Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa banyak orang Samaria menjadi percaya kepada Yesus?
Apa yang orang Samaria minta kepada Yesus?
Apa yang orang Samaria katakan kepada perempuan yang telah bersaksi?
Bagaimana caranya menjadi saksi dengan dampak hebat seperti Perempuan Samaria itu?
Banyak orang Kristen rajin beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya, namun tidak berani untuk memperkatakan imannya dan bersaksi.
Bersaksi dianggap sebagai tugas para pelayan atau pengkhotbah saja.
Dalam Amanat Agung, Allah memanggil kita untuk menjadi saksiNya, memberitakan Injil dan memuridkan.
Ini bukanlah pilihan, tetapi bagian hidup orang percaya.
Lalu “Bagaimana saya bisa bersaksi dengan penuh kuasa?”
Kita bisa belajar dari kisah wanita Samaria.
Wanita ini bukanlah orang yang sudah lama percaya, ia bahkan masih hidup dalam dosa saat bertemu Yesus.
Tetapi, karena ia percaya kepada Tuhan Yesus, ia berani bersaksi kepada penduduk kotanya, sehingga dikatakan bahwa “Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu….”
Terkadang kita tidak berani untuk bersaksi karena kita berpikir begitu rumit.
“Duh, saya harus ngomong apa? Saya belum paham firman Tuhan.
Saya masih sering gagal untuk melakukan firman Tuhan…”
Kita perlu memahami bahwa kita semua adalah murid Kristus.
Seorang murid, tentunya masih belajar dan mungkin saja gagal.
Seorang murid pasti memiliki bagian yang tidak dimengertinya.
Apa yang membuat seorang murid mau bersaksi atau mengajar murid lainnya?
Karena murid tersebut mendapatkan pemahaman baru dan mengalami manfaat dari apa yang dipelajarinya.
Secara natural, manusia biasanya akan otomatis bercerita kepada orang lain tentang sesuatu yang menarik dan penting baginya.
Bersaksi juga adalah hal yang wajar kita lakukan jika kita sungguh-sungguh mengalami firman, kasih, dan kuasa Tuhan.
Sama seperti wanita Samaria, ia hanya bercerita tentang apa yang dialamiNya.
Selebihnya Yesuslah yang mengajar dan menyatakan pribadiNya kepada orang-orang Samaria tersebut sehingga mereka menjadi percaya.
Bersaksi dengan penuh kuasa bukan berarti kita harus sudah hebat baru bisa bersaksi.
Sebaliknya dalam kelemahan dan keterbatasan, kita terus mengalami Yesus, terus mengasihiNya, dan menceritakan perbuatanNya.
Maka akan ada kuasa dari ketaatan yang akan menunjukkan kuasaNya yang tidak terbatas bagi setiap orang.
Kapan terakhir kali Saudara bersaksi akan kebaikan Tuhan? Pikirkanlah minimal satu orang yang dekat dengan Saudara dan mulai bersaksi kepadanya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa orang-orang di Galilea takjub kepada pengajaran Yesus?
Apa yang terjadi di rumah ibadat saat Yesus mengajar?
Siapakah yang tunduk kepada perintah Yesus?
Bayangkan kita berada di tengah sekumpulan anak-anak yang sedang sibuk ngobrol dan beraktivitas.
Cenderung gaduh dan tidak tekendali. Bagi sebagian orang, khususnya mereka yang berprofesi guru, akan mempelajari bagaimana bicara dengan otoritas untuk bisa menenangkan suasana yang ribut tersebut.
Sementara, bagi sebagian orang lagi yang mungkin tidak suka anak-anak, dan tidak punya panggilan untuk mengajar, akan lebih memilih menyingkir saja ke tempat lain.
Terlepas dari apapun profesi kita, kita tentu mengharapkan kata-kata kita didengar.
Kita tidak suka, ketika bicara dan diabaikan.
Namun di sisi lain, kita juga sering bergumul ketika mendengarkan orang lain berbicara tidak dengan dengan kejelasan dan otoritas.
Jika kita melihat perjalanan Tuhan Yesus selama Ia di dunia, Yesus mengajar di mana-mana dengan penuh kuasa.
Orang-orang takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa.
Bahkan roh jahat, dan alam pun tunduk kepada perintahNya.
Mengapa perkataan Yesus begitu penuh dengan kuasa?
Apakah semata-mata karena Dia adalah Allah, jadi apapun yang dilakukanNya menjadi berkuasa?
Jika demikian adanya, maka tidak ada harapan bagi kita untuk bisa memiliki kuasa yang sama karena kita bukan Allah.
Namun, puji nama Tuhan karena Ia menyatakan dalam Yohanes 14:12“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”
Janji tersebut menguatkan kita, bahwa kita pun bisa memiliki perkataan yang penuh kuasa.
