Senin, 14 Juli 2025

BERTUMBUH DALAM KEBENARAN FIRMAN TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 4:11-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dianugerahkan Yesus kepada gereja-Nya?
  2. Apa yang memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan bagi pertumbuhan tubuh Kristus?
  3. Apa yang membuat jemaat bertumbuh menjadi dewasa dalam Kristus?
  4. Apa yang menjadi arah pertumbuhan rohani jemaat?
  5. Pelayanan siapakah yang mengikat seluruh tubuh menjadi satu di dalam tubuh Kristus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, jemaat atau Gereja Tuhan bukan hanya sebuah organisasi, tetapi juga merupakan organisme yang hidup.

Gereja terdiri dari berbagai bentuk, keadaan, perangai, sifat, dan tingkat pertumbuhan rohani, yang diikat menjadi satu kesatuan melalui peran masing-masing anggotanya.

Karena itu, setiap orang percaya memberikan kontribusi dan sumbangan bagi pertumbuhan tubuh Kristus, dimana ia menjadi salah satu anggotanya.

Setiap orang yang percaya bergabung dalam jemaat atau gereja yang merupakan bagian dari tubuh Kristus di bumi ini.

Setiap orang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jemaat dimana ia menjadi anggota jemaat.

Karena itu, setiap orang percaya harus menyadari bahwa ia memiliki kontribusi nyata terhadap gereja.

Kontribusi ini hadir melalui keterlibatan aktif yang memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan jemaat.

Dengan demikian, pengaruh atau kontribusi setiap orang akan sejalan dengan keadaan rohaninya.

Hal inilah yang menjadi alasan Yesus menganugerahkan jabatan dan jawatan tertentu kepada orang-orang percaya, agar mereka menjadi alat Kristus untuk memperlengkapi dan mengajar sesama orang percaya.

Tujuannya adalah supaya setiap orang percaya dapat terlibat dalam pembangunan tubuh Kristus, di mana pun mereka berjemaat.

Efesus 4:11-13 ”Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”

Jadi, melalui jawatan rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar, maka setiap orang kudus diperlengkapi agar dapat mengambil bagian dalam pembangunan tubuh Kristus.

Dengan demikian, setiap orang kudus dapat berperan sesuai dengan pertumbuhan dalam kebenaran firman yang telah dihidupinya.

Setiap orang percaya menerima kasih karunia dan dianugerahi karunia-karunia rohani, yang memperlengkapi dirinya untuk berperan dalam pembangunan tubuh Kristus.

Rasul Paulus menuliskan hal ini kepada jemaat di Korintus:

1 Korintus 12:7 ”Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”

Jadi, Bapa menganugerahkan karunia-karunia rohani kepada orang-orang kudus untuk kepentingan bersama. Rasul Paulus pernah menasihati anak rohaninya, yaitu Timotius:

1 Timotius 4:12-14 ”Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.”

Saudara, marilah kita memperhatikan nasihat Rasul Paulus di atas, agar kita bertumbuh dalam kerohanian.

Dengan bertekun membaca Firman Tuhan dan terus terlibat dalam pelayanan, kita dapat terus mengobarkan karunia-karunia yang telah dianugerahkan kepada kita melalui nubuat maupun penumpangan tangan oleh Dewan Penatua Jemaat.

Hal ini akan membuat kita bertumbuh dalam kebenaran, mengikuti pertumbuhan menuju kepenuhan Kristus dan semakin dewasa secara rohani.

Pada akhirnya, kita akan menjadi serupa dengan Yesus Kristus, sesuai dengan firman yang diwahyukan oleh Roh Kudus melalui Rasul Paulus:

Roma 8:29 ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Jadi, melalui pembacaan Firman Tuhan, doa, dan mengobarkan karunia-karunia rohani yang kita miliki, kita akan terlibat dalam membentuk orang-orang kudus agar menjadi bagian dari tubuh Kristus.

