Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa tujuan Yesus menceritakan perumpamaan kepada orang banyak?
Bagaimana keadaan dan sifat hakim itu?
Mengapa seorang janda sering mendatangi hakim tersebut?
Apa alasan hakim itu akhirnya membela janda tersebut?
Saudara yang terkasih, dengan jelas Yesus bercerita tentang seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan dan lalim dan ada seorang janda yang sedang berperkara dengan orang lain.
Janda itu meminta agar dia dimenangkan dalam perkaranya.
Hakim itu menolak untuk membela janda itu, namun janda itu terus datang kepadanya dan memohon agar perkaranya dimenangkan.
Akhirnya, hakim itu berpikir untuk memenangkan janda tersebut karena janda itu akan terus-menerus mendatanginya bahkan takut kalau janda itu dapat menganiaya dirinya.
Melalui cerita ini, Yesus mengajarkan agar kita tekun dan tidak jemu-jemu berdoa sampai doa kita dijawab.
Yesus juga mengajarkan bahwa kita memiliki Tuhan Allah yang bijak, yang akan membela orang-orang pilihan-Nya yang siang dan malam berdoa serta berseru kepada-Nya.
Saudara, dalam berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka Allah sangat menghargai iman.
Doa dengan iman adalah doa yang sangat dihargai oleh Tuhan Yesus, Allah Bapa kita.
Markus 11:23-24“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Ketika seseorang datang memohon kepada Tuhan Allah, maka ia seharusnya percaya dan beriman bahwa Tuhan Allah akan mendengarnya dan berkenan mengabulkan doanya.
Ibrani 11:1“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:6“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ketika kita berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka iman menjadi dasar bagi kita untuk menyadari bahwa Tuhan yang sangat baik akan menjawab bahkan mengabulkan doa tersebut, asalkan doa itu sesuai dengan kehendak-Nya atau janji-Nya.
Contohnya, ketika seseorang percaya kepada Yesus, maka ia akan berharap agar ayah, ibu, dan adik-adiknya juga percaya kepada Yesus dan diselamatkan.
Jika orang tersebut terus berdoa dengan tekun agar seluruh keluarganya bertobat, maka doa itu akan dijawab dan keluarganya akan bertobat serta diselamatkan.
Mengapa demikian? Karena ada janji Tuhan dan pernyataan Tuhan yang menjanjikan:
Kisah Para Rasul 16:31 “Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Berdasarkan janji ini, ketika setiap orang yang percaya kepada Yesus, berani bersaksi dan tekun berdoa untuk keselamatan keluarganya, maka semua keluarganya akan diselamatkan.
Sebagai contoh lain, mengenai Abraham dengan imannya:
Roma 4:18-22“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.”
Saudara, Bapa Abraham adalah manusia yang hidup sebelum Perjanjian Lama.
Ia bergaul dengan Tuhan Allah dan beberapa kali Tuhan Allah memperlihatkan diri sebagai Malaikat Tuhan.
Karena Allah Bapa adalah Roh dan tidak berwujud, maka Dia datang sebagai Malaikat Tuhan.
Itulah sebabnya, Yesus berkata dalam:
Yohanes 1:18“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Yohanes 12:45“dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”
Dari ayat-ayat ini, kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Putra Tunggal Bapa yang menyatakan keberadaan Bapa di dunia ini.
Setiap firman Allah atau janji-janji Allah, ketika kita percaya pada janji itu, maka berdoalah agar janji itu digenapi.
Ketika kita terus berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka suatu saat Tuhan Allah, Bapa, Yesus Kristus akan mewujudkan doa permohonan kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan kurang suka bertekun dalam doa dan mudah merasa jemu atau bosan saat mendoakan sesuatu?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Yesus melarang kita berdoa seperti siapa?
Bagaimana cara mereka berdoa?
Bagaimana cara kita seharusnya berdoa?
