Jumat, 21 Juni 2024

MENGHORMATI AYAH DAN IBU

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 15:4-9

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 15:4!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang memerintahkan agar kita menghormati ayah dan ibu kita?
  2. Apakah akibatnya jika kita tidak menghormati ayah dan ibu kita?
  3. Coba beri contoh praktis yang harus kita lakukan dalam hal menghormati ayah dan ibu kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Di dalam Perjanjian Lama, Allah sangat menekankan agar kita menghormati ayah dan ibu kita.

Penekanan tersebut mengandung sebuah hukuman jika kita tidak melakukannya, sehingga hal tersebut sangat penting untuk kita perhatikan.

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20:12).

“Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.” (Keluaran 21:17).

“Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri.” (Imamat 20:9).

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Ulangan 5:16).

”Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.” (Kolose 3:20).

”Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.” (Efesus 6:1).

Alasan mengapa penting bagi kita untuk menghormati ayah dan ibu kita karena kita harus tunduk kepada otoritas diatas kita sebagaimana kita tunduk dan hormat kepada Tuhan supaya tidak terjadi pemberontakan.

Agar kita dapat menghormati ayah dan ibu kita maka kita harus memulainya dengan memahami hukum yang utama dari perintah Tuhan yaitu kita harus mengasihi Tuhan dan akibatnya kita juga akan mengasihi sesama kita termasuk ayah dan ibu kita.

“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:36-39).

Namun untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita harus dimulai dari pemahaman bahwa Allah sangat mengasihi kita.

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19).

Dengan memahami bahwa Allah telah mengasihi kita maka kita dapat mengasihi Allah dan sesama.

Dengan demikian kita juga dapat mengasihi ayah dan ibu kita dengan cara menghormati mereka, supaya kita berbahagia dan panjang umur, karena hal inilah yang dikehendaki oleh Tuhan.

Diskusikanlah di dalam komunitas saudara bagaimana cara saudara dalam mengasihi dan menghormati ayah dan ibu saudara!

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 40-45

Kamis, 20 Juni 2024

HUBUNGAN ANAK DAN ORANG TUA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 6:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah seharusnya dilakukan anak-anak kepada orang tua?
  2. Apakah dampak ketaatan kepada orang tua?
  3. Bagaimana cara seorang bapa membangkitkan amarah anaknya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 1:4).

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus bertujuan jemaat bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat dan pernyataan Bapa yang mulia.

Paulus merindukan agar jemaat hidup layak di hadapan Allah.

Oleh karena itu, Paulus berusaha menguatkan iman dan dasar rohani jemaat Efesus  dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan “dalam Kristus”  untuk gereja dan untuk setiap orang.

Empat pasal awal Paulus menulis pengajaran penebusan orang percaya dan dua pasal terakhir berisi praktik kehidupan orang Kristen, termasuk hubungan anak-anak dan orang tua.

Taat dalam kamus bahasa Indonesia berarti senantiasa tunduk.

Dalam hal ini senantiasa tunduk kepada orang tua. Sedangkan dalam bahasa Yunani taat yang dimaksud adalah bertindak di bawah wewenang orang yang berbicara, yaitu benar-benar mendengarkan orang yang memberi perintah.

Mendengar dan melakukan perintah orang tua.

Taat kepada orang tua berarti benar-benar mau mendengarkan orang tua dan melakukan perkataan atau perintah orang tua.

Hormat menurut kamus Bahasa Indonesia, Hormat berarti menghargai (takzim, khidmat, sopan) perbuatan yang menandakan rasa khidmat atau takzim.

Sedangkan berdasarkan bahasa Yunani, hormat yang dimaksud adalah memberikan nilai (memberi kehormatan), karena mencerminkan harga diri (nilai, betapa berharganya) yang melekat padanya oleh yang melihatnya.

Hormat kepada orang tua berarti menghargai kedudukan orang tua dan dilakukan dengan sikap hormat, sopan, khidmat. 

Dampak dari taat dan hormat kepada orang tua sungguh luar biasa; berbahagia dan panjang umur.