Bersama dengan orang-orang kudus lainnya, kita pun dibangun untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa saja yang dapat kita lakukan agar kita turut dibangun dan juga membangun Tubuh Kristus yaitu Gereja Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Amsal 4-6

Minggu, 13 Juli 2025

BERTEKUN DALAM PENGAJARAN DAN PERSEKUTUAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 2:42-47

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang ditekuni oleh jemaat mula-mula?
  2. Apa yang mereka lakukan terhadap barang-barang milik mereka ketika ada saudara mereka yang kekurangan?
  3. Dimana mereka berkumpul setiap hari?
  4. Apa yang dilakukan Tuhan di tengah-tengah mereka?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, pada masa jemaat mula-mula, semua orang yang percaya kepada Yesus di Yerusalem senantiasa berkumpul dalam Bait Allah.

Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul, berkumpul untuk memecahkan roti, dan berdoa bersama.

Para rasul selalu mengajar, melakukan banyak mujizat, dan tanda-tanda heran.

Karena mereka hidup dalam persekutuan, mereka selalu berkumpul di Bait Allah untuk mendengarkan ajaran para rasul tentang firman Tuhan dan kebenaran.

Mereka hidup sehati dan sepikir, setiap milik pribadi dianggap sebagai milik bersama, sehingga tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka.

Sebab ada orang-orang percaya atau murid-murid yang menjual tanah atau rumah mereka, lalu hasil penjualannya dibagikan sesuai dengan keperluan tiap-tiap orang.

Setiap dari mereka menerapkan apa yang difirmankan Yesus saat Ia mengajar murid-murid-Nya, sesuai dengan apa yang Yesus ajarkan sebagai hal yang penting:

Yohanes 13:34-35 ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Dalam rangka menaati perintah ini, orang-orang percaya pada zaman gereja mula-mula saling mengasihi dan bersama-sama menjalankan perintah Yesus Kristus.

Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan hidup dalam persekutuan.

Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Mereka juga melakukan apa yang diwahyukan oleh Roh Kudus, yang kemudian ditulis oleh penulis Kitab Ibrani dalam:

Ibrani 10:24 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”

Dalam rangka melakukan hal ini, mereka saling mengetahui kebutuhan satu sama lain.

Karena itu, ada murid-murid yang menjual hartanya, dan uangnya diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Kisah Para Rasul 2:44-47 ”Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”

Dalam rangka menaati perintah Yesus yang diajarkan oleh para rasul, maka para murid senantiasa hidup dalam kesehatian dan ketaatan.

Karena itu, mereka hidup dalam kesehatian dan kerukunan, sebagaimana jemaat mula-mula hidup sesuai dengan apa yang pernah ditulis oleh pemazmur:

Mazmur 133:1-3 ”Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”

Oleh karena kerukunan jemaat mula-mula dan ketekunan mereka dalam mendengarkan ajaran para rasul, maka firman Allah digenapi yaitu setiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka.

Tuhan memerintahkan berkat, yaitu berkat kehidupan selama-lamanya,  jiwa-jiwa baru yang percaya kepada Yesus Kristus.

Orang-orang sangat suka melihat kerukunan, kesatuan, dan kesehatian yang nyata di Yerusalem, khususnya di Bait Allah.

Setiap hari disana, mereka memuji Tuhan dengan menyanyi memuji Tuhan dan berdoa bersama.

Masyarakat dapat melihat langsung kehidupan mereka yang harmonis, dimana tidak ada seorangpun yang berkekurangan, suatu peragaan kasih dan keharmonisan yang luar biasa.

Dengan kehidupan yang saling mengasihi, terbukti benar apa yang dikatakan Yesus: ”Dengan demikian, semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu.”

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa kunci rahasia pertumbuhan jemaat dalam gereja mula-mula?

Pembacaan Alkitab Setahun

Amsal 1-3

Sabtu, 12 Juli 2025

KUMPULAN ORANG PERCAYA YANG SEHATI DAN SEJIWA

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 4:32-37

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Sekumpulan orang percaya yang menyatakan bahwa segala milik mereka adalah milik bersama, dapat digolongkan sebagai orang-orang seperti apa?
  2. Apa yang menjadi penyebab jemaat mula-mula tidak mengalami kekurangan di antara mereka?
  3. Apa arti nama Barnabas? Dan siapakah dia?
  4. Apa yang dilakukan Barnabas dalam jemaat mula-mula?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, jemaat mula-mula adalah kelompok murid-murid Yesus yang menjadi teladan bagi masyarakat pada waktu itu tentang bagaimana ajaran Yesus Kristus dijalankan.

