Senin, 12 Mei 2025

AKTIF MELAYANI SESUAI KARUNIA DALAM IBADAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 14:26-28

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Ketika kita berkumpul, maka apa yang seharusnya kita lakukan?
  2. Apa tujuan dari dilakukannya pelayanan?
  3. Berapa banyak orang yang dapat melakukan pelayanan dengan bahasa Roh? Bagaimana mereka melakukannya?
  4. Karunia bahasa Roh harus dilakukan dengan tertib, seorang demi seorang yang disertai dengan ada yang menafsirkan. Jika tidak ada yang menafsirkan, maka apa yang seharusnya dilakukan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, rasul Paulus mengajarkan bagaimana seharusnya jemaat berkumpul.

Mereka sepatutnya melakukannya sesuai dengan ajaran yang tertulis dalam Kitab Efesus:

Efesus 2:19-21 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.”

Anggota komunitas atau jemaat Tuhan yang ikut dalam persekutuan adalah bagian dari satu keluarga, bukan orang asing.

Karena itu, jangan sampai dalam ibadah ada orang-orang yang merasa terasing, sehingga mereka tidak tahu atau tidak mengerti apa yang kita katakan hanya karena kita berbahasa yang lain.

Maka dari itu, diperlukan adanya terjemahan agar setiap yang dikatakan oleh seorang pemimpin ibadah dapat dipahami oleh semua yang hadir sehingga tidak ada yang merasa terasing.

Dalam ibadah, setiap orang sepatutnya aktif melakukan pelayanan sesuai dengan karunia rohani masing-masing.

1 Korintus 14:26-33 “Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Tentang nabi-nabi–baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.”

Saudara, firman Tuhan ini sangat jelas sebagai petunjuk tentang bagaimana ibadah seharusnya dijalankan.

Dengan demikian, dalam pertemuan ibadah tidak ada seorang pun yang merasa terasing, karena semua orang dapat mengerti apa yang disampaikan oleh setiap orang yang bersuara dalam ibadah.

Bahkan rasul Paulus menuliskan bahwa dia sendiri tidak akan menggunakan bahasa roh dalam pertemuan ibadah:

1 Korintus 14:18-19 “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.”

Pertemuan jemaat atau pertemuan ibadah adalah suatu perkumpulan dimana setiap anggota jemaat dapat membangun dan dibangun.

Oleh karena itu, rasul Paulus menuliskan tata ibadah yang bertujuan untuk membangun setiap anggota tubuh Kristus:

1 Korintus 14:1-17 “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi–bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak–entah berapa banyak–macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan “amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.”

Saudara, Tuhan Yesus menginginkan agar kita, sebagai jemaat-Nya, dapat saling mengasihi.

Lalu, dengan apa kita mengasihi saudara-saudara kita? Mari kita saling melayani dengan karunia Roh yang telah dianugerahkan kepada kita.

Karunia Roh adalah anugerah yang menyatakan bahwa di dalam diri kita ada Roh Allah.

1 Korintus 12:7 “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”

Yesus menginginkan agar semua jemaat bertumbuh sehingga dapat berfungsi dan tidak ada penonton dalam jemaat.

Oleh karena itu, marilah kita saling mengasihi dengan melayani dan membangun saudara-saudara kita, jemaat Yesus Kristus agar tidak ada yang tersesat, semua akan terbentuk dan berfungsi untuk membangun.

Haleluya, puji Tuhan. Amin.

Bahasa roh yang ditafsirkan akan menjadi nubuatan atau pengajaran, dapatkah ini terjadi?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 6-8

Minggu, 11 Mei 2025

ANTUSIAS MENGIKUTI PERTEMUAN IBADAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 10:23-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang harus kita pegang dengan teguh?
  2. Mengapa kita harus berpegang teguh?
  3. Mengapa kita harus saling memperhatikan?
  4. Apa yang tidak boleh kita lakukan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, Yesus Kristus telah menasihatkan para murid-Nya untuk saling mengasihi:

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Ketika para murid saling mengasihi, maka mereka akan saling memperhatikan.

Dan ketika kita saling memperhatikan, maka kita akan mengetahui bahwa ada saudara kita yang sedang sakit, sedih atau mengalami kesusahan.

Dalam keadaan seperti itu, maka saudara kita itu membutuhkan pertolongan.