Sebaliknya kalau tidak hormat kepada orang tua dapat menjadikan kita kehilangan kebahagiaan dan tidak panjang umur.

Mengapa demikian? ketika kita tidak taat dan hormat kepada orang tua, kita sedang memberontak kepada orang tua dan melawan perintah Tuhan.

Saudara, orang tua, terutama bapa-bapa mendapat perintah supaya tidak membangkitkan amarah anak-anak.

Sepertinya pada zaman Paulus, bapa-bapa masih mewarisi budaya dimana otoritas seorang pria sangat besar, pada zaman itu seorang ayah boleh melakukan kekerasan kepada anaknya sebagai bagian dari proses pendidikan dan boleh memaksa anak-anaknya mengerjakan yang tidak sepatutnya.

Sebaliknya pada bapa di Efesus diajarkan untuk mendidik anak-anak dengan ajaran dan firman Tuhan, bukan kekerasan.

Renungkanlah, apakah saudara sungguh-sungguh sudah taat dan hormat kepada orang tua.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 36-39

Rabu, 19 Juni 2024

PERAN ANGGOTA KELUARGA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KOLOSE 3:18-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang menjadi kewajiban suami?
  2. Apakah yang menjadi kewajiban istri?
  3. Apakah yang menjadi kewajiban anak-anak?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:18-21).

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose memiliki dua tujuan, yaitu untuk memberantas ajaran sesat yang hendak menggantikan keutamaan Kristus dan kedudukannya sebagai inti dalam ciptaan, pernyataan, penebusan dan gereja. 

Selain itu juga untuk mengajarkan hidup baru dalam Kristus dan tuntunan untuk orang percaya.

Seperti tulisan-tulisan Paulus lainnya, pada dua pasal di awal Paulus mengajarkan prinsip-prinsip sedangkan dua pasal selanjutnya mengajarkan implementasi praktis, termasuk di dalamnya tuntunan praktis kehidupan dalam keluarga.

Dalam Pasal 3, diajarkan bagaimana Istri harus tunduk kepada suami namun dengan penekanan pada keharusan di dalam Tuhan.

Sedangkan suami harus mengasihi istri dengan penekanan pada cara memperlakukan istri dengan lembut (Tidak dengan kasar). 

Selain itu diajarkan juga bagaimana cara anak-anak harus taat kepada orang tua dalam segala hal.

Paulus menekankan keindahan dalam ketaatan anak-anak.

Yang dimaksud keindahan dalam ketaatan anak-anak kepada orang tua adalah menyenangkan hati Tuhan. 

Anak-anak dapat menyenangkan hati Tuhan dengan cara belajar taat kepada orang tua.

Paulus tidak hanya mengajarkan ketaatan anak kepada orang tua, juga mengajarkan cara bapa-bapa memperlakukan anak-anak.

Anak-anak yang mendapat perlakukan kasar dan keras  dari bapa selain menimbulkan kepahitan, juga  akan kehilangan gambaran Bapa yang benar.

Ingat, seorang bapa di bumi diberikan tanggung jawab untuk mengajarkan Bapa di sorga kepada anak-anaknya, terutama dengan teladan hidup.

Cara memperlakukan anak-anak dengan baik memudahkan anak-anak mengenal sifat-sifat Bapa di sorga.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana menjadi anggota keluarga yang hidup dalam kebenaran.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 32-35

Selasa, 18 Juni 2024

SUAMI ISTRI HIDUP DALAM KEBENARAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 5:22-30

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang harus dilakukan seorang istri?
  2. Apakah yang harus dilakukan seorang suami?
  3. Hubungan antara Suami dan istri menggambarkan hubungan Kristus dan jemaat, apakah maksudnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya “. (Efesus 5:22-25).

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus bertujuan jemaat bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat dan pernyataan Bapa yang mulia.

Paulus merindukan agar jemaat hidup layak di hadapan Allah.

Oleh karena itu, Paulus berusaha menguatkan iman dan dasar rohani jemaat Efesus  dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan “dalam Kristus”  untuk gereja dan untuk setiap orang.