Ajaran Yesus dilaksanakan oleh para rasul dan murid-murid-Nya, yaitu orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai Mesias yaitu Kristus, Tuhan, dan Juruselamat umat manusia.

Para murid diajar oleh Yesus untuk saling mengasihi, saling memperhatikan, dan saling melindungi.

Seperti yang telah dilakukan oleh Yesus, Ia mengajarkan agar para murid melakukan apa yang telah Ia teladankan, sehingga melalui hal itu orang lain dapat mengetahui bahwa mereka adalah murid-murid Yesus.

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Karena ajaran Yesus itulah para murid saling mengasihi.

Dan sebelum Yesus naik ke surga, Ia berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan kota Yerusalem untuk menantikan janji Bapa, yaitu pencurahan Roh Kudus.

Lukas 24:46-49 ”Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”

Ketika mereka berkumpul untuk menantikan apa yang dijanjikan oleh Bapa, mereka berada di ruang atas, tempat mereka menumpang.

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, bersama beberapa perempuan, Maria ibu Yesus, dan saudara-saudara Yesus.

Kisah Para Rasul 1:15-22 ”Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: “Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.” –Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri “Hakal-Dama”, artinya Tanah Darah–. “Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.”

Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas (juga bernama Yustus), dan Matias.

Mereka semua berdoa dan berkata, ”Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang.

Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari antara kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan oleh Yudas, yang telah jatuh ke tempatnya sendiri.”

Kemudian mereka membuang undi bagi kedua orang itu, dan undi jatuh kepada Matias.

Maka ia pun ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Seratus dua puluh orang itu berada di kota Yerusalem, menantikan apa yang dijanjikan Bapa, dengan sehati berdoa bersama-sama.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Setelah Yesus naik ke surga, apakah para murid masih merasa takut?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 146-150

Jumat, 11 Juli 2025

SALING MEMPERHATIKAN DALAM PEKERJAAN BAIK

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 10:24-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang membuat kita dapat mendorong orang lain dengan baik?
  2. Dalam hal apa, kita seharusnya saling memperhatikan dan saling mendorong?
  3. Dalam hal apa, kita dianjurkan untuk tidak menjauhkan diri?
  4. Dalam hal apa, kita dianjurkan untuk lebih giat melakukannya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, sebagai jemaat Kristus dalam gereja, kita dianjurkan untuk saling mengasihi.

Kata ‘saling’ berarti terjadi hubungan timbal balik, bukan sepihak, tetapi melibatkan kedua belah pihak untuk saling memperhatikan agar dapat saling mendorong.

Mengapa ada seseorang yang menasihati saudaranya, tetapi bukan didengarkan, melainkan justru nasihatnya dianggap sebagai mencari masalah, menjelekkan, dan menimbulkan pertikaian antara yang menasihati dan yang dinasihati?

Lalu muncullah anggapan bahwa saudara tersebut tidak senang diajar, keras kepala, sombong dan tidak mau mendengar nasihat baik dari saudaranya.

Ketika kita menyampaikan nasihat tanpa memahami keadaan sebenarnya dari penerima nasihat, maka ia bisa merasa diadili atau dituduh, sehingga menjadi tersinggung dan marah.

Padahal, nasihat yang kita berikan tidak tepat karena kita tidak terlebih dahulu mendengarkan atau memperhatikan keadaannya.

Akibatnya, ia menolak atau menentang nasihat tersebut karena merasa tidak dimengerti.

Efesus 2:10 ”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Setiap anak Tuhan memiliki bakat dan karunia rohani.

Kedua anugerah itu diberikan kepada kita karena Tuhan menghendaki dan merencanakannya, agar kita melakukan sesuatu yang telah dirancang dan ditentukan-Nya bagi kemuliaan-Nya.

Tuhan menghendaki agar kita hidup untuk memuliakan-Nya melalui bakat dan karunia rohani yang telah diberikan kepada kita.

