Senin, 11 November 2024

TUHAN YANG MEMBERI KEMENANGAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ZEFANYA 3:16-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yerusalem tidak perlu lagi takut, dan Sion tidak boleh menjadi lemah?
  2. Siapa yang memberikan kemenangan?
  3. Apa yang menyebabkan timbulnya rasa bercela?
  4. Apa yang sedang terjadi pada Israel saat ini?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, sebagai konsekuensi dari perkataan-perkataan nenek moyang orang Yahudi saat mereka menyalibkan Yesus Kristus, yaitu Mesias yang dijanjikan, maka bangsa Israel mengalami penderitaan yang sangat berat dari zaman ke zaman.

Sejak tahun 70 Masehi, Israel hilang dari peta sejarah setelah Jenderal Titus menghancurkan kota-kota di Israel, terutama Yerusalem.

Matius 27:25 ”Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”

Nubuatan Yesus tentang Yerusalem terjadi pada tahun 70 Masehi, ketika tidak ada satu batu pun tersisa bertumpuk di reruntuhan Bait Allah.

Lukas 21:6 “Apa yang kamu lihat di situ–akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Bait Allah yang dibangun oleh Herodes sebagai pengganti Bait Allah Salomo adalah bangunan yang sangat megah karena dilapisi emas.

Ketika Jenderal Titus menghancurkannya, bangunan itu dibakar sehingga lapisan emas meleleh dan masuk ke celah-celah batu yang dipakai membangun Bait Allah.

Setelah bangunan tersebut hancur dan api padam, para tentara Romawi mencungkil setiap batu untuk mengambil lelehan emas yang masuk ke celah-celah batu itu sehingga benar-benar setiap batu dipisahkan oleh tentara-tentara itu untuk mendapatkan emasnya.

Kota Yerusalem yang megah itu hancur dan selama berabad-abad menjadi kota sunyi tanpa penghuni.

Seluruh negeri berubah menjadi gurun tandus karena Tuhan Allah benar-benar memakai bangsa-bangsa asing untuk menghancurkannya.

Tuhan menggunakan bangsa-bangsa asing sebagai sarana melampiaskan murka-Nya terhadap bangsa Israel karena penyembahan berhala terjadi di seluruh negeri, bahkan di Bait Allah menjadi tempat penyembahan kepada dewa-dewa yang disebut Tentara Langit.

Menurut Alkitab, Israel Utara yang dikenal sebagai kaum dari suku Efraim, anak Yusuf, bersekutu dengan sepuluh suku, sedangkan Yehuda hanya dihuni oleh dua suku, yaitu suku Yehuda dan suku Benyamin.

Nabi Zefanya telah menubuatkan bahwa akan ada masa pemulihan bagi negeri Israel, dan hal itu telah terjadi sejak tahun 1948, ketika Republik Israel didirikan.

Sejak saat itu, bangsa itu mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Zefanya 1:4-6 “Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya.”

Saudara, kita belajar bagaimana penyembahan berhala membuat Tuhan Allah sangat muak terhadap orang-orang Yahudi, khususnya suku Yehuda.

Tuhan begitu sebal melihat kota Yerusalem, dimana Bait Allah berada di dalamnya ternyata ada penyembahan berhala yaitu penyembahan kepada dewa langit yang disebut Tentara Langit.

Hal-hal inilah yang menyebabkan Tuhan Allah ingin agar negeri itu menjadi tandus dan ditinggalkan.

Sejak tahun 70 Masehi, orang-orang Yahudi mulai berdiaspora, keluar dari negeri mereka.

Banyak dari mereka dibenci oleh bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Jerman dan bangsa Iran.

Lebih dari seribu tahun bangsa ini terbuang ke seluruh dunia dan meninggalkan negeri mereka.

Namun Tuhan Allah Yahwe yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub, tetap menjadi Tuhan bagi bangsa Yahudi.

Ia adalah Tuhan yang panjang sabar, maha pemurah, pengampun, dan kasih-Nya tidak terbatas.

Pada abad ke-20, Inggris dan Prancis mulai menggagas pembentukan Negara Israel, yang diproklamasikan pada tahun 1948.

