Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa nasihat Petrus kepada jemaat yang percaya kepada Yesus?
Apa tujuan dari memiliki cara hidup yang baik?
Bagaimana sikap kita kepada lembaga-lembaga manusia yang ada?
Mitsuo Fuchida, seorang Angkatan laut Jepang berperan besar dalam pengeboman pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di tahun 1941 yang menyebabkan semakin meluasnya Perang Dunia II.
Pada musim semi tahun 1947, setelah kekalahan Jepang.
Fuchida berkeyakinan bahwa Amerika telah memperlakukan tawanan Jepang dengan cara yang sama seperti Jepang memperlakukan tawanannya.
Ia bertemu tawanan perang Jepang Kazuo Kanegasaki, yang diyakininya telah meninggal.
Ketika ditanya, Kanegasaki bercerita kepada Fuchida bahwa mereka tidak disiksa atau dilecehkan.
Kenyataan itu sangat mengejutkan Fuchida.
Kanegasaki kemudian melanjutkan kisahnya mengenai seorang wanita muda yang bernama Peggy Covell, yang melayani mereka selama dalam tawanan perang dengan penuh kasih dan rasa hormat, sekalipun kedua orangtuanya, misionaris, telah dibunuh oleh tentara Jepang di pulau Panay di Filipina.
Cerita Kanegasaki tidak bisa diterima dengan akalnya, karena dalam semangat Bushido, balas dendam bukan hanya diizinkan tetapi juga menjadi sebuah tanggung jawab utama untuk dilakukan guna memulihkan kehormatan.
Bahkan pembunuh orang tua akan menjadi musuh bebuyutan seumur hidup.
Namun demikian ia juga terobsesi untuk memahami mengapa ada orang yang memperlakukan musuh mereka dengan kasih dan pengampunan.
Tidak lama setelah itu, pada musim gugur tahun 1948, Fuchida menerima satu pamflet tentang kehidupan Jacob DeShazer, yang berjudul “Aku Adalah Tawanan Perang Jepang,”.
DeShazer adalah seorang mantan sersan Staf Angkatan Udara Amerika dan awak pesawat pembom, yang mengalami siksaan dari tentara Jepang selama 40 bulan dan bertemu Kristus di penjara melalui Alkitab yang dibacanya.
Ia bertekad untuk mengampuni dan mengasihi orang-orang Jepang yang tadinya sangat dibencinya.
Ia menginjili orang Jepang dan menjadi penginjil seumur hidupnya.
Fuchida sangat kagum dan mencari Alkitab untuk bisa membacanya dan akhirnya bertobat serta menjadi seorang penginjil juga.
Di kemudian hari, Fuchida bertemu dengan DeShazer dan mereka bersahabat.
Dua orang yang tadinya adalah musuh tapi dipersatukan oleh Kasih Kristus.
Pertobatan Fuchida tidak lepas dari kesaksian hidup Peggy Covell dan Jacob DeShazer.
Cara hidup mereka memenangkan bukan hanya Fuchida, tapi juga banyak orang.
Hari ini mungkin kita tidak mengalami perang secara nyata, tapi kita masih mengalami berbagai perang seperti konflik dengan orang lain, baik itu keluarga ataupun orang lain.
Kita masih mengalami berbagai kekesalan dan kebencian akan aturan dan hal-hal yang tidak kita setujui.
Apa yang bisa kita pelajari dari kesaksian di atas?
Adakah kebiasaan yang perlu kita ubah?
Petrus menasihati dalam 1 Petrus 2:12 ”Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.”
Renungkanlah cara hidup seperti apa yang saudara tahu Tuhan inginkan saudara miliki?
Bagikanlah dengan rekan PA saudara agar saudara bisa mengalami kemerdekaan dan menuai saatnya Tuhan melawat orang-orang yang berkonflik dengan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Yesus katakan pada saat puncak perayaan hari raya Pondok Daun?
Apa yang terjadi kepada mereka yang percaya kepada yesus?
Apa maksud Yesus tentang aliran-aliran air hidup?
Banyak orang Kristen tahu bahwa Yesus adalah sumber air hidup, tapi sayangnya tidak banyak yang benar-benar terus minum dariNya.
Tidak banyak yang mengizinkan Dia untuk terus mengalir dan mengeluarkan kotoran yang bercokol di hati dan pikirannya.
Seringkali malahan baru datang kepadaNya saat sudah kepepet dan kering kerontang.
Dibutuhkan kerelaan kita untuk terus membuka diri, datang kepadaNya, percaya dan menerima setiap perkataanNya.
Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang melakukannya, dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Yesus tidak pernah memaksudkan untuk kita menerima air hidup dan menyimpannya bagi diri sendiri.
