MENJADI KEPALA BUKAN EKOR
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini :
ULANGAN 28:11-15
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
- Apakah yang dimaksud kepala?
- Apakah yang dimaksud dengan tetap naik?
- Apakah syarat untuk menjadi kepala dan bukan ekor?
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.” (Ulangan 28:1 dan 13).
Pada zaman dahulu apabila terjadi peperangan antar kerajaan, maka kerajaan yang menang akan menguasai dan mengubah budaya kerajaan yang kalah.
Pihak yang kalah harus mengikuti budaya dari pihak kerajaan yang menang.
Oleh karena itu, menjadi kepala dan bukan ekor berlaku hanya untuk mereka yang menang.
Konsep “menjadi kepala dan bukan ekor” dalam filsafat Yahudi merujuk pada gagasan bahwa seseorang harus berusaha menjadi pemimpin atau yang memimpin, bukan hanya sebagai pengikut atau yang dipimpin.
Dalam konteks ini, menjadi “kepala” berarti memiliki otonomi, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan orang lain ke arah yang benar.
Dalam tradisi Yahudi, pemimpin diharapkan untuk memimpin dengan bijaksana, keadilan, dan keberanian, serta untuk bertindak sebagai teladan moral bagi masyarakat.
Pemimpin yang baik dianggap memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelompoknya dan diharapkan untuk memperjuangkan kebaikan bersama.
Menjadi pemimpin memiliki arti lain, menjadi orang berpengaruh seperti seorang raja.
Yang dimaksud raja bukanlah jabatan dalam sebuah kerajaan, melainkan memiliki pengaruh besar dalam suatu bidang.
Menjadi seorang raja dapat belaku dimana saja: dalam dunia bisnis, pendidikan, politik, seni, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita mengenal istilah “raja dangdut”, “king of rock”, “Raja jalanan”, ”raja properti”, “raja kuliner” yang artinya, mereka adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya dan menjadi pengaruh bagi suatu komunitas.
Saudara, apabila kita hidup dalam ketaatan, maka dapat dipastikan akan menjadi pemenang dalam kehidupan, dan pada akhirnya akan menjadi pengaruh yang besar yaitu menjadi kepala atau menjadi raja.
Kita dipanggil untuk menjadi raja dalam berbagai bidang kehidupan.
Menjadi raja dapat dimulai dari komunitas kecil sampai komunitas besar, dari daerah kecil sampai tingkat nasional atau internasional.
Menjadi guru teladan se-kota Bandung, artinya sudah menjadi raja dalam dunia pendidikan.
Menjadi seorang pemilik bengkel yang sangat dipercaya konsumen, artinya sudah menjadi raja dalam bidang perbengkelan.
Menjadi pemain bola terbaik di bandung, artinya sudah menjadi raja olahraga sepakbola.
Menjadi pengusaha properti terkemuka artinya menjadi raja properti.
Lewat posisi-posisi itu, mereka dapat menjadi garam dan terang bagi komunitasnya.
Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi raja dalam bidang yang saudara tekuni?
Pembacaan Alkitab Setahun
Amsal 24-26