Apa yang membuat Bapa di surga menjawab doa kita?
Saudara yang terkasih, berdoa adalah bentuk komunikasi dengan Tuhan yaitu berbicara dengan Bapa di surga.
Berdoa sama seperti saat kita berbicara dengan bapa kita di bumi, tidak dilakukan dengan bertele-tele atau diulang-ulang hanya untuk menunjukkan keseriusan.
Ketika berbicara dengan ayah atau ibu kita terutama saat mengajukan permintaan ada cara yang berbeda.
Ketika kita masih kecil, mungkin kita mengajukan permohonan sambil merengek.
Namun, seiring bertambahnya usia dan kedewasaan, cara kita pun berubah sesuai dengan pengenalan kita sebagai seorang anak terhadap ayah atau ibu kita.
Semakin baik kita mengenal ayah atau ibu kita, maka semakin mudah menyusun cara yang tepat untuk mengajukan permohonan kita.
Bahkan, ayah atau ibu akan lebih cepat menyetujui permohonan kita, terutama jika kita mengenal keadaan dan kondisi ayah atau ibu kita maka akan semakin mudah menyampaikan permohonan kita.
Demikian juga saat kita berdoa kepada Bapa di surga, semakin kita mengenal Bapa, maka semakin mudah bagi kita untuk berkomunikasi.
Ketika kita mengenal Bapa dan berpegang pada janji-janji yang telah Tuhan nyatakan, maka semakin besar dan pasti kemungkinan kita untuk memperoleh jawaban atas doa kita. Tuhan Allah, Bapa kita, pernah berkata:
Yohanes 16:24“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Renungkanlah firman di atas, betapa besar keinginan Tuhan Allah, Bapa kita, untuk memenuhi permintaan kita sebagai anak-anak-Nya. Bahkan, para rasul pernah berkata:
1 Yohanes 5:14-15“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”
Yakobus 5:16b-18“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.”
Tuhan Allah, Bapa, Yesus Tuhan kita, sangat merindukan untuk bersekutu dan bercakap-cakap dengan kita.
Dia mau agar kita memiliki waktu yang tetap untuk berdoa. Seperti yang Yesus katakan, supaya kita masuk ke kamar kita dan berdoa, berbicara, bersekutu serta menjalin hubungan yang intim dengan Allah yang menciptakan semesta ini.
Tuhan Allah menghendaki kita untuk menghampiri Dia di tempat yang tersembunyi.
Dia ingin kita datang untuk memuji dan menyembah-Nya, menaikkan pujian dan syukur kepada-Nya sehingga Dia akan memenuhi segala kebutuhan kita sebab Dia maha tahu.
Dia, Tuhan Allah, Bapa kita, menginginkan kita untuk terus berhubungan dengan Dia dalam doa di tempat yang tersembunyi.
Tempat itu bisa berupa kamar kita atau tempat khusus yang biasa kita gunakan untuk berdoa, bersekutu atau bersaat teduh supaya kita bisa lebih lama tanpa gangguan dan lebih fokus untuk mendengarkan arahan-Nya.
Saudara, marilah kita membuat komitmen untuk memiliki waktu doa yang teratur, baik di pagi hari maupun malam hari.
Komitmen memiliki waktu khusus untuk bersyukur kepada Tuhan Allah dan berdoa menyerahkan diri kita agar Tuhan memimpin, mengarahkan dan memelihara kita dalam kehidupan kita setiap hari.
Dengan demikian, kita dapat hidup tanpa kekuatiran, ketakutan atau kebimbangan tetapi dipimpin untuk berhasil dan diberkati dalam setiap usaha dan pekerjaan kita.
Haleluya, puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan hidup dalam kecemasan, kekuatiran, kesakitan dan kegagalan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang ditemui Tuhan di pinggir sumur dan apa yang dikatakan Tuhan mengenai orang itu? (ayat 21)
Apa yang dimaksudkan Tuhan kepada perempuan itu, bahwa “dia tidak mengenal apa yang dia sembah” Sementara Tuhan dan murid-muridnya mengenal apa yang mereka sembah?