Hidup artinya bertumbuh, ada pelipatgandaan.
Seperti tanaman yang hidup, ia akan bertambah besar dan berbuah.
Seperti gelas yang terus diisi air, airnya akan memenuhi gelas dan mengalir keluar.
Adalah mustahil jika seseorang sudah menerima air hidup secara terus menerus, tapi hidup bagi dirinya sendiri.
Itu hanya terjadi bila memang ada kebocoran dalam hidupnya seperti gelas yang berlubang atau retak sehingga air yang dialirkan tidak bisa mengalir keluar.
Kebocoran rohani sering terjadi karena dosa yang disembunyikan, hidup yang tidak diserahkan kepada Tuhan, dan hati yang dikeraskan dan tidak mau diubahkan oleh Firman.
Dalam perjalanan hidup, memang banyak hal berpotensi untuk membuat keretakan dan kebocoran.
Lubang kebocoran dan kotoran seringkali muncul dalam bentuk ketidakpercayaan, omelan, sakit hati yang dibiarkan, kemalasan, dan masih banyak lagi.
Bagi kita yang sudah percaya dan menerima Roh Kudus, apakah masih ada lubang kebocoran di hidup kita?
Apakah air yang kita terima dariNya, kita alirkan kembali dengan sama bersihnya?
Mungkin saudara berpikir “Wah sulit sekali mengalirkan air hidup karena kita belum sempurna”.
Sebelum saudara menjadi frustasi dan tertuduh, dengarlah kabar baik ini:
RohNya yang tinggal dalam kita adalah air hidup itu sendiri.
Oleh karena itu keretakan, kebocoran, maupun kotoran sebesar apapun mampu diperbaiki dan dibersihkanNya.
Kita hanya perlu mengizinkanNya bekerja.
Jangan tutupi lubang retak dan bocornya dengan kekuatan sendiri.
Jangan tahan kotorannya. Biarkan Dia mengalir dan menyembuhkan.
Biarkan Dia mengalir dan membersihkan.
Selamat menikmati aliran air hidup dariNya dan mengalirkannya kembali!
Apakah ada kotoran, keretakan dan kebocoran yang saudara rasakan?
Berdoalah agar Roh Kudus menolong saudara membersihkannya.
Bagikanlah kepada Pembimbing saudara, agar saudara beroleh dukungan untuk terus maju!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang perlu dilakukan oleh orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan?
Bagaimana seharusnya kita memandang kehidupan ini dalam konteks pertandingan?
Apa yang perlu kita lakukan agar sesudah memberitakan Injil kita tidak ditolak?
Apakah saudara punya hobby olahraga atau senang melihat pertandingan olahraga?
Walaupun kebanyakan kita bukan atlet, tapi rata-rata kita tahu bahwa untuk menjadi atlet dibutuhkan kerja keras dan disiplin.
Dalam skala kecil, kita yang bukan atlet tapi menginginkan tubuh sehat dan bagus pun harus menguasai diri dan berdisiplin.
Kita tidak bisa mengharapkan tubuh tetap langsing kalau tidak mengontrol makanan berlebih dan aktivitas yang seimbang.
Kita juga tidak bisa mengharapkan memiliki stamina yang kuat, kalau tidak pernah berolahraga dan kurang tidur.
Paulus berkata, “Mereka yang bertanding, dapat menguasai dirinya dalam segala hal, demi memperoleh mahkota yang fana.”
Untuk kita memperoleh mahkota yang abadi maka kita semua pun harus ada dalam pertandingan kehidupan.
Kita yang sudah Lahir Baru telah memiliki keselamatan, bukan berarti hidup seenaknya.
Justru ketika kita memiliki keselamatan, tapi tidak bertumbuh dan melatih diri mengerjakan keselamatan itu, kita akhirnya menjadi orang-orang yang sangat malang karena tidak menikmati keselamatan yang sudah diberikanNya.
Lebih daripada itu, bukan hanya hidup kita malang, tapi kita juga menjadi batu sandungan bagi orang lain yang mau percaya kepada Injil.
Paulus berkata, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
Ditolak disini bukan dalam arti penganiayaan karena Salib Kristus, tapi ditolak karena kesaksian hidup kita yang tidak sesuai dengan Injil.
Ditolak karena kita bermasalah dalam melatih tubuh kita dan tidak menguasai seluruhnya.
Kita mengajak orang ke gereja, tapi selalu terlambat datang.
Kita sering mengucapkan “Haleluya” tapi juga sering mengeluh dan memaki dengan mulut yang sama.
Saudara, Yesus sudah menebus setiap kelemahan dan kekurangan kita.
Dengan pertolonganNya, kita dimampukan untuk menguasai diri dalam segala hal.