Empat pasal awal Paulus menulis pengajaran penebusan orang percaya dan dua pasal terakhir berisi praktik kehidupan orang Kristen, termasuk hubungan suami dengan istri.

Suami dan istri secara ideal seharusnya menggambarkan hubungan Kristus dengan jemaat.

Oleh karena itu, penundukan istri kepada suami disamakan dengan penundukan jemaat kepada Kristus, sebaliknya kasih suami kepada istri disamakan dengan kasih Kristus kepada jemaat.  

Seorang istri yang memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan Yesus, akan memiliki hati yang tunduk kepada Tuhan, oleh karena itu dia akan tunduk kepada suaminya karena Tuhan.

Demikian juga seorang suami yang memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan akan memahami kasih Tuhan kepada dirinya, dan dia akan menggunakan kasih itu untuk mengasihi istrinya dengan segenap hati.

Saudara, supaya suami dan istri dapat saling mengasihi, maka keduanya harus memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan di dalam doa dan penyembahan. Suami dan Istri harus terus mengalami Tuhan.

Selain itu, keduanya juga harus memahami kasih Tuhan. Prinsipnya dituliskan dalam Efesus 3:18-19, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan”.

Jadi, tidak hanya pengalaman rohani yang harus dibangun, tetapi juga perlu pemahaman (pengetahuan rohani).

Saudara, suami dan istri yang hidup dalam kebenaran akan menghasilkan keturunan rohani dan jasmani yang juga takut akan Tuhan.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana implementasinya bagi jemaat yang belum berkeluarga.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 26-31

Senin, 17 Juni 2024

SEISI RUMAH BERIBADAH KEPADA TUHAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOSUA 24:13-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yosua meminta orang Israel memilih kepada siapa akan beribadah?
  2. Siapakah yang dipilih Yosua dan seiri rumahnya untuk beribadah?
  3. Apakah komitmen beribadah ada pada keluarga saudara?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15).

Perintah Yosua untuk memilih Tuhan atau berhala, bukan berarti dia membiarkan mereka bebas, apakah mereka akan mengabdi kepada Tuhan atau berhala; karena Yosua sendiri tidak mempunyai kuasa seperti itu, dan tidak dapat memberikannya kepada orang lain, sebab dia maupun orang Israel diwajibkan oleh hukum Musa untuk beribadah hanya kepada Tuhan.

Kata-kata Yosua merupakan sindiran, yang menyiratkan bahwa penyembahan kepada Tuhan sangatlah masuk akal, perlu, dan bermanfaat, terutama setelah mengalami perjalanan masuk tanah perjanjian yang disertai berbagai mujizat dari Tuhan.

Jadi, tidaklah sepantasnya orang Israel akan memilih allah orang amori.

Yosua memprovokasi orang Israel untuk lebih cepat mengikatkan diri mereka kepada Tuhan melalui pilihan mereka sendiri.

Yosua sendiri menegaskan pilihannya untuk beribadah hanya kepada Tuhan, dia dan seluruh keluarganya.

Saudara, dalam budaya Indonesia seringkali terdengar keyakinan keliru, yaitu dalam sebuah keluarga pastilah akan ada  satu anggota keluarga yang tidak berhasil atau gagal.

Keyakinan ini tidak alkitabiah dan patut dibuang dari pikiran kita.

Sepatutnya kita memiliki keyakinan seperti Yosua, bahwa dia dan seisi rumahnya akan beribadah atau melayani Tuhan.

Saudara, sebagai orang benar kita memiliki janji Tuhan, bahwa keturunan kita akan diberkati. Inilah yang perlu kita yakini dan hidupi bersama.

Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti” (Mazmur 37:25).

Kita dan seisi rumah kita akan terus melayani Tuhan.

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah yang dimaksud orang benar dan bagaimana dampaknya pada keluarga.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 21-25

Minggu, 16 Juni 2024

MEMBANGUN KELUARGA DENGAN DASAR KRISTUS

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 127:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah kita sudah membangun kehidupan rumah tangga dengan melibatkan Tuhan?
  2. Apakah kita sudah melibatkan Tuhan dalam pendidikan atau karir?
  3. Apakah maksud Dia memberikan kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur”. (Mazmur 127:1-2).

