Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang tidak boleh kita kasihi?
Apa yang bisa menggeser kasih terhadap Bapa dari kita?
Apa yang tengah terjadi dengan dunia saat ini?
Siapa yang tidak akan ikut lenyap?
Saudara, suatu larangan tetap relevan sepanjang zaman yang diwahyukan oleh Roh Kudus kepada jemaat Kristus yang terus berlaku karena iblis senantiasa menggunakannya dari zaman purba hingga saat ini.
Jurus tipu-tipu iblis itu berada di sekitar wilayah tertentu, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Semua keinginan ini bukanlah berasal dari Bapa atau Tuhan Allah.
Keinginan ini berasal dari diri manusia yaitu tubuh dan jiwa yang dikuasai oleh tubuh manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Dosalah yang mengubah keinginan wajar ini menjadi sumber pencobaan.
Keinginan wajar ini oleh iblis dijadikan sumber pencobaan, yang digunakan untuk melawan atau memberontak terhadap titah atau perintah Tuhan Allah.
Mari kita lihat saat Adam dan Hawa, nenek moyang manusia, saat berada di Taman Eden.
Iblis datang dengan isu yang menunjukkan bahwa Tuhan Allah kejam atau raja tega:
Kejadian 3:1-7”Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.”
Saudara, dari bagian firman ini, kita melihat bagaimana ular yang dimasuki oleh iblis menuduh bahwa Tuhan melarang mereka memakan buah yang ada di taman itu.
Ular memprovokasi bahwa mereka tidak akan mati jika memakan buah terlarang itu, bahkan dengan memakannya, mereka akan menjadi seperti Allah dapat mengetahui apa yang jahat dan apa yang baik.
Pernyataan ular iblis tersebut membuat Hawa menjadi gegabah karena menambah-nambahi firman Tuhan Allah.
Tuhan Allah berfirman:
Kejadian 2:16-17”Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Saudara, Tuhan Allah tidak melarang untuk meraba buah dari pohon itu.
Hal yang dilarang adalah memakan buah dari pohon tersebut.
Ketika provokasi dilakukan oleh ular iblis itu, Hawa mulai memikirkan buah dari pohon itu dan mulai melihat-lihat.
Saat Adam dan Hawa bersama berada di sekitar pohon itu, mereka mulai memperhatikan.
Lalu timbullah keinginan daging bahwa buah dari pohon itu baik untuk dimakan dan kelihatannya sedap sehingga keinginan mata pun mulai bangkit.
Lagi pula, pohon itu menarik hati karena memberi pengertian, kemudian keangkuhan hidup pun bangkit yaitu ingin menjadi seperti Allah yang mengetahui yang jahat dan yang baik.
Ketika Hawa mulai menjamah atau meraba buah dari pohon itu, ternyata dia tidak mati.
Adam pun menjadi berani dan meragukan kebenaran yang dikatakan Tuhan Allah. Ketika Hawa memakannya dan juga tidak mati, maka Adam juga memakannya.
Keduanya tidak mati, bahkan kemudian mata mereka terbuka menyadari bahwa mereka telanjang dan merasa malu.
Benar kata ular iblis itu, mereka tidak mati setelah memakan buah itu.
Ketika mata mereka terbuka, mereka menyadari bahwa mereka telanjang dan merasa malu.
Namun, apakah benar mereka tidak mati pada hari itu? Sejak Adam dan Hawa memakan buah itu, tidak ada manusia yang hidup lebih dari seribu tahun.
Satu hari bagi Allah sama dengan seribu tahun bagi manusia.
Tuhan Allah menciptakan manusia untuk hidup kekal. Karena dosa manusia pertama, maka Metusalah menjadi manusia yang memiliki usia terpanjang.
Kejadian 5:27”Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.”
Metusalah mati dalam sehari sesuai dengan firman Tuhan. Mari kita lihat apa yang dikatakan Rasul Petrus:
2 Petrus 3:8”Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Tuhan Allah menghendaki agar kita hidup kekal bersama-Nya.
Tuhan Allah tidak akan pernah gagal, sehingga Dia mengutus Yesus agar orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.
Jadi, nasihat Rasul Yohanes menyatakan bahwa:
1 Yohanes 2:17”Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Oleh karena itu, marilah kita melakukan kehendak Allah. Apa sebenarnya kehendak Allah?