Karena itulah, Yesus menasihatkan kita untuk saling mengasihi agar kita masing-masing dapat berperan dalam membantu atau menolong saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan.

Itulah sebabnya, penulis Kitab Ibrani menuliskan nasihatnya:

Ibrani 10:24-25Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Saudara, ketika kita saling memperhatikan, maka kita dapat melihat dan merasakan kebutuhan saudara kita.

Karena itu, kita dinasihatkan untuk tidak meninggalkan pertemuan ibadah.

Bahkan, kita dianjurkan untuk semakin sering bertemu serta saling memberi dan menerima nasihat dari saudara kita.

Oleh karena itu, janganlah menjauhi ibadah, tetapi marilah kita semakin giat beribadah serta semakin giat dalam menerima dan memberi nasihat supaya kita bisa tetap terpelihara dalam komunitas atau jemaat tempat kita bergabung.

Oleh Injil atau oleh pembapaan rohani yang benar, dimana kita telah hidup bersama dalam waktu yang lama dengan komunitas atau jemaat dimana kita beribadah.

Ada juga hal penting lainnya mengapa kita tidak boleh menjauhi pertemuan ibadah kita:

Ibrani 10:26-29 “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”

Karena itu, sangat penting bagi kita untuk tidak meninggalkan pertemuan ibadah, melainkan semakin antusias mengikutinya supaya kita dapat saling memperhatikan dan semakin saling mengasihi agar tidak ada di antara kita yang melakukan dosa dengan sengaja (murtad).

Sebab tidak ada lagi pengampunan bagi mereka yang murtad atau menghina Yesus Kristus dengan menginjak-injak kasih karunia Allah.

Bagi mereka yang murtad atau menghujat Roh Kudus, tidak ada pengampunan.

Selain itu, untuk setiap dosa yang terjadi karena kelalaian atau ketidakpahaman kita, saat kita jatuh dalam dosa, maka berlaku apa yang dinyatakan oleh Firman Tuhan berikut ini:

1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Oleh karena itu, marilah kita semakin antusias mengikuti pertemuan ibadah karena kita dapat belajar Firman Tuhan, saling mengasihi dan saling memperhatikan bagaimana Firman Tuhan dikerjakan dalam komunitas atau jemaat tempat kita bergabung.

Saudara, ketika kita memperhatikan saudara kita yang sedang menghadapi persoalan, maka sudah sepatutnya kita mengasihi dia sebagai bukti ketaatan kita kepada perintah Yesus yaitu agar para murid saling mengasihi.

Melalui perhatian itu, kita pun dapat lebih mudah menasihati saudara kita agar tidak frustrasi, depresi atau kehilangan sukacita karena masalah yang dialami.

Dengan tidak meninggalkan pertemuan ibadah, maka kita memiliki kesempatan untuk saling melindungi, saling membantu  dan saling menolong.

Oleh karena itu, marilah kita saling mendorong satu sama lain agar tidak ada saudara kita yang meninggalkan pertemuan ibadah dan akhirnya terjerat oleh musuh sehingga mengalami berbagai masalah yang dapat membuatnya kehilangan sukacita.

Saudara, marilah kita saling mengasihi dengan saling mendoakan, saling melindungi dan saling menasihati.

Pertemuan ibadah adalah sarana bagi kita untuk bertumbuh secara rohani, tempat dimana kita saling mengasihi, saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik sehingga kita terhindar dari berbagai cobaan yang dapat menyesatkan dan membawa kita kepada kemurtadan.

Marilah kita menerapkan Firman Tuhan yang mendorong kita untuk saling menguatkan dan berbuat kebaikan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa penyebab orang percaya melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 2-5

Sabtu, 10 Mei 2025

JEMAAT YANG MENGALAMI MUJIZAT TUHAN

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 5:12-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang melakukan banyak tanda-tanda mujizat?
  2. Adakah yang berani bergabung dengan para rasul-rasul pada saat mereka mengadakan mujizat?
  3. Ketika para rasul mengadakan tanda-tanda mujizat, apakah berdampak kepada pertambahan jumlah orang yang percaya? (ayat 14)
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kita pernah melihat dan membaca tulisan yang berisi ajakan ”Hadirilah kebaktian kesembuhan Ilahi”, “Mujizat Allah masih ada”. 

Biasanya tulisan-tulisan tersebut, bagi kita mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh dan yang memerlukan mujizat sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut.