Saudara, Tuhan  yang menciptakan keluarga, yaitu suami, istri dan anak-anak.

Namun sering sekali orang membangun keluarga tanpa melibatkan Tuhan, Sang Pencipta keluarga.

Seorang kontraktor bangunan membangun gedung berdasarkan gambar yang telah dibuat seorang arsitek.

Kalau kontraktor membangun gedung tidak sesuai desain arsitek dan mengurangi kualitasnya, maka gedung yang dibangun tidak sesuai standar.

Gedung mungkin tidak memiliki kekuatan seperti seharusnya.

Keluarga dapat diibaratkan sebuah gedung.

Proses membangunnya tidak boleh dilakukan asal-asalan.

Tidak boleh dibangun berdasarkan pengalaman masa lalu dalam sebuah keluarga.

Tidak boleh juga dibangun berdasarkan selera seorang pria (suami).

Tidak boleh menggunakan desain dari pihak lain, harus menggunakan desain dari Tuhan.

Saudara, Alkitab adalah sumber utama untuk referensi membangun keluarga.

Tentu saja teladan keluarga-keluarga Kristen lain dapat juga mendukung pemahaman kita terkait proses membangun keluarga.

Berdasarkan mazmur yang di tulis Salomo, membangun rumah akan sia-sia apabila tidak melibatkan Tuhan.

Demikian juga, orang yang membangun keluarga tanpa melibatkan Tuhan akan menghasilkan kesia-sian belaka.

Menurut Mazmur, orang-orang yang tidur dengan nyenyak adalah orang-orang yang menikmati penyertaan Tuhan.

Mereka percaya terhadap penyertaan Tuhan, sehingga tidak ada yang mengganggu pikirannya sehingga dapat tidur nyenyak.

Tuhan bekerja atas hidup mereka, karena mereka percaya kepada Tuhan.

Mereka tidak ragu akan masa depan hidupnya, Tuhan yang akan menyediakan yang terbaik.

Saudara, Percayakan proses membangun keluarga kepada Tuhan.

Sebab Dia yang paling tahu tentang keluarga dan Dia yang paling tahu masa depan.

Dia tahu apa yang menjadi kebutuhan keluarga.

Diskusikan dalam kelompok PA, apakah sudah membangun keluarga/karir/pendidikan dengan melibatkan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 17-20

Sabtu, 15 Juni 2024

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YEREMIA 32:16-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah Barukh bin Neria?
  2. Adakah sesuatu yang mustahil bagi Allah? Mengapa?
  3. Siapa yang telah terbukti kesetiaan-Nya terhadap janji-janjiNya?
  4. Apa janji Allah yang telah dikerjakan dalam hidupmu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, Yeremia mendapatkan firman Allah bahwa sepupunya, anak pamannya, akan datang meminta Yeremia untuk membeli atau menebus waris yang jatuh kepada sepupunya.

Yeremia adalah sepupu dari Hanameel, maka Yeremia adalah orang yang wajib atau berhak menebus untuk membeli tanah warisannya.

Firman itu terbukti benar bahwa sepupunya, Hanameel, meminta kepada nabi Yeremia untuk menebus waris yang bagiannya kemudian dijualnya kepada sepupunya sendiri, anak pamannya, yaitu nabi Yeremia.

Barukh adalah seorang juru tulis dari Nabi Yeremia, yang menuliskan ketika nabi itu mendapatkan wahyu ilahi.

Barukh menuliskan kata-kata yang keluar dari mulutnya, kata-kata yang diilhamkan Roh Kudus dalam batin Nabi Yeremia.

Nabi Yeremia adalah seorang nabi yang banyak bernubuat tentang Israel, termasuk tentang Mesias, Yesus Kristus, meskipun tidak sebanyak nabi Yesaya.

Nabi Yeremia menubuatkan bahwa Israel akan dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun.

Dia juga menyatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, apapun Dia dapat lakukan jika Dia berkehendak!