Matius 6:10”datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Tuhan Allah menginginkan agar kita memperluas Kerajaan-Nya dengan cara apa? Yesus berkata: “Jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku.”
Tuhan Allah menginginkan agar kita:
Efesus 2:10”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Saudara, kita lahir sebagai ciptaan Allah sama seperti tanaman dan hewan-hewan yang semuanya juga merupakan ciptaan-Nya.
Kita dilahirkan dengan bakat bawaan, dan kemudian kita diperbaharui oleh Kristus Yesus karena menerima karunia Roh.
Timbul pertanyaan, untuk apa bakat dan karunia Roh ini dianugerahkan?
Bakat dan karunia Roh dianugerahkan untuk melakukan pekerjaan baik.
Pekerjaan baik apakah yang harus kita lakukan? Itu adalah suatu pekerjaan baik yang telah disiapkan Allah sebelumnya, dan Dia menghendaki agar kita hidup di dalamnya.
Pekerjaan baik apa yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Allah?
Pekerjaan baik itu adalah hadirnya Kerajaan Allah di muka bumi ini.
Tuhan Allah menghendaki agar semua manusia masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Untuk itulah Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku!”
Perintah inilah yang dikenal dengan Amanat Agung Kristus.
Kisah Para Rasul 1:8“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Untuk itulah semua orang yang telah dilahirkan baru dipanggil agar kita memuridkan bangsa-bangsa dengan memakai semua bakat dan karunia rohani untuk memuridkan bangsa-bangsa.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa ada anak-anak Tuhan yang enggan untuk dimuridkan, apalagi untuk memuridkan orang lain?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa kita perlu memandang burung-burung dan bunga bakung yang tumbuh di padang?
Siapa yang dapat memperpanjang waktu hidupnya sesuka hati karena kekuatirannya?
Burung-burung diberi makan oleh Bapa, bunga bakung didandani oleh Bapa juga, maka mengapa kita terus kuatir akan hidup kita?
Apa yang terus dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah?
Saudara, Yesus mengatakan bahwa apa yang kita kuatirkan adalah segala yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Yesus berkata:
Matius 6:26”Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Matius 6:28-30”Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”
Saudara yang terkasih, kita memiliki Bapa di Sorga yang menjadi gembala bagi kita, dan kita juga memiliki seorang Gembala yang baik, yaitu Yesus.
Mazmur 23:1-6”TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”
Yohanes 10:11-15”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”
Saudaraku, dari ayat-ayat Firman Tuhan ini, kita bisa melihat bahwa kita memiliki Bapa di Sorga dan Gembala Agung di Sorga.
Oleh karena itu, perlukah kita mengkhawatirkan kehidupan kita?
Para rasul Yesus Kristus menulis tentang kekhawatiran.
Rasul Petrus mengatakan:
1 Petrus 5:7”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Rasul Paulus juga menuliskan kepada jemaat di Filipi:
Filipi 4:6”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Jangan biarkan keinginanmu menjadi sumber pencobaan, melainkan ubahlah menjadi doa dan permohonan dengan pengucapan syukur.
Kuasa dari pengucapan syukur adalah memberikan perubahan luar biasa.
Keinginan dapat mendatangkan pencobaan, namun dengan pengucapan syukur keinginan mendatangkan:
Filipi 4:7”Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Oleh karena itu, marilah terus memandang kepada Yesus, Gembala yang baik, yang telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, domba-dombanya.
Roma 8:32”Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Gembala kita adalah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus, yang membimbing kita saat ini oleh Roh Kudus-Nya.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan sering merasa kesepian, seperti tidak ada yang memperhatikan hidup mereka?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang disebut berbahagia?
Mengapa pencobaan bukan berasal dari Allah?
Darimana pencobaan berasal?
Apa yang melahirkan dosa?
Sumber pencobaan itu masih sama sejak Adam dan Hawa di Taman Eden.
Adam dan Hawa gagal, sehingga mereka melahirkan dosa, dan benih dosa itu menguasai manusia sampai hari ini.
Pencobaan yang sama diberikan kepada Yesus, namun Yesus melewati cobaan itu dengan mendasarkan kepada Firman tertulis.
Nah, inilah kemenangan kita, yaitu iman. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus.
Dan pencobaan ini masih sering diberikan kepada kita melalui keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup.