Kapan tiba waktunya bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran? (ayat 23)
Dengan cara bagaimana kita menyembah Bapa? (ayat 24)
Untuk mengetahui makna ayat Firman yang kita baca hari ini, maka kita harus membaca ayat sebelum dan ayat sesudahnya (Yohanes 4:1-42), sehingga kita bisa mengetahui apa yang menjadi inti dari Judul renungan kita hari ini.
Dalam perbincangan Yesus dengan perempuan Samaria, Yesus mengetahui tentang dosa perempuan samaria itu, yaitu dia memiliki banyak suami.
Perempuan samaria itu takjub kepada Dia dan menganggap Yesus adalah seorang nabi, karena Yesus mengetahui tentang dosanya.
Sehingga perempuan itu mau mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus.
Seperti kita ketahui bersama, sekarang ini banyak orang yang mengetahui tentang nama Yesus, mengetahui mujizat-mujizat yang pernah Dia lakukan, tidak sedikit orang mengakui bahwa Yesus adalah nabi.
Seharusnya mereka juga percaya dan menuruti apa yang dikatakan Yesus.
Namun kenyataannya pengakuan mereka hanya sebatas di mulut saja dalam prakteknya mereka tidak mengikuti ajaran yang Yesus ajarkan.
Yesus menegaskan akan tiba waktunya dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.
Sebab Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran (ayat 23-24).
Siapa yang dimaksud “penyembah-penyembah yang benar?” Kita yang sudah mengaku dan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Raja atas hidup kita.
Kita sudah dikuduskan oleh darahNya sehingga kita layak menjadi penyembah-penyembah yang benar.
Kita mengenal Dia yang kita sembah. Allah yang kita sembah itu tidak dibatasi ruang dan waktu.
Maksudnya ketika kita menyembah Dia tidak harus selalu di tempat-tempat tertentu, kita bisa menyembah Dia dimanapun kita berada, karena Dia saat ini tinggal didalam diri kita.
Berbeda dengan orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, ibadah mereka biasanya hanya bisa ditempat-tempat tertentu saja.
Dengan demikian kita umat yang percaya kepada Dia sudah sepatutnyalah kita melakukan apa yang Yesus perintahkan.
Agar dunia tahu bahwa Yesus ada di dalam diri kita terpancar lewat hidup kita melalui perkataan dan perbuatan kita sehari-hari dan pada akhirnya nama Tuhan dipermuliakan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, sudahkah kita menjadi penyembah-penyembah yang benar? Jika Iya, diskusikan contoh-contoh praktisnya. Jika belum, bagaimana caranya agar kita menjadi penyembah-penyembah yang benar?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus kita buang dalam hidup kita dan apa yang harus kita terima dengan lembut didalam hati? (ayat 21)
Apa yang rasul Yakobus mau untuk kita lakukan? (ayat 22)
Jika seorang hanya mendengar Firman dan tidak melakukannya, kita diumpamakan seperti apa?
Orang yang melakukan apa yang disebut orang yang berbahagia? (ayat 25)
Di era digital sekarang ini banyak orang Kristen gampang sekali menemukan judul-judul khotbah yang bagus, menarik dan keren yang kita ingin nonton/dengarkan.
Tidak mengenal batas usia, baik itu anak-anak, orang muda sampai dengan orang tua, siapapun bisa mengaksesnya, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya kita bisa dengan mudah mendengar atau menontonnya, baik itu di youtube, Tiktok, IG, facebook dan media digital lainnya.
Apalagi yang berkhotbah adalah orang yang terkenal, pengkhotbah besar atau pengkhotbah yang menjadi idolanya, yang mana Firman Tuhan yang disampaikan oleh mereka sesuai dengan realitas hidup hari ini, khotbah yang ringan “easy listening”, jelas, tidak bertele-tele, khotbah yang sesekali disisipi kalimat-kalimat humor.