Ajakan-ajakan tersebut bukan salah atau benar, tetapi kita harus tahu bahwa tidak harus dengan mujizat untuk mempertobatkan orang!

Tetapi setidaknya mujizat bisa menarik banyak orang untuk datang melihat dan mendengar tentang Injil.

Agar pemberitaan Injil yang mereka dengar oleh karena kasih karunia Tuhan, maka mereka turut diselamatkan.

Demikian juga para Rasul masa itu, mereka sadar betul, bahwa kuasa mujizat yang mereka dapatkan bukan berasal dari diri mereka, para rasul juga bukan sedang mempertontonkan tentang kehebatan diri mereka, tetapi kuasa itu datang dari Roh Kudus yang membuat mereka berani memberitakan Firman Allah.

Tujuan akhir dari perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan oleh para rasul adalah semakin bertambah banyak jumlah orang yang percaya kepada Tuhan.

Tidak semua orang bisa melakukan banyak mujizat, bukan berarti bahwa orang tersebut tidak memiliki iman, tetapi mujizat itu sepenuhnya merupakan otoritas Allah terhadap seseorang atau kelompok orang.

Tidak semua orang dapat mengalami mujizat-mujizat tertentu, misal: Mujizat kesembuhan.

Tuhan Allah tidak bisa diikat oleh kewajiban untuk melakukan mujizat seperti yang kita inginkan.

Tuhan tidak selalu menolong manusia dengan cara-cara supranatural. Peristiwa natural sering dipakai Tuhan untuk menolong manusia.

Tuhan punya banyak cara untuk menolong manusia, baik itu secara natural maupun supranatural.

Dia tidak bisa didikte oleh apapun dan siapapun!

Tahukah kita bahwa mujizat Tuhan terbesar yang dibutuhkan bagi diri kita?

Kita termasuk salah satu orang dari sekian milyar orang dimuka bumi ini, yang dipilih oleh Kristus untuk memperoleh keselamatan dengan cuma-cuma, keselamatan adalah mukjizat terbesar yang Tuhan berikan.

Kita harus memiliki pengertian yang benar dan seimbang tentang mujizat itu.

Fokus utama jemaat yang sudah percaya kepada Dia, bukan lagi mencari-cari mujizat, jangan fokus kepada orang-orang tertentu yang melakukan mujizat, tetapi Injil yang tertulis dalam Alkitablah yang terutama dan menjadi fokus kita saat ini.

Firman Tuhan menuliskan “mereka memberitakan injil ke segala penjuru dan Tuhan bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda mujizat” (lihat Lukas 16:20).

Dengan kata lain tujuan akhir dari tanda-tanda mujizat itu terjadi agar nama Tuhan dapat diberitakan bagi semua orang.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita tidak mengalami mujizat, apakah Tuhan wajib melakukan mujizat untuk kita? Apakah fokus kita masih mencari-cari mujizat dibandingkan dengan mau belajar tentang pribadi dan kebaikan Tuhan yang sudah tertulis dalam Alkitab?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 28-2 Tawarikh 1

Jumat, 9 Mei 2025

JEMAAT YANG SEHATI DAN SEJIWA

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 4:32-37

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Ketika Roh kudus turun, apa yang terjadi atas kumpulan orang yang telah percaya itu? (ayat 32)
  2. Apa dampak yang terjadi dalam kumpulan jemaat, pada saat itu (ayat 33)
  3. Adakah diantara kumpulan jemaat  yang kekurangan, pada saat jemaat saling berbagi? (ayat 34a)
  4. Mengapa pemberian yang diperoleh diantara jemaat diserahkan pada rasul-rasul? (ayat 35)
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Pada saat peristiwa pentakosta terjadi, dimana terjadi pencurahan Roh Kudus turun atas para Rasul, mereka dengan berani memberitakan Firman Allah yang kemudian berdampak kepada pertambahan jumlah jemaat yang percaya kepada Kristus Yesus.

Kepercayaan kepada Firman Allah-lah yang membuat jemaat mula-mula bisa sehati dan sejiwa diantara mereka.

Apakah zaman sekarang sehati dan sejiwa diantara jemaat yang percaya kepada Kristus masih relevan? Ya, masih relevan.