Apakah kita akan jatuh seperti Adam dan Hawa, atau kita sudah mampu meraih kemenangan seperti Yesus, yang selalu mengandalkan Firman tertulis untuk menjawab semua cobaan iblis?
Saudara, kita perlu menyadari strategi iblis dalam mencobai seseorang.
Lukas 4:13”Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
Saudara, lihatlah apa yang dilakukan iblis terhadap Yesus yang telah meraih kemenangan.
Ia menunggu waktu yang tepat untuk kembali dan mencobai Dia lagi.
Inilah sebabnya, Rasul Petrus pernah mengingatkan kita:
1 Petrus 5:8-9”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”
Saudara yang terkasih, ketika seseorang mengalami pencobaan, seharusnya dia mengucap syukur karena bisa menikmati pertolongan Tuhan.
Beberapa orang ketika mereka menghadapi pencobaan berseru kepada Tuhan agar dapat mengatasi pencobaan yang mereka alami.
Ketika seseorang mengalami kesesakan karena beban pencobaan yang dialami begitu berat, Tuhan senantiasa siap menolong dalam keadaan apapun.
Tuhan siap untuk memberikan pertolongan.
Mazmur 50:15“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”
Darimanakah asal suatu pencobaan? Pencobaan tidak berasal dari Tuhan, dan dengan tegas Rasul Yakobus menuliskan:
Yakobus 1:13-14”Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Jadi, ketika seseorang dicobai, dia harus sadar bahwa dia sedang mengalami cobaan yang dipicu oleh keinginan dari dirinya sendiri.
Setiap keinginan bisa mendatangkan pencobaan bagi setiap orang yang memiliki keinginan, cita-cita, atau kemauan.
Oleh karena itu, bagi kita yang memiliki keinginan atau cita-cita, kita harus waspada, karena iblis bisa menggunakan keinginan atau cita-cita kita sebagai sumber pencobaan.
Masihkah kita mengingat ketika Yesus dicobai di atas gunung?
Pencobaan pertama adalah mengubah batu menjadi roti saat Yesus lapar.
Pencobaan kedua adalah membawa Yesus ke bubungan Bait Allah dan menyuruh Dia untuk melompat dari sana karena menurut iblis jika Yesus menjatuhkan diri maka Tuhan Allah akan memerintahkan malaikat untuk menatang Dia, sehingga Dia tidak akan terjerembab jatuh ke lantai, bahkan akan jatuh dengan baik seperti orang menggunakan parasut terjun.
Pencobaan ketiga adalah iblis membawa Yesus ke gunung tinggi dan memperlihatkan segala yang bisa dilihat dari puncak itu dan kemudian, iblis berkata kepada Yesus: “Sembahlah aku, maka segala ini akan kuberikan kepadamu!”
Ketiga macam pencobaan ini merupakan tiga macam sumber pencobaan bagi Hawa di taman Eden.
Pencobaan pertama adalah buah terlarang yang terlihat elok dan sedap dipandang yang menimbulkan keinginan untuk memakannya.
Pencobaan kedua adalah keyakinan bahwa jika buah itu dimakan akan membuka mata manusia sehingga dapat mengetahui antara yang baik dan yang jahat.
Pencobaan ketiga adalah keyakinan bahwa dengan memakan buah tersebut, maka manusia akan menjadi serupa dengan Allah.
Saudara-saudara, apakah kita menyadari bahwa ketiga macam pencobaan ini sampai saat ini merupakan senjata iblis dalam mencobai kita sebagai orang percaya? Rasul Yohanes menuliskan bahwa:
1 Yohanes 2:15-17”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Dan marilah kita menyadari bahwa Allah tidak mencobai siapapun, dan Dia bukanlah sumber pencobaan. Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak orang sering mengalami pencobaan yang berulang-ulang dalam bidang yang sama?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah Yakobus, penulis kitab ini?
Apa yang dimaksud dengan pencobaan?
Mengapa, ketika seseorang dicobai, dia harus menganggap dirinya mengalami kebahagiaan?
Apa yang dimaksud dengan ketekunan yang menghasilkan kesempurnaan, keutuhan, dan tidak mengalami kekurangan apapun?
Saudara, ketika seseorang mengalami pencobaan, seharusnya dia merasakan suatu kebahagiaan. Mengapa demikian?
