Senin, 24 Maret 2025

MELETAKKAN SEMUA MUSUH-NYA DIBAWAH KAKI KRISTUS

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 15:25-28

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 15:27.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang harus memegang pemerintahan Kerajaan Allah?
  2. Siapakah yang akan diletakkan di bawah kaki Yesus pada akhirnya?
  3. Siapakah yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Allah telah menetapkan Yesus sebagai “Raja segala raja, dengan demikian segala musuh-musuh Yesus, yaitu iblis telah ditaklukkan dibawah kaki Yesus.”

“Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.” (I Korintus 15:25-27).

Karena ketidaktaatan Adam maka manusia hidup di bawah kuasa iblis yang membuat manusia di bawah pemerintahan si jahat sehingga dosa, kutuk, kelemahan dan sakit penyakit, termasuk maut dapat membinasakan manusia.

Tetapi karena ketaatan Yesus kepada Bapa dan dengan kematian-Nya di kayu salib menyebabkan seluruh dosa, kutuk, kelemahan dan sakit penyakit yang diderita oleh manusia telah ditanggung oleh Yesus.

Yesus telah menghancurkan maut sehingga kita pun dibebaskan dari maut.

“Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (I Korintus 15:54-55,57).

Yesus telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Dia telah menghancurkan kepala iblis, yaitu maut. Namun masih banyak pekerjaan iblis yang mencoba membinasakan manusia lewat ketidakpercayaan manusia terhadap karya Yesus di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah ingin agar kita bangkit dan bekerjasama dengan Allah untuk meletakkan semua musuh-musuh Yesus di bawah tumpuan kaki-Nya dengan cara membebaskan orang-orang berdosa dari maut dan kuasa si jahat.

“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.” (Mazmur 110:1-3).

Keberadaan kita adalah untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan Yesus dan salah satu diantaranya adalah meletakkan iblis di bawah kaki Yesus bahkan di bawah kaki kita karena kita telah memiliki kuasa dari Yesus Kristus untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, menyembhkan orang sakit dan memindahkan orang dari maut kepada hidup.

“Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” (Roma 16:20).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara melakukan perbuatan Yesus untuk meletakkan musuh-Nya dibawah kaki-Nya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 16-18

Minggu, 23 Maret 2025

MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 4:34-37

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yohanes 4:34.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang menjadi makanan dari Yesus sehingga Dia dapat hidup di dunia ini dengan benar dan sempurna?
  2. Siapakah yang telah mengutus Yesus datang ke dunia ini?
  3. Coba jelaskan hal-hal yang menjadi bukti yang dilakukan oleh Yesus dimana Dia telah bertanggungjawab dengan tugas yang Bapa berikan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesus datang kedunia, tumbuh dan dewasa karena Dia memiliki makanan sorgawi yang membuat Dia berhasil dan bertanggungjawab di hadapan Bapa.

Makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang Bapa berikan kepada-Nya.

Hal yang dilakukan-Nya adalah mati dikayu salib, sehingga Dia menebus semua orang yang berdoasa, menghancurkan kuasa dosa, kuasa iblis termasuk kuasa maut.

Dan Yesus juga menyatakan kasih Bapa akan dunia ini serta memuliakan Bapa melalui seluruh kehidupan-Nya, sehingga Yesus pernah berkata “Sudah Selesai”.

Dia telah menyelesaikan kehendak Bapa dengan sempurna.

“Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” (Yohanes 19:30).

Itulah perbuatan Yesus selama Ia ada di dunia ini, dan sebagai umat Tuhan yang mewarisi perbuatan-perbuatan Yesus maka kita pun harus memiliki kehidupan yang melakukan perbuatan-perbuatan yang pernah Yesus lakukan, yaitu melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Bapa.

Perbuatan-perbuatan yang kita lakukan adalah:

  1. Berbuat baik kepada setiap orang dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, dengan kuasa nama Yesus.“Yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kisah Para Rasul 10:38).
  2. Memberi makan orang banyak.”Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (Markus 6:37).
  3. Mengampuni orang yang bersalah kepada kita.“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15).
  4. Berdoa dan memuridkan bangsa-bangsa untuk mengenal Allah.“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.” (Lukas 6:12-13).
  5. Meletakkan iblis di bawah kaki kita dan kaki Yesus.“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” (Mazmur 110:1). ”Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” (Roma 16:20).

