Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sejak kapan Allah memilih kita sebagai umat yang ditebus oleh darah Kristus?
Apakah tujuan penebusan Tuhan bagi kita?
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dan untuk tujuan tersebut kepada kita telah dikaruniakan segala berkat rohani. (lihat Efesus 1:3,4).
Bukankah ini sebuah janji yang begitu hebat dan mulia bagi kita umat tebusan Tuhan.
Kepada kita Allah memberikan arah yang jelas, kemana seharusnya kita berjalan secara rohani.
Tujuan akhirnya jelas: supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Kita memiliki latar belakang yang berbeda, profesi yang berbeda, ada yang saat ini sebagai pelajar, mahasiswa atau milenial yang sedang bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah.
Firman Tuhan menyatakan bahwa kita disatukan oleh tujuan yang sama: menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Agar dengan demikian kita semakin serupa dengan Kristus dalam karakter dan perilaku.
Dan untuk tujuan tersebut, Allah mengaruniakan segala berkat rohani.
Lalu apa saja berkat rohani yang Allah telah sediakan:
Berkat pertama adalah pengampunan dosa: kematian Kristus di kayu salib telah memberikan pengampunan dosa sehingga kita dibebaskan dari hukuman dosa.
Berkat kedua adalah kasih Allah, dimana Allah memberikan kasih yang tidak bersyarat kepada umat-Nya, dan kasih Allah ini yang memberikan kepada kita dasar untuk percaya dan berharap.
Yang memberikan kepada kita rasa aman di tengah gelombang kehidupan yang kadang menerpa dalam berbagai wujudnya, antara lain: kesulitan ekonomi, atau masalah-masalah dalam rumah tangga.
Berkat ketiga adalah Roh Kudus, yang kita terima baik melalui baptisan atau penumpangan tangan.
Roh Kudus adalah Penghibur yang memberikan kekuatan, hikmat yang menjadi Penolong bagi kita dalam menempuh kehidupan sehari-hari.
Roh Kudus yang juga akan membantu kita untuk berdoa kepada Allah Bapa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Allah menghendaki umat-Nya bertumbuh semakin dewasa secara rohani, Allah juga telah menyediakan peta jalan untuk dilalui dan mengaruniakan berkat rohani yang akan memampukan kita untuk melangkah di jalan-jalan yang Allah sudah siapkan untuk kita lalui.
Jalan menuju kedewasaan rohani itu bisa tampak sempit dan terjal.
Tetapi justru jalan-jalan yang seperti itu yang akan membuat iman kita teruji, karakter kita pun akan diuji melalui kesulitan-kesulitan yang Tuhan izinkan untuk kita hadapi.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah karunia rohani yang engkau miliki?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apakah kebiasaan jemaat di Filipi dalam memberi?
Bagaimanakah agar janji kelimpahan itu bisa terwujud dalam kehidupan umat Tuhan?
Filipi 4:19 ”Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Allah berjanji untuk memenuhi segala keperluan atau kebutuhan umat-Nya.
Ini adalah janji Allah bagi kita yang percaya, pertama percaya kepada Allah dan percaya pada perkataan-Nya yang dinyatakan melalui para penulis Firman di Alkitab.
Percaya melahirkan iman, dan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1).
Kita belum melihat, tapi ada keyakinan yang tinggi bahwa apa yang kita percayai itu akan terwujud.
Dalam Filipi 4:19, yang Allah janjikan untuk dipenuhi adalah keperluan atau kebutuhan kita.
Bukan keinginan kita. Oleh karenanya perlu dipahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda, meskipun sering kali digunakan secara bergantian.
Berikut adalah perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan:
Kebutuhan dasar adalah hal-hal yang diperlukan untuk kelangsungan hidup, seperti makanan, air, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kebutuhan emosional adalah hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi emosi kita, seperti kasih, perhatian, dan pengakuan.
Kebutuhan rohani adalah hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rohani, seperti iman dan harapan.
Keinginan:
Keinginan pribadi adalah hal-hal yang diinginkan oleh seseorang, tetapi tidak selalu diperlukan untuk kelangsungan hidup, seperti memiliki rumah atau mobil mewah, liburan ke luar negeri.
Keinginan sosial adalah hal-hal yang diinginkan oleh seseorang untuk meningkatkan status atau pengakuan dari orang lain, seperti memiliki gelar atau penghargaan.
