Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Mazmur 119:98!
Apakah yang dapat membuat kita lebih bijaksana, lebih berakal budi dan lebih mengerti orang lain?
Jika demikian apakah peranan Firman Tuhan bagi hidup kita?
Sikap apakah yang harus kita bangun agar lebih dalam bersekutu dengan Firman Tuhan?
Yesus Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Dan Roh hikmat dan pengertian ada pada-Nya.
Setiap orang yang percaya kepada Yesus dan memiliki Roh Allah maka membuat kita lebih bijaksana.
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6).
“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.”(Yesaya 11:1-3).
Namun kita harus bersekutu dengan Tuhan Yesus dan Firman-Nya agar kita betul-betul mengalami realita berjalan dalam kehidupan sehari-hari, lebih bijaksana, penuh pengertian dan berakal budi.
“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:15-17).
Persekutuan dengan Firman Tuhan membuat kita dapat menahan kaki kita terhadap kejahatan dan tidak menyimpang dari hukum-hukum Tuhan sehingga kita dapat membenci segala jalan dan perkataan dusta.
“Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.” (Mazmur 119:103).
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105).
“Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.” (Mazmur 19:8).
“Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” (Mazmur 119:10-11).
Persekutuan kita dengan Firman Tuhan membuat kita bukan hanya lebih bijaksana dari orang lain dan membenci dosa tetapi kita juga akan alami urapan yang membuat kita tetap tinggal dalam kebenaran selama-lamanya dan berbeda dari orang-orang lainnya.
“Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.” (Ibrani 1:9).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara memiliki hati yang lebih bijaksana dari orang lain karena bersekutu dengan Firman Tuhan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Mazmur 1:3!
Orang-orang yang menyukai Firman Tuhan dengan cara merenungkan Firman Tuhan siang dan malam disebutkan sebagai orang yang berbahagia. Mengapa?
Jika diibaratkan sebagai pohon maka bagaimana keadaan pohon tersebut?
Apakah yang akan dialami oleh orang fasik yaitu orang-orang yang tidak hidup dalam Firman Tuhan?
Tuhan menginginkan agar kita seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang selalu subur serta selalu berbuah.
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”(Mazmur 1:3).
”Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:8).
Pohon harus ditanam di tepi aliran air karena air menjadi sumber kehidupan, makanan, pertumbuhan bagi pohon.
Sebagai orang percaya kita harus memiliki sumber air, yaitu Tuhan Yesus dan Firman-Nya.
Kehidupan dari Yesus dan Firman-Nya akan membuat kita tumbuh dan berbuah.
”Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:3-5).
Ketika kita hidup di dalam Firman-Nya maka hidup kita akan terhubung dengan Tuhan dan pastilah kita akan berbuah lebat.
Dan bagi setiap orang yang percaya yang lapar dan haus akan Firman Tuhan akan Tuhan bawa kepada diri-Nya sendiri, sehingga kehidupan Yesus Kristus akan menjadi semakin nyata di dalam hidup kita dan kita akan menjadi sama seperti Kristus dalam tujuan hidup, pikiran dan perasaan serta perkataan dan perbuatan kita.
”Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.”(Wahyu 22:1).
”Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”(Wahyu 22:17).
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa lapar dan haus akan air kehidupan yaitu Firman Tuhan, dengan cara merenungkan Firman Tuhan siang dan malam sehingga kita bertumbuh dan berbuah lebat dan senantiasa dikenyangkan oleh Tuhan, karena kita adalah pohon yang ditanam di tepi aliran air.
”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6).
”Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.”(2 Samuel 7:28).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat bertindak dari pergaulan dengan Firman Tuhan yang membuat saudara seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yosua 1:8!
Mengapa tidak ada seorangpun yang dapat bertahan menghadapi Yosua?
Apakah yang harus dilakukan oleh Yosua agar dia mengalami penyertaaan Tuhan dan berkemenangan?
Apakah yang harus direnungkan oleh Yosua agar dia berhasil dan bertindak hati-hati?
Hal yang membedakan Yosua dengan bangsa-bangsa yang lain adalah karena Allah menyertai seluruh kehidupan Yosua termasuk bangsa Israel.
Bukti penyertaan Tuhan kepada Yosua adalah dimana tidak ada seorang pun yang dapat bertahan menghadapi dia artinya semua bangsa yang menghalangi dia untuk sampai kepada Kanaan disingkirkan oleh Tuhan.
Namun perjalanan kemenangan Yosua tidaklah mulus karena dia pernah gagal melawan kota Ai, bahkan mereka dikalahkan oleh Ai.
Itulah sebabnya Tuhan memberikan perintah kepada Yosua supaya dia selalu merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam, supaya dia senantiasa mendapat arahan dari Tuhan untuk bertindak dan menang, bertindak hati-hati, tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri dan selalu diteguhkan dan dikuatkan oleh perkataan Tuhan.
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8).
Mengapa kita harus merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Alasannya adalah:
Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”(Mazmur 119:105).
Firman Tuhan adalah Roh Tuhan sendiri dan memberikan kehidupan. “Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.“(Mazmur 19:8). “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”(Mazmur 19:8).
Firman Tuhan dapat menolong kita memahami kehendak Tuhan dan memisahkannya dari kehendak kita.“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”(Ibrani 4:12).
Firman Tuhan membuat kita tidak hidup dengan pikiran dan jalan-jalan duniawi tetapi dipimpin oleh Roh Kudus.“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”(Mazmur 1:1-3).