Saudara, banyak mujizat terjadi pada zaman Yesus Kristus di muka bumi ini. Yesus pernah berkata:

Yohanes 14:12-14 ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

Suatu janji yang dapat dipercaya, bahwa jika kita memintanya maka Yesus akan mengabulkannya, sehingga Bapa dimuliakan di dalam Anak-Nya. Oleh karena itu, Yesus pernah berkata:

Markus 9:23 ”Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”

Yesus juga pernah berkata bahwa jika kita percaya, maka Tuhan akan melakukannya bagi kita.

Markus 10:51-52 ”Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”

Yesus Kristus pernah berkata mengenai hal-hal yang mungkin dianggap mustahil bagi banyak orang, namun tidak mustahil dan dapat terjadi jika kita percaya:

Markus 11:22-26 ”Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)”

Saudara, tidak ada yang mustahil bagi Allah, semua orang juga tahu hal itu.

Namun, ternyata, tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! Nah, hal inilah yang sering tidak terjadi karena adanya kebimbangan dalam hati orang percaya.

Oleh karena itu, Yakobus dengan jelas mengatakan:

Yakobus 1:6-8 ”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

Dari beberapa ayat firman Tuhan di atas, marilah kita meminta atau melakukan sesuatu dalam iman kepada Bapa di dalam nama Yesus Kristus.

Jika kita meminta atau melakukan sesuatu dalam iman tanpa ragu atau bimbang, kita akan melihat bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada Tuhan.

Haleluya, puji Tuhan, Amin!

Mengapa ada orang yang berdoa untuk seseorang yang sakit, tetapi orang itu tidak sembuh bahkan meninggal dunia setelah didoakan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 9-16

Jumat, 14 Juni 2024

MEMENUHI BAITNYA DENGAN KEMEGAHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

HAGAI 2:5-9

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dalam rangka kerja apa, Tuhan melalui nabi Hagai mengatakan “Kuatkanlah hatimu” kepada beberapa orang di Yerusalem waktu itu?
  2. Allah pernah mengikat perjanjian dengan bangsa Israel. Kapan perjanjian tersebut dibuat?
  3. Ketika Allah mengguncang langit, bumi, laut, dan daratan serta bangsa-bangsa, apa yang akan terjadi dengan kekayaan bangsa-bangsa?
  4. Apa saja yang dinyatakan Tuhan sebagai milik-Nya sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan bahwa benda itu milik Dia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Koresh menjadi raja di Kerajaan Persia menggantikan Kerajaan Babilonia sebagai penguasa dunia pada saat itu, Tuhan Allah menggerakkan dia untuk membangun Bait Allah di Yerusalem tanah Yehuda seperti yang tertulis dalam tulisan nabi Ezra.

Ezra 1:1-4 ”Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem.”

Lalu orang-orang Israel pulang dari pembuangan dan kembali ke Israel terutama ke Yerusalem.

Setelah mereka tiba di Yerusalem, pada bulan ketiga setelah kedatangan mereka, mereka mulai membangun mezbah agar dapat beribadah kepada Tuhan Allah Israel.

Kemudian, pada tahun kedua bulan kedua, mereka memulai pembangunan Bait Allah.

Ezra 3:10-11 ”Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan.”

Ezra 4:1-5 ”Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel, maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka: “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari.” Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga orang Israel yang lain berkata kepada mereka: “Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia.” Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka.”

Penundaan pembangunan berlangsung mulai dari zaman Ahasyweros hingga zaman Raja Artahsasta, raja Persia, yang menghentikan pembangunan rumah Tuhan itu, hingga tahun kedua masa pemerintahan Darius sebagai raja Persia.

Namun, Nabi Hagai dan Zakaria bin Ido, keduanya bernubuat atas orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan Yerusalem atas nama Allah.

Pada saat itu, Zerubabel dan Yesua mulai membangun rumah Allah di Yerusalem, didampingi dan dibantu oleh para nabi Allah.