Marilah kita melakukan perbuatan-perbuatan Yesus, berbuat baik, memberi makan orang banyak, mengampuni orang yang bersalah kepada kita, berdoa dan memuridkan dunia ini serta meletakkan musuh Yesus dibawah kaki-Nya.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara hidup meneladani Yesus dalam hal penguasaan diri sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan tujuan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 13-15

Sabtu, 22 Maret 2025

MENGUASAI DIRI DALAM SEGALA HAL

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

TITUS 2:6-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Titus 2:6.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah nasihat Rasul Paulus terhadap orang-orang muda seperti Titus?
  2. Hal-hal apakah yang menjadi nasihat Rasul Paulus terhadap orang-orang muda selain menguasai diri dalam segala hal?
  3. Menurut saudara karakter siapakah yang harus kita warisi dalam hal penguasaan diri, jujur dan hidup tidak bercela?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebagai anak-anak Allah maka kita ditetapkan sebagai ahli waris Kerajaan Allah dan yang kita warisi adalah pribadi Yesus dan salah satu diantaranya adalah karakter Yesus.

Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:17).

Salah satu karakter Yesus yang harus kita warisi adalah bahwa Yesus menjadi teladan dalam hal kejujuran, kesungguhan dalam mengajar orang lain sehingga mengajar ajaran yang sehat dan tidak bercela.

Hal ini dilakukan Yesus karena Dia telah menguasai diri dalam segala hal dimana setiap ajarannya murni ajaran yang berasal dari Bapa dan Dia tidak mengajarkan hal-hal yang lain kecuali yang diajarkan dimana Dia menerimanya dari Bapa.

”Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.” (Yohanes 8:28-30).

Itulah sebabnya Yesus menjadi berhasil dalam melakukan kehendak Bapa dan berkemenangan.

Tuhan ingin agar kita mewarisi karakter Yesus yaitu hidup dalam penguasaan diri dalam segala hal.

Karena orang-orang yang menguasai diri dapat merebut kota bahkan orang-orang yang menguasai dirilah yang dapat menyelesaikan tujuan Allah dan akan beroleh mahkota yang abadi.

”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

”Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (I Korintus 9:25).

”Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Korintus 9:27).

Oleh sebab itu marilah kita membangun kehidupan penguasaan diri sehingga kita dapat berhasil dan berkemenangan seperti Yesus supaya kita juga dapat memahami jalan-jalan Tuhan di dalam kehidupan kita.

”Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” (I Petrus 4:7).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara hidup meneladani Yesus dalam hal penguasaan diri sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan tujuan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 10-12

Jumat, 21 Maret 2025

HIDUP BIJAKSANA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

TITUS 2:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah nasehat Paulus untuk laki-laki tua?
  2. Apakah nasehat Paulus untuk perempuan  tua dan muda?
  3. Apakah nasehat Paulus untuk orang-orang muda?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan”. (Titus 2:2).

Bijaksana menurut kamus bahasa Indonesia adalah 1) selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran

2) pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya.

Sedangkan dalam bahasa Yunani σώφρων (sōphrōn) dan memiliki arti memiliki pikiran yang baik dan mampu mengendalikan diri.

Dari dua pengertian tersebut bijaksana berarti memiliki pemikiran yang baik (cemat, teliti, tajam) dan mampu mengendalikan diri.

Rasul Paulus menulis surat kepada muridnya yang bernama Titus supaya dapat menjadi gembala yang baik, surat ini disebut pula surat penggembalaan.

Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini salah satunya adalah untuk membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran dan kesalehan hidup.

Salah satu nasehat Paulus untuk jemaat adalah hidup bijaksana.

Jemaat yang dilayani Titus sedang menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar.

Tantangan yang dialami Titus dalam jemaat saat itu adalah aneka kelompok, sehingga perlu penanganan yang berbeda-beda, untuk orang tua, orang muda, wanita tua dan wanita muda.