Jadi, keperluan kita dijamin oleh Tuhan tetapi keinginan kita bisa kita uji dan doakan.
Jika keinginan kita itu baik, Tuhan bisa saja segera memberi.
Terhadap doa yang berdasarkan keinginan, pedoman umumnya adalah:
Ya, Tuhan akan segera memberi.
Tidak, kita harus ubah keinginan kita.
Ya, tapi tunggu dulu, waktunya bisa saja cukup lama.
Untuk itu dibutuhkan kepekaan kita untuk mengerti kehendak Tuhan.
Dan kepekaan bisa dilatih dengan cara bergaul intim dengan Roh.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah kebutuhanmu dan keinginanmu. Minta pendapat dari rekanmu untuk ikut menilai khususnya untuk keinginan-keinginanmu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dibicarakan oleh orang-orang yang takut akan Tuhan di perikop ini?
Apa yang terjadi pada hari yang Tuhan siapkan bagi mereka yang takut akan Tuhan?
Menurut Saudara perbedaan apa yang akan terlihat antara orang benar dan tidak?
Pernahkah Saudara bertanya-tanya kenapa sepertinya tidak ada perbedaan antara anak Tuhan dan yang tidak?
Baik anak Tuhan atau bukan, sama-sama bisa menjadi orang kaya atau miskin.
Baik orang percaya atau tidak, sama-sama bisa punya kedudukan.
Sakit penyakit dan berbagai masalah bisa dialami baik oleh orang yang sudah lahir baru maupun tidak.
Kalau begitu, apakah yang membedakan orang yang hidup dalam kebenaran dan yang tidak?
Allah dalam kebijaksanaanNya memahami kebingungan ini. Ia menantang orang-orang yang tidak takut akan Dia dengan pernyataan “TUHAN memperhatikan dan mendengarnya, sebuah kitabperingatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takutakan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.”
Saudara, Tuhan tidak pernah melupakan orang-orang yang mengasihiNya.
Ia berkata setiap orang pada akhirnya akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Sampai saat itu dinyatakan, apa yang dapat kita lakukan agar bisa tetap setia kepadaNya?
Raja Daud merasa cemburu kepada keberuntungan orang-orang fasik (Mazmur 73), hingga akhirnya dia masuk ke tempat kudus Allah dan memahami apa yang tidak disadarinya selama ini dan bisa berkata “…Selain Engkau, tidak ada yang Kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatikuhabis lenyap, gunung batukudan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”(Mazmur 73:25-26).
Mari masuk ke tempat kudusNya Saudara, minta kasih karuniaNya untuk bisa melihat keadaan Saudara dan orang lain seperti Dia melihat.
Adakah kecemburuan yang Saudara rasakan terhadap orang-orang yang tidak takut akan Tuhan? Nyatakanlah dengan jujur di hadapanNya dan dapatkan kembali janjiNya untuk berjalan dalam terangNya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa tujuan dari kelimpahan yang Tuhan datangkan dari berbagai tempat?
Dengan apa Tuhan akan menyemarakkan rumah keagunganNya?
Siapakah yang dinantikan oleh pulau-pulau yang jauh?
Yesaya 60 adalah nubuatan tentang kemuliaan Sion yang akan datang. Kemuliaan yang digenapi secara bertahap sejak Yesus datang ke dunia.
Ketika kita mendengar suatu janji atau nubuatan, rasanya ingin sekali agar itu langsung terjadi dalam hidup kita.
Namun bila kita perhatikan, di dalam setiap janji dan nubuatan selalu ada syarat.
Nabi Yesaya diutus untuk mengajak bangsa Israel bertobat dari pemberontakan mereka terhadap Allah, dan menyerukan rencana Allah yang besar untuk mereka.
Yesaya menyebutkan akan datang masanya kelimpahan dan kekayaan bangsa-bangsa mengalir sampai membuat tercengang.
Namun ada satu seruan penting sebelum hal ini terjadi, yaitu di Yesaya 60:1“Bangkitlah, menjadi teranglah…!”
Seluruh kelimpahan yang Tuhan berikan baru menjadi berarti ketika terang Tuhan bersinar dan kebenaranNya dinyatakan.
Tuhan mau menyatakan kemuliaanNya sehingga seluruh bangsa mengetahui bahwa hanya Dia satu-satunya Allah yang layak disembah.