Tetapi pada waktu yang sama, datanglah Tatnai, bupati daerah sebelah barat Sungai Efrat, bersama dengan Syetar-Boznai dan rekan-rekan mereka, dan beginilah katanya kepada mereka, “Siapakah yang memberi perintah kepadamu untuk membangun rumah ini dan menyelesaikan tembok-tembok ini?” (Ezra 5:9).

Hagai 1:1-14 ”Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN. Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.” Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN. Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: “Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN.” TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka.”

Hagai 2:2-4 ”dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian: Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?”

Keadaan rumah Tuhan inilah yang kemudian direnovasi oleh Raja Herodes menjadi megah yang terlihat pada zaman Yesus berada di bumi, namun kemudian dihancurkan oleh Jenderal Titus pada tahun tujuh puluh Masehi.

Nubuatan bahwa rumah Tuhan yang akan datang, jauh lebih baik dari yang dulu, masih belum terwujud.

Banyak penafsir mengatakan bahwa rumah Tuhan yang akhir akan jauh lebih mulia daripada yang pernah ada sebelumnya.

Rumah itu akan dibangun pada zaman seribu tahun, dan beberapa menafsirkan bahwa rumah itu akan dibangun menjelang akhir zaman yang memicu terjadinya perang akhir zaman pada zaman Anti-Kristus, dan sebagainya.

Namun, Kitab Nabi Hagai juga mencatat keadaan rumah Tuhan yang akhir itu:

Hagai 2:7-10 ”Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”

Saudara, mari kita mempercayai janji atau firman Tuhan semesta alam yaitu Bapa Yesus Kristus, Tuhan kita.

Hal itu pasti terjadi, namun mari kita juga terus memelihara Bait Allah yang juga merupakan tubuh kita dan gereja kita yang telah kita sepakati: “Our Church, Our Home.”

Mari kita terus memperkokoh kesatuan tubuh Kristus dalam jemaat GKKD-BP, jemaat tubuh Kristus se-Kota Bandung.

Haleluya, puji Tuhan, Amin!

Kapan bait Allah yang lebih megah dari bait Salomo itu akan dibangun?

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 1-8

Kamis, 13 Juni 2024

MENCERMINKAN KEMULIAAN TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 3:16-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Ketika seseorang bertobat dan berbalik kepada Tuhan, apa yang akan diambil dari dia?
  2. Dimana kemerdekaan yang sejati atau sebenarnya dapat ditemukan?
  3. Siapakah yang dapat mencerminkan kemuliaan Tuhan?
  4. Pernahkah saudara menyadari bahwa saudara sedang berubah menjadi serupa dengan Yesus, yaitu gambar Allah yang tidak terlihat?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika kita dilahirkan kembali melalui air baptisan selam, Allah, Bapa Tuhan Yesus Kristus, memberikan anugerah kepada kita yaitu Roh-Nya sendiri yang diam dalam kita.

Sejak saat itu, kita disebut sebagai anak-anak Allah. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Yohanes:

Yohanes 1:12 ”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”

Dari firman Tuhan ini, kita mengetahui bahwa kita memiliki kuasa untuk menjadi anak-anak Allah seperti Yesus Kristus.

Satu kebiasaan yang sangat patut kita tiru dari Yesus adalah bahwa Dia selalu berhubungan dengan Bapa-Nya, seperti Yesus selalu menanyakan segala sesuatu kepada Bapa.

Markus 1:35 ”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”

Kebiasaan ini yang di contoh oleh anak-anak Tuhan dengan kegiatan bersama Tuhan dalam saat teduh, di tempat pribadi seperti ruangan khusus, dan sebagainya.

Mereka membaca, merenungkan firman Allah dan berdoa.

Kadang-kadang hal ini dilakukan berjam-jam bahkan ada yang melakukannya sampai berhari-hari, tanpa gangguan dari kegiatan lain.

Seringkali ini dilakukan pada waktu liburan bahkan ada yang sengaja cuti dari pekerjaan untuk bersekutu dengan Tuhan.

Mereka melakukan hal ini ketika seseorang mencari kehendak Allah dalam hal-hal seperti pilihan sekolah, pasangan hidup atau menentukan pekerjaan.