Bahkan dalam jemaat terdapat mereka yang masih memiliki status budak.

Salah satu nasehat Paulus yang disebut dua kali adalah hidup bijaksana.

Saudara, kita hidup dalam zaman dimana dosa semakin merajalela. Orang tidak takut kepada Tuhan.

Budaya yang ada di sekitar kita sangat mungkin mempengaruhi pola pikir dan tindakan kita.

Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dalam kehidupan. Pengetahuan akan kebenaran akan memampukan kita memilah-milah mana yang benar dan mana yang kurang benar. 

Budaya yang mengutamakan potensi diri (berpusat pada diri sendiri) menjadi gerakan zaman baru.

Gerakan ini mirip dengan gerakan yang mengutamakan berkat atau Injil kemakmuran!

Gerakan yang mengutamakan kemakmuran dari pada pengenalan akan Tuhan. 

Kalau kita tidak bijaksana, mungkin saja kita terpengaruh, apalagi gerakan atau ajaran itu dibungkus ayat-ayat firman Tuhan.

Dalam dunia yang semakin materialistis dan konsumtif,  kita harus semakin bijak, mampu menilai keadaan zaman dan mampu mengendalikan diri.

Pengendalian diri menjadi benteng supaya kita tidak terseret arus dunia.

Oleh karena itu, kita harus tekun menghidupi kebenaran firman Tuhan dan hidup dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan.

Supaya kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus dan kita menjadi terang atau garam dunia ini. 

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya kita memiliki hati yang bijaksana.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 8-9

Kamis, 20 Maret 2025

HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAKNYA YANG TAAT

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 1:14-19

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita harus kudus?
  2. Apakah hubungan ketaatan dengan kekudusan?
  3. Apakah artinya kudus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:16).

Kita sudah sering mendengar kata “kudus”, sering memuji atau menyembah Tuhan dengan kata “kuduslah Tuhan”.

Apa artinya kudus?  Dalam bahasa Yunani ἅγιος (hagios) yang memiliku arti; terpisah dari kondisi umum dan dikhususkan untuk sakral, murni, tidak cacat moral, sesuatu yang suci.

Alkitab Bahasa Indonesia sehari hari menggunakan kata suci. 

Dalam konteks ayat-ayat yang kita renungkan, kudus memiliki pengertian hidup suci, tidak menuruti hawa nafsu dan taat.

Oleh karena itu ketaatan adalah bagian dari cara hidup yang kudus.

Ketaatan mencakup dua hal; taat terhadap kebenaran firman Tuhan (menjadi pelaku firman) dan juga taat kepada panggilan Tuhan.

Karena mungkin saja seorang anak Tuhan taat untuk melakukan firman Tuhan yang sudah dia dengar, tetapi enggan untuk pergi ke tempat yang Tuhan sudah siapkan.

Saudara, contoh ketaatan yang sempurna adalah Tuhan Yesus di dalam Filipi 2:8 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”.

Jadi untuk dapat  menjadi pribadi yang taat sepenuhnya diperlukan kerendahan hati.

Rendah hati memiliki pengertian tidak menanggap diri penting, sebaliknya Tuhan  dan orang lain lebih penting.

Orang yang rendah hati, selalu mengutamakan kepentingan Tuhan dan orang lain.

Saudara, menjadi pribadi yang taat kepada Tuhan bukanlah proses yang mudah.

Kita harus belajar taat kepada hal-hal yang kecil, supaya dapat taat kepada perintah yang besar.

Tuhan Yesus sendiri mengalami pergumulan di Taman Getsmani sebelum Dia disalibkan.

Namun Tuhan Yesus mengutamakan kehendak Bapa dari kehendak  pribadi-Nya.

Biarlah setiap hari kita mengawali kehidupan dengan doa sederhana “bukan kehendakku yang jadi tetapi kehendak-Mu”.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun bertumbuh dalam proses kerendahan hati dan ketaatan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 6-7

Rabu, 19 Maret 2025

TIDAK MENGHAKIMI SAUDARA KITA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 7:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita tidak boleh menghakimi saudara kita?
  2. Apakah yang dimaksud dengan menghakimi?
  3. Pernah saudara menghakimi  orang lain? Apakah akibatnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7:1).