Namun kita dengan jujur mengatakan bahwa hal tersebut tidak mudah dan tidak banyak kita temukan sekelompok orang beriman atau jemaat yang sehati dan sejiwa seperti kehidupan jemaat mula-mula.

Kita harus paham dan sadar bahwa Firman Allah-lah yang mempersatukan kita.

Kita tidak lagi fokus kepada perbedaan, seperti beda usia, beda jenis kelamin, beda senioritas dalam ikut Tuhan, perbedaan ekonomi, perbedaan status sosial.

Tetapi kita harus lebih fokus kepada kesatuan tubuh, roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Lihat Efesus 4:4-6).   

Jika kita mengetahui bahwa Firman Allah yang sudah mempersatukan kita, maka jemaat otomatis memiliki gaya hidup memberi.

Memberi dengan apa yang kita miliki. Itu adalah salah satu tanda perwujudan kesehatian dalam jemaat.

Jadi tidak mungkin orang benar atau jemaat yang percaya kepada Firman Allah tidak mau berbagi kepada jemaat yang tidak mampu.

Namun perlu diingat, prinsip cara hidup berbagi pada era jemaat mula-mula bukan merupakan suatu keharusan atau sesuatu yang dipaksakan tetapi murni berdasarkan hati yang sukarela.

Dan prinsip berbagi tersebut bukan berbicara “kesamarataan, tetapi berbicara keseimbangan.”

Artinya biarpun ada jemaat yang kaya menjual harta miliknya, namun itu tidak berarti seluruh harta miliknya juga di jual untuk orang yang membutuhkan, tetap orang kaya tersebut masih memiliki harta lainnya.

Begitu pula dengan orang yang kurang mampu tidak menuntut agar orang yang mampu atau orang kaya memberi dan membagikan seluruh harta mereka, agar orang yang kurang mampu itu menjadi sama dengan orang yang mampu.

Orang yang memiliki banyak harta harus ingat, bahwa mereka harus juga memberi lebih banyak dibandingkan orang yang kurang mampu.

Agar terjadi “keseimbangan, tidak ada seorangpun yang berkekurangan diantara mereka” (lihat Kisah Para Rasul 4:34a).

Kemana sebaiknya kita membagikan atau menyerahkan harta milik kita?

Bisa langsung kepada orang, jemaat yang membutuhkan disekitar kita, anggota PA, anggota persekutuan atau jemaat kita.

Namun pada konteks ayat yang kita baca (lihat Kisah Para Rasul 4:35) jemaat mula-mula meletakkan di depan kaki rasul-rasul.

Hal itu dimaksudkan bukan untuk memperkaya para rasul atau hamba Tuhan, gereja, namun agar pemberian seluruh jemaat dapat dikelola dengan baik, bijaksana dan rapi untuk dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluan jemaat.

Selain itu juga untuk menghindari “dominasi dan ketergantungan” si pemberi terhadap orang yang di beri.

Jadi dengan demikian terhindarkan orang-orang yang memiliki harta banyak untuk dianggap “orang yang paling berjasa” untuk jemaat yang kurang mampu.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Sesuai dengan perikop ayat renungan yang kita baca hari ini, apakah kita sudah belajar dan rela hati memberi dengan harta yang kita miliki, sebagai perwujudan bahwa kita sudah sehati dan sejiwa dengan anggota tubuh Kristus yang memerlukan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 25-27

Kamis, 8 Mei 2025

JEMAAT YANG TIDAK LALAI MEMPERGUNAKAN KARUNIA

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 TIMOTIUS 4:11-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menjadi teladan dalam hal apa saja kita harus senantiasa?
  2. Apa yang harus kita tekuni sesuai surat Paulus ini?
  3. Apa yang harus kita lakukan dengan karunia yang Tuhan berikan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Timotius adalah seorang pemimpin muda gereja di Efesus yang menjadi murid dan mitra pelayanan Paulus (Kisah Para Rasul 16:1-3).

Sebagai pemimpin muda, Timotius mungkin merasa dirinya kurang berpengalaman atau tidak dihormati oleh jemaat yang lebih tua.

Oleh karena itu, Paulus menulis surat ini untuk memberikan arahan dan dorongan kepada Timotius.

Paulus menekankan bahwa kepemimpinan rohani tidak hanya soal usia atau status, tetapi tentang karakter dan integritas.

Timotius harus menjadi teladan dalam lima aspek utama: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian.