Saudara, melalui doa ini juga kita bisa mendapatkan keyakinan dan meraih damai sejahtera tentang suatu keputusan yang akan kita ambil.

Tuhan Allah Bapa kita membeli hidup kita dengan harga yang sangat mahal.

1 Petrus 1:18-19 ”Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”

1 Korintus 6:19-20 ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Tuhan Allah menghendaki agar kita memuliakan Dia dengan tubuh kita, bukan hanya dengan harta atau apapun yang kita miliki, karena semuanya itu adalah milik Allah.

Sama seperti Yesus Kristus yang mempersembahkan tubuh-Nya, Dia juga menginginkan agar kita memuliakan Dia dengan tubuh kita, bukan dengan uang atau harta yang kita miliki karena semuanya itu adalah pemberian-Nya kepada kita, anak-anak-Nya.

1 Korintus 4:7 ”Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”

Saudara, semua yang ada pada kita adalah pemberian dari Bapa kita yang dianugerahkan kepada kita melalui Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal.

Tuhan Allah Bapa, Tuhan Yesus, menghendaki agar kita menghidupi pekerjaan baik yang telah dipersiapkan bagi masing-masing kita.

Tuhan menginginkan agar setiap dari kita memuliakan Dia melalui kehidupan kita.

Kita mencerminkan kemuliaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang datang kepada Yesus melalui kesaksian hidup kita yang mencerminkan kemuliaan-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

Haleluya, puji Tuhan. Amin!

Apa hal-hal yang tidak mencerminkan kemuliaan Allah dan hal-hal apa yang mencerminkan kemuliaan Allah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Ayub 40-42

Rabu, 12 Juni 2024

DIBAHARUI DI DALAM ROH DAN PIKIRAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 4:20-24

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dipelajari oleh jemaat Tuhan?
  2. Apa yang dapat kita ketahui melalui Yesus?
  3. Apa yang akan menjadi akhir hidup kita jika kita tidak meninggalkan manusia lama kita?
  4. Apa yang terjadi dengan Roh dan pikiran kita ketika kita menanggalkan manusia lama kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, karena kasih karunia, kita diselamatkan oleh iman, dan melalui iman itu kita memiliki Roh Kudus dalam hidup kita dan Kristus tinggal di dalam hati kita. Kristus dalam Roh Kudus akan mengajarkan kita Firman Allah dari dalam batin kita.

Melalui berbagai persoalan yang timbul dalam hidup kita, pikiran dan perasaan kita akan mengalami akibat dari persoalan tersebut.

Reaksi kita tergantung pada apa yang ada dalam hati dan pikiran kita.

Jika hidup kita masih terikat pada cara hidup yang lama, maka reaksi kita akan sangat dipengaruhi oleh emosi dan pikiran kita.

Jika persoalan itu menguntungkan, kita akan merasa senang namun jika itu merugikan, maka reaksi kita akan berupa kemarahan dan kesedihan.

Namun, jika kita sudah lahir baru, maka reaksi kita juga ditentukan oleh persoalan yang terjadi.

Jika merugikan, kita akan terdiam kemudian berdoa dan mulai bersyukur karena Roh Kudus akan mengajar kita untuk menerima setiap hal dari persoalan tersebut.

Baik untung maupun rugi, Sang Guru yaitu Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita akan Firman Tuhan untuk memperoleh jalan keluar dari persoalan itu.

Roma 8:28 ”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Dengan memahami Firman Tuhan, kita bersyukur dapat menguasai hati dan pikiran kita, karena kita yakin bahwa Tuhan akan membawa kebaikan dalam hidup kita demi tercapainya rencana Allah dalam kehidupan kita.

Reaksi dan tindakan kita sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan pikiran kita.

Suasana hati kita juga dipengaruhi oleh pikiran kita.

Oleh karena itu, pikiran kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, agar Roh Allah dapat menguasainya sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Saudara, ketika kita percaya dan mengalami kelahiran baru, sebaiknya kita bergabung dalam komunitas orang percaya agar memiliki saudara-saudara yang dapat mengarahkan dan menolong kita saat menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan kehendak atau tidak menyenangkan.