Bagi Allah, mengaruniakan kelimpahan dan memindahkan harta bangsa-bangsa adalah mudah.
Pertanyaannya, apakah kita siap untuk mengelolanya dengan sikap hati dan keahlian yang baik, dan berkenan kepadaNya?
Adakah kebiasaan yang perlu Saudara ubah untuk bangkit dan menjadi terang dalam hal keuangan? Bagikanlah dengan pembimbing Saudara, agar Saudara memiliki teman akuntabilitas dalam bertumbuh mengubah kebiasaan tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana hubungan kesetiaan antara perkara kecil dan perkara besar?
Apa yang terjadi ketika kita tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur?
Apa yang terjadi ketika kita tidak dapat dipercaya dalam hal harta orang lain?
Pernahkah Saudara mendengar kabar mengenai pendeta besar yang ternyata tidak dapat dipercaya dalam hal keuangan?
Perkara keuangan adalah hal yang sangat sensitif dan sangat mempengaruhi kehidupan.
Sayangnya, tidak sedikit anak Tuhan, bahkan yang sudah lama dalam Tuhan tidak bisa dipercaya ketika menyangkut keuangan.
Banyak orang ingin bisa dipercaya, namun melupakan hukum dasar kepercayaan, yaitu “Setia dalam perkara kecil.” Hanya orang-orang yang bisa dipercaya dalam perkara kecil yang bisa dipercaya untuk perkara besar.
Bagaimana kita bisa mulai membangun diri kita menjadi orang-orang yang setia dalam perkara kecil?
Kita bisa memulainya dengan apa yang ada di tangan kita, seperti:
Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan. Pastikan pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan, dan catatan itu menolong kita mengetahui uang dipakai untuk apa saja
Memelihara barang-barang yang kita miliki. Jika punya kendaraan, pastikan kita mengurusnya dengan service teratur. Jika punya rumah, kita sapu dan bersihkan.
Ketika meminjam barang seseorang, pastikan kita mengembalikannya dalam keadaan yang baik tanpa perlu ditagih.
Datang tepat waktu saat berjanji dengan seseorang, karena janji haruslah ditepati.
Tidak melakukan korupsi “kecil-kecilan”. Mau repot dengan membuat laporan yang jelas untuk setiap Rupiah yang dipercayakan.
Masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa kita lakukan sebagai bentuk setia dalam perkara kecil.
Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kalau dalam urusan harta orang lain saja kita tidak dapat dipercaya serta tidak jujur, jangan berharap kita akan dipercaya untuk mengelola harta kita sendiri.
Karena itu, mari kita membangun diri menjadi orang-orang yang setia dan bisa dipercaya dalam hal-hal kecil. Perkara besar akan datang sendiri pada waktunya saat kita siap.
Diskusikan dengan pembimbing Saudara, perkara-perkara kecil apa yang perlu Saudara mulai ubah atau kerjakan? Buatlah komitmen untuk melakukannya!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Raja Salomo nasihatkan kepada kita mengenai harta yang kita miliki?
Bagaimana respon hati kita seharusnya terhadap didikan Tuhan?
Apakah yang keuntungannya melebihi perak dan emas?
Sebagai orang Kristen, kita mungkin sering memberikan persembahan, perpuluhan, dan sumbangan-sumbangan lainnya.
Memberi sebagian dari harta kita sebagai salah satu cara untuk memuliakan Tuhan adalah sesuatu yang sering kita dengar.
Pagi ini, mari kita renungkan lebih dalam, benarkah ketika kita memberi harta kita, nama Tuhan sungguh-sungguh dimuliakan?
Yang jelas, harta kita memang bisa membantu pekerjaan Tuhan terlaksana dan menjadi berkat bagi mereka yang menerimanya.
Namun, perkara Tuhan dimuliakan atau tidak ternyata tergantung dari sikap hati kita ketika memberi.
Ada orang yang merasa karena sudah memberikan perpuluhan dan persembahan setiap minggu, maka itu sudah cukup.
Perkara bagaimana mendapatkan harta dan bagaimana menggunakannya, bisa dilakukan sesukanya.
Termasuk juga sikap hati saat memberi tidak terlalu diperhatikan lagi.
Sebagian orang lagi memberi dengan harapan agar diberkati, dan ketika berkat secara materi belum diterima, mereka mempertanyakan apakah Tuhan sungguh-sungguh peduli kepadanya.