Khotbah yang berdurasi panjang pun akan terasa waktunya sebentar.
Pertanyaanya apakah boleh? Ya siapapun berhak dan tidak ada yang melarangnya.
Apakah semangat untuk mendengarkan khotbah ini membuktikan bahwa kita sangat giat mengasihi Firman Allah? Jawabannya tentu “tidak selalu.”
“Tidak selalu” bukan berarti kita tidak perlu giat mendengar Firman Tuhan lewat media digital atau media lainnya dan kita tidak perlu belajar Firman Tuhan.
Tentu bukan! Kita harus selalu rindu mendengarkan Firman Tuhan dan mau belajar mendalami Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tetapi jangan sampai kita menjadi seperti orang farisi yang mengetahui banyak sekali pengetahuan Firman dikepalanya, namun sedikit dalam melakukan apa yang diketahuinya
Surat rasul Yakobus 1:22 tidak menyangkal arti penting dari mendengarkan Firman Tuhan.
Tetapi tidak cukup hanya sebatas pendengar Firman saja. Kita harus melakukan Firman yang kita dengar atau dengan kata lain kita harus menjadi pelaku Firman.
Jika kita tidak melakukan Firman, surat Yakobus mencatat bahwa kita menipu diri sendiri.
Orang yang tidak melakukan Firman diumpamakan seseorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana wajahnya (ayat 23b-24).
Perlu diketahui, jangan pernah mengandalkan pengalaman, kekuatan pikiran dan pengetahuan kita untuk mengerti tentang FirmanNya!
Jadi, bagaimana caranya supaya kita menjadi pelaku Firman sejati?
Perlu sekali dalam mendengarkan Firman Tuhan kita harus membuka hati, merendahkan dan mengosongkan hati dan pikiran kita, meminta Roh kudus untuk menuntun dan melembutkan hati kita, meminta pertolongan Roh kudus agar Dia memampukan kita untuk memahami apa yang menjadi “keinginan Dia untuk kita lakukan”.
Kita terus belajar menggali Firman Tuhan. Tidak perlu harus selalu spektakuler dalam melakukan Firman, kita harus selalu rindu bergaul dan bersekutu dengan Tuhan setiap saat.
Mulailah dengan langkah pertama, sederhana atau langkah kecil dalam melakukannya, jangan anggap sepele, jangan malas apalagi ditunda untuk melakukannya dan yang penting kita harus konsisten dan tekun untuk melakukan langkah-langkah itu.
Ingat! kita akan disebut orang yang berbahagia apabila kita mendengar dan melakukan Firman Tuhan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, seberapa sering kita mendengarkan khotbah selama ini? Apakah dengan khotbah yang sering kita dengar membuat kita mengalami perubahan hidup? Jika Iya, diskusikan contoh-contoh praktisnya. Jika belum, bagaimana caranya agar kita mengalami perubahan yang baik dalam hidup kita?
FIRMAN TUHAN MENYEGARKAN JIWA LEBIH INDAH DARI EMAS
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MAZMUR 19:8-11
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyegarkan jiwa menurut pemazmur?
Apa yang membuat mata bercahaya?
Apa yang adil semuanya?
Apa yang lebih indah dari emas?
Daud, penulis Mazmur dalam perikop ini adalah pribadi yang mengalami perjalanan hidup yang luar biasa.
Kisah keberhasilan dan sekaligus beberapa kegagalan Daud memberikan pelajaran berharga bagi kita bila dipelajari dengan baik.
Sejarah mencatat bagaimana perjalanan hidup Daud dari seorang anak gembala, mengalahkan Goliath, masuk ke lingkaran istana dengan menjadi pembawa senjata raja Saul, sampai menjadi raja dengan segala keberhasilan dan juga kegagalan di tengah keluarganya.