Hakim menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah).

Hakim diberikan kewenangan oleh negara untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak, dan jikalau bersalah hakim menentukan hukuman yang diberikan atas kesalahan tersebut.

Menghakimi berarti berlaku seperti hakim,  menempatkan kita seperti hakim, merasa memiliki hak menyatakan kesalahan orang lain, menilai perbuatan orang lain dari cara pandang kita.

Menghakimi orang lain, berarti menilai kesalahan orang lain berdasarkan pandangan kita, bukan berdasarkan kebenaran.

Saudara, menegur dan menghakimi adalah tindakan yang berbeda.

Alkitab mengajarkan untuk kita  untuk tidak menghakimi tetapi saling menegur (kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Baca Kolose 3:16). 

Ada persyaratan untuk menegur. Pertama, yaitu kita hidup dalam firman Tuhan (mengetahui kebenaran).

Kedua,  dengan hikmat, sehingga teguran kita tepat sasaran.

Ketiga, menegur di dalam kasih, bukan dengan emosi atau kemarahan.

Selain itu ada tata cara menegur saudara. Tegurlah di bawah empat mata, atau bila tidak mau bertobat bawa seorang atau dua orang saksi -Matius 18:15.

Saudara,  terkadang Tuhan memakai orang di sekitar kita untuk menegur, orang tua, istri, suami, anak, pembimbing, pendeta atau penatua.

Sesungguhnya teguran sangat berguna bagi pertumbuhan rohani.

Menurut Amsal, 

1) Siapa mengindahkan teguran adalah bijak.

2) Tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

3) Tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

4) Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.

5) Tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.

6) Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.

Oleh karena itu jangan alergi dengan teguran.

Jangan marah karena teguran.

Jangan menolak teguran.

Saudara, terimalah teguran dengan rendah hati.

Kalaupun engkau tidak merasa bersalah, terima teguran itu, dan ucapkan terima kasih.

Bila diperlukan, ambil waktu untuk mendiskusikan dalam kasih teguran tersebut.

Mungkin saja ada kesalahpahaman.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya menegur yang baik.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 3-5

Selasa, 18 Maret 2025

MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KITA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 6:12-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah hubungan pengampunan dengan pengorbanan Tuhan Yesus?
  2. Apakah hubungan kasih Allah dengan Pengampunan?
  3. Mengapa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7).

Apakah inti dari kasih Allah kepada manusia? Pengampunan dosa.

Dalam perjanjian lama, pengampunan dosa berkaitan dengan darah.

Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa (baca: Ibrani 9:22).

Bahkan ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, untuk menutupi ketelanjangan mereka, Allah mengorbankan binatang untuk mengambil kulitnya. 

Tuhan Yesus juga disebut sebagai Anak Domba yang menghapus dosa dunia (baca: Yohanes 1:29).

Karena begitu besar Kasih Allah, Dia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal (untuk menghapus dosa manusia).

Salah satu bentuk kasih kita kepada saudara kita (atau keluarga) adalah kerelaan mengampuni.

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengampuni.

“Hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni sama seperti Allah pun mengampuni kalian melalui Kristus” (Efesus 4:32 BIMK).

Kita diminta mengampuni seperti Tuhan Yesus sudah mengampuni.

Pengampunan adalah kerugian bagi orang yang memberikan pengampunan.

Pengampunan bukan hanya komitmen atau keputusan untuk melepaskan pengampunan.

Tetapi kesediaan untuk berkorban atau menderita kerugian.

Allah mengampuni dosa manusia, dengan cara mengorbankan Anak-Nya.

Jadi, pengampunan itu adalah pengorbanan atau kerugian.

Apabila kita meminjamkan barang kepada seseorang, kemudian orang itu merusakkan atau menghilangkan barang itu, kemudian dia meminta pengampunan dari kita, maka sebagai konsekuensinya, kita rela kehilangan barang.

Pengampunan memiliki harga yang harus kita bayar, kehilangan barang, kehilangan waktu, perasaan, dan hal lainnya.

