Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa saja yang harus kita jaga?
Apa tujuan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa?
Tiap-tiap jaman memiliki tantangannya sendiri.
Pada jaman gereja yang mula-mula, tantangannya adalah pada para penguasa yang berusaha menghambat kekristenan.
Yang mengakibatkan penganiayaan pada pengikut Kristus.
Kemudian pada abad keempat, tantangannya justru pada zona nyaman yang dihadapi oleh pengikut Kristus, yaitu ketika Kaisar Theodisius menjadikan agama Kristen sebagai agama negara.
Orang-orang Kristen yang selama tiga abad dianiaya, kemudian menjadi terlena.
Dari situasi yang penuh tantangan, yang membuat mereka sungguh bergantung kepada Tuhan, menjadi situasi yang nyaman ketika mereka tidak lagi dianiaya.
Tetapi situasi ini justru mengakibatkan mereka terlena, dan sejarah kekristenan mencatat, justru sejak saat itu kekristenan memasuki abad ”kegelapan”.
Pada abad ke limabelas, gereja membuat aturan-aturan yang menyimpang seperti pengampunan dosa yang dapat dilakukan dengan membayar sejumlah uang kepada imam.
Sehingga akhirnya Tuhan membangkitkan Martin Luther untuk melakukan koreksi total.
Martin Luther, orang yang tersentak dari zona nyaman dan melakukan pembaruan.
Demikianlah, dari masa ke masa Tuhan membangkitkan tokoh yang mengingatkan umat Tuhan agar kembali ke jalan Tuhan.
Saat ini tantangan umat Tuhan sungguh beragam, tergantung dimana mereka hidup.
Tantangan umat Allah di Eropa berbeda dengan di Nigeria.
Di Eropa sudah lama terjadi kesuaman oleh karena kenyamanan.
Di Nigeria Utara orang Kristen masih menghadap bahaya dari kelompok Boko Haram yang banyak melakukan penganiayaan.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia, tantangan tidak se-ekstrim di Eropa maupun di Nigeria.
Bagi anak muda (dan orang tua juga!) tantangannya adalah pornografi via internet, pergaulan bebas, dan berbagai kemudahan lainnya untuk orang jatuh dalam dosa!
Intinya, siapa pun kita, tua atau muda, pria atau wanita. Kita dituntut untuk senantiasa berjaga-jaga terhadap iblis yang berusaha untuk menjauhkan kita dari Tuhan.
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Tidak ada hal yang bisa kita lakukan, selain untuk kita selalu berjaga-jaga dan senantiasa berdoa!
Saudara, diskusikan dalam kelompok PA pengalamanmu ketika engkau kurang berhati-hati, dan bagaimana sikapmu yang seharusnya.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menyebabkan Raja Darius mengeluarkan surat Larangan?
Apakah respon Daniel begitu mendengar Raja Darius mengeluarkan surat Larangan?
Lukas 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Ketika Yesus mengutus ke tujuh puluh murid untuk mendahului Dia ke kota yang hendak Ia kunjungi, Yesus mengingatkan mereka bahwa mereka seumpama domba yang memasuki kawanan serigala.
Hal seperti ini juga yang terjadi pada Daniel, dia bersama dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego ada di tengah-tengah Kerajaan Media dan Persia.
Daniel adalah orang asing, tetapi karena hikmat Tuhan yang ada padanya, dia menjadi orang kepercayaan Raja.
Dan tentu saja ini membuat para pegawai Raja menjadi cemburu dan mereka bersekongkol untuk mencoba menjatuhkan Daniel.
Tetapi respon Daniel adalah, dia datang kepada Tuhan, Daniel tetap berdoa dan tidak mengurangi waktu doanya.
Sekali pun dia tahu, justru isi Larangan itu adalah: Larangan orang untuk menyampaikan permohonan kepada dewa atau siapa pun kecuali kepada Raja.
Ketaatan Daniel akhirnya menyebabkan orang yang berusaha menjatuhkan dia, justru yang mendapat hukuman, yaitu dimasukkan ke goa singa.
Daniel yang tampak lemah, karena dia tidak punya koneksi siapa pun yang bisa menjamin keselamatan dia.
Tetapi dia sadar bahwa dia memiliki Allah yang hidup, Allah yang mendengar permohonan doanya.
Kita umat percaya, adalah domba di tengah serigala.
Sekali pun mungkin kita lahir dari keluarga yang kaya, punya paman yang menjadi pejabat tinggi di pemerintahan.
Sekali pun misalnya kita memiliki itu semua, tetapi Tuhan ingin agar kita tetap mengandalkan Dia.
Tuhan ingin agar kita memiliki mental sama seperti domba, yang sadar bahwa tanpa Tuhan, maka kita bukanlah siapa-siapa.