Yakobus 1:2-4”Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Pencobaan dapat menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan kesempurnaan, yaitu utuh dan tidak kekurangan apapun.
Yakobus 1:12-15”Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Pencobaan timbul dari keinginan yang berasal dari dunia.
Jika keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa, dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Saudara, pencobaan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan buah yang matang, yaitu kesempurnaan, yang berarti keutuhan dan tidak kekurangan apapun.
Oleh karena itu, ketika kita dicobai, marilah kita arahkan mata kita kepada Yesus yang telah menang terhadap segala macam pencobaan yang diberikan oleh iblis.
Yesus senantiasa mengandalkan firman yang tertulis, sehingga iblis tidak dapat mengambil keuntungan sedikit pun dari Yesus.
Marilah kita menghadapi berbagai pencobaan dengan terus mengarahkan harapan kita kepada pertolongan Yesus, sehingga kita dapat bertekun, karena Tuhan akan menganugerahkan kekuatannya kepada kita.
Rasul Paulus pernah berkata:
Filipi 4:13”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Marilah dengan tekun mengarahkan mata kita kepada Yesus sebagai sumber kekuatan dan inspirasi dalam menghadapi pencobaan yang dirancang oleh iblis.
Ketika kita keluar sebagai pemenang, janganlah kita angkuh, tetapi tetaplah berhati-hati karena iblis adalah musuh setia yang terus mencari kesempatan untuk menjatuhkan kita.
Oleh karena itu, waspada dan berjaga-jagalah! Marilah terus bertekun dan senantiasa bergaul intim dengan Roh Kudus, agar Roh Kudus terus membimbing kita dan mengajarkan hal-hal yang kita perlukan untuk dapat menang atas jeratan setan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan kita sulit bertekun dalam pencobaan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang tidak boleh dilakukan oleh orang percaya agar mereka tidak memberi keuntungan kepada malaikat maut?
Apa yang menjadi pelajaran bagi kita dari kasus Israel di padang gurun, terutama untuk zaman akhir ini?
Siapa yang menyangka dirinya kuat dan apa yang seharusnya dilakukannya?
Apa yang menyebabkan orang seringkali kalah atau jatuh dalam godaan iblis?
Saudara yang kekasih, ada suatu pelajaran yang baik yang dapat kita petik dari kehidupan bangsa Israel ketika mereka dalam perjalanan menuju tanah perjanjian Allah yang telah dijanjikan melalui perjanjian Allah dengan bapak mereka, Abraham.
Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah menyertai mereka.
Tuhan Allah menunjukkan kekuatan-Nya kepada bangsa Israel dan juga kepada orang Mesir yang menjelaskan bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Kuasa yang telah memimpin mereka keluar dari Mesir.
Musa menyatakan bahwa Tuhan Allah telah memerintahkan dia untuk memimpin mereka menuju tanah Kanaan yang mereka sebut sebagai tanah perjanjian.
Ketika Musa dan Harun memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, beberapa orang sudah mulai menghasut bangsa itu untuk tidak meninggalkan Mesir.
Mereka adalah orang-orang yang tidak begitu menderita dalam perbudakan, orang-orang yang memiliki kekuasaan di Mesir, yang diangkat sebagai pengawas atau mandor dalam pekerjaan budak Ibrani.
Ketika bangsa Israel mulai merasakan kekurangan, mulailah timbul sungut-sungut di antara mereka:
Keluaran 15:23-26”Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?” Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka, firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.”
Sungut-sungut seperti inilah yang menyebabkan kerugian bagi bangsa itu.
Ulangan 1:26-33”Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang titah TUHAN, Allahmu. Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana. Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini. Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh.”
Saudara, berulang kali bangsa Israel membuat masalah di hadapan Tuhan Allah mereka, namun Tuhan Allah itu sangat sabar dan penuh kasih terhadap mereka.
Ketika mereka merasa kekurangan apapun dalam perjalanan mereka, mereka selalu bersungut-sungut, bahkan menggerutu kepada Tuhan melalui Musa, pemimpin yang membawa mereka keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan.
