BERSAKSI DENGAN PENUH KUASA

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 4:39-42

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa banyak orang Samaria menjadi percaya kepada Yesus?
  2. Apa yang orang Samaria minta kepada Yesus?
  3. Apa yang orang Samaria katakan kepada perempuan yang telah bersaksi?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Bagaimana caranya menjadi saksi dengan dampak hebat seperti Perempuan Samaria itu?

Banyak orang Kristen rajin beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya, namun tidak berani untuk memperkatakan imannya dan bersaksi.

Bersaksi dianggap sebagai tugas para pelayan atau pengkhotbah saja.

Dalam Amanat Agung, Allah memanggil kita untuk menjadi saksiNya, memberitakan Injil dan memuridkan.

Ini bukanlah pilihan, tetapi bagian hidup orang percaya.

Lalu “Bagaimana saya bisa bersaksi dengan penuh kuasa?”

Kita bisa belajar dari kisah wanita Samaria.

Wanita ini bukanlah orang yang sudah lama percaya, ia bahkan masih hidup dalam dosa saat bertemu Yesus.

Tetapi, karena ia percaya kepada Tuhan Yesus, ia berani bersaksi kepada penduduk kotanya, sehingga dikatakan bahwa “Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu….”

Terkadang kita tidak berani untuk bersaksi karena kita berpikir begitu rumit.

“Duh, saya harus ngomong apa? Saya belum paham firman Tuhan.

Saya masih sering gagal untuk melakukan firman Tuhan…”

Kita perlu memahami bahwa kita semua adalah murid Kristus.

Seorang murid, tentunya masih belajar dan mungkin saja gagal.

Seorang murid pasti memiliki bagian yang tidak dimengertinya.

Apa yang membuat seorang murid mau bersaksi atau mengajar murid lainnya?

Karena murid tersebut mendapatkan pemahaman baru dan mengalami manfaat dari apa yang dipelajarinya.

Secara natural, manusia biasanya akan otomatis bercerita kepada orang lain tentang sesuatu yang menarik dan penting baginya.

Bersaksi juga adalah hal yang wajar kita lakukan jika kita sungguh-sungguh mengalami firman, kasih, dan kuasa Tuhan.

Sama seperti wanita Samaria, ia hanya bercerita tentang apa yang dialamiNya.

Selebihnya Yesuslah yang mengajar dan menyatakan pribadiNya kepada orang-orang Samaria tersebut sehingga mereka menjadi percaya.

Bersaksi dengan penuh kuasa bukan berarti kita harus sudah hebat baru bisa bersaksi.

Sebaliknya dalam kelemahan dan keterbatasan, kita terus mengalami Yesus, terus mengasihiNya, dan menceritakan perbuatanNya.

Maka akan ada kuasa dari ketaatan yang akan menunjukkan kuasaNya yang tidak terbatas bagi setiap orang.

Kapan terakhir kali Saudara bersaksi akan kebaikan Tuhan? Pikirkanlah minimal satu orang yang dekat dengan Saudara dan mulai bersaksi kepadanya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 17-18