Tugas utama Timotius adalah membaca, mengajar, dan memberitakan firman Tuhan.

Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan adalah fondasi utama pelayanan gereja.

Paulus juga mengingatkan Timotius untuk tidak melalaikan karunia rohani yang telah diberikan kepadanya melalui nubuat dan penumpangan tangan.

Ini menunjukkan bahwa setiap pemimpin gereja memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi spiritualnya.

Setiap orang percaya, terutama pemimpin gereja, harus terus mengembangkan karunia rohani yang telah diberikan Allah.

Ini membutuhkan disiplin dan kerja keras.

Kita harus menjaga integritas pribadi  sambil memastikan bahwa ajaran yang disampaikan sesuai dengan firman Tuhan.

Kedua hal ini sangat penting untuk pertumbuhan rohani gereja.

Secara khusus, karunia rohani adalah pemberian dari Tuhan untuk membangun tubuh Kristus atau gereja lokal dimana kita ditempatkan.

Karunia-karunia yang diberikan kepada kita adalah bentuk kepercayaan Allah kepada kita gerejaNya.

Tentunya kita harus menggunakannya seperti yang dikehendakiNya.

Ingatlah akan perumpamaan hamba dengan talenta yang diberikan tuannya.

Tuhan kita ingin semua talenta yang dipercayakan digunakan dan dilipatgandakan, bukan untuk disimpan sendiri.

Suatu saat Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada kita, sama seperti tuan yang meminta pertanggungjawaban atas setiap talenta yang dipercayakannya.

Bagaimana dengan kita hari ini? Sudahkah kita melayani sesuai talenta dan karunia yang Tuhan percayakan?

Apakah kita setia dengan sedikit talenta yang Tuhan percayakan?

Tidak masalah kecil atau besar, suatu waktu Tuhan akan mempercayakan lebih banyak lagi karena kesetiaan kita mulai dari hal sederhana untuk menggunakan talenta tersebut bagi rencanaNya.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, bahwa adakah manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sanggup menebus dosa kita? Dan diskusikan hal apa yang harus kita lakukan agar dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 22-24

Rabu, 7 Mei 2025

RAHASIA YANG DINYATAKAN DI DALAM ROH KEPADA PAULUS

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 3:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dipercayakan Allah kepada Paulus (ayat 2)?
  2. Bagaimana rahasia Kristus dinyatakan kepada Paulus?
  3. Apakah yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul dan nabiNya?
  4. Apakah orang-orang bukan Yahudi seperti kita turut menjadi ahli waris dan janji yang diberikan dalam Kristus Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jemaat Efesus adalah komunitas Kristen mula-mula yang terletak di kota Efesus, sebuah pusat perdagangan dan kebudayaan besar di wilayah Asia Kecil.

Jemaat ini didirikan oleh Paulus selama pelayanannya di sana (Kisah Para Rasul 19).

Salah satu tantangan utama dalam gereja mula-mula adalah ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi mengenai status mereka di dalam Kerajaan Allah.

Banyak orang Yahudi merasa bahwa mereka memiliki hak istimewa lebih tinggi sebagai “umat pilihan Tuhan” berdasarkan hukum Taurat dan tradisi mereka.

Sementara itu, orang-orang bukan Yahudi sering kali merasa diri mereka inferior atau kurang layak dibandingkan dengan orang Yahudi.

Paulus menulis surat ini untuk menegaskan bahwa baik Yahudi maupun bukan memiliki kedudukan yang sama di dalam Kristus melalui anugerah Allah.

“Rahasia tentang Kristus” (ayat 4): Kata “rahasia” (mysterion) dalam bahasa Yunani berarti sesuatu yang sebelumnya tersembunyi tetapi sekarang dinyatakan oleh Tuhan.

Dalam konteks ini, “rahasia” merujuk pada rencana ilahi bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi juga termasuk dalam keselamatan melalui Kristus.

Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus, semua orang adalah setara dalam hal keselamatan.

Tidak ada lagi perbedaan status atau hak istimewa berdasarkan etnisitas atau tradisi.

Ayat 6 (“turut menjadi ahli waris”) menunjukkan bahwa semua orang percaya, tanpa memandang latar belakang mereka, memiliki bagian yang sama dalam janji-janji Allah.

Dalam gereja lokal, kita harus menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, etnisitas, gender, atau status sosial.