Mari melatih diri kita dan menguasainya sehingga sungguh nama Yesus dimuliakan lewat hidup kita.
Apakah yang masih menjadi pergumulan saudara dalam hal melatih tubuh dan menguasainya?
Buatlah sebuah rencana yang bisa dilakukan dan ajaklah seorang sahabat untuk bersama mengerjakannya atau mengingatkan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi doa Paulus bagi Gayus?
Bagaimana kesaksian para saudara mengenai Gayus?
Apa yang menjadi sukacita Paulus?
“Apakah itu kebenaran?”
Pertanyaan ini diajukan oleh banyak orang sejak zaman dahulu.
Bahkan Pilatus menanyakan kepada Yesus pertanyaan ini sebelum akhirnya menyerah kepada keinginan orang banyak untuk menyalibkan Yesus.
Adalah mustahil untuk kita bisa hidup dalam kebenaran, kalau kita sendiri tidak tahu apa itu kebenaran, apalagi di tengah dunia yang membuat segala sesuatu menjadi relatif.
Namun demikian, bahkan setelah kita tahu kebenaran, kita masih memiliki tantangan untuk benar-benar hidup di dalamnya.
Pilatus tahu bahwa Yesus tidak bersalah, ia memiliki kuasa untuk membebaskan Yesus.
Namun pengetahuannya tidak cukup untuk membuat ia memilih apa yang benar.
Suatu hari seorang ayah bertanya kepada anaknya, ”Bagaimana kalau papa memberikan barang-barang yang sangat kamu inginkan, mengajak kamu liburan ke tempat yang sangat keren tapi kemudian kamu tahu bahwa uang yang dipakai untuk itu semua adalah uang curian?”
Wajah anaknya seketika berubah.
Dari yang tadinya gembira membayangkan hadiah dan liburan, menjadi kesal dan tidak terima.
Setiap orang tua pasti memahami arti kalimat Paulus ketika mengatakan, ”Tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.”
Namun bukan hanya orang tua yang gembira, anak-anak sampai remaja dan dewasa muda pun begitu.
Kita merasa marah dan tidak terima ketika mendengar orang hanya bicara tentang kebenaran tanpa menghidupinya.
Namun demikian, bagaimana dengan hidup kita?
Adakah hal-hal yang kita sudah pahami sebagai kebenaran namun belum juga kita lakukan?
Saudara, marilah kita meminta anugerah Tuhan untuk mengerti apa artinya kebenaran dan sekaligus anugerah untuk bisa hidup di dalamnya, agar hidup kita bisa menjadi kesaksian dan mendatangkan sukacita bagi banyak orang.
Diskusikanlah dengan pembimbing atau rekan persekutuan saudara bagaimana bisa hidup dalam kebenaran.
Tetapkanlah satu saja kebenaran yang hendak difokuskan untuk dikerjakan selama satu minggu ini agar kebenaran tersebut menjadi kehidupan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah II Korintus 3:2.
Menurut Rasul Paulus bagaimanakah keberadaan jemaat di Korintus?
Dengan kekuatan siapakah maka Rasul Paulus dapat membuat jemaat Korintus sebagai surat Kristus?
Di manakah pribadi Yesus dituliskan dalam jemaat Korintus sehingga mereka menjadi surat Kristus?
Menurut Rasul Paulus bahwa jemaat di Korintus merupakan surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang.
Hal tersebut dapat dilakukannya karena Firman yang diajar oleh Rasul Paulus ditulis dalam hati jemaat oleh karena pekerjaan dari Roh Kudus.
Tuhan juga ingin agar Firman yang kita dengar dan renungkan tertulis dalam roh kita oleh pekerjaan Roh Kudus sehingga hidup kita dicetak ulang seperti yang Firman Tuhan maksudkan dan Kristus dapat dibaca oleh setiap orang yang melihat hidup kita.
Sehingga kita pun akan menjadi Kabar Baik buat dunia ini.
Agar kita mengalaminya, pertama-tama kita harus ada hati yang lapar dan haus akan Firman Tuhan sehingga kita memiliki hati yang terbuka terhadap Firman Tuhan.
”Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (I Tesalonika 1:6).
”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6).
”Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” (Yakobus 1:21).
”Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir.” (Mazmur 119:112).
Kita harus membangun kehidupan yang benar terhadap Firman Tuhan sehingga akhirnya oleh pekerjaan kuasa Roh Kudus Firman Tuhan ditulis dalam batin kita sehingga kita menjadi surat Kristus yang dapat dibaca oleh setiap orang dan menjadikan kita sebagai Kabar Baik bagi dunia ini.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun kehidupan dengan Firman Tuhan sampai menjadi surat Kristus yang dapat dibaca semua orang!