Sejak negara ini berdiri, Israel telah terlibat beberapa kali dalam perang karena negara-negara Arab di sekitarnya ada yang tidak ingin negara ini bangkit kembali.

Namun, negeri ini adalah bangsa yang dicintai oleh Tuhan Jehova, suatu kaum yang sengaja dibentuk oleh Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya.

Israel identik dengan bangsa penyembah Allah yang menyebut diri-Nya adalah “Aku adalah Aku. Tuhan yang tidak bernama, itulah Tuhan Allah, Yahwe.”

Pada saat perang, mereka selalu mengatakan bahwa peperangan mereka adalah peperangan Tuhan melawan musuh-Nya.

Dan nubuatan Zefanya:

Zefanya 3:20 ”Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN.”

Saudara, nubuatan ini telah terjadi sejak tahun 1948, dan bangsa ini sudah eksis sebagai negara yang sangat maju.

Teknologinya berkembang pesat meskipun negara ini tergolong muda, namun sangat disegani karena persenjataannya.

Apa yang dinubuatkan oleh Zefanya sedang berlangsung yaitu negara ini memiliki nama yang dikenal dan sering dipuji, tetapi juga merupakan negara yang tidak disukai oleh negara-negara di sekitarnya.

Saat ini, orang-orang Yahudi sedang kembali pulang dari semua tempat dimana mereka berada sejak tahun 70 Masehi.

Bagi Yahudi, Tuhan adalah Tuhan yang memberi kemenangan dan sepatutnya anak-anak Tuhan juga memiliki pandangan yang sama, yaitu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang selalu memberikan kemenangan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa ada anak-anak Tuhan yang selalu mengeluh dan hidup seperti pecundang dan selalu merasa kalah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 16-18

Minggu, 10 November 2024

TUHAN ITU PAHLAWAN PERANG

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KELUARAN 15:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kapan Musa dan bangsa Israel menyanyikan nyanyian ini?
  2. Apa yang dilemparkan Tuhan ke dalam laut?
  3. Siapakah Tuhan bagi Musa dan bangsa Israel?
  4. Apa yang Tuhan benamkan ke dalam laut?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan Tuhan memerintahkan mereka memasuki Tanah Kanaan yang dijanjikan kepada Abraham, maka bangsa Israel beberapa kali harus berperang untuk mempertahankan kebebasan yang telah mereka alami sebagai anugerah dari Tuhan Allah, Yahwe.

Cerita pada bagian firman yang dikutip adalah perang yang pertama. Tuhan Yahwe yang berperang bagi bangsa Israel.

Saat itu, bangsa Israel berada di tepi Laut Teberau dan mendirikan kemah di sana, dekat Pi-Hahirot, di depan Baal-Zefon.

Keluaran 14:10-31 ”Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka–segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda–sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.”

Demikianlah tindakan Tuhan menolong bangsa Israel, sehingga mereka menyadari bahwa Allah adalah Pahlawan. Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Dalam hal apa saja Tuhan telah memperlihatkan kepahlawanan-Nya kepadamu?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 13-15

Sabtu, 9 November 2024

MEMILIKI CARA HIDUP YANG BAIK

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 2:9-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri?
  2. Siapa yang dahulu bukan umat Allah tetapi sekarang menjadi umatNya?
  3. Apa yang harus kita jauhkan dari kehidupan kita?
  4. Mengapa kita harus memiliki cara hidup yang baik?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sesuai dengan namanya surat ini ditulis oleh Rasul Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus.

Petrus adalah tokoh yang sangat penting dalam perkembangan gereja mula-mula, dan perannya diakui dalam Kitab Kisah Para Rasul sebagai pemimpin jemaat.

Berdasarkan referensi surat ini ditulis pada masa di mana kekristenan mulai mengalami peningkatan penganiayaan, terutama di wilayah kekaisaran Romawi.

Surat ini ditujukan kepada para jemaat di Asia Kecil (Turki modern), khususnya di daerah seperti Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia -1 Petrus 1:1.

Jemaat-jemaat ini sebagian besar terdiri dari orang-orang non-Yahudi yang telah menjadi Kristen.