Semua orang percaya adalah anggota tubuh Kristus yang setara.

Untuk memahami kebenaran rohani, kita membutuhkan bimbingan Roh Kudus.

Firman Tuhan harus dibaca dan dipelajari dengan hati yang terbuka terhadap penyataan ilahi.

Persoalannya adalah bagaimana kita terus mempelajari kebenaran Firman Tuhan agar semakin memahami kebenaran demi kebenaran yang Roh Kudus terus nyatakan dalam kehidupan kita?

Kelompok pemuridan dan persekutuan membuat kita terus mempelajari FirmanNya.

Tentunya tidak hanya rahasia mengenai status kita dihadapan Tuhan, tetapi juga banyak “rahasia”  lain untuk bagaimana kita menggenapi janjiNya.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 18-21

Selasa, 6 Mei 2025

PAULUS MENERIMA PENGAJARAN DARI PENYATAAN YESUS

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

GALATIA 1:11-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah Injil yang kita beritakan atau diberitakan Paulus adalah injil manusia?
  2. Melalui apa Paulus menerima Injil yang diberitakannya?
  3. Seperti apa kehidupan Paulus pada waktu dalam agama Yahudi?
  4. Menurut Paulus sejak kapan Tuhan memilihnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jemaat Galatia adalah komunitas Kristen mula-mula yang tinggal di wilayah Galatia (sekarang Turki modern).

Mereka terdiri dari orang-orang non-Yahudi yang telah menerima Injil Kristus melalui pemberitaan Paulus.

Mengapa surat ini ditulis?

Menurut referensi setelah Paulus meninggalkan Galatia, kelompok “pengajar palsu” datang dan mulai mengajarkan bahwa untuk diselamatkan, orang Kristen harus menaati hukum Taurat, termasuk sunat dan aturan ritual Yahudi.

Paulus menulis surat ini untuk membela keabsahan Injil yang ia beritakan dan menegaskan bahwa keselamatan hanya berasal dari iman kepada Kristus, bukan dari ketaatan terhadap hukum Taurat.

Paulus menekankan bahwa kabar baik yang ia sampaikan bukan berasal dari manusia, tetapi langsung dari Tuhan.

Kata “penyataan” (apokalypsis) mengacu pada wahyu ilahi yang diberikan secara langsung oleh Tuhan.

Ini menunjukkan bahwa Injil Paulus bersifat supernatural, bukan hasil pemikiran manusia.

Dalam ayat-ayat ini, Paulus menceritakan bagaimana hidupnya dahulu dan bagaimana Allah memanggilnya untuk membuktikan validitas panggilannya sebagai rasul. Ia menjelaskan latar belakangnya sebagai musuh gereja sebelum bertobat, kemudian menegaskan bahwa perubahan drastis dalam hidupnya hanya bisa dijelaskan oleh intervensi ilahi.

Pesan utama bagi jemaat Galatia adalah untuk tetap setia pada Injil murni yang berpusat pada Kristus, tanpa mencampuradukkan dengan hukum Taurat atau tradisi manusia.

Saudara, melalui bacaan kita hari ini kita bisa merenungkan ulang tidak hanya kehidupan Saulus yang kemudian menjadi Paulus karena intervensi ilahi.

Sama seperti Paulus mengalami perjumpaan Ilahi yang mengubahkan hidupnya, begitu juga kita seharusnya mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Allah yang mengasihi kita.

Perjumpaan pribadi kita dengan Allah pada saat kelahiran kembali kita tentunya tidak akan sama seperti yang terjadi pada Paulus.

Allah memiliki cara yang unik dan spesial untuk menyatakan diriNya kepada kita secara pribadi.

Satu hal yang harus kita ingat bahwa sejak saat itu seharusnya kita mengalami suatu perubahan hidup karena mengalami penyataan Ilahi.

Bagaimana dengan hari ini?

Apakah penyataan Ilahi yang kita terima masih berkobar untuk dapat kita sampaikan kepada orang lain?

Apakah autobiografi kita (catatan kehidupan kita) mengalami perubahan seperti Paulus?

Injil yang mengubah hidup kita itulah yang harus kita beritakan kepada banyak orang.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 15-17

Senin, 5 Mei 2025

MURID-MURID YANG BERTEKUN DALAM PENGAJARAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 2:41-45

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Berapa jumlah orang yang ditambahkan dalam satu hari?
  2. Tindakan apa yang dilakukan oleh para rasul untuk membimbing orang-orang yang telah menjadi percaya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Setelah hari Pentakosta dimana Roh Kudus dicurahkan.