Dengan adanya teman-teman yang siap membantu dengan nasihat, arahan, atau dukungan lainnya, kehidupan rohani kita tetap terjaga walaupun lambat, namun tidak mengalami kerusakan.

Dalam kondisi seperti ini, kita memerlukan saudara-saudara yang dapat membimbing kita bisa melewati masa-masa sulit dengan baik.

Dengan melihat kenyataan hidup setelah beriman, dengan bantuan teman-teman yang terlebih dahulu hidup dalam Kristus, maka kita dapat belajar bagaimana menjalani hidup dalam Tuhan dengan mengikuti arahan dan nasihat dari saudara yang membimbing atau mementori kita.

Dengan demikian, kehidupan kita dapat diarahkan agar tidak mengalami kejatuhan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan yang muncul.

Saudara, Roh Kudus membimbing kita melalui arahan seorang kakak rohani, mentor, atau pembimbing yang kadang-kadang disebut sebagai bapak atau ibu rohani.

Dalam periode pertumbuhan ini, pengaruh saudara yang bersedia membagi waktunya untuk membimbing kita sangatlah besar, sehingga pikiran dan perasaan kita dapat berkembang secara rohani dengan wajar.

Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam kitab:

Roma 12:2 ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Pertumbuhan rohani kita akan maju secara progresif jika kita sungguh-sungguh mau dimentori oleh seorang kakak rohani.

Pengaruh seorang kakak rohani sangatlah besar bagi kita.

Pertumbuhan rohani kita dapat berlangsung dengan wajar seiring dengan waktu pertumbuhan kita sehingga roh, jiwa, dan tubuh kita dapat terjaga dengan baik.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yang berarti kita bukanlah individu yang mandiri, tetapi makhluk yang saling bergantung satu sama lain.

Tuhan juga menciptakan kita untuk hidup dalam kesatuan, maka sangat penting bagi kita untuk hidup dalam persekutuan kesatuan, dll.

Untuk menjadi individu dalam suatu kesatuan diperlukan pandangan yang sehat yang berarti kita diharapkan memiliki pikiran dan perasaan yang telah diubah dari gaya hidup lama yang duniawi menjadi individu yang menjadi bagian dari persekutuan atau kesatuan rohani.

Agar kesatuan dan persekutuan tersebut dapat berjalan dengan baik, setiap individu harus mengalami perubahan dalam roh dan pikiran, sehingga setiap anggota di dalam persekutuan atau komunitas dapat saling membangun dan membuat komunitas atau persekutuan tersebut menjadi suatu kesatuan yang kuat.

Saudara, itulah sebabnya seorang penulis dalam kitab Perjanjian Baru menulis:

Ibrani 10:24 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”

Hal yang penting agar semua anggota suatu perkumpulan rohani, komunitas rohani atau persekutuan adalah saling memperhatikan satu sama lain.

Saling memperhatikan merupakan cara hidup yang harus diajarkan oleh para pemimpin agar komunitas tersebut dapat maju.

Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam:

Kisah Para Rasul 2:44-47 ”Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”

Dengan saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan perbuatan baik, setiap saudara yang mengalami masalah dapat dilayani dengan baik.

Hal ini membuat banyak orang di luar komunitas melihat dan mendengar bagaimana adik, tetangga, kerabat, atau teman sekantor mereka yang sebelumnya mengalami masalah keuangan telah mengalami perubahan hidup.

Mereka mendapat arahan, mentoring, dan bimbingan dalam kehidupan mereka.

Mereka yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini bekerja keras dan tidak lagi malas-malasan karena didorong dan diperhatikan dalam melakukan pekerjaan yang baik yang mengubah keuangan mereka.

Hal ini akan terlihat oleh orang luar sehingga mereka akan bergabung karena mereka juga berharap mendapat pertolongan.

Haleluya, puji Tuhan. Amin!

Mengapa banyak anak Tuhan, yang telah lama berada di dalam Tuhan namun masih hidup dalam kemiskinan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Ayub 38-39