
  3. Mengapa harus melepas segala milik demi mengikut Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“….Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku..” (Lukas 14:33).

Perikop ini terjadi ketika Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem, dikelilingi orang banyak yang penuh semangat namun mungkin belum memahami konsekuensi mengikut Dia.

Yesus mengejutkan mereka dengan syarat radikal: “Barangsiapa tidak membenci…” bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”.

Kata “membenci” adalah hiperbola yang menekankan bahwa mengikut Kristus harus menjadi prioritas tertinggi, melampaui segala ikatan manusiawi, termasuk harta, status, atau keamanan diri.

Konteks budaya Yahudi saat itu menganggap keluarga dan harta sebagai identitas utama, sehingga perkataan Yesus ini mengguncang nilai-nilai duniawi yang dipegang teguh. 

Yesus menggambarkan komitmen sebagai murid melalui dua analogi: seorang pembangun menara yang menghitung biaya dan raja yang menilai kekuatan sebelum berperang.

Keduanya menegaskan bahwa mengikut Dia bukanlah keputusan sembrono, melainkan kesadaran untuk melepaskan segala milik—baik harta, ambisi, hubungan, maupun kendali atas hidup sendiri.

“Milik” di sini tidak terbatas pada materi, tetapi mencakup segala hal yang kita anggap sebagai “hak” atau “identitas” yang bisa bersaing dengan loyalitas kepada Kristus. 

Esensi murid sejati adalah kesediaan untuk kehilangan demi memperoleh yang kekal -Filipi 3:7-8.

Yesus tidak memaksa, tetapi menawarkan pilihan jujur: ikut Dia dengan seluruh konsekuensinya, atau tetap terikat pada apa yang fana.

Hubungan dengan Tuhan harus menjadi pusat, sehingga segala sesuatu lain—bahkan yang baik seperti keluarga atau pekerjaan—ditempatkan dalam perspektif iman. Ini adalah undangan untuk hidup dalam kebebasan sejati, di mana kita tidak lagi diperhamba oleh apa pun selain Kristus.

Di dunia yang mendewakan kepemilikan materi, pencapaian karier, dan pengakuan sosial, menjadi murid Kristus menuntut keberanian untuk melepaskan.

Melepaskan mungkin berarti:  hidup sederhana dan murah hati bagi sesama, mempercayai rencana Tuhan di tengah ketidakpastian, mengakui bahwa hidup ini bukan tentang diri sendiri.

Namun, di balik pelepasan ini, janji Yesus nyata: “Tidak ada seorang pun yang telah meninggalkan rumah… karena Kerajaan Allah, yang tidak akan menerima kembali berlipat ganda pada masa ini, dan pada zaman yang akan datang hidup yang kekal”(Lukas 18:29-30).

Murid sejati adalah mereka yang, seperti Abraham, berani pergi tanpa tahu tujuannya—karena percaya bahwa yang dijanjikan Tuhan lebih berharga daripada segala yang ditinggalkan.

Diskusikan dalam kelompok PA, pengalaman melepaskan hal dan jaminan Tuhan menggantikan apa yang kita lepaskan demi Dia.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 17-20

Minggu, 15 Juni 2025

MURID SEJATI MEMIKUL SALIB DAN MENGIKUT YESUS

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 16:24-26

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya?
  2. Siapa yang akan kehilangan nyawanya, mengapa?
  3. Siapa yang akan beroleh  nyawanya kembali?
  4. Apa yang dapat digantikan dengan nyawa kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Yesus Kristus di bumi ini dahulu, Dia melayani dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah.

Yesus sering sekali menyerukan supaya semua orang bertobat dan percaya kepada Mesias.

Dia mendapat perlawanan dari orang-orang Farisi, imam-imam Yahudi, orang-orang Saduki (pemerintahan), dan banyak lagi organisasi masyarakat yang pada waktu itu tidak senang kepada Yesus Kristus dan murid-muridNya.