Dalam hal ini, sepatutnyalah kita saling memperhatikan agar dapat saling menasihati, supaya setiap anak Tuhan dapat hidup memuliakan-Nya.

Itulah sebabnya kita harus saling memperhatikan, agar kita dapat memahami keadaan saudara-saudara kita.

Dari situlah kita dapat saling menasihati, dan nasihat itu sangat berguna untuk mendorong setiap saudara hidup memuliakan Tuhan, terutama ketika mereka melakukan pekerjaan baik yang menjadi tanggung jawabnya.

Saudara, alangkah indahnya jika dalam suatu komunitas, kita melakukan kebenaran Firman Tuhan dengan saling memperhatikan, sehingga kita dapat dengan mudah saling mendorong dan saling menguatkan satu sama lain.

Inilah bukti bahwa kita adalah murid-murid Tuhan dengan saling memperhatikan sebagai bukti kita saling mengasihi, sama seperti Yesus telah mengasihi kita.

Demikian juga, kita sebagai sesama orang percaya saling mengasihi, saling memperhatikan, saling menasihati, dan saling mendorong satu dengan yang lain.

Hal ini sangat ideal dilakukan oleh pembimbing kelompok PA kepada anak-anak PA-nya, agar nasihat yang diberikan menjadi lebih tepat.

Itulah sebabnya kita perlu dimuridkan, supaya lebih mudah mencapai hidup yang memuliakan Tuhan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang sudah lama mengikuti Tuhan, tetapi belum juga mengerti dengan apa mereka harus memuliakan Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 140-145

Kamis, 10 Juli 2025

SATU ANGGOTA MENDERITA SEMUA TURUT MENDERITA

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 12:20-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah dalam satu tubuh hanya ada satu anggota?
  2. Apa jadinya bila salah satu anggota tubuh tidak berfungsi?
  3. Apa yang terjadi bila salah satu anggota menderita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam perikop ini Paulus menggunakan gambaran tubuh sebagai ilustrasi utama untuk menjelaskan pentingnya keberagaman dalam kesatuan jemaat.

Konsep ini sangat kuat secara budaya, karena dalam masyarakat Yahudi dan Yunani kuno, tubuh sering dipakai sebagai metafora untuk organisasi sosial—menunjukkan bahwa setiap bagian memiliki fungsi yang unik tetapi tidak terpisahkan satu sama lain.

Secara teologis, Paulus sedang menegaskan bahwa semua anggota jemaat, tanpa memandang karunia atau status mereka, memiliki nilai dan peran yang setara dalam tubuh Kristus.

Tampaknya pada saat itu Jemaat Korintus sedikit terpecah, dengan kecenderungan untuk membanggakan karunia rohani tertentu—terutama yang tampak spektakuler seperti berbahasa roh atau nubuat—dan merendahkan yang lain.

Paulus membongkar pandangan ini dengan menyatakan bahwa bahkan bagian tubuh yang “tampaknya lebih lemah” justru sangat diperlukan (ayat 22), dan bagian yang kurang terhormat diberikan kehormatan yang lebih besar (ayat 23).

Bayangkan seseorang sedang berjalan di hutan tanpa alas kaki.

Tanpa sengaja, sebuah duri kecil menusuk jari kakinya. Luka itu kecil—nyaris tak terlihat.

Tapi begitu duri itu masuk, seluruh tubuhnya bereaksi: dia berhenti berjalan, tangannya segera turun memegang kaki, wajahnya meringis kesakitan, bahkan aliran darah mulai mengirimkan sinyal ke otak bahwa ada bahaya.

Padahal itu hanya satu jari kecil dari keseluruhan tubuhnya.

Tapi tubuh tidak berkata, “Ah, itu cuma jari kaki, biar saja.” Tidak.

Tubuh langsung bekerja sama untuk melindungi dan merawat bagian yang terluka: tangan menarik durinya, mata fokus mencari sumber luka, kaki yang lain menopang berat tubuh, bahkan otak mengingatkan agar dia berhati-hati ke depan.

