Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dipahami oleh orang yang dikuasai oleh kasih Kristus?
Karena Kristus telah mati untuk semua orang, maka sepatutnya semua orang hidup bagi siapa?
Dengan ukuran apa orang mengukur Kristus hari ini?
Ketika seseorang menjadi ciptaan baru, apa yang sebenarnya terjadi pada orang itu selanjutnya?
Saudara, ketika seseorang mendengar berita kasih karunia, yaitu Injil keselamatan dikabarkan, dan kabar baik tersebut memasuki pikiran dan menimbulkan keyakinan atau dapat dipercaya, maka keyakinan itu menyebabkan timbulnya iman dalam diri orang tersebut.
Iman itu kemudian mendorong seseorang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Alkitab mengatakan bahwa seketika itu juga, Tuhan Allah bereaksi dengan memberikan meterai Roh Kudus ke dalam hidup orang tersebut sebagai tanda kepemilikan Tuhan Allah.
Efesus 1:13-14”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Saudara, kelahiran kembali membuat seseorang memiliki kemampuan untuk dapat melihat dan memasuki kerajaan Allah.
Yohanes 3:3”Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Yohanes 3:5”Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Kelahiran kembali menyebabkan seseorang mengalami perubahan status menjadi anak Allah.
Dia memiliki hidup baru, di mana saat ini dia hidup oleh Roh Kudus.
Di dalam hatinya tinggal Roh Kudus, yang berdiam di dalam dirinya. Rasul Paulus menuliskan wahyu Tuhan mengenai orang yang mengalami kelahiran baru itu:
Efesus 3:17”sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Orang itu memulai hidup barunya dengan hidup oleh Roh Kudus.
Kehadiran Roh Kudus menyebabkan orang tersebut mengalami berbagai perubahan, sehingga dia menjalani kehidupan baru dan menjadi ciptaan baru, yang lama telah berlalu dan sifat yang baru telah datang.
Rasul Paulus menuliskan pengalamannya:
Efesus 2:2-3”Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”
Dan dia juga berkata dalam tulisannya yang lain:
Roma 7:19-25”Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”
Saudara, oleh iman, kita memperoleh Roh Kudus sebagai meterai kepemilikan Allah atas kita.
Iman itu juga membuat kita mengalami kelahiran baru, yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri kita: manusia daging kita yang lama telah berlalu dan manusia baru serta kehidupan baru telah datang karena Kristus hidup di dalam kita.
Oleh iman itu, kita memiliki kemampuan untuk melakukan kehendak Allah dan menaati Allah.
Ketaatan kita bergantung pada freewill atau kehendak bebas kita.
Saudara, setelah kita lahir baru dan hidup dalam Roh, Rasul Paulus menasihatkan kita agar tidak mengikuti keinginan daging, melainkan hidup oleh Roh:
Galatia 5:16-17”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Saudara, ketika kita mengalami kelahiran baru, terkadang kita masih bisa hidup oleh kedagingan.
Hal ini terjadi karena hidup kita kembali dikuasai oleh kedagingan.
Oleh karena itu, serahkanlah dirimu untuk dikendalikan oleh Roh Kudus.
Rasul Paulus menasihatkan agar kita yang sudah hidup oleh Roh supaya hidup kita dikendalikan atau dipimpin oleh Roh Kudus.
Galatia 5:25 ”Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh”
Oleh iman, Kristus tinggal di dalam hati kita, dan Kristus tidak akan memaksa kita untuk selalu mengikuti Dia Namun, Dia ingin kita hidup oleh firman-Nya, dan firman itu akan mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus dan kehendak Allah Bapa kita.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menyebabkan kita kembali hidup oleh daging?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah perbedaan seorang ahli waris dengan hamba sebelum akil baliq?
Apa tujuan Allah mengutus AnakNya?
Karena kita adalah anak, apa yang disuruh Allah kepada Roh AnakNya ke dalam hati kita?