Gerutu itulah sangat merugikan bangsa Israel:
Ulangan 1:34-37“Ketika TUHAN mendengar gerutumu itu, Ia menjadi murka dan bersumpah: Tidak seorangpun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Kujanjikan untuk memberikannya kepada nenek moyangmu, kecuali Kaleb bin Yefune. Dialah yang akan melihat negeri itu dan kepadanya dan kepada anak-anaknya akan Kuberikan negeri yang diinjaknya itu, karena dengan sepenuh hati ia mengikuti TUHAN. Juga kepadaku TUHAN murka oleh karena kamu, dan Ia berfirman: Juga engkau tidak akan masuk ke sana.”
Karena gerutu dan ketidakpercayaan bangsa itu, sehingga tidak ada seorang pun dari semua orang yang berumur dua puluh tahun ketika mereka keluar dari Mesir yang masuk ke tanah Kanaan, kecuali Kaleb dan Yosua. Saudara, dari kisah perjalanan bangsa itu keluar dari Mesir dan menuju ke tanah Kanaan, marilah kita belajar sesuatu:
1 Korintus 10:1-13”Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Saudara, setiap pencobaan yang terjadi pada umat Israel dialami oleh seluruh jemaat.
Setiap orang mengalaminya, ada orang-orang yang sensitif dan langsung bereaksi, meskipun sebenarnya lebih banyak yang menghadapinya dengan tenang.
Sungut-sungut dan gerutu bisa muncul karena ada orang-orang yang hubungannya kurang baik dengan Tuhan Allah.
Mereka yang sebenarnya seringkali menyebabkan kerugian bagi umat itu, sehingga setan mendapatkan keuntungan.
Oleh karena itu, marilah kita berjaga-jaga dan waspada agar kita selalu mampu mengatasi dan menang dalam segala macam pencobaan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa ada orang-orang yang selalu jatuh ketika mereka mengalami pencobaan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dilakukan Tuhan Allah setelah hamba-Nya, Musa, meninggalkan dunia?
Apa yang harus dikerjakan oleh Yosua setelah kematian Musa, hamba Tuhan itu?
Apa yang harus mereka hadapi setelah kematian Musa, hamba Tuhan itu?
Apa yang harus mereka lakukan agar bangsa itu dapat mendiami tanah Perjanjian yang telah dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada Abraham?
Saudara, setelah Musa, hamba Tuhan Allah itu meninggal, Tuhan berfirman kepada Yosua agar memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, yang telah dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham, bapa leluhur Israel.
Allah yang ajaib itu sangat menginginkan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya, umat Israel yang kudus, dan Dia sangat ingin agar bangsa Israel menjadi imam bagi bangsa-bangsa lain di dunia ini.
Dia berkeinginan untuk memimpin bangsa Israel sebagai umat-Nya, umat kudus-Nya, sebagai imamat yang kudus.
Oleh karena itu, Dia memberi nama Imanuel kepada Yesus, yang berarti Tuhan beserta kita.
Saudara, sejak zaman dahulu Tuhan Allah ingin memiliki hubungan yang intim dengan manusia.
Sejak zaman Adam di Taman Eden, Tuhan Allah memperlihatkan keinginan-Nya untuk berhubungan akrab dengan manusia.
Hal ini terlihat dari ayat-ayat Firman Tuhan ini:
Efesus 1:4-6”Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Saudara, sejak semula Tuhan menginginkan agar umat manusia hidup kudus seperti Tuhan Allah yang Maha Kudus.
Dalam kemahatahuan-Nya, Dia telah memilih dan merencanakan jalan keluar dari masalah manusia yang akan diciptakan-Nya.
Tuhan Allah telah merencanakan bagaimana Putra tunggal-Nya akan menyelesaikan persoalan manusia yaitu dosa. Rasul Paulus telah mendpatkan wahyu dari Tuhan Allah tentang bagaimana Tuhan Allah menyelesaikan dosa manusia itu.
Efesus 1:7-14”Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan–kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya–supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Saudara, dengan kerelaan-Nya, Tuhan Allah sangat ingin mendamaikan diri-Nya melalui karya Putra-Nya agar manusia dapat menjadi suatu bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah dan menjadi suatu bangsa yang menyembah-Nya sebagai satu-satunya Allah, tidak ada yang lain.
Saudara, kita bisa mempelajari bagaimana Tuhan Allah sangat ingin membangun suatu bangsa yang akan menjadi imam bagi bangsa-bangsa di dunia ini, yaitu bangsa Israel.