Lalu bagaimana kita bisa memiliki perkataan yang penuh kuasa?
Tentu saja dengan meneladani hidup Yesus yang senantiasa taat sejalan dengan Bapa, dan tinggal dalam kasih karuniaNya.
Kita bisa dipakai Allah untuk menyatakan suaraNya yang penuh kuasa, hanya ketika cara hidup kita selaras dengan Allah.
Pada saat itu, bukan lagi perkataan kitalah yang penuh kuasa, namun perkataan Allah yang penuh kuasa itu dinyatakan melalui kita.
Maukah saudara mengalami perkataan yang penuh kuasa? Hal apakah yang seringkali membuat perkataanmu diabaikan orang?
Maukah saudara menjadi orang tua yang suaranya didengar dan dituruti oleh anak-anaknya.
Menjadi anak muda yang suaranya diperhitungkan.
Menjadi karyawan dan pengusaha yang suaranya membawa perubahan.
Saudaraku, Yesus yang adalah Allah pun belajar taat selama hidupNya.
Filipi 2:8 berkata, ”Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Mari Saudara, kita memiliki cara hidup dan perkataan yang benar sehingga iman dan perbuatan kita sejalan.
Perkataan kita menjadi berkuasa karena kita sejalan dengan Dia.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara contoh kata-kata yang berkuasa dan yang tidak dalam keseharian Saudara. Praktekanlah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna?
Apa yang terjadi ketika kita mengetahui kehendak Tuhan yang sempurna?
Bagian apakah yang ditentukan bagi orang-orang kudus?
Beli barang. Lalu coba membaca dan membaca, petunjuk pemasangan dan penggunaannya.
Tapi, berulang dibaca tetap tidak mengerti. Pernahkah Saudara mengalaminya?
Ketidakmengertian kita, bisa disebabkan karena berbagai hal.
Bisa karena penyampaian bahasa yang membingungkan, atau kita yang tidak terbiasanya membaca petunjuk, atau karena gaya belajar yang berbeda, dan lain-lain.
Yang pasti, ketika kita tidak mengerti, tapi lanjut memasang, maka ada kemungkinan kita salah memasang dan merusak barang tersebut.
Ada juga rasa kesal, karena butuh waktu yang lama untuk bisa memahami dan menikmati kegunaan barang tersebut.
Seringkali, demikian pula dalam hal mengerti kehendak Tuhan.
Bukankah seringkali kita bertanya-tanya, “Apa kehendak Tuhan bagi saya?”
Seandainya saja ada petunjuk yang jelas, atau Tuhan langsung menampakkan diri, maka ada titik terang dan kita tidak bingung atau salah jalan.
Betul begitu kan?
Saudara, rasul Paulus menyatakan, bahwa ia berdoa agar jemaat Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
Paulus menyatakan bahwa ketika kita mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, hidup kita layak dan berkenan kepadaNya.
Kita akan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.
Dan kita dikuatkan dengan segala kekuatan, oleh kuasa kemuliaanNya, untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Kebanyakan orang, ingin langsung lompat kepada jawaban atas setiap masalah.
Apakah kita termasuk orang yang demikian?
Apakah kita termasuk orang yang berpikir, sebisa mungkin mengutip beberapa ayat Firman, dan langsung melihat hasilnya?
Ia berkuasa, tetapi perlu dipahami dalam terang Roh Kudus, sehingga kita bisa mempraktekannya dalam hidup kita dan mengalami kuasanya.
Oleh karena itu, pertanyaan yang mendasar, maukah kita meminta hikmat dan pengertian kepada Tuhan, untuk mengetahui kehendakNya dengan sempurna?
Ya, bahkan di tengah proses yang terkadang tidak mudah dipahami dan dijalani.
Tahukan saudara, justru seringkali di tengah ketidaknyamanan proses itulah, kita bertumbuh dan menjadi kuat.
Apakah Saudara pernah mengalami bagaimana hikmat dan pengertian dari Tuhan memimpin Saudara mengambil suatu keputusan? Jika tidak, berdoalah memintaNya. Jika iya, bagikanlah kepada rekan persekutuan Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah perintah Yesus kepada murid-muridNya?
Tanda-tanda apa yang akan menyertai orang-orang yang percaya?
Apa yang murid-murid Yesus lakukan setelah Tuhan Yesus terangkat ke Surga?
Saudara, kita ditebus Tuhan bukan hanya untuk selamat dan masuk sorga saja.
Melainkan untuk melanjutkan estafet pemberitaan Injil itu kepada semua orang agar semakin banyak orang yang diselamatkan.
Karena itu tugas pemberitaan Injil bukanlah semata tugas seorang pendeta atau pemimpin gereja saja, melainkan tugas seluruh murid Kristus, apapun posisinya di dalam struktur gereja.