Hal itu terjadi karena Yesus Kristus sering sekali menganjurkan pertobatan dan membongkar masalah kemunafikan dari para ulama, imam-imam serta kaum Farisi dan Saduki.

Yesus membicarakan berbagai dosa di masyarakat Yahudi, Israel, masyarakat yang agamis.

Oleh karena itu, Yesus dan pengikut-Nya sering diejek dan dikucilkan dari masyarakat, sehingga hal-hal seperti aniaya, ejekan dan pengucilan bagi pengikut Yesus menjadi salib bagi para murid Yesus.

Apakah mereka juga memperoleh kesulitan di masyarakat?

Besar kemungkinan mereka mengalami kesulitan di tengah-tengah masyarakat sehingga mereka mendapat salib akibat menjadi pengikut Yesus Kristus.

Sebagai pengikut Yesus, mereka tidak lagi bisa berdagang dengan curang, terutama dalam masalah timbangan.

Artinya, dalam hal kejujuran, mereka harus nyata sebagai murid Yesus yang baik hati, pemurah, jujur, adil, setia, dan lain-lain.

Mereka hidup dengan standar yang Yesus selalu ajarkan.

Apakah pengikut Yesus boleh bekerja sebagai pekerja-pekerja yang ada di masyarakat?

Kalau kita lihat pada masa itu, ada pekerjaan yang dianggap sebagai perbuatan dosa, misalnya pemungut cukai.

Hal itu sama dengan orang yang bekerja di departemen keuangan, bagian perpajakan, atau bea cukai pada masa kini.

Apakah itu pekerjaan yang halal?

Saudara, segala pekerjaan halal, namun bagaimana orangnya melaksanakan pekerjaan itu, apakah dengan amanah atau sesuka hati sendiri.

Saudara, sehingga pada waktu ini kita tetap bisa bekerja dan menjadi murid Yesus, namun memang sudah pasti sebagai murid Yesus kita harus menyangkal diri sendiri, memikul salib, dan tetap mengikut Yesus.

Menyangkal diri kita bukan berarti mengikuti kemauan sendiri, tetapi mengikuti aturan yang dibuat untuk pekerjaan itu.

Memikul salib ketika kita bekerja berarti tidak memanfaatkan celah-celah yang ada karena aturan yang longgar untuk keuntungan pribadi.

Sebaliknya, kita harus menggunakan kelonggaran itu untuk kemaslahatan bersama, sehingga teman-teman kita bisa melihat bahwa kita bukan orang-orang yang egois dan mementingkan diri sendiri.

Mengikut Yesus setiap hari artinya kita selalu konsekuen menjadi pengikut Yesus atau hidup sebagai murid Yesus yang senantiasa mentaati firman Tuhan.

Pada waktu ini, dunia ini digelapkan oleh berbagai dosa sehingga Yesaya pernah bernubuat:

Yesaya 60:1-2 “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.”

Dosalah yang menyebabkan dunia ini mengalami kegelapan, bahkan rasul Yohanes menuliskan dalam suratnya:

1 Yohanes 2:15-17 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”

Dan Yesus juga pernah mengatakan:

Matius 6:24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Saudara, oleh karena itu, maka sangat perlu kita hidup sebagai murid Yesus saat ini.

Ketika kita berjalan dalam kebenaran Allah, maka hidup kita menjadi terang di antara orang-orang di sekitar kita ketika dunia ini sudah rusak.

Marilah kita melakukan dan mengerjakan kebenaran supaya dunia tahu bahwa kita adalah murid-murid Yesus yang hidup dalam perbedaan yang sangat berbeda dan mencolok.

Dengan itu, dunia akan melihat terang Allah dan kemuliaan Allah melalui pengikut-pengikut Yesus yaitu orang Kristen yang dikenal oleh masyarakat di sekitar kita.

Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Ada banyak orang percaya, tapi ikut terlibat dalam dosa dunia. Apa sebabnya hal itu bisa terjadi?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 9-16