Semuanya bergerak bersama demi satu bagian yang sedang menderita.

Demikian juga jemaat Kristus. Kita bukan hanya kumpulan orang-orang yang berjalan bersama, tapi tubuh rohani yang hidup.

Ketika satu orang sedang mengalami kesedihan, kejatuhan, atau penderitaan, kita tidak bisa berkata, “Itu urusannya sendiri.”

Jika kita benar-benar tubuh Kristus, penderitaannya adalah juga penderitaan kita.

Kita menangis bersamanya, menopang beban yang ia tanggung, dan mengangkatnya hingga sembuh kembali.

Dalam dunia yang semakin individualistis, pesan ini sangat radikal dan penuh kasih: Seperti tubuh yang tidak bisa mengabaikan luka kecil, demikianlah jemaat yang sejati tak bisa tinggal diam ketika satu anggotanya terluka.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 133-139

Rabu, 9 Juli 2025

MENANGGUNG KELEMAHAN SAUDARA YANG TIDAK KUAT

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 15:1-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah kewajiban kita bagi orang lan atau saudara yang lebih lemah?
  2. Apakah yang harus kita usahakan dan cari bagi sesama?
  3. Apakah Kristus mencari kesenanganNya sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengajak jemaat untuk hidup dalam semangat saling menanggung kelemahan dan mencari kebaikan bersama.

Secara konteks, surat Roma ditujukan kepada jemaat yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi (bangsa-bangsa lain), yang memiliki latar belakang budaya, hukum, dan kebiasaan ibadah yang sangat berbeda.

Ketegangan antara kelompok “yang kuat” (kemungkinan besar non-Yahudi atau Yahudi yang bebas dari hukum Taurat secara ketat) dan “yang lemah” (mereka yang masih terikat pada praktik-praktik tradisional Yahudi) menjadi tantangan dalam komunitas Kristen awal.

Paulus, sebagai seorang Farisi yang paham mendalam akan hukum Taurat dan budaya Yahudi, memahami betul pentingnya menjaga kesatuan dalam perbedaan.

Bayangkan sebuah keluarga besar yang sedang mengadakan acara makan malam syukur di halaman rumah.

Meja panjang sudah disiapkan, kursi tertata rapi, dan makanan tersedia melimpah.

Anggota keluarga inti sudah duduk, tetapi tiba-tiba datang beberapa tamu tak diundang—ada tetangga baru yang belum dikenal, ada anak-anak kecil yang belum tahu sopan santun makan bersama, dan bahkan ada seorang kakek yang jalannya lambat dan memerlukan bantuan.

Sebagian orang di meja merasa terganggu. Mereka berpikir, “Kenapa mereka harus ikut? Mereka bahkan tidak membawa apa-apa.”

Namun sang pemilik rumah—kepala keluarga—berdiri, tersenyum, dan berkata, “Tolong, ambilkan kursi tambahan.

Geser sedikit mejanya. Kita luaskan tendanya. Mereka juga bagian dari pesta ini.”

Begitulah gambaran dari ajakan Paulus dalam Roma 15.

Seperti Kristus telah menyambut kita semua—yang dulunya orang luar, orang berdosa, dan lemah—maka kita pun dipanggil untuk menjadi rumah yang terbuka, bukan eksklusif.

Ketika kita menyambut orang lain yang berbeda dengan kasih dan kesabaran, kita tidak hanya menciptakan keharmonisan sosial, tetapi kita memuliakan Allah.

Karena penerimaan semacam itu adalah bayangan dari kasih Kristus sendiri.

Bagi kita hari ini, Firman Tuhan ini adalah pengingat bahwa kita tidak boleh mudah menyalahkan atau menjauhi saudara seiman hanya karena mereka belum sempurna atau berbeda dengan kita.

Namun, seperti Kristus yang tidak membiarkan siapapun yang datang kepada-Nya binasa, marilah kita juga belajar untuk menanggung kelemahan saudara yang tidak kuat, dengan penuh kasih, tanpa syarat, dan dalam kesabaran.