Dengan demikian, sama seperti Daniel, kita akan senantiasa memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Memiliki waktu doa yang teratur dan sungguh-sungguh hanya mengandalkan Tuhan saja.Yeremia 17:7,8 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Saudara, adakah janji Firman Tuhan yang sudah menjadi Rhema.
Kalau ada, nantikan penggenapan itu dengan sabar dan jangan menjadi bimbang.
Bapa menjadikan gereja-Nya sebagai rumah doa, namun rumah doa yang dimaksud bukan hanya sekedar rumah yang di dalamnya dilakukan kegiatan-kegiatan doa bersama-sama tetapi lebih dari hal itu bahwa melalui rumah doa tersebut dinaikkan doa-doa yang sangat menentukan nasib dan takdir suatu bangsa.
“Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (Yesaya 56:7)
Hal itu terjadi karena Tuhan telah menetapkan gereja-Nya sebagai rekan atau partner-Nya untuk menyelesaikan rencana Bapa di muka bumi.
“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.” (Mazmur 110:1-3)
Itulah sebabnya Yesus membersihkan Bait Suci karena peruntukan yang salah dari rumah doa menjadi sarang penyamun.
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”(Matius 21:12-13)
Tujuan Yesus membersihkan rumah-Nya supaya kuasa Allah dan otoritas Allah atas si jahat yang telah menguasai kota dan bangsa dapat dinyatakan melalui gereja-Nya dengan dibangkitkannya pemahaman tentang rumah doa untuk merebut dan menetapkan nasib dan takdir dari kota dan bangsa-bangsa.
“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:18-19)
Setiap doa-doa yang dinaikkan oleh gereja disetujui oleh surga dan surga menyatakan kekuatan-Nya melalui gereja-Nya sehingga kita dapat mewujudkan Kerajaan-Nya di kota dan bangsa.
Sehingga kota dan bangsa mulai menyembah Tuhan dan dilepaskan dari belenggu si jahat.
Pemahaman yang benar ini mestinya membuat gereja antusias untuk berdoa dalam mewujudkannya.
Hal inilah yang dialami oleh jemaat gereja mula-mula ketika mereka ditentang oleh orang-orang yang dipakai oleh si jahat untuk menghalangi pemberitaan Injil, maka naiklah doa-doa mereka dengan berani, penuh semangat dan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa mereka agar Kerajaan Allah dinyatakan melalui pemberitaan Injil.
“Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia.” “Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”(Kisah Para Rasul 4:24-25, 30-31)
Pada saat kita memahami bahwa doa yang kita naikkan dari rumah doa bagi segala bangsa akan lahir doa-doa yang menentukan nasib kota dan bangsa.
Disamping itu ada gairah untuk memberitakan Injil disertai tanda-tanda dan mukjizat, dan kota bangsa di mana kita ada diubahkan oleh Tuhan karena mereka mulai mengenal Tuhan.
Marilah kita membangun kubu-kubu doa secara koorporat sehingga kita mengalami kembali api pemberitaan Injil oleh kelompok-kelompok pemuridan, persekutuan-persekutuan, jemaat-jemaat dalam tiap wilayah penggembalaan.
Kita mulai dengan membangkitkan doa-doa pribadi, doa-doa di dalam keluarga dengan gairah yang baru juga doa-doa koorporat dalam doa diaken dan wilayah-wilayah.
Kita percaya ketika doa itu dinaikkan maka Kerajaan Allah akan dinyatakan di setiap lini kota dan bangsa kita karena kita sedang bersinergi dengan surga dengan membangun rumah doa bagi segala bangsa.
Selasa, 1 Maret 2022 TIDAK BIMBANG DAN TETAP BERDOA
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menjadi dasar doa Abraham?
Mengapa akhirnya Allah menjawab doa Abraham?
Abraham dipanggil Tuhan pada usia tujuh puluh lima tahun. Pada usia delapan puluhan tahun-an, Abraham memperoleh janji bahwa dia akan mendapatkan keturunan.
Berpuluh tahun, Sara isteri Abraham tetap tidak hamil, alasan logisnya, Sara sudah mati haid atau menopause.
Dan baru ketika Abraham berumur seratus tahun, Sara hamil dan kemudian melahirkan anak.
Roma 4:20,21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Selama berpuluh tahun, Abraham tidak pernah bimbang.
Dia percaya bahwa Allah setia, dan Allah akan memenuhi janji-Nya.
Abraham percaya bahwa Allah setelah Ia berjanji, Allah pasti akan melaksanakan apa yang telah Ia janjikan!
Allah-nya Abraham, juga adalah Allah kita umat tebusan-Nya.
Ia adalah Allah yang sama, yang juga dapat menjanjikan hal-hal yang spesifik bagi kita umat percaya.
