Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 25:6-9
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah makna gunung Sion tempat perjamuan diadakan?
Apakah makna bahwa Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan?
Kitab Yesaya pasal 24 adalah nubuatan tentang penghukuman di akhir zaman.
Dan Yesaya pasal 25 adalah nubuatan tentang kemuliaan Sion, Gereja Tuhan setelah masa penghukuman berakhir.
Yesaya 25:6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
Kesulitan tidak akan berlangsung terus menerus.
Setelah masa sukar ketika penghukuman itu berlangsung, maka bagi mereka umat pemenang, Tuhan memberkati mereka dengan masakan yang bergemuk, masakan yang bergizi.
Ini juga bermakna tentang kelimpahan yang Tuhan anugerahkan.
Bagi kita yang percaya, maka hal ini juga bisa berlaku tanpa harus menunggu di akhir zaman.
Baik secara pribadi maupun dalam komunitas yang lebih luas.
Pandemi yang telah mengakibatkan kematian banyak orang di seluruh dunia, juga mengakibatkan kemunduran ekonomi, ditambah lagi dengan perang yang terjadi di Ukraina.
Itu semua telah mengakibatkan kesengsaraan bagi banyak orang di seluruh dunia.
Tetapi, Allah adalah Allah yang setia, Dialah tempat pengharapan bagi kita yang percaya.
Allah mampu membuat perbedaan bagi orang percaya dan yang belum percaya.
Allah juga mampu untuk memakai para pemimpin, sekali pun mereka belum percaya, untuk dipakai menjadi saluran berkat bagi umat Tuhan.
Ezra 5:13 Akan tetapi pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Babel, dikeluarkanlah perintah oleh raja Koresh untuk membangun rumah Allah ini.
Ya, Allah sanggup memakai raja negeri Babel, yaitu Koresh untuk menjadi berkat bagi rumah Allah.
Allah yang sama juga sanggup untuk memakai pemimpin bangsa, sekalipun mereka bukan orang percaya, untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara dan kita umat percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan doakan para pemimpin di negeri kita, agar mereka pada akhirnya akan mengenal Tuhan secara pribadi.
Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MIKHA 4:1-4
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan gunung rumah Tuhan?
Apakah yang dimaksud dengan pengajaran keluar dari Sion?
Kitab Mikha ditulis oleh nabi Mikha, salah seorang “nabi-nabi kecil” yang menulis kitab dalam Perjanjian Lama.
Ada 12 nabi kecil yang menulis Kitab, yang dalam Alkitab LAI dimulai dari Kitab Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, …. dan diakhiri oleh Kitab Maleakhi.
Tiga pasal pertama dalam Kitab Mikha berisi nubuatan tentang penghukuman, sedang pasal 4 dan 5 berisi tentang nubutan pengharapan: nubuat tentang janji pemulihan atas Israel, nubuat tentang kemuliaan Gereja yang akan datang.
Bagaimana Gunung Rumah Tuhan akan berdiri tegak, menjulang sehingga bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana.
Ya nubuatan ini akan terjadi di masa yang akan datang, penafsir Alkitab ada yang mengatakan bahwa nubuat ini akan tergenapi pada pemerintahan Kristus untuk masa seribu tahun kelak.
Lalu bagaimana dengan relevansinya dengan kehidupan saat ini.
Di masa dimana perang masih berkecamuk, sakit penyakit yang dipicu oleh virus telah mengakibatkan pandemi selama hampir tiga tahun terakhir ini.
Maka nubuatan Mikha tentang masa depan kemuliaan dan kedamaian bumi di bawah pemerintahan Kristus adalah hal yang menguatkan kita.
Pemenang akhir dari peperangan akhir zaman ini adalah Kristus.
Kristus sebagai Kepala dan Gereja sebagai Tubuh-Nya.
Gereja yang dimaksud adalah Tubuh Kristus atau kumpulan umat percaya, yaitu keluarga Allah yang dibangun di atas landasan batu yang hidup yaitu Yesus Kristus.
Mikha menubuatkan bagaimana bangsa-bangsa akan datang ke rumah Tuhan.