Banyak orang yang kemudian mengalami lawatan Tuhan, mereka rindu untuk mengenal Tuhan.

Dari berbagai tempat mereka datang untuk mendengarkan para rasul berkhotbah.

Setelah mendengar Firman yang disampaikan oleh para rasul, mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kisah Para Rasul 2:37).

Para rasul yang kebanyakan adalah orang-orang yang sederhana, diberi hikmat oleh Roh bagaimana sepatutnya mereka melayani ribuan orang yang Tuhan tambahkan dalam jemaat.

Petrus dan saudara-saudaranya yang berprofesi sebagai nelayan, tiba-tiba harus melayani ribuan orang jemaat baru.

ika hal itu terjadi di masa kini, para rasul bisa dibantu dengan teknologi multimedia yang bisa membantu mereka mengajar kepada banyak orang secara sekaligus.

Tetapi pada saat itu, tentu hal tersebut belum ada dan Roh Kudus memberikan hikmat bagaimana mereka harus melayani.

Para rasul meminta mereka beribadah di rumah-rumah, mungkin ada tigapuluh orang yang sekaligus beribadah di satu rumah.

Mungkin seperti ibadah persekutuan di masa kini.

Kemudian para rasul akan berkeliling untuk mengajar dari rumah ke rumah.

Bisa dibayangkan bahwa pada waktu itu belum ada Alkitab yang dicetak seperti saat ini.

Jadi sistem pengajaran yang disampaikan sebagian besar melalui lisan.

Misalnya mereka menceritakan bagaimana Tuhan menolong Daud dan mengokohkan takhta Daud melalui berbagai pertempuran yang dialami oleh Daud.

Para rasul juga bisa menceritakan nubuat-nubuat kedatangan Mesias dan bagaimana hal itu kemudian digenapi oleh kedatangan Yesus sebagai Anak Tunggal Allah Bapa.

Tetapi di samping pengajaran lisan dari para rasul, Roh Kudus juga membantu meneguhkan pengajaran-pengajaran tersebut dengan mukjizat dan tanda-tanda.

Seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:43  “Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.”

Pengajaran lisan, kesaksian para rasul ditambah dengan mukjizat dan tanda-tanda, itu semua semakin meneguhkan jemaat untuk mereka semakin mengenal Allah, semakin mengenal Yesus yang diutus oleh Bapa untuk memberitakan keselamatan bagi bangsa-bangsa.

Jika duaribu tahun yang lalu, mereka dalam segala keterbatasan, tetapi dengan haus dan rindu bertekun dalam pengajaran rasul.

Bukankah sepantasnya jika saat ini, dimana Alkitab dan buku-buku rohani banyak tersedia baik di toko buku rohani maupun yang bisa kita peroleh melalui online.

Sepatutnya kita bisa lebih bertekun dalam belajar Firman dan kemudian melakukannya.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, sudah berapa lama engkau menerima Kristus sebagai Juruselamat, sudah berapa kali engkau membaca Alkitab dari awal hingga akhir?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 12-14

Minggu, 4 Mei 2025

ISHAK MENGGALI KEMBALI SUMUR-SUMUR

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KEJADIAN 26:12-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang terjadi setelah Ishak menabur?
  2. Apa saja bukti pemeliharaan Allah atas Ishak?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Pada masa Perjanjian Lama, sumber air di wilayah dimana umat Israel tinggal tampaknya sangat terbatas.

Sehingga menemukan sumber air adalah anugerah dan jika orang tidak bisa menemukan sumber air, mereka akan menggali sumur.

Tetapi menggali sumur pun bukan hal yang mudah.

Pada saat itu belum ada alat bor seperti saat ini dan belum ada juga teknologi yang membantu mencari sumber air di tanah yang tandus.

Alkitab tidak mencatat jumlah sumur yang telah digali oleh Abraham, tetapi Alkitab mencatat bahwa sumur-sumur tersebut telah ditutup dan ditimbun oleh orang Filistin.

Alkitab juga tidak menjelaskan alasan orang Filistin menutup sumur tersebut, namun mengingat bahwa sumur adalah sumber air yang penting bagi semua orang dan juga hewan.