Apakah kita pernah berpikir demikian?
Terkadang di tengah kebiasaan dan dorongan untuk memberi, kita perlu evaluasi diri: Apakah kita memberi sungguh-sungguh didasari oleh cinta kepada Tuhan dan kerinduan untuk memuliakanNya, atau kita sebenarnya memberi untuk diri sendiri? Untuk mencari kenyamanan dan keamanan. Untuk menghindari konflik, atau untuk dilihat orang.
Jangan sampai pemberian kita memberkati orang lain, tetapi mendukakan Tuhan, dan tidak mendatangkan berkat sejati yang Tuhan sediakan buat kita.
Itu sebabnya Salomo memperingatkan kita bukan hanya untuk memuliakan Allah dengan harta kita, tapi juga memastikan diri untuk mendapatkan HIKMAT.
“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak dan hasilnya melebihi emas.”(Amsal 3:13-14).
Marilah kita memberi dengan motivasi dan sikap yang benar sehingga Allah sungguh-sungguh dimuliakan lewat hidup kita.
Renungkan apakah ada pemberian Saudara hari ini yang ternyata tidak didasari oleh motivasi dan sikap yang benar? Berdoalah meminta hikmat dan kasih karuniaNya untuk bisa bertobat dan memuliakanNya dengan benar.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Yesus berkata bahwa lebih baik ia pergi?
Apa yang dikerjakan Roh Kudus ketika Ia datang?
Roh Kudus adalah salah satu pribadi dari Allah Tritunggal yang mempunyai peranan sangat penting untuk membuat kita memahami kebenaran dan mengalami pertobatan.
Tidak banyak orang Kristen masa kini yang penah melihat Yesus, tapi kita patut bersyukur karena Yesus naik ke surga sehingga Roh kudus turun dan karena Ia adalah Roh, maka Ia bisa Maha Hadir serta secara spesifik menolong setiap kita.
Roh Kudus adalah pribadi Allah sendiri yang hadir dalam hidup kita.
Dan kehadiranNya sangatlah berharga. Kita tidak dapat menggantikan dengan apapun, atau dibayar berapapun untuk menukarkan kehadiran dan penyertaan Roh Kudus buat hidup kita.
Melalui kehadiran Roh Kudus, kita tidak lagi hanya mempelajari kehidupan Yesus di masa lalu, tapi belajar mempraktekannya dalam hidup kita sendiri.
Yohanes 16:8 berkata ”Dan kalau ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Kesadaran akan ketiga hal ini adalah mujizat yang sangat luar biasa.
Bagaimana kita menghargai pribadi Roh Kudus dalam hidup kita?
Apakah kita mau selalu menyertakanNya dalam setiap keputusan dan tindakan kita?
Diskusikanlah dengan rekan-rekan persekutuan atau pemuridan Saudara, bagaimana agar Saudara bisa menghargai Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 7:25.
Yesus sudah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan apakah peranan-Nya bagi kita?
Apakah maksudnya bahwa Yesus menajdi pengantara bagi kita?
Apakah perbedaan antara Imam Besar, Yesus Kristus dibandingkan dengan imam-imam lainnya?
Bapa telah menetapkan Pengantara bagi kita untuk mengalami pertolongan tepat pada waktunya untuk setiap hal yang kita perlukan, karena Bapa telah menetapkan Yesus sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan.
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”(Yohanes 14:6).
Sebagai Pengantara kepada Bapa maka kita beroleh keyakinan bahwa setiap kerinduan kita untuk bertemu dan mengalami pertolongan dari Bapa akan selalu diwujudkan, diantaranya:
Karena Kristus sebagai Pengantara maka kita beroleh keberanian menghampiri tahta surgawi untuk berjumpa dengan Bapa dalam kondisi apapun yang kita alami.”Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”(Ibrani 4:15-16).
Karena Kristus sebagai Pengantara maka ketika kita berdoa di dalam nama Yesus maka kita akan memperoleh jawaban doa yang pasti dari setiap permohonan kita kepada Bapa.”Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”(Yohanes 16:23-24).
Karena Kristus sebagai Pengantara maka ketika kita mengalami kejatuhan dalam dosa maka Dia sebagai Pengantara bagi kita untuk beroleh pengampunan dosa.”Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.”(1 Yohanes 2:1-2).