Namun, bangsa inilah yang menyalibkan Sang Mesias yang telah dijanjikan dan direncanakan oleh Tuhan Allah.
Namun, Tuhan Allah tidak terkalahkan dan rencana-Nya tidak mungkin gagal.
Kematian Yesus justru menjadi jalan kemenangan atas rencana Allah. Kebangkitan Yesus dari kematian adalah proklamasi kemenangan Kristus, dan Tuhan Allah akan terus mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini.
Melalui kedua belas murid Yesus, Kristus mendirikan gereja-Nya, dan alam maut tidak dapat mengalahkannya.
Kristus, melalui tubuh-Nya, yaitu gereja Kristus akan terus bekerja bersama Roh Kudus untuk melebarkan kerajaan Allah melalui gereja yang melaksanakan amanat agung Kristus.
Roh Kudus yang hadir di tengah umat-Nya terus bergerak untuk memimpin gereja-Nya dalam melaksanakan amanat agung Kristus.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Bagaimana cara Roh Kudus memimpin umat-Nya untuk melebarkan Kerajaan Allah di bumi ini?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa bukti kita mengasihi Tuhan?
Apa yang Yesus minta kepada Bapa untuk diberikan kepada murid-muridNya agar dapat melakukan perintahNya?
Apakah Roh Kebenaran ini akan diam dan menyertai murid-murid selama-lamanya?
Mengapa dunia tidak menerima Roh Kebenaran?
Perikop yang kita baca hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus pernah mengatakan hal penting arti mengasihi Tuhan kepada murid-muridNya: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”.
Petrus pernah ditanya Yesus tiga kali “Apakah engkau mengasihi Aku?“, ketika Petrus menjawab bahwa dia mengasihi Yesus maka selalu Tuhan Yesus menjawab “Gembalakanlah domba-domba-Ku”.
Kita bisa menyimpulkan bahwa mengasihi Tuhan berarti siap mendengar dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.
Saudara, kita menyembah dan melayani Bapa yang mengerti kebutuhan anak-anakNya.
Bapa tahu bahwa kita membutuhkan penolong agar mampu melaksanakan dan menyelesaikan apa yang diperintahkanNya.
Oleh sebab itulah, Roh Penolong yaitu Roh Kudus diberikan untuk menyertai kita murid-muridNya.
Bila membaca Kisah Para Rasul, kita menyadari bahwa pada masa itu murid-murid Yesus menghadapi kondisi yang tidak mudah, mereka diancam dan dianiaya karena berita Injil Kerajaan yang disampaikannya.
Namun kita tahu bagaimana Roh Kudus menolong mereka sehingga mereka memiliki keberanian dan bahkan melakukan banyak mujizat untuk menolong banyak orang sakit dan memiliki kelemahan tubuh.
Tidak hanya itu saja, jumlah murid-murid semakin bertambah banyak sehingga Injil Kerajaan dapat diberitakan menyebar keluar dari Yerusalem.
Hari ini kita menghadapi tantangan yang berbeda dengan masa Kisah Para Rasul di awal kekristenan muncul.
Jumlah orang yang menyebut dirinya Kristen memang lebih banyak daripada jumlah pada masa Kisah Para Rasul, namun tantangan hari ini tidaklah lebih ringan.
Media sosial menawarkan berbagai “kesibukan” dan “penyesatan” agar orang-orang yang menyebut dirinya Kristen tidak melakukan perintahNya sebagai manifestasi dari mengasihi Tuhan.
Mengasihi Tuhan tidak cukup dengan pergi beribadah setiap minggu dan menyanyikan lagu mengasihi Tuhan.
Saudara, mari kita waspada, sejak dari dulu Yesus sudah menyampaikan bahwa mengasihi Tuhan berarti menjalankan perintahNya.
Kita pasti bisa menjalankan perintahNya karena ada pimpinan dan penyertaan Roh Kudus.
Jadi kita tinggal mengambil keputusan untuk tetap terdistraksi oleh dunia ini atau mau mengikuti perintahNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dilihat Zakharia dalam penglihatannya?
Apakah zakaria mengerti arti penglihatan yang diberikan Tuhan kepadanya?
Apa firman dari Tuhan kepada Zerubabel?
Apakah maksud dari “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan”?
Zakharia melihat kandil emas berlampu tujuh dengan tempat minyaknya.