Artinya akan banyak orang, yang tadinya belum percaya, menjadi orang percaya, yang kemudian datang ke rumah Tuhan.
Ya akan ada kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, yang akan datang ke Rumah Tuhan.
Jadi hal relevan yang dapat kita lakukan di masa kini adalah memberitakan kabar baik bagi orang-orang yang saat ini belum percaya.
Karena nubuat itu pasti terjadi, bagaimana orang-orang yang saat ini belum percaya, sebagian dari mereka akan menjadi percaya.
Roma 10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang apa yang dapat kita kontribusikan dalam penggenapan nubuat Nabi Mikha ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah kumpulan besar orang yang berdiri di hadapan tahta Anak Domba?
Apa yang diserukan oleh kumpulan besar ini?
Apa yang layak untuk diterima oleh Allah selama-lamanya?
Rencana dan kerinduan Allah adalah segala suku bangsa diselamatkan, dan suatu saat berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba untuk memberikan puji-pujian, kemuliaan, dan hikmat, dan syukur, dan hormat, dan kekuasaan, dan kekuatan bagi Allah sampai selama-lamanya.
Hari ini mungkin kita tidak terlalu terbayang bagaimana caranya segala suku bangsa menyembah Allah?
Bukankah masih banyak suku bangsa yang beraliran kepercayaan, animis, bahkan ateis.
Bukankah pada zaman akhir dinubuatkan bahwa kasih kebanyakan orang semakin dingin, makin banyak orang yang tidak lagi peduli agama.
Tetapi sesungguhnya Allah terus bekerja.
Di suatu tempat, ada orang-orang yang haus untuk mengenal Allah yang sejati, dan mereka mencari kebenaran.
Di tempat lain, ada orang-orang yang rela memberikan segala-galanya untuk Injil bisa sampai dan melihat sebanyak mungkin suku bangsa dimenangkan bagiNya.
Pertanyaannya, apakah kita menjadi bagian dari rencana besar Allah ini?
Terkadang kehidupan yang kita jalani membuat kita begitu terbiasa dengan segala yang ada.
Kita tidak lagi memikirkan hati Tuhan karena sibuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan menjalani rutinitas.
Injil adalah BERITA BAIK.
Kuasanya begitu dahsyat sehingga suku-suku bangsa yang tadinya kanibal dan berperang satu sama lain mengenal damai dan berubah gaya hidupnya.
Orang-orang yang tadinya tidak punya harapan menjadi berpengharapan.
Orang-orang yang tadinya punya karakter buruk jadi punya kerinduan untuk menjadi seperti Yesus.
Membayangkan bahwa suatu saat segala suku bangsa dipersatukan untuk memuliakan Tuhan adalah luar biasa.
Mulailah dengan membayangkan diri saudara sendiri ada di kumpulan tersebut.
Miliki kerinduan agar saudara berada di sana.
Kemudian renungkan, apa yang saudara ingin lakukan untuk menjadi bagian dari rencana Allah digenapi atas dunia ini?
Pernahkah saudara berpikir siapa yang bisa berdiri di hadapan tahta Anak Domba?
Cobalah membagikan mengapa saudara bisa berdiri di sana dan bagaimana supaya saudara mengalami janjiNya digenapi?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Yesus layak menerima gulungan kitab dan membukanya?
Siapakah yang telah dibeli bagi Allah dan diberi kuasa untuk menjadi imam dan raja?
Apa yang diserukan dengan nyaring oleh para malaikat, mahluk dan tua-tua?
Yesus dikenal juga sebagai “Anak Domba Allah”.
Yohanes pembaptis menyerukan dalam Yohanes 1:29 “Lihatlah, Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.”
Anak domba merujuk kepada “Korban”.
Pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir, darah anak domba yang dioleskan di pintu meluputkan mereka dari kematian.
Domba juga menjadi korban penghapus dosa yang dipersembahkan setiap tahun di zaman dahulu.
Yesus adalah korban yang sempurna karena darahNya yang tertumpah menghapus dosa dunia.
Dengan darahNya Ia membayar lunas setiap suku bangsa untuk menjadi umatNya yang dikuduskan dan dilayakkan menghadap tahta Allah.