Kita akan mengalami hal-hal yang kekal ketika hidup kita senantiasa merenungkan Firman Tuhan siang dan malam bahkan kita juga memperkatakan Firman Tuhan supaya dihasilkan iman yang membuat mukjizat.
Diskusikanlah di dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami perkara-perkara yang kekal, yang diatas dalam hidup sehari-hari karena merenungkan Firman Tuhan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud kepala?
Apakah yang dimaksud dengan tetap naik?
Apakah syarat untuk menjadi kepala dan bukan ekor?
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.” (Ulangan 28:1 dan 13).
Pada zaman dahulu apabila terjadi peperangan antar kerajaan, maka kerajaan yang menang akan menguasai dan mengubah budaya kerajaan yang kalah.
Pihak yang kalah harus mengikuti budaya dari pihak kerajaan yang menang.
Oleh karena itu, menjadi kepala dan bukan ekor berlaku hanya untuk mereka yang menang.
Konsep “menjadi kepala dan bukan ekor” dalam filsafat Yahudi merujuk pada gagasan bahwa seseorang harus berusaha menjadi pemimpin atau yang memimpin, bukan hanya sebagai pengikut atau yang dipimpin.
Dalam konteks ini, menjadi “kepala” berarti memiliki otonomi, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan orang lain ke arah yang benar.
Dalam tradisi Yahudi, pemimpin diharapkan untuk memimpin dengan bijaksana, keadilan, dan keberanian, serta untuk bertindak sebagai teladan moral bagi masyarakat.
Pemimpin yang baik dianggap memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelompoknya dan diharapkan untuk memperjuangkan kebaikan bersama.
Menjadi pemimpin memiliki arti lain, menjadi orang berpengaruh seperti seorang raja.
Yang dimaksud raja bukanlah jabatan dalam sebuah kerajaan, melainkan memiliki pengaruh besar dalam suatu bidang.
Menjadi seorang raja dapat belaku dimana saja: dalam dunia bisnis, pendidikan, politik, seni, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita mengenal istilah “raja dangdut”, “king of rock”, “Raja jalanan”, ”raja properti”, “raja kuliner” yang artinya, mereka adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya dan menjadi pengaruh bagi suatu komunitas.
Saudara, apabila kita hidup dalam ketaatan, maka dapat dipastikan akan menjadi pemenang dalam kehidupan, dan pada akhirnya akan menjadi pengaruh yang besar yaitu menjadi kepala atau menjadi raja.
Kita dipanggil untuk menjadi raja dalam berbagai bidang kehidupan.
Menjadi raja dapat dimulai dari komunitas kecil sampai komunitas besar, dari daerah kecil sampai tingkat nasional atau internasional.
Menjadi guru teladan se-kota Bandung, artinya sudah menjadi raja dalam dunia pendidikan.
Menjadi seorang pemilik bengkel yang sangat dipercaya konsumen, artinya sudah menjadi raja dalam bidang perbengkelan.
Menjadi pemain bola terbaik di bandung, artinya sudah menjadi raja olahraga sepakbola.
Menjadi pengusaha properti terkemuka artinya menjadi raja properti.
Lewat posisi-posisi itu, mereka dapat menjadi garam dan terang bagi komunitasnya.
Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi raja dalam bidang yang saudara tekuni?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dinubutkan oleh Yoel?
Kapankah nubuat nabi Yoel tentang pencurahan Roh Kudus digenapi?
Apakah Saudara menyadari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari?
“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.” (Yoel 2:28-30).
Kitab Yoel, ditulis oleh Nabi Yoel yang namanya berarti “Tuhan adalah Allah”.
Banyaknya cerita tentang Sion dan pelayanan di dalam Bait Suci sepanjang kitab ini menunjukkan bahwa ia seorang nabi yang diutus Tuhan kepada Yehuda dan Yerusalem.
Tujuan Yoel menulis kitab ini adalah:
Untuk mengumpulkan umat itu di hadapan Tuhan dalam suatu perkumpulan raya yang kudus.
Untuk menasihati mereka agar bertobat dan dengan rendah hati kembali kepada Tuhan Allah dengan berpuasa, menangis, berkabung, dan bersyafaat memohon kemurahan Allah.
Untuk mencatat firman nubuat Allah kepada umat-Nya pada saat mereka sungguh-sungguh bertobat.
Salah satu nubuat nabi Yoel yang paling terkenal adalah nubuat tentang pencurahan Roh Kudus.
Yoel 2:28“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan”.
Nubuat ini digenapi saat peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari raya pentakosta.
Saudara, pencurahan Roh Kudus pertama kali menjadi permulaan berdirinya gereja Tuhan.
Saat ini lahirlah jemaat mula-mula dengan jumlah petobat 3000 orang.
Kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita juga salah satunya dimaksudnya supaya kuasa-Nya menyertai kita dalam pemberitaan injil.
Roh Kudus yang mempertobatkan 3000 orang melalui kotbah Petrus, juga dapat memakai kita untuk pertobatan banyak orang.
Saudara, mulailah berdoa untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan.
Tidak usah terlalu muluk-muluk, buatlah target sederhana, misalnya target memberitakan injil kepada 3-6 orang dalam setahun.
Kalau semua jemaat melakukan hal yang sama, setahun ada 3000-6000 orang di injili.
Kalau satu orang saja bergabung dengan jemaat lokal, maka ada pertambahan jemaat 100%.
Mari berdoa, supaya Tuhan pertemukan kita dengan orang-orang yang Tuhan telah siapkan untuk dituai.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membawa jiwa yang efektif.