Mereka hidup di tengah masyarakat yang sebagian besar penyembah berhala dan sebagai orang Kristen, mereka menghadapi tekanan dan penganiayaan karena iman mereka yang berbeda dari kepercayaan mayoritas di daerah tersebut.

Kekristenan dianggap sebagai sekte asing, dan sering kali mereka disalahpahami atau bahkan diperlakukan dengan permusuhan.

Surat 1 Petrus 2 ini mendorong jemaat tetap beriman teguh meskipun menghadapi penganiayaan.

Ia juga menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang saleh dan memberi kesaksian yang baik di tengah masyarakat non-Kristen, bahkan ketika mereka diperlakukan secara tidak adil.

Surat ini mengingatkan agar umat pilihan Allah memiliki cara hidup yang baik ditengah-tengah bangsa bukan Yahudi, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka.

Namun kita meyakini bahwa kekristenan berkembang pesat pada masa itu karena murid-murid memiliki cara hidup yang berbeda dengan lingkungannya.

Di dalam penderitaan karena penganiayaan mereka menjadi sehati dan saling membantu, cara hidup mereka membedakan dengan lingkungan sosial pada masa itu sehingga banyak orang tertarik untuk bergabung dengan kumpulan murid-murid ini.

Sebutan sebagai “bangsa yang terpilih” membuat mereka menyadari bahwa gaya hidup murid-murid Kristus harus berbeda dengan gaya hidup umumnya masyarakat saat itu.

Tidak hanya diantara mereka ada kerukunan tetapi pada ayat selanjutnya (ayat 13 dst) memperlihatkan bagaimana mereka tunduk kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja maupun wali-wali yang diutusnya.

Firman Tuhan hari ini biarlah mengingatkan kita untuk berperilaku selayaknya sesuai gelar yang diberikan yaitu“ bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”.

Di kantor, di tempat kita bekerja, di sekolah, di kampus baiklah kita memanifestasikan sebagai umat kepunyaan Allah yang memuliakan Dia melalui cara hidup kita.  

Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 11-12

Jumat, 8 November 2024

PENGURAPAN YANG TURUN DALAM KERUKUNAN

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 133:1-3

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal baik dan indah apa yang dinyatakan oleh Mazmur 133 ini?
  2. Apa maksudnya minyak yang baik diatas kepala?
  3. Apa yang Tuhan perintahkan turun ke orang-orang yang hidup dalam persaudaraan yang rukun?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Gunung Hermon terletak di ujung utara Israel, Gunung Hermon adalah gunung yang sangat tinggi dengan puncak mencapai sekitar 2.814 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini terkenal karena sering tertutup salju, bahkan selama musim panas.

Pada masa PL Gunung Hermon adalah simbol kelimpahan air dan kesejukan.

Salju di puncaknya menghasilkan embun yang menyegarkan, dan embun ini diyakini turun ke lembah-lembah di sekitarnya, memberikan air yang vital bagi tanah yang lebih rendah.

Gunung Sion, di sisi lain berlokasi di Yerusalem, pusat ibadah bangsa Israel.

Dalam Alkitab, Gunung Sion sering melambangkan tempat pertemuan Tuhan dengan umat-Nya, pusat dari pemerintahan Allah di bumi, serta tempat di mana rumah Tuhan berada (yaitu Bait Allah).

Secara fisik, Gunung Hermon dan Gunung Sion berada sangat jauh satu sama lain (sekitar 332 km atau 5 ½ jam perjalanan dengan kendaraan), namun pemazmur menyatakan suatu kiasan akan pentingnya suatu kesatuan yang berkatnya mengalir hingga berdampak sangat jauh seperti embun Gunung Hermon turun ke atas Gunung Sion.

Ketika terjadi kerukunan di antara saudara-saudara maka Tuhan bisa memerintahkan berkat yang secara natural mustahil untuk terjadi namun karena kesatuan dan kesehatian berkat itu sampai kepada umatNya.

Kerukunan tidak hanya menciptakan damai sejahtera bagi kita yang mengalaminya tetapi juga membuat Tuhan memerintahkan berkatNya sampai kepada kita.