Daud bukan hanya tercatat seorang pemimpin suatu kerajaan tetapi juga sebagai pribadi yang senang menyembah dan memuji Tuhan.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang pemazmur sampaikan sesuai pewahyuan yang didapatkan dari Tuhan mengenai Titah TUHAN atau Firman Tuhan.
Pertama, titah Tuhan memberikan hikmat, hikmat merupakan hal penting dalam menghadapi berbagi dinamika pergumulan hidup bagi orang yang tidak berpengalaman.
Pengalaman adalah hal penting, namun tidak semua kita memiliki pengalaman dalam berbagai keadaan atau dalam menghadapi tantangan masa depan yang tidak pasti, dalam hal ini kita sangat membutuhkan hikmat, Daud memiliki pengalaman bagaimana hikmat Tuhan memimpinnya.
Firman Tuhan juga menyukakan hati, lebih indah daripada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; Dalam budaya Perjanjian Lama, emas melambangkan kekayaan, kemurnian, dan sesuatu yang bernilai tinggi.
“Emas tua” adalah emas murni atau emas yang telah teruji kualitasnya melalui proses pemurnian, sehingga nilainya sangat tinggi.
Firman Tuhan bagi pemazmur lebih bernilai daripada kekayaan materi yang paling berharga sekalipun.
Ini menunjukkan bahwa hikmat dan ajaran dalam firman Tuhan tidak dapat digantikan oleh harta duniawi.
Di zaman Daud, emas adalah simbol tertinggi dari kemakmuran dan kekayaan.
Namun, Daud menyatakan bahwa firman Tuhan melampaui nilai material ini karena firman Tuhan membawa kehidupan rohani, hikmat, dan pengertian yang tidak dapat dibeli dengan emas.
Saudara, Daud bukanlah orang miskin yang tidak pernah memiliki emas, kekayaannya sangat melimpah, Daud memiliki kekayaan melimpah secara materi, namun dia memberi kesaksian bahwa Firman Tuhan jauh lebih tinggi nilainya daripada emas banyak yang dipunyainya, titahNya menyegarkan jiwa yang tidak dapat digantikan oleh emas atau kekayaan lainnya.
Jadi, masihkah kita meragukan keberhargaan firmanNya yang bisa kita baca setiap waktu?
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita apakah kita sudah menjadi orang yang sudah dipanggil dan dibenarkanNya sejak dari semula? Apa tandanya bahwa kita adalah orang yang sudah ditentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa pokok anggur yang benar?
Bagaimana ranting mendapatkan makanan dan berbuah?
Apakah kita dapat berbuah jika tidak tinggal dalam Kristus?
Apa maksud tinggal dalam Kristus?
Berbuah adalah tujuan pohon ditanam oleh pengusaha atau petani buah, tidak ada pengusaha kebun buah yang hanya menginginkan pohon-pohonnya sekedar ditanam, diberi pupuk, disiram hanya untuk sekedar dinikmati keindahannya dan dipakai untuk berteduh.
Para petani anggur berusaha untuk memastikan bahwa pohon anggur yang ditanamnya harus berbuah dengan memotong setiap ranting yang tidak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah.
Para petani ini bekerja setiap hari untuk merawat pohon-pohon anggur agar menghasilkan buah dengan baik pada waktunya.
Banyak dari umat Tuhan yang tidak menyadari bahwa kita diberi pertumbuhan dan dirawat bukan sekedar tumbuh dengan subur namun juga untuk berbuah.
Yesus mengingatkan bahwa Dia adalah pokok anggur dan Bapa adalah pengusahanya.
Bapa kita sudah menyediakan banyak hal yang kita butuhkan dan juga perlindungan untuk kita bisa bertumbuh dengan baik dan tujuan akhirnya adalah berbuah banyak.
Berbuah bukanlah proses yang sederhana namun prinsipnya selama ranting tetap tertancap pada pokok anggur yang subur maka ranting pasti akan berbuah.