Karena di situlah kesatuan gereja terjaga, dan kemuliaan Allah terlihat nyata.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 120-132

Selasa, 8 Juli 2025

MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dimanakah ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan?
  2. Bagaimana kita seharusnya menganggap kepentingan saudara yang lain?
  3. Pikiran dan perasaan seperti apakah yang harus senantiasa ada dalam hidup kita?      
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam Filipi 2:1–5, Rasul Paulus menasihati jemaat di Filipi untuk hidup dalam kesatuan, kasih, dan kerendahan hati.

Nasihat ini disampaikan dalam konteks budaya Romawi yang sangat menjunjung tinggi status sosial, kehormatan pribadi, dan pencapaian diri.

Paulus justru membalikkan nilai-nilai tersebut dengan menyerukan kehidupan yang saling mengutamakan satu sama lain, mengesampingkan kepentingan pribadi, dan meneladani sikap Yesus Kristus yang penuh kerendahan hati.

Ini adalah pesan yang sangat radikal di tengah masyarakat Romawi yang sangat kompetitif dan hirarkis.

Nasihat selanjutnya menekankan pentingnya kerendahan hati.

Paulus menggunakan istilah kenodoxia (kemuliaan yang kosong atau kesombongan yang sia-sia) untuk menggambarkan sikap yang harus dijauhi, dan menekankan bahwa setiap orang harus menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.

Ini adalah nilai yang bertentangan tajam dengan budaya Romawi yang mengagungkan diri.

Dalam dunia Yahudi pun, ini merujuk pada nilai-nilai seperti yang tertulis dalam Mikha 6:8 — hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.

Paulus sedang membentuk kembali pemahaman mereka tentang kehormatan, bukan sebagai sesuatu yang diraih melalui kekuasaan, melainkan melalui pelayanan dan pengorbanan.

Bayangkan sebuah orkestra besar.

Di sana ada pemain biola, cello, klarinet, trompet, dan begitu banyak alat musik lainnya.

Masing-masing pemain adalah profesional berbakat yang memiliki kemampuan luar biasa.

Namun ketika mereka mulai bermain, tidak ada satupun yang menonjolkan dirinya.

Tidak ada pemain yang berkata, “Saya harus lebih keras dari yang lain agar terdengar!” Sebaliknya, mereka semua tunduk pada satu konduktor.

Mereka menyelaraskan irama, tempo, dan dinamika—bukan demi kepentingan pribadi, tapi demi menghasilkan harmoni yang indah bersama.

Ketika semua instrumen berbeda itu bersatu, hadirin pun terdiam dalam kekaguman.

Kristus adalah Konduktor Agung kita.

Dialah yang terlebih dahulu mengosongkan diri, turun dari kemuliaan-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba.

Dia tidak memaksakan kehendak-Nya, tetapi taat kepada kehendak Bapa sampai mati di kayu salib.

Ketika kita memiliki pikiran dan sikap seperti Kristus, kehidupan kita akan menjadi seperti simfoni yang memuliakan Allah—penuh kasih, kesatuan, dan pengorbanan.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 119:89-176

Senin, 7 Juli 2025

MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN SESAMA MANUSIA

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

LUKAS 10:25-37

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa motif ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang cara memperoleh hidup yang kekal?
  2. Apa jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh ahli Taurat kepadaNya? (ayat 26)
  3. Apa tanggapan ahli Taurat itu terhadap jawaban dan sekaligus pertanyaan balik Yesus kepada ahli Taurat itu? (ayat 27)
  4. Jelaskan jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh ahli Taurat kepadaNya, tentang perumpamaan “siapakah sesamaku manusia”?
  5. Jawab ahli Taurat itu kepada Yesus “orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya” Apa yang Yesus katakan/perintahkan kepada ahli Taurat itu? (ayat 37c)
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ketika ahli Taurat bertanya kepadaNya, Yesus tahu persis bahwa dia hafal isi hukum Taurat serta semua turunannya, yaitu sekitar 613 hukum.

Yesus dengan penuh hikmat menjawab apa yang ahli Taurat itu tanyakan, namun kali ini Yesus menjawab pertanyaannya dengan menggunakan perumpamaan, agar semua orang yang mendengar mudah mencerna dan memahaminya.