Jadi jika kita bukan lagi hamba tetapi anak, apa yang kita dapatkan?
Setelah kita percaya akan karya penebusanNya di kayu salib terhadap kehidupan kita yang berdosa maka kita bukan lagi budak atau hamba dosa, tetapi kita dipercayakan menjadi hambaNya.
Kehidupan kita tidak dikuasai oleh perbudakan kuasa iblis atau kedagingan kita lagi tetapi seharusnya dikuasai dan dipimpin oleh Tuhan yang telah menjadi Tuan kita.
Sebagai seorang hamba kita memiliki kewajiban untuk melakukan segala perintahNya tanpa mengharapkan balasan apapun, semua yang kita lakukan adalah bentuk pengabdian karena memang kita telah dibeli dan harganya lunas dibayar oleh darahNya.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa kita bukan hanya ditetapkan sebagai hambaNya namun Tuhan ingin kita menjadi anakNya.
Sebagai anakNya karena Bapa menginginkan agar kita menjadi serupa dengan Yesus, AnakNya yang sulung.
Hanya sebagai anak kita dapat menjadi serupa dengan Dia, sebagai anak kita memiliki relasi yang khusus dengan Bapa, relasi semacam ini tidak bisa didapatkan bila kita hanya sebagai hambaNya saja.
Tidak hanya itu saja seorang anak pasti juga sebagai ahli waris, menjadikan kita ahli waris untuk menikmati keselamatan yang selayaknya direspons secara bertanggung jawab, bukan dengan keserakahan maupun sikap ogah-ogahan.
Dengan memahami jati diri kita sebagai anak-anakNya seharusnya kita menjadi bangga sekaligus berkewajiban untuk menjunjung kemuliaan Bapa dalam segala keputusan dan perilaku yang kita perbuat.
Kita bukan anak-anak sembarangan yang hidup dengan pikiran lama kita sebagai budak dosa, pikiran kita harus diperbaharui hari demi hari agar kita dapat semakin memanifestasikan kemuliaan Bapa di dalam segala aspek kehidupan kita.
Ketika pikiran kita diperbaharui hari demi hari kita juga semakin memahami apa yang menjadi kerinduan Bapa.
Jadi ketika Bapa meminta kita untuk berubah sejatinya untuk kepentingan kita sebagai anakNya.
Saudara, biarlah dengan memahami jati diri kita sebagai anakNya membuat kita mengalami pemulihan yang dapat mentransformasi kehidupan kita.
Jangan biarkan iblis dan pengaruh dunia ini menilai jati diri kita sesuai dengan standar atau pikiran dunia.
Jangan biarkan iblis menyesatkan kita dengan memberikan pikiran yang meragukan kita sebagai anakNya dengan berbagai intimidasi dan kekuatiran hidup.
Pada akhirnya tetap dibutuhkan bagian kita mengikuti apa yang diperintahkan Bapa agar kita belajar mengenal Dia dengan mengerti FirmanNya dan melakukannya dalam kehidupan kita, jadi pertanyaannya adalah sudahkah kita melakukan apa yang menjadi bagian kita?
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kemana Roh membawa Yesus setelah melakukan puasa selama 40 hari?
Apa yang dikatakan Iblis tentang jati diri Yesus?
Apakah Yesus bisa mengubah batu menjadi roti?
Mengapa Dia tidak melakukannya? Apa jawabNya kepada Iblis?
Sebagian besar pergumulan manusia adalah soal bagaimana mereka dapat hidup dengan kebutuhan primer dan sekunder yang memadai.
Namun perlu diketahui bahwa tidak hanya orang-orang yang belum percaya, kita sebagai orang percaya juga seringkali masih mengalami pergumulan akan kebutuhan primer dan sekunder.
Pergumulan ini bisa terkait bagaimana kita memenuhinya atau sebaliknya bagaimana kita mengendalikannya agar tidak berlebihan karena mengikuti keinginan daging.