Jadi bila ada salah satu ranting yang tidak berbuah sementara ranting lainnya berbuah maka itu adalah masalah ranting bukan masalah pohon atau pokok anggur.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah buah itu? Dan bagaimana kita bisa berbuah.
Buah di dalam Alkitab seringkali merupakan manifestasi dari beberapa hal, yaitu karakter Kristus (buah roh) dan jiwa-jiwa yang kekal karena mendengar injil, menjadi orang percaya dan dimuridkan.
Seringkali umatNya sudah puas hanya karena sudah merasa tumbuh diberi makanan dan perlindungan sehingga lupa bahwa itu bukan tujuan utama, cukup ikut berbagai aktivitas ibadah dan rohani lainnya tetapi karakter tidak berubah atau tidak ada jiwa yang dimuridkannya.
Ada pula yang tidak puas dengan makanan rohani yang diberikan karena berbagai alasan kemudian kecewa, namun hidupnya tidak pernah berbuah.
Saudara, mari kita renungkan ulang perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting yang berbuah dari Tuhan Yesus ini, sejauh mana kita telah berbuah bagi dia?
Seberapa besar berkat yang Bapa berikan bagi hidup kita untuk kita bertumbuh telah kita nikmati.
Bagaimana dengan buah yang kita hasilkan untuk dipersembahkan kepada Bapa?
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, bahwa adakah manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sanggup menebus dosa kita? Dan diskusikan hal apa yang harus kita lakukan agar dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan manusia lama?
Dan apa yang dimaksud dengan manusia baru?
Sebelum seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, dia tinggal di dalam “manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan” (Efesus 4:22).
Tanpa pertobatan dan kelahiran kembali, semua orang akan binasa, bukan hanya tubuhnya saja yang binasa, tetapi jiwanya pun akan binasa.
Setelah kelahiran kembali, manusia akan mengenakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24).
Setelah kelahiran baru, maka ada perubahan yang sangat berarti dalam diri kita, di Kitab 1 Korintus 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu”.
Roh Allah tinggal di dalam kita, dan ini yang menyebakan kita menjadi “manusia baru”
Tetapi bukan berarti tugas kita selesai dan kita hanya pasif menunggu untuk kembali kepada Allah Bapa.
Efesus 4:23 “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu”. Ada sesuatu yang harus diperbarui.
Dalam terjemahan lain dikatakan:
King James Version: And be renewed in the spirit of your mind; (Diterjemahkan: Dan diperbaruilah roh pikiranmu).
Good News Bible: Your hearts and minds must be made completely new, (Diterjemahkan: Hati dan pikiranmu harus diperbarui sepenuhnya).
International Standard Version: to be renewed in your mental attitude, (Diterjemahkan: Diperbarui sikap mentalmu).
Kesimpulan dari berbagai versi terjemahan tersebut. Tuhan menghendaki agar hati, pikiran, mental, perilaku kita diperbarui.
Tubuh kita akan binasa dan akan kembali kepada tanah.
Roh kita sudah diperbarui. Tetapi jiwa yang di dalamnya terdapat pikiran, perasaan dan kehendak.
Itulah yang perlu diperbarui. Sehingga kita memiliki pikiran yang terus diperbarui, mental dan perilaku yang terus diperbarui.
Hasil pembaruan itu akan terlihat ketika, cita-cita kita yang selfish atau semata-mata hanya untuk kepentingan diri sendiri, berubah menjadi cita-cita yang mulia ketika kita bersedia menerima panggilan Allah bagi kita pribadi.
Hasil pembaruan yang lain, misalnya: karakter atau sifat kita pun berubah, kita tidak lagi menyukai hal-hal yang cemar dan tidak kudus, kita menjadi rajin, mudah mengampuni orang yang bersalah, menjadi senang membaca Firman dan senang untuk melakukan apa yang kita pahami dari Firman yang kita baca.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, tanyakan perubahan apakah yang temanmu sudah lihat terjadi dalam karaktermu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan?