Tuhan menginginkan jemaat semakin serupa dengan Kristus, termasuk di dalam hal belas kasihan kepada orang-orang yang terhilang.
Dengan demikian, pemberitaan Injil didorong dari dalam diri kita dan bukan karena tugas yang dipaksakan.
Menariknya, agama-agama lain juga melakukan proses penyebaran agama yang mirip dengan pemberitaan Injil.
Lalu, apakah pemberitaan Injil sama dengan penyebaran agama-agama lain? Apakah kekristenan hanyalah satu di antara banyak agama dan sama saja dengan agama lain? Tidak.
Kekristenan sejatinya bukanlah agama.
Kekristenan itu tentang hubungan manusia dengan Tuhan yang dipulihkan melalui karya salib Kristus.
Saudaraku, kita dijadikan pemberita Injil oleh Allah yang disertai dengan tanda-tanda ajaib -Markus 16:17.
Tujuannya untuk menyatakan bahwa Tuhan sungguh-sungguh ada, benar, hidup, dan berkuasa, sejak dahulu sekarang dan sampai selamanya.
Dengan demikian, orang-orang yang mendengar Injil dapat mengalami kuasa Allah yang nyata dan termanifestasi; yang sakit disembuhkan, yang terikat dilepaskan, segala pekerjaan setan dihancurkan, dan orang-orang mengalami pemulihan dari Tuhan.
Ketika pemberitaan Injil yang disertai tanda-tanda mujizat itu terjadi, kuasa Allah dinyatakan, banyak orang dimerdekakan dan nama Tuhan pun dipermuliakan.
Saudara, mari kita menjadi saksiNya.
Jangan menahan lidah dan mulut kita untuk memberitakan Injil.
PenyertaanNya sempurna ketika kita mengerjakannya, dan Tuhan tidak pernah mempermalukan umatNya.
Bahkan, kuasa Allah akan dinyatakan melalui pemberitaan Injil yang kita lakukan.
Diskusikanlah dengan pembimbing Saudara, apakah Saudara sudah mengalami tanda-tanda orang percaya? Jika belum, bagaimana supaya Saudara dapat mengalaminya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi kepada pohon ara saat Yesus mengutuknya?
Bagaimana Yesus menjawab murid-muridNya yang kaget akibat peristiwa ini?
Bagaimana kita bisa menerima jawaban doa kita menurut Yesus?
Saudara, situasi dan kondisi dunia kita sekarang perlahan mulai berganti dari masa pandemi covid-19 menjadi fase pasca pandemi atau disebut dengan masa endemi.
Banyak orang berharap bahwa semuanya akan pulih dengan cepat seperti masa sebelum ada pandemi.
Saat ini memang kondisi kehidupan sehari-hari sudah berjalan normal seperti sediakala.
Namun, kondisi ekonomi, kesehatan, dll, ternyata masih banyak meninggalkan masalah.
Bahkan, beberapa kalangan mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini jauh lebih berat daripada masa pandemi.
Saudara, untuk masa-masa seperti inilah anak-anak Tuhan dibutuhkan.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa sejak kita menjadi murid Kristus, kita diberi kuasa oleh Tuhan, khususnya melalui perkataan.
Perkataan kita memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan.
Amsal 18:21 berkata bahwa “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
Jadi, jika mulut dan lidah kita memperkatakan perubahan atas kondisi saat ini, maka kita akan memakan buah dari perkataan kita terhadap kondisi yang ada.
Lalu, perkataan dan perubahan yang seperti apa? Tentunya perkataan yang membangkitkan iman dan percaya kepada Tuhan.
Roma 10:17 berkata “bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Jadi, kita perlu selalu berdoa dan memperkatakan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, apapun kondisinya.
Ketika telinga kita mendengar Firman, maka iman percaya timbul dalam hati dan pikiran kita, sehingga sikap dan hidup kita berubah.
Ketika orang-orang di sekitar kita terimpartasi oleh perkataan dan hidup kita, hidup mereka pun berubah.
Ketika hal ini meluas, maka keadaan pun pulih dan berubah menjadi lebih baik seperti yang Tuhan mau.
Saudara, jangan pernah anggap sepele perkataan kita.
Mulut dan lidah kita memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan.
Ada kuasa Tuhan dalam perkataan kita sebagai murid-muridNya.
Ketika kita selalu memperkatakan Firman Tuhan, yang sesuai dengan hatiNya, maka mujizat dan pemulihan itu nyata, tidak hanya atas hidup kita tetapi juga sekitar kita.
Biarlah nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita di mana pun Tuhan menempatkan kita. Amin.
Pikirkanlah perkataan iman yang bisa Saudara nyatakan saat ini atas kondisi Saudara. Catatlah dan carilah janji Tuhan agar perkataan iman Saudara menjadi sesuatu yang terus mengalir dalam mulut Saudara.