Alasannya mungkin semata karena iri hati dengan berkat yang Allah berikan kepada Abraham yang memiliki begitu banyak ternak, maka dengan menutup sumur yang dimiliki Abraham, orang Filistin berharap bahwa Abraham akan kesulitan untuk memperoleh air bagi ternak-ternaknya.

Setelah Abraham meninggal, Ishak mencari tahu sumur-sumur mana saja yang pernah dimiliki oleh ayahnya, dan setelah ditemukan sumur tersebut digali sehingga mereka tidak kekurangan air, baik bagi mereka maupun bagi ternak mereka.

Kejadian 26:19  “Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.”

Ishak memperoleh air yang berlimpah, mata air yang berbual-bual.

Sehingga ternaknya pun menjadi sangat banyak, Ishak menjadi sangat kaya, sehingga Abimelekh yang adalah raja orang Filistin menjadi cemburu dan takut dengan Ishak yang sangat diberkati oleh Tuhan.  

Seperti tertulis dalam Kitab Kejadian 26:16“Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: “Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami.”

Sumur dapat melambangkan kehidupan dan kesuburan. Jadi ketika Ishak memutuskan untuk menggali sumur yang pernah digali ayahnya.

Ishak sedang meneladani iman ayahnya dengan sungguh bersandar kepada Allah.

Dan tindakan tersebut diganjar dengan berkat yang berlimpah sehingga Ishak pun menjadi sangat kaya seperti halnya Abraham ayahnya.

Pada saat ini, menggali sumur dapat dimaknai sebagai menemukan kembali sumber-sumber berkat Allah yang pernah menjadi alat Allah untuk memberkati pelayanan para pemimpin rohani di masa yang lalu.

Mempelajari hal-hal yang baik dari orang-orang yang pernah dipakai oleh Tuhan di masa yang lalu, bukanlah tindakan yang salah.

Bahkan tindakan ini sesungguhnya membutuhkan kerendahan hati kita untuk mau belajar pada para hamba Tuhan yang pernah Tuhan pakai di masa-masa yang lalu.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, hal-hal baik apakah yang engkau lihat dari para pemimpin khususnya di masa yang lalu, yang engkau bisa gali dan pelajari.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 9-11

Sabtu, 3 Mei 2025

UMAT YANG DIBEDAKAN TUHAN DARI YANG LAIN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KELUARAN 8:22-24

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa tanah Gosyen menjadi istimewa?
  2. Peristiwa apa yang terjadi di istana Firaun?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Keluaran 8:23  ”Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi.”

Ketika Allah memerintah Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, ada sepuluh tulah yang menimpa rakyat Mesir.

Dan setiap kali tulah terjadi, maka tulah itu hanya menimpa rakyat Mesir.

Tuhan dengan jelas menyatakan: “Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu.”

Tuhan akan mengadakan perbedaan antara umat Israel dan bangsa Mesir.

Hal yang serupa dinyatakan oleh Maleakhi, seperti yang terdapat dalam Kitab Maleakhi 3:18 “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.”

Allah membuat atau melakukan perbedaan antara orang benar dan orang fasik, lebih tegas antara antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Bagi kita umat Allah yang beribadah kepada Allah: hidup berkenan kepada Tuhan, hidup kudus dalam takut akan Tuhan.

Maka Tuhan menjanjikan bahwa hidup kita akan dibuat berbeda.

Kita dan orang yang belum mengenal Tuhan bisa mengalami hal-hal yang sama.

Seperti saat ini ketika banyak orang mengatakan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Ketika banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh karena produksi dan penjualan menurun, sehingga banyak perusahaan bangkrut.

Tuhan menjanjikan bahwa Dia akan melakukan hal yang berbeda bagi umat-Nya, bagi orang yang beribadah kepada-Nya.

Makna beribadah kepada Tuhan, tentu bukan sekedar kita hadir setiap Minggu di gereja.

Ibadah yang hakiki adalah ketika kita hidup berkenan kepada Tuhan. Kita membaca Firman dan melakukan perintah Firman.

Kita hidup bersandar kepada Tuhan dan bukan pada kekuatan sendiri.

Yeremia 17:5,7 ”Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah engkau pernah mengalami perbedaan yang Tuhan lakukan, oleh karena engkau beribadah kepada Tuhan, dibandingkan dengan temanmu yang belum mengenal Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 7-8