Perhatikan bahwa Yesus “sengaja” menjelaskan perumpamaanNya menggunakan tokoh-tokoh yang tidak asing di telinga ahli Taurat.

Yesus memakai tokoh “imam” di mana zaman itu dianggap tokoh yang sangat penting, memiliki pengetahuan agama yang cukup tinggi dan sekaligus pengajar hukum taurat.

Mereka sangat dihormati oleh masyarakat Yahudi. Begitu pula dengan orang “Lewi.”

Mereka mewakili tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam pelayanan di bait suci di Yerusalem oleh masyarakat Yahudi.

Selain dikenal penyanyi dan pemain musik di ibadah bait suci, orang Lewi juga memiliki pengetahuan yang cukup tinggi karena mereka juga sebagai pengajar hukum taurat.

Sementara tokoh orang “Samaria”, pada zaman itu dianggap kelompok yang tidak disukai, dijauhi bahkan kelompok yang dihindari oleh orang Yahudi karena mereka ini bukan orang Yahudi asli, melainkan campuran.

Sehingga mereka dianggap najis oleh orang Yahudi.

Dari perumpamaan yang kita baca hari ini, hanya orang Samaria yang Yesus sebut sebagai “sesama manusia yang jatuh di tangan penyamun”.

Orang Samaria itu memiliki belas kasihan yang dibuktikan.

Belas kasihan yang mengabaikan kepentingannya yang harus diselesaikan saat itu.

Dia memberikan yang terbaik apa yang dia mampu berikan, dan dari apa yang dia miliki.

Mari kita terus mempraktekkan tindakan saling mengasihi dan memperhatikan kebutuhan sesama, tanpa melihat latar belakang, memperhitungkan untung rugi, membeda-bedakan status sosial, agama, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan Firman, dan lainnya.

Kasih tidak bergantung kepada keadaan di luar kita, tetapi kepada keputusan dalam diri kita.

Kata Yesus kepada ahli Taurat itu, juga kepada kita murid-muridNya saat ini “Pergilah dan perbuatlah demikian! (seperti yang orang Samaria lakukan)”.

Dalam melakukan tindakan saling mengasihi dan memperhatikan kebutuhan sesama, tidak perlu berteori, tidak perlu didiskusikan. Mari kita belajar bersama-sama melakukannya!. Mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal-hal kecil atau sederhana dan mulailah dari hari ini!

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 119:1-88

Minggu, 6 Juli 2025

MENGASIHI SESAMA MANUSIA

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MARKUS 12:28-34

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hukum manakah yang paling terutama menurut Tuhan Yesus?
  2. Hukum kedua manakah yang sama seperti hukum pertama?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesus pasti mengetahui bahwa golongan Saduki adalah salah satu golongan yang paham betul dan” taat” dengan ajaran hukum Taurat.

Orang Saduki itu bertanya tentang hukum manakah yang paling utama dalam kitab suci?

maka jawab Yesus: “Hukum yang terutama: dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

JawabanNya sama seperti isi doa “Shema Israel” yang pasti diketahui dan selalu diucapkan oleh orang-orang Yahudi termasuk orang Saduki pada masa itu.

Bahkan jawaban Yesus ditegaskan kembali oleh ahli Taurat.

Dengan kata lain ahli Taurat mengakui dan setuju dengan jawaban Yesus (perlu di ingat, sangat jarang kita temui bahwa ahli taurat setuju dengan perkataan Yesus).

Berbicara dalam konteks agama, Kristen adalah agama yang dikenal mengajarkan tentang hukum Kasih dibandingkan dengan agama – agama lain yang ada di dunia saat ini.

Surat 1 Yohanes 4:8c mengatakan “Sebab Allah adalah Kasih”. Yang dibuktikan Bapa mengutus anakNya ke dunia ini untuk menderita, memberikan nyawaNya mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Itulah bukti nyata bahwa Allah yang berinisiatif mengasihi kita. KasihNya tanpa batas.

Selama Dia hidup 33,5 thn lamanya, Yesus selalu konsisten menunjukkan perbuatan kasih dimanapun Dia berada.