Akan terjadi pada waktunya di mana kemuliaan dinyatakan, maka seluruh penghuni Surga berseru, ”Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
Hari itu akan menjadi hari yang luar biasa agung dan penuh kemenangan.
Namun, sampai hari itu datang, mari kita bertekun untuk mengenal Dia dan menaatiNya karena Dia layak untuk menerima kemuliaan bukan hanya nanti tapi juga sekarang.
Lalu bagaimanakah kita bisa memberikan kemuliaan bagiNya dalam hidup sehari-hari kita?
Itu bisa terjadi ketika kita tidak lagi mencari pujian bagi diri sendiri, tapi menjadikan Dia sumber motivasi melakukan segala sesuatu.
Kita bekerja untuk Tuhan, belajar untuk Tuhan, mengurus anak untuk Tuhan, melayani untuk Tuhan, mengampuni karena Tuhan, berbuat baik karena Tuhan, dan segala aktivitas lainnya.
Menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita adalah suatu proses.
Kita perlu memastikan bahwa kita memulai langkah ini, yaitu proses memberikan segala kemuliaan bagiNya.
Mari berdoa agar selalu berada dalam anugerah untuk mengenal Dia lebih lagi setiap hari, hingga kemuliaan Tuhan dinyatakan dengan sempurna.
Diskusikanlah dengan pembimbing saudara bagaimana saudara bisa mempraktikkan hidup yang memuliakan Anak Domba Allah dalam sehari-hari?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi pada hari-hari terakhir?
Mengapa segala bangsa datang berduyun-duyun ke rumah Tuhan?
Siapa yang menjadi hakim antara bangsa-bangsa?
Banyak orang tidak suka ketika mendengar kata “Penghakiman”.
Kita meragukan bahwa di dunia ini sungguh-sungguh ada penghakiman yang adil karena begitu banyak penyelewengan dan kepentingan diri sendiri.
Tetapi sekalipun penghakiman di dunia tidak selalu benar, ada satu HAKIM yang selalu benar dan penilaiannya dapat dipercaya.
KeadilanNya tidaklah relatif seperti keadilan menurut manusia.
Ada ajaran keliru yang menyatakan bahwa karena Allah adalah kasih, maka Ia tidak menghukum atau menghakimi.
Bayangkan, bagaimana jika seorang ibu yang mengasihi anaknya, tidak pernah menghukum mereka saat mereka berbuat salah karena “kasih”?
Bagaimana jika seorang guru melihat bullying yang dilakukan oleh murid-muridnya, tidak melakukan apapun karena “kasih”?
Kita perlu melihat penghakiman sebagai bentuk kasih Allah.
Ya, Yesus mati di kayu salib adalah untuk menggenapi hukum dan mengajar kita jalan-jalanNya supaya kita berjalan menempuhnya.
Yesaya menyatakan bahwa Allah menjadi hakim dan wasit di antara bangsa-bangsa.
Ia akan menyatakan siapa yang salah dan siapa yang benar. Ia akan mengungkapkan apa yang tersembunyi dalam hati manusia.
Jika kita mau belajar akan jalan-jalanNya dan hidup dalam anugrahNya, kita justru akan mencintai penghakimanNya bukan hanya nanti saat hari penghakiman akhir, tapi juga di saat sekarang kita menjalani hidup sehari-hari karena sesungguhnya penghakimanNya terus berlangsung.
Apakah saudara seringkali merasa kecewa ketika melihat atau mengalami ketidakadilan?
Mari kita mengingat bahwa Allah, Hakim yang adil itu bertahta.
Ia akan menyatakan keadilanNya pada waktunya.
Jangan biarkan kekecewaan merusak kita dan membuat kita penuh penghakiman terhadap orang lain.
Mari kita terus berjalan dalam kebenaran apapun yang terjadi.
Segala sesuatu akan dinyatakanNya pada waktunya.
Apakah ada ketidakadilan yang saudara rasakan hari ini?
Ceritakanlah dan diskusikan dengan rekan persekutuan saudara, lalu ingatlah janji dan perintah Tuhan yang berhubungan dengan hal tersebut!