Mengapa hal tersebut dikatakan sebagai ibadah yang sejati?
Firman Tuhan sangat tegas menyatakan agar umat Allah tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi kita.
Karena dunia ini sudah menjadi korup atau rusak sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa.
Tanah menjadi terkutuk sehingga dengan susah payah Adam harus mencari rezeki sepanjang hidupnya.
Manusia menjadi jahat, sehingga Kain yang iri hati kepada adiknya, tega membunuh Habil, pembunuhan pertama yang dicatat dalam Alkitab.
Bintang Timur atau Lucifer yang dibuang ke bumi oleh karena kejahatannya, dia juga menyeret sepertiga malaikat untuk ikut menjadi roh-roh jahat yang bekerja siang dan malam untuk menarik umat manusia menjauhi Tuhan. (lihat Yesaya 14:12; Wahyu 12:4; 1 Petrus 5:8).
Roh jahat telah berhasil untuk membuat orang menjadi sangat jahat hingga mampu untuk membunuh orang lain seperti membunuh semut saja.
Syukur kepada Tuhan, oleh anugerah-Nya, sehingga kita saat ini yang telah menjadi percaya kepada karya keselamatan Kristus, kita telah beroleh keselamatan kekal.
”Kita sudah dipindah dari maut ke dalam kehidupan yang kekal” (Yohanes 5:24).
Tetapi karena kita masih tinggal di dunia, maka mutlak kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah.
Kita mempersembahkan semua panca indera kita, khususnya mata dan telinga kita.
Kita juga mempersembahkan tangan, kaki dan semua anggota tubuh kita.
Selanjutnya kita persembahkan perasaan, pikiran dan kehendak kita kepada Tuhan.
Agar pikiran kita, digunakan untuk ”memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar” (Filipi 4:8).
Kita menggunakan mulut kita, perasaan kita untuk memuji dan menyembah Tuhan. Kita menggunakan kehendak kita, bukan untuk mengikuti kehendak daging yang berdosa, tetapi untuk melakukan kehendak Allah Bapa.
Sehingga kita dapat berkata, bukan kehendakku Tuhan, tetapi kehendak-Mu saja yang kulakukan.
Dengan demikian kita akan berjalan dalam ketaatan kepada Tuhan dari waktu ke waktu.
Dan jika kita lakukan ini terus menerus, maka kita tidak sedang menuruti keinginan duniawi, kita akan terhindar dari menjadi serupa dengan dunia.
Sehingga perilaku kita pun akan menjadi semakin baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, ceritakan pengalamanmu di sekolah atau di tempat kerja, dan bagaimana pergumulan untuk tidak menjadi serupa dengan teman-temanmu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang membawa Yesus ke padang gurun untuk bertemu Iblis?
Apakah tujuan Iblis memerintahkan Yesus untuk mengubah batu menjadi roti?
Roti adalah makanan yang dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan guna pertumbuhan sel tubuh.
Nutrisi yang baik dapat meningkatkan kesehatan, sistem kekebalan, dan umur panjang.
”Akan tetapi Yesus mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).
Jika tubuh kita membutuhkan nutrisi dan gizi yang sehat agar tubuh kita dapat berkembang secara sehat, maka ada bagian dari diri kita yang lain yang perlu juga untuk diberi makanan yang bergizi, bagian diri yang manakah itu.
1 Tesalonika 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Roh kita sudah diperbarui oleh kelahiran baru, tubuh kita membutuhkan nutrisi dari makanan dan minuman.
Sedang jiwa kita membutuhkan nutrisi yang lain, apakah itu: Firman Allah. Jiwa kita dimana terdapat perasaan atau emosi, akal budi atau pikiran dan tekad atau kehendak adalah pusat percabangan apakah secara rohani kita akan menjadi semakin benar atau menjadi semakin salah.