Pertanyaan untuk kita semua yang percaya kepada Dia, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Dia?

Mari kita buktikan dengan tindakan nyata, misalkan konsisten sabar terhadap orang-orang yang membuat kita marah atau kesal,  mengasihi orang yang mungkin pernah mengecewakan atau merugikan kita.

Kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, bersedia dengan tulus berbuat baik dengan memberikan “bantuan apa saja” yang kita mampu.

Renungan hari ini mengingatkan kita kembali, apakah betul kita mengasihi Allah yang tidak bisa dilihat oleh mata, sedangkan manusia yang kita bisa lihat terkadang sulit untuk kita kasihi?

Hal itu sesuai dengan hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri.

Saudaraku, marilah kita terus belajar untuk saling mengasihi sesama manusia, sebab kasih itu berasal dari Allah.

Setiap orang yang mengasihi lahir dan mengenal Allah.

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (lihat 1 Yohanes 4:7-8).

Dalam melakukan tindakan kasih itu, tidak perlu berlama-lama dalam teori. Mari kita belajar bersama-sama melakukannya!  Mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal-hal kecil atau sederhana dan mulailah dari hari ini!

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 115-118

Sabtu, 5 Juli 2025

MURID YANG DIBERIKAN KUNCI KERAJAAN SORGA

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 16:18-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa makna penting dari kata “jemaat-Ku”? Apa artinya bahwa Gereja adalah milik Kristus, bukan milik manusia?
  2. Apa arti simbolik dari “kunci Kerajaan Surga” yang diberikan kepada Petrus?
  3. Apakah otoritas “mengikat dan melepaskan” hanya diberikan kepada Petrus, atau juga kepada gereja secara umum?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Di Matius 16:16, Petrus menjawab pertanyaan Yesus dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.

Dan selanjutnya, Yesus menyatakan bahwa berbahagialah Petrus karena bukan manusia yang menyatakan itu tetapi Bapa di sorga.

Artinya, Petrus telah mendapatkan pewahyuan tentang siapa Yesus yang sesungguhnya.

Disebut pewahyuan, karena memang tidak ada informasi dari siapa pun sebelumnya bahwa Yesus adalah Mesias.

Dengan demikian, pernyataan Petrus itu diwahyukan oleh Allah Bapa.

Selanjutnya Yesus menyatakan, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Petrus yang diibaratkan sebagai batu karang dan yang Yesus katakan bahwa di atas batu karang itu, Dia akan mendirikan jemaat-Ku.

Yesus tidak mengatakan “jemaat kamu” atau “jemaat Petrus”, tetapi “jemaat-Ku”.

Artinya, jemaat atau Gereja bukanlah milik pendeta, organisasi, atau manusia mana pun, melainkan milik Kristus sendiri.

Gereja bukanlah gedung, melainkan komunitas orang percaya yang telah ditebus oleh darah Kristus.

Ayat 18, “…dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Janji ini memberikan penghiburan dan kekuatan: Gereja sejati tidak bisa dihancurkan, bahkan oleh kematian atau kuasa jahat.

Sejarah membuktikan bahwa penganiayaan, tekanan, dan perubahan zaman tidak bisa memusnahkan Gereja.

Penganiayaan hanya bisa menutup gedung atau organisasi gereja, tetapi tidak bisa menutup Gereja sebagai organisme yang hidup.

Ayat 19, “…apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga…”

Ini adalah otoritas ilahi yang diberikan kepada Petrus dan Gereja untuk bertindak atas nama Tuhan di bumi.

Otoritas ini mencakup:

  • Memberitakan Injil dan membuka jalan keselamatan kepada mereka yang mendengar Injil.
  • Doa peperangan rohani melawan kuasa kegelapan.
  • Menyatakan pengampunan bagi yang bertobat dan konsekuensi bagi yang menolak Injil.

Ini adalah tanggung jawab besar bahwa apa yang Gereja lakukan di bumi dalam kehendak Tuhan, berdampak kekal di surga.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan apakah engkau telah hidup dan melayani dengan rasa tanggung jawab rohani terhadap saudara seimanmu?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 108-114