Setiap lampu memiliki tujuh lubang tempat nyala api.
Secara keseluruhan, ada empat puluh sembilan nyala api kalau kandil ini dinyalakan! Bayangkan betapa terangnya!
Kandil tersebut bisa menyala begitu terangnya karena selalu ada persediaan minyak yang tak habis-habis.
Itulah nubuat untuk Zerubabel, keturunan raja Daud.
Ia akan menyelesaikan pembangunan bait Allah dan mengatasi semua masalah yang ada “Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel, engkau menjadi tanah rata” (ayat 7-10).
Hal itu terjadi “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku” yang hadir menyertai Zerubabel (ayat 6).
Setiap perintah dari Tuhan selalu disertai dengan kekuatan untuk melaksanakannya, sejarah membuktikan kebenaran ini.
Persoalannya selalu ada pada manusia yang diberikan perintah oleh Tuhan, setidaknya ada 2 respon yang seringkali terjadi.
Pertama, manusia merasa tidak mampu melakukannya karena menurut anggapannya terlalu berat.
Musa pernah menolak untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dengan berbagai alasan.
Kita tahu pada akhirnya Musa berhasil menyelesaikan tugasnya membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan pimpinan Tuhan sekalipun Musa tidak diijinkan masuk ke tanah perjanjian.
Bukan dengan kekuatan manusia tetapi oleh Kuasa Tuhan bangsa ini dipimpin Musa untuk keluar dari perbudakan.
Respon kedua adalah manusia merasa mampu dan menggunakan kekuatan sendiri untuk menyelesaikan pelayanan yang diberikan Tuhan.
Respon kedua terjadi pada umumnya karena manusia merasa punya pengalaman dan hal tersebut telah menjadi suatu rutinitas.
Pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita memang melatih karunia dan potensi kita untuk senantiasa berkembang, namun Tuhan ingin semuanya bersumber dari kekuatan ilahi melalui Roh Kudus.
Tuhan merindukan agar pelayanan tersebut tidak hanya memberkati hidup kita tetapi juga memberkati orang-orang yang kita layani.
Rutinitas pelayanan memang membuat kita lebih terampil dan menjadi terbiasa sehingga tanpa sadar kita bisa melupakan pimpinan Tuhan.
Mari kita renungkan bersama, seluruh pelayanan dan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini.
Pelayanan kita adalah pelayanan untuk roh, jiwa dan tubuh orang-orang yang kita layani, kita perlu hikmat dan arahan Tuhan agar mereka diberkati, bukan kuat dan gagah manusia tetapi oleh RohKu.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapa yang lahir dari Allah?
Apakah saudara lahir dari Allah? Apa buktinya?
Apa kemenangan yang mengalahkan dunia?
Apakah semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia?
Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa sebagai orang percaya kita memiliki suatu kemampuan yang diberikan Tuhan sejak kita dilahirkan sebagai anak-anakNya yaitu: kemampuan untuk mengalahkan dunia.
Mari kita renungkan kata “mengalahkan dunia” ini?
Dunia setidaknya bisa definisikan sebagai berbagai budaya atau pengaruh buruk sebagai akibat kejatuhan manusia dalam dosa ditambah tipu muslihat iblis yang menyertainya.
Firman Tuhan melalui Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma pernah mengingatkan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Kita tahu bahwa pada masa itu, kota Roma adalah salah satu kota besar yang banyak dipengaruhi dengan berbagai ajaran dan dampak modernisasi dari kemajuan pengetahuan.
Orang dengan berbagai budaya bertemu di kota ini sehingga memberikan pengaruh yang kuat terhadap pergerakan Injil Kerajaan Allah.
Murid-murid Kristus tentu banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran yang bertentangan dengan kebenaran serta gaya hidup yang buruk bagi kehidupan rohani.
Dunia saat ini tentu berbeda dengan dunia pada masa kisah para rasul, namun tipu daya iblis melalui segala yang ada di dunia ini tidaklah berubah.
Dunia menginginkan murid-murid Kristus berubah menjadi sama dengan dunia tanpa terasa.
Dunia pada masa kini menghadapi tantangan yang semakin berat dengan hadirnya internet yang memberikan pengaruh lebih luas jangkauannya kepada banyak orang.