Tuhan memberikan kepada kita kehendak bebas, bebas untuk memilih yang benar dan yang salah.
Sebelum kita memutuskan, ada perasaan dan pikiran yang bekerja.
Perempuan lebih dipengaruhi oleh perasaan, sedangkan laki-laki lebih dipengaruhi oleh pikiran.
Perasaan dan pikiran yang benar akan menghasilkan keputusan yang benar.
Dan di titik inilah peran firman Tuhan, yaitu untuk memperbarui akal budi kita agar akal budi kita diperbarui hari demi hari, sehingga cara kita berpikir, cita-cita kita, keinginan kita diperbarui dan dikuduskan.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16).
Firman Tuhan mampu untuk mengajar kita dalam membuat keputusan, agar keputusan yang kita buat, adalah keputusan yang benar.
Sama seperti Iblis yang mencobai Yesus, Iblis pun saat ini bekerja keras untuk berusaha menggoda, menawarkan hal-hal yang buruk untuk dilakukan oleh umat Tuhan.
Firman Tuhan membantu kita mengenali apa yang benar dan apa yang salah, sehingga kelakuan atau perilaku kita pun akan terus menerus diperbaiki.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, ceritakan pengalamanmu, ditegur melalui pembacaan Firman, dan hal itu mengubah perilakumu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa para murid bersungut-sungut setelah mendengar perkataan Yesus?
Apa yang Yesus maksudkan bahwa daging sama sekali tidak berguna?
Firman Allah yang tertulis dalam Alkitab itu lebih dari sekadar literatur, buku sejarah, atau puisi seperti yang dapat kita baca dalam kitab Mazmur dan Amsal. Firman Tuhan, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memiliki otoritas lebih dari buku apa pun yang ditulis oleh manusia.
Mengapa demikian? Karena Firman Allah adalah roh dan hidup.
Yohanes 6:63 “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
Benda yang kita lihat di bumi terdiri dari satu hingga tiga dimensi.
Tiga dimensi artinya benda tersebut memiliki panjang, lebar dan tinggi.
Hal-hal yang tidak terlihat sering dikatakan mereka ada di dimensi ke empat.
Roh yang tidak terlihat itu ada pada dimensi ke empat.
Tidak terlihat tetapi nyata, dapat kita rasakan.
Misalnya ketika kita memuji, menyembah Tuhan, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan yang membuat kita bisa menangis, bahkan terdapat contoh dalam Alkitab, ketika hadirat Allah begitu kuat bahkan para imam pun tidak mampu berdiri ketika hendak menyelenggarakan kebaktian (lihat 1 Raja-raja 8:10-11).
Firman Allah adalah roh dan hidup, artinya Firman Allah selain tertulis dalam Alkitab yang bisa kita baca, Firman Allah juga ada dalam dimensi roh yang tidak terlihat, tetapi mampu kita rasakan dan sanggup untuk masuk hingga ke lubuk hati kita.
Ibrani 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Karena begitu tajam kuasa dari Firman, maka Firman Allah yang kita baca sanggup untuk memberikan pencerahan, mengubah mindset atau pandangan kita akan suatu hal, Firman Allah juga sanggup untuk menyadarkan kita akan kesalahan kita, memperbaiki kelakuan kita dan mendidik kita hingga kita memahami kebenaran. (lihat 2 Timotius 3:16).
Oleh karenanya, selain membaca Alkitab secara cepat dan teratur misalnya sebanyak empat pasal sehari, kita juga perlu membaca Firman dengan lambat dan dengan direnungkan secara mendalam.
Agar Firman Allah yang adalah roh dan hidup itu, benar-benar membuat kehidupan kita berubah, perilaku kita yang buruk diubah menjadi baik dan benar.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan pengalamanmu, mengalami perubahan perilaku setelah membaca Firman.