Pemazmur juga mengatakan bahwa kehidupan juga tercipta ketika terjadi kerukunan diantara Saudara.  

Kehidupan dimanifestasikan dalam bentuk kesehatan dan pertumbuhan yang dialami oleh umat Tuhan secara korporat maupun secara pribadi.

Sudah seharusnya umat Tuhan mengalami berkat kehidupan, dimana terjadi pertumbuhan dan kehidupan yang sehat baik secara roh, jiwa maupun tubuh.

Tidak ada lagi yang sakit-sakitan dalam kumpulan umatNya karena semua mengalami sukacita dan hati yang gembira. Saudara, kita memerlukan kerukunan, karena itulah yang Tuhan kehendaki dan baik bagi umatNya.

Kerukunan di antara saudara seiman adalah sesuatu yang harus kita usahakan dan dipelihara bukan sekedar didoakan saja.

Jemaat lokal yang bertumbuh dan sehat, di dalamnya senantiasa ada kerukunan yang terpelihara sekalipun ada gesekan satu sama lain.

Kita pasti melihat banyak kelemahan ataupun kekurangan saudara yang lain, namun kerukunan adalah hal utama yang harus kita jaga.

Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 9-10

Kamis, 7 November 2024

SEORANG SAHABAT MENARUH KASIH SETIAP WAKTU

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

AMSAL 17:17-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dilakukan seorang sahabat terhadap sahabatnya sendiri?
  2. Apa yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal budi?
  3. Apa dampak dari orang yang suka serong hati dan orang yang memutar-mutar lidahnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kitab Amsal adalah kitab yang isinya banyak mengisahkan tentang nasihat-nasihat dan ajakan moral kepada kita orang yang percaya, agar kita menjadi orang-orang yang arif dan bijaksana dalam berbagai hal dalam segala aspek hidup kita.

Pernahkah kita mendengar atau mungkin juga kita pernah mengalami perlakuan teman yang mana mereka “senang melihat kita susah dan susah melihat kita senang?”

Di dalam pertemanan  dengan orang dunia, yakni orang yang tidak mengenal kasih Tuhan, hal tersebut wajar terjadi.

Namun jika hal ini terjadi diantara orang percaya atau sesama anak Tuhan, maka hal ini menggambarkan bahwa kita belum memahami betul tentang kasih sejati yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada kita, yaitu kasih tanpa syarat.

Jika kita sudah mengalami kasih itu, seharusnya kita menjadi teman bahkan sahabat yang dapat mengasihi orang lain, terutama kasih kepada saudara seiman dengan tulus.

Hari-hari ini banyak orang ingin mencari sahabat sejati, bukan sekedar teman.

Mereka tahu bahwa sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar, menyediakan pundaknya untuk bersandar yang menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang pergumulan-pergumulannya, mendoakan dan orang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan segala pergumulannya dengan tidak mengumbar kepada orang lain atau dengan kata lain, seorang sahabat adalah orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Anak-anak kita juga ingin agar kita orang tuanya bukan hanya memiliki status dan fungsi sebagai orang tua saja, namun mereka ingin agar orang tuanya bisa berfungsi sebagai sahabat mereka.

Ada “kesetaraan” antara mereka dengan kita orang tua, sehingga mereka dengan leluasa dan nyaman bergaul dan mencurahkan isi hati mereka tanpa dibatasi otoritas yang cenderung kaku.

Bahkan Yesus juga menyebut kita sahabat, bukan lagi hamba, karena Dia akan memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang telah Dia dengar dari BapaNya –Yohanes 15:15.

Saudara, mari jadikan diri kita bukan hanya sekedar teman biasa, namun menjadi sahabat sejati bagi anak-anak kita, bagi saudara-saudara kita, bagi sahabat-sahabat kita yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Seorang sahabat yang tidak suka bertengkar dan juga tidak suka kepada pelanggaran.

Namun menjadi sahabat yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah kita saat ini hanya menjadi teman biasa untuk saudara-saudara kita? atau apakah kita sudah menjadi sahabat bagi saudara-saudara kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 7-8