Salah satu tipuan iblis yang digunakan untuk mencobai Yesus dan sampai saat ini masih digunakan juga untuk menyesatkan orang-orang percaya adalah bagaimana fokus memenuhi kebutuhan primer dengan meragukan keberadaan kita.
Bila Yesus diingatkan mengenai keberadaannya sebagai sebagai Anak Allah, maka kita juga dicobai dengan hal yang sama.
Iblis mencoba memfokuskan kita kepada kebutuhan primer yang harus dipenuhi, bahkan bila perlu menggunakan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita.
Tidak ada yang salah dengan memenuhi kebutuhan makanan, apalagi pada waktu itu Yesus sudah selesai melakukan doa dan puasa, namun Yesus tahu bahwa manusia tidak hidup dari roti saja melainkan juga dari Firman Tuhan.
Setidaknya ada 2 hal yang perlu kita perhatikan bersama agar kita tetap kuat menghadapi pencobaan dari iblis.
Pertama, kita harus ingat bahwa manusia tidak hanya hidup dari makanan jasmani saja tetapi kita juga perlu makanan rohani yaitu Firman Tuhan.
Iblis mencoba memfokuskan kita kepada kebutuhan jasmani sehingga manusia terus bergumul selama hidupnya dengan persoalan makanan.
Ada yang kekurangan memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga sibuk bekerja dan lupa untuk melayani Tuhan melalui pekerjaan atau studi.
Sebagai manusia rohani kita juga harus hidup dari perkataan-perkataanNya yang kita renungkan dan lakukan dalam seluruh kehidupan kita.
Kedua, seperti Yesus yang menyadari tipu daya iblis, kita harus ingat bahwa tidak ada masalah dengan mengubah batu menjadi roti, persoalannya adalah siapa yang memerintahkan atau mengingatkan kita.
Pada waktu Yesus dicobai, iblis yang menyodorkan “tantangan” kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkan supaya batu ini menjadi roti”.
Yesus tentu saja dengan mudah dapat mengubah batu menjadi roti, namun dia tidak melakukannya karena Bapa tidak berfirman kepadaNya agar mengubah batu menjadi roti.
Kita perlu hidup dengan mendengarkan dan melakukan apa yang diperintahkan Bapa kepada kita, bukan sekedar memenuhi kebutuhan makanan, meskipun kita bisa melakukannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya?
Apa yang kita alami, jika Anak atau Tuhan Yesus memerdekakan kita?
Perkataan Yesus ayat 31b-32: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Perkataan tersebut dilatarbelakangi, pada masa itu banyak orang Yahudi yang belum percaya kepada Yesus dan seiring dengan perjalanan waktu, banyak orang Yahudi sudah percaya kepadaNya.
Kebenaran apakah yang Yesus maksud? Dan Firman manakah yang Yesus maksud?
Yang Yesus maksudkan adalah pengertian tentang kematian di atas kayu Salib, yang membawa kepada penebusan dosa manusia.
Sedangkan kemerdekaan yang dimaksudkan ayat diatas adalah kebebasan terhadap belenggu dosa.
Saat ini kita telah menjadi umat yang percaya kepada Yesus Kristus, artinya kita menyadari bahwa dosa kita telah diampuni, dan Tuhan ingin kita tetap dalam FirmanNya dengan menjadi murid Kristus.
Secara manusia, untuk tetap di dalam Firman dan sungguh-sungguh menjadi murid Kristus tidaklah mudah.
Namun kesadaran bahwa kita lemah dan butuh pertolongan dari Allah akan mendorong kita untuk mempercayakan hidup kita seluruhnya kepadaNya, serta setia untuk melakukan Firman Tuhan dengan pimpinan dan kekuatan Roh Kudus, disitulah kuasa Tuhan akan nyata dan terus memerdekakan kita.
Pengertian tentang kebenaran yang dimaksud diatas, tentu saja tidak berhenti hanya kepada pengertian tentang Yesus mati di kayu salib yang membawa kepada penebusan dosa manusia.