Pasa masa kini, Allah tidak perlu mengirim malaikat untuk berbicara kepada kita.
Bagi kita yang telah dilahirkan baru, Allah telah mengirimkan Roh-Nya, yang mampu untuk berbicara kepada kita.
Allah juga telah mengirimkan Sabda-Nya, yang jika kita membacanya dengan hati yang terbuka, mohon bimbingan dan arahan-Nya.
Maka Firman Allah yang kita baca, itu dapat berubah menjadi Rhema, atau Firman Allah yang Hidup.
Firman yang juga bisa berisi janji yang spesifik sesuai dengan kebutuhan kita.
Dan jika Allah telah memberikan janji itu secara khusus kepada kita, yang kita lakukan adalah bertindak seperti Abraham.
Percaya dengan tidak bimbang, tunggu dengan sabar hingga janji Tuhan itu tergenapi!
Sesuai dengan kebutuhan kita, Allah bisa menjanjikan: keberhasilan dalam studi; promosi di tempat kerja; mendapatkan jodoh; mendapatkan keturunan; dan sebagainya.
Dan sekali lagi, peneguhan Tuhan itu bisa datang melalui Firman yang kita baca.
Sehingga sama seperti Abraham, kita bisa dengan sabar menunggu penggenapan janji Tuhan.
Lalu sementara kita menunggu, Roh Kudus akan menuntun kita melalui proses penggenapan janji.
Akan sangat baik kalau kita taat dan setia melakukan arahan Tuhan langkah demi langkah.
Hal inilah yang biasanya mempercepat penggenapan janji Tuhan atas permohonan doa yang kita naikkan.
Saudara, adakah janji Firman Tuhan yang sudah menjadi Rhema.
Kalau ada, nantikan penggenapan itu dengan sabar dan jangan menjadi bimbang.
Senin, 28 Februari 2022 TIDAK MENJADI LELAH DAN LESU
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
1. Apa yang seharusnya kita tahu dan dengar tentang Tuhan? 2. Bagaimana sikap Tuhan terhadap mereka yang lelah dan tiada berdaya? 3. Siapakah orang yang mendapat kekuatan baru dan mampu terbang seumpama rajawali?
Jika kita memperhatikan keluhan bangsa Israel yang digambarkan dalam Yesaya 40:27, kita mungkin teringat akan keluhan kita sendiri atau keluhan seseorang yang pernah kita dengar.
Ternyata perasaan bahwa “hak saya tidak diperhatikan” itu sudah ada sejak zaman dahulu.
Banyak orang berusaha memperjuangkan haknya dan itu baik jika dilakukan dengan cara dan sikap hati yang tepat.
Tapi, kita juga mungkin mengalami bahwa tidak semudah itu memperjuangkan hak, karena biasanya yang kita hadapi adalah orang-orang yang lebih berkuasa.
Tapi setinggi-tingginya otoritas, masih ada OTORITAS yang lebih berkuasa dari mereka.
Jika kita tidak mampu berbicara kepada mereka, kita bisa selalu datang dan mempercayakan diri kepadaNya yang pasti akan memperjuangkan hak kita jika memang hak kita dilanggar.
Pertanyaannya, bagaimana kalau kita pun bahwa Allah memperhatikan hak kita?
Kepada siapa lagi kita akan berpaling untuk meminta pertolongan?
Kondisi lelah dan tidak berdaya sebenarnya dialami oleh banyak orang.
Dan Tuhan sangat mengerti.
Itu sebabnya Ia memberikan janjiNya dan mengingatkan bahwa Dia adalah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu.
Tidak terduga pengertianNya.
Dia adalah Allah! Jangan perlakukan Dia seperti manusia yang punya keterbatasan.
Kita seringkali terinspirasi dengan orang-orang yang berjuang dan bersemangat, dan sebaliknya menjadi lelah ketika bertemu dengan orang-orang yang terus mengeluh dan tidak bersemangat.
Sebenarnya apa perbedaan mereka?
Mereka sama-sama menghadapi masalah, sama-sama punya kelemahan dan keterbatasan, sama-sama merasa lelah dan bingung di satu waktu.
Perbedaan mereka ada di respon!
Orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru.
Mereka tidak menjadi lelah dan lesu.
Mereka bukan orang yang luar biasa hebat, tapi mereka mendapatkan kekuatan dari sumberNya.
Saudara, maukah engkau memilih respon yang tepat?
Adakah kedaan berat yang sedang saudara alami, menghimpit dan menekanmu saat ini?
Maukah saudara datang kepada Tuhan dan mengalami aliran kekuatan dari sumber itu?
Apakah yang membuat saudara lelah dan lesu?
Bagikanlah dengan pembimbing saudara dan ambilah komitmen untuk bangkit!