Oleh karena itu memberikan pengampunan sulit tanpa kita mengerti pengampunan Tuhan.

Saudara, oleh darah Yesus kita sudah menerima pengampunan dari Allah sekali untuk selamanya.

Kita selalu menerima pengampunan.

Oleh karena itu, demikianlah kita harus mengasihi saudara-saudara yang bersalah kepada kita, dengan kerelaan untuk melepaskan pengampunan.

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya dapat mengampuni padahal kita sudah sangat dirugikan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 1-2

Senin, 17 Maret 2025

MENGASIHI SAUDARA KITA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 3:14-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ciri orang yang sudah memiliki hidup kekal?
  2. Mengapa orang yang membenci Saudaranya disebut pembunuh manusia?
  3. Kasih Kristus adalah contoh kasih kita kepada saudara, apakah yang harus kita lakukan untuk saudara kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.“ (1 Yohanes 3:18).

Yohanes menyebut dirinya “murid yang dikasihi-Nya” dalam injil yang dia tulis dengan wahyu Allah.

Yohanes terkadang disebut sebagai rasul kasih, karena pewahyuan yang dia terima tentang kasih begitu luar biasa.

Yohanes menulis Injil Yohanes, 1-3 Yohanes dan kitab wahyu.

Dia satu-satunya murid yang hadir saat Tuhan Yesus disalibkan.

Kedekatannya dengan Tuhan Yesus membuat dia tidak melarikan diri seperti murid-murid lain.

Yohanes memberikan contoh kasih Kristus sebagai teladan yang harus diikuti orang-orang percaya.

Kristus sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita,  kita pun wajib menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara kita.

Yohanes mengajarkan supaya kita mengasihi saudara seperti Tuhan Yesus telah mengasihi kita.

Bagaimana mungkin kita dapat mengasihi seperti Tuhan Yesus mengasihi?

Pertama, kita harus memahami kasih Kristus: tingginya, dalamnya, luasnya dan lebarnya.

Selain itu, kita juga perlu mengalami kasih Kristus yang melampaui segala akal.

Kedua, kita memiliki pikiran dan perasaan Tuhan Yesus, kita memperolehnya melalu persekutuan yang dalam dengan Tuhan setiap hari.

Dengan kedua hal tersebut, kita sangat mungkin berkorban untuk Saudara kita.

Mungkin masih jauh untuk mati bagi saudara-saudara kita.

Namun kita dapat belajar dari hal-hal kecil, yaitu belajar untuk berkorban bagi saudara-saudara kita.

Kita dapat mengorbankan waktu untuk memperhatikan saudara-saudara kita dan dengan mendoakan mereka.

Kita dapat mengunjungi mereka yang sedang bergumul karena masalah atau penyakit. 

Kita dapat mengorbankan milik kepunyaan kita (uang atau harta) untuk menolong saudara-saudara yang sedang membutuhkan. 

Saudara, marilah mengobarkan kasih kepada Tuhan dengan mengingat-ingat kebaikan Tuhan.

Marilah mengobarkan kasih kepada saudara-saudara kita sebagai respons kepada kasih Tuhan.

Marilah mengasihi dengan perbuatan nyata, dengan pemberian, dengan perhatian dan dengan doa.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya kita dapat mengobarkan kasih kepada Tuhan dan kasih kepada saudara-saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yosua 22-24

Minggu, 16 Maret 2025

MEWARISI KASIH ALLAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 4:16-19

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang kita percaya tentang kasih Allah kepada kita?
  2. Jika seseorang berada dalam kasih, maka apa yang Allah lakukan terhadap orang itu?
  3. Apa bukti bahwa kasih Allah sempurna di dalam kita?
  4. Mengapa orang takut tidak sempurna di dalam kasih?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, Allah adalah kasih.

Hukum yang terutama dan pertama berbicara tentang kasih, demikian hukum yang kedua juga berbicara tentang kasih.

Matius 22:35-40 “dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Mampukah kita mengasihi sesuai dengan hukum yang telah disebutkan di atas?