Ada dua kata yang harus kita perhatikan dalam perikop yang kita baca hari ini untuk kita bisa mengalahkan dunia yaitu: perintahNya dan iman kita.
Saat ini, kita sedang berperang dan Yesuslah panglima perang kita, kita harus perhatikan apa perintah yang diberikanNya setiap saat sehingga kita bisa mengambil keputusan dan bergerak sesuai dengan kerinduanNya.
Iman dibutuhkan agar kita bertindak dengan penuh keyakinan karena janji dan firmanNya tidak pernah gagal.
Bagaimana dengan Saudara saat ini? Mari kita introspeksi bersama dan pastikan bahwa kita tidak sedang berubah menjadi sama dengan dunia ini.
Mari kita pastikan bahwa kita sedang melakukan perintah-perintahNya, karena perintahNya tidak berat.
Apa saja perintahNya? Salah satunya adalah jadikan semua bangsa murid-muridKu.
Kita juga punya iman yang mengalahkan dunia yaitu iman dari Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap hari.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa di maksud “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau?” (ayat 10a)
Siapakah yang memegang tangan kanan kita? Dan apa yang dikatakan Tuhan Allah terhadap hambaNya (ayat 13 terakhir)?
Kisah atau peristiwa tentang penyertaan Tuhan yang tertulis di Yesaya 41:10-13, semula ditujukan khusus untuk bangsa Israel saja, sewaktu bangsa Israel merasa takut di masa pembuangan.
Tuhan Allah sangat bertanggungjawab terhadap kehidupan bangsa Israel didalam kondisi apapun, sesuai dengan janji setiaNya kepada hambaNya, Abraham, Ishak dan Yakub.
Pertanyaan saat ini adalah, apakah penyertaan Tuhan yang di catat di Yesaya ini hanya berlaku khusus untuk bangsa Israel saja, baik di masa pembuangan zaman dahulu dan bangsa Israel pada masa sekarang?
Jawabannya tentu saat ini ayat tersebut masih relevan untuk bangsa Israel masa sekarang, juga berlaku untuk kita, yang percaya kepada Kristus Tuhan, sebagai keturunan Rohani Bapa kita Abraham.
Sadarkah kita, ketika kita membaca berulang kali kitab Yesaya ini sangat memberikan kekuatan dan peneguhan ketika kita dikuasai rasa takut yang berlebihan?
Rasa takut yang yang membuat hidup kita cemas, frustasi juga stress karena kondisi atau keadaan yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Sepatutnyalah kita tetap bersyukur, ayat yang kita baca saat ini menuliskan, bahwa kita adalah hamba pilihan yang dikasihiNya.
Hidup kita mendapatkan begitu banyak keistimewaan dari Tuhan.
Bagaimana Dia menyertai kita begitu rupa, sehingga kita tidak perlu takut dan bimbang, bahkan Dia juga akan meneguhkan kita, menolong kita, memegang tangan kita dengan tangan kananNya yang membawa kemenangan bagi kita.
Bahkan musuh kitapun akan mendapat malu.
Jadi dengan demikian, apa yang saat ini menjadi sumber ketakutan kita: masalah keuangan, masalah kesehatan, masalah dalam usaha, bisnis, pekerjaan, ekonomi, studi, jodoh, atau pergumulan apa?
Percayalah dalam segala keadaan baik maupun keadaan buruk, sesuai dengan judul renungan kita hari ini, bahwa Allah yang meneguhkan dan menolong umatNya.
Pertanyaannya bagaimana kita tahu dan merasakan bahwa Allah meneguhkan dan menolong kita umatNya, untuk bebas dari rasa takut?
Perbanyaklah waktu doa pribadi dan berdiam diri mencari wajah Tuhan sampai kita menemukan atau berjumpa dengan Dia dalam doa pribadi kita.
Baca dan renungkanlah Firman dan janji Tuhan itu siang dan malam sampai kita mendapatkan pewahyuan tentang siapa Allah kita yang besar itu.
Teruslah mengucap syukur dalam segala hal, karena itu yang Tuhan mau untuk kita lakukan.
Perkatakan atau deklarasikan Firman Tuhan itu setiap hari sampai dengan hati kita mendapat kelegaan, peneguhan, sukacita dan damai sejahtera dan juga timbul iman yang kuat dan teguh yang berasal dari Allah.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.