Namun kebenaran tersebut bisa diartikan dengan lebih dalam dan luas, salah satunya kita memiliki pikiran yang benar, berbicara yang benar dan bertindak yang benar sesuai dengan Firman Tuhan.
Jika orang mengaku percaya tidak setia untuk melakukan hal-hal tersebut maka sesungguhnya dia bukanlah pengikut Kristus yang sejati.
Oleh karena itu, kita butuh pertobatan untuk kembali kepada Firman Tuhan.
Dan jika kita setia melakukan seluruh kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan, maka kebenaran tersebut yang akan memerdekakan kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, Bagaimana caranya agar kita terus konsisten melakukan setiap kebenaran firman Tuhan dalam hidup kita? Dan apa dampaknya bagi kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dikatakan oleh bangsa Israel terhadap Allah? (ayat 27b)
Siapa yang memberikan kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya? (ayat 29)
Apa yang dialami atau didapatkan oleh orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan?
Sejarah Israel menjadi bangsa yang dipilih oleh Tuhan sejak menjadi budak di Mesir sampai dengan masuk ke tanah Kanaan, merupakan sejarah yang sangat panjang.
Mujizat demi mujizat, pertolongan dan penyertaan Tuhan Allah selalu dialami oleh bangsa Israel, bahkan di saat bangsa Israel memberontak, bebal dan tidak taat kepada Tuhan pun, pertolongan dan penyertaan Tuhan tetap ada untuk mereka.
Akibat ketidaktaatan, ketidaksetiaan serta kedegilan hati mereka pula yang menyebabkan mereka mengalami masa pembuangan di tanah Babel setelah sekian lama menduduki tanah perjanjian.
Atas peristiwa pembuangan tersebut, nabi Yesaya melihat dan mendengar bahwa bangsa Israel, betul-betul mengalami keputusasaan.
Yesaya 40:27“Mengapakah engkau berkata demikian hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari Tuhan dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”
Dengan keluhan tersebut, seolah-olah bangsa Israel lupa, bahwa Tuhan sudah sering kali menyertai mereka.
Bercermin dengan keadaan Israel di atas, ketika kita diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan, seperti: masalah studi, masalah pekerjaan, bisnis, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.
Kita banyak mengalami pertolongan, penyertaan bahkan mujizat Tuhan yang luar biasa terjadi kepada kita sehingga kita merasakan kelegaan.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, ketika kita kembali diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan yang sama, yang pernah kita alami sebelumnya, respon kita sering salah, bahkan sebagian kita pernah berucap: kenapa Tuhan itu tidak ada dan kenapa DIA tidak menolong kita?
Kita seolah-olah lupa bahwa Tuhan Allah yang pernah menolong, menyertai dan membuat mujizat waktu itu.
Kali ini kita merasa bahwa Tuhan “sepertinya” tidak sanggup menolong kita.
Sebab menurut kita masalah dan pergumulan kita saat ini jauh lebih berat dibanding masalah dan pergumulan kita waktu itu.
Hari ini kita diingatkan kembali, bahwa Tuhan Allah yang dahulu pernah melepaskan, menolong dan menyertai bangsa Israel dari tanah Mesir sampai kepada tanah Kanaan, bahkan pada saat Israel dalam masa pembuangan adalah Tuhan Allah yang sama yang terus akan menolong, menyertai kita.
Nantikanlah DIA setiap waktu dan teruslah percaya bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada yang lemah, seperti yang ditulis di kitab Yesaya 40:31“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, yaitu pada saat kita mengalami masalah dan pergumulan dan kita berhasil melaluinya. Seiring dengan perjalanan waktu, ketika kita kembali diperhadapkan dengan masalah yang sama, kenapa respon kita berbeda? Kita cenderung mengeluh bahkan putus asa, seolah-olah lupa bahwa Tuhan Allah yang pernah menolong kita?