Rasul Yohanes dengan jelas menuliskannya dalam:

1 Yohanes 4:19 “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

Oleh karena kasih dan kekuatan Allah yang diberikan kepada kita, maka kita mampu mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita.

Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Saudara, sebagai anak-anak Allah, kepada kita telah diberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah sehingga kita memiliki kuasa sebagai anak-anak Allah:

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”

Kita juga diberi kuasa untuk menjadi murid Yesus. Sebagai murid Yesus, ciri utamanya adalah:

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Oleh karena itu, sebagai murid-murid Yesus Kristus, marilah kita saling mengasihi.

Saudara, karena Allah sangat mengasihi kita, sudah sewajarnya kita juga mengasihi Allah.

Rasul Yohanes pernah menuliskan hal penting untuk kita perhatikan mengenai mengasihi Allah.

Dalam suratnya kepada jemaat, ia menulis:

1 Yohanes 4:20-21 “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”

Oleh karena itu, sebagai pewaris kasih Allah sudah sepatutnya kita, jemaat Yesus Kristus, untuk saling mengasihi, saling mengampuni dan tidak terus mengingat kesalahan saudara kita.

Jika Tuhan melakukan demikian, maka sebagai anak-anak-Nya, kita pun harus mengikuti jejak-Nya.

Penulis Ibrani menuliskan satu lagi tindakan Allah yang sangat luar biasa:

Ibrani 8:12 “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.”

Ibrani 10:16-17 “sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.”

Saudara, Tuhan Allah, Bapa kita, melupakan dan tidak mengingat-ingat segala dosa kita sebagai anak-anak-Nya.

Sebagai pewaris kasih Allah, maka kita merupakan jemaat yang telah lebih dahulu dikasihi oleh Allah, Bapa kita, dan sudah sepatutnya kita juga melakukan hal yang sama yaitu tidak mengingat-ingat dosa saudara-saudara kita apalagi mencatatnya dalam buku harian kita.

Saudara, dalam bahasa Yunani terdapat empat jenis kasih yaitu Agapē, Eros, Philia, dan Storgē.

Agapē adalah kasih Ilahi, kasih yang tanpa syarat yang berasal dari Allah kepada umat-Nya.

Eros adalah kasih antara pasangan seperti kasih antara suami dan istri.

Storgē adalah kasih dalam keluarga yaitu ikatan mendalam antara orang tua dan anak serta diantara saudara-saudara dalam satu keluarga.

Philia adalah kasih yang muncul dalam komunitas atau persahabatan antara saudara seiman dalam gereja.

Namun, sebagai anak-anak Allah, kita seharusnya mewarisi kasih Agapē, yaitu kasih yang tanpa syarat, kasih Ilahi yang sempurna.

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Yesus telah mengasihi kita dengan kasih Agapē dan kasih inilah yang diwariskan kepada kita.

Kasih Yesus adalah kasih Agapē, kasih yang tanpa syarat.

Oleh karena itu, kita juga diperintahkan untuk mengasihi saudara-saudara seiman, murid Kristus yang lain.

Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Jika seseorang tidak dapat mengasihi sesamanya, mungkinkah ia hidup sebagai pengikut Kristus?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yosua 19-21

Sabtu, 15 Maret 2025

KELAPARAN DAN KEHAUSAN MENDENGAR FIRMAN TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

AMOS 8:11-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kapan kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan terjadi?
  2. Apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan firman Tuhan?
  3. Apa yang terjadi pada anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna?
  4. Mengapa mereka rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, pada masa Nabi Amos, terjadi berbagai dosa yang sangat dibenci oleh Tuhan Allah yaitu dosa kekejaman dan keganasan manusia dalam menindas sesamanya.

Hal itu terjadi karena Israel tidak mengindahkan firman Tuhan dan melakukan dosa yang sangat dibenci oleh Tuhan Allah yaitu menyembah dewa-dewi.

Selain itu, orang Israel atau Yahudi menolak hukum Allah dan tidak menghargai pesan para nabi yang menegur mereka.

Mereka tersesat oleh allah-allah bangsa di sekitar Israel dan ikut-ikutan menyembah berhala dari bangsa-bangsa asing di sekitar mereka.