Marilah kita bersyukur bahwa untuk segala keperluan kita kepada Bapa maka Yesus telah menjadi Pengantara kita kepada Bapa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara tentang Yesus sebagai Pengantara kepada Bapa untuk setiap keperluan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 2 Korintus 5:17
Karena Kristus telah mati dan bangkit untuk semua orang maka untuk siapakah kita hidup?
Disebut sebagai apakah kita bagi setiap orang yang ada di dalam Kristus?
Menurut saudara hal-hal apakah yang baru dalam hidup kita setelah kita hidup di dalam Kristus?
Allah telah berjanji bagi umat Israel bahwa Ia akan memberikan kepada umat Israel hati yang baru, roh yang baru, sehingga umat Israel dapat beribadah kepada Tuhan.
Selain memiliki hati yang baru dan roh yang baru, Allah juga memberikan Roh-Nya kepada bangsa Israel.
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”(Yehezkiel 36:26-27).
Namun hal tersebut digenapi melalui Yesus Kristus, sehingga ketika kita percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat maka kita diberikan oleh Allah, Roh-Nya sendiri sehingga kita memiliki kodrat ilahi dan bukan hanya manusiawi saja.
”Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”(2 Petrus 1:3-4).
Hal ini menyebabkan kita memiliki hati yang baru dan roh yang baru, yang memungkinkan Roh Allah tinggal di dalam hati kita, sehingga kita mengalami ciptaan baru.
Namun kita harus memiliki persekutuan dengan Firman Tuhan agar tidak hanya hati dan roh kita yang diperbaharui tetapi juga di jiwa kita, yaitu pikiran dan perasaan kita diperbaharui sehingga kita memiliki perkataan dan perbuatan yang baru yaitu perkataan dan perbuatan Kristus sendiri.
”Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu”(Efesus 4:23).
Bermula dari ciptaan baru inilah kita dapat memiliki kehidupan yang serupa dengan Kristus dalam kemuliaan yang semakin besar.
”Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”(2 Korintus 3:18).
Dengan pemahaman bahwa kita adalah ciptaan baru maka seluruh gaya hidup kita, cara mengambil keputusan, cara meresponi orang lain atau keadaan dan cara berpikir kita termasuk perbuatan kita harus mengalami pembaharuan yaitu hidup seperti Yesus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara hal-hal yang berubah dalam hidup saudara ketika saudara mengalami ciptaan baru di dalam Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:4.
Apakah tujuan dari kita mengalami dikuburkan bersama-sama Yesus oleh baptisan kematian-Nya?
Apakah yang kita alami ketika kita bersatu dalam kematian-Nya sehingga kita juga bersatu dalam kebangkitan-Nya?
Ketika kita mati bersama Kristus, maka kehidupan siapakah yang akan kita miliki?
Alkitab telah menjelaskan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, sehingga manusia dikuasai dan dikendalikan oleh dosa.
Namun kasih Allah melalui Yesus Kristus membebaskan manusia dari dosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”(Roma 3:23-24).
Kebenaran ini membuat kita memiliki pemahaman bahwa untuk mati terhadap dosa maka kita harus dibaptis di dalam kematian Yesus supaya akhirnya kita memiliki kehidupan bagi Yesus.
”Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”(Roma 6:4).
Beberapa hal tentang mati bagi dosa di dalam kehidupan kita, diantaranya:
Kita mati terhadap mencintai dunia, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.”Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (I Yohanes 2:16). Dengan demikian kita tidak dapat hidup lagi dalam pementingan diri sendiri, dalam kesombongan dan keangkuhan, juga dalam kebenaran termasuk dalam hawa nafsu jahat. ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.”(Kolose 3:5).
Kita mati terhadap agenda-agenda pribadi kita dan membiarkan agenda dan rancangan Allah digenapi dan diselesaikan melalui hidup kita.”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”(Yeremia 29:11).”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.”(Yesaya 55:8).
Dengan matinya hidup kita bagi dosa maka kita memiliki kehidupan Allah serta rancangan-Nya, sehingga kita tidak hidup lagi serupa dengan dunia ini tetapi kita memiliki kehidupan Allah dan hidup bagi kemuliaan Allah dan pada akhirnya kita memiliki kehidupan yang serupa dengan Kristus dan kepenuhan Kristus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam kehidupan sehari-hari.