Karena dosa-dosa mereka, maka Tuhan Allah mengirimkan bencana demi bencana atas umat itu dengan tujuan agar mereka bertobat.

Namun, mereka tetap hidup dalam kecemaran dan terus menyembah dewa-dewi asing sehingga Tuhan sangat murka terhadap Israel.

Amos 4:6 “Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku,” demikianlah firman TUHAN.”

Amos 4:11 “Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku,” demikianlah firman TUHAN.”

Di antara semua dosa Israel yang paling menonjol adalah dosa sosial mereka.

Orang-orang kaya mengambil keuntungan dari orang-orang miskin dan memeras saudara mereka yang lemah dan miskin.

Sementara mereka memeras saudara mereka yang lemah dan miskin, mereka tetap beribadah dan melakukan perayaan keagamaan.

Tuhan Allah sangat membenci ibadah yang seperti itu:

Amos 5:21-25 “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. “Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?”

Orang Israel berulang kali menolak firman Tuhan yang disampaikan melalui para nabi:

Amos 2:11-12 “Aku telah membangkitkan sebagian dari anak-anakmu menjadi nabi dan sebagian dari teruna-terunamu menjadi nazir. Bukankah betul-betul begitu, hai orang Israel?” demikianlah firman TUHAN. “Tetapi kamu memberi orang nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi: Jangan kamu bernubuat!”

Amos 7:10-13 “Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan: “Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya. Sebab beginilah dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan.” Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: “Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan.”

Saudara, sebagai Israel rohani, jangan sampai kita mengalami apa yang dialami oleh bangsa Israel pada waktu itu.

Kita mengabaikan orang miskin di antara kita atau bahkan tega mengambil keuntungan dari mereka yang lemah dan miskin yang seharusnya kita berikan bantuan.

Hal ini bisa terjadi ketika anak-anak Tuhan mulai mencintai uang, sehingga mereka tidak lagi merindukan firman Tuhan, meskipun tetap aktif ke gereja, memberikan persembahan dan perpuluhan, janji iman atau persembahan lainnya serta sibuk dalam berbagai kegiatan pelayanan.

Namun, tidak lagi memiliki belas kasihan terhadap orang-orang yang miskin secara rohani dan lemah kerohaniannya yang dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dan tidak lagi merindukan firman Tuhan melainkan hanya mencari pengajaran yang disukai saja.

Inilah sebabnya Tuhan akan mengirimkan masa kelaparan dan kehausan bukan untuk makanan dan minuman tetapi kelaparan dan kehausan akan mencari kebenaran dan firman Tuhan.

Amos 8:11 “Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah firman Tuhan ALLAH, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.”

Ketika Israel menolak nabi-nabi dan menolak firman Tuhan, maka Tuhan membuat mereka mengalami kelaparan dan kehausan akan kebenaran serta firman Tuhan.

Namun, Tuhan tidak lagi berfirman kepada mereka karena ibadah mereka hanya sebatas ritual saja.

Renungan ini menjadi peringatan bagi kita, anak-anak Tuhan, agar semakin rindu untuk bersekutu dengan Bapa melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan, selagi kita masih bisa dapatkan dengan mudah.

Kita tidak tahu apakah suatu saat akan datang masa sulit dimana firman Tuhan tidak bisa dibaca lagi, saat kegelapan meliputi dunia dan kekristenan mengalami tekanan seperti yang terjadi di Tiongkok pada zaman Mao Tse-tung, dimana Alkitab dilarang beredar, dimusnahkan dan pembacaannya dilarang.

Oleh karena itu, marilah kita beribadah dengan sungguh-sungguh, memuji dan menyembah Yesus saat kita masih memiliki kebebasan untuk bersaksi karena bisa saja suatu saat kita menghadapi kesulitan untuk bersaksi.

Mari kita beribadah secara spiritual bukan sekadar ritual, sebab kita masih diberi kebebasan untuk beribadah.

Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Apakah mungkin kita akan mendapatkan larangan untuk beribadah dan bersaksi pada masa yang akan datang?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yosua 16-18