Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa lebih berguna Yesus kembali kepada Bapa daripada Dia terus bersama dengan murid-muridNya?
Siapa yang akan menginsafkan dunia tentang dosa?
Mengapa dunia tidak percaya kepada Yesus?
Dunia akan insaf akan kebenaran, mengapa?
Saudara, Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang ketiga. Hal ini dituliskan oleh Musa dalam:
Kejadian 1:1-2“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.”
Tri Tunggal dinyatakan secara nyata dalam ayat-ayat firman ini. Allah adalah Firman Allah yang menjadikan segala sesuatu dan Roh Allah atau Roh Kudus.
Asal anak Allah yaitu Firman Allah, sedangkan Roh Kudus adalah Roh Allah, atau nafas hidup Allah.
Roh Kudus sebagai nafas Allah merupakan kuasa Allah yang nyata bekerja di dalam kehidupan orang percaya.
Dalam Perjanjian Lama, para nabi sering menunjukkan bagaimana pengurapan Roh Kudus bekerja dalam kehidupan mereka, juga pada para rasul, hamba-hamba Tuhan seperti para hakim-hakim sebelum masa raja-raja.
Hal ini terjadi berkaitan dengan kesalahan Yehuda yang menikahi anak Sua, seorang wanita dari Adulam, yang bukan bagian dari keluarga atau kerabat Abraham.
Hal ini berbeda dengan Ishak yang menikahi Ribka, keturunan Betuel dan Laban, yang merupakan kerabat Abraham.
Maleakhi 2:10-11“Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita? Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.”
Akibat kesalahan Yehuda, maka tidak ada raja di Israel sehingga kekuasaan diberikan kepada para hamba-hamba Tuhan yang disebut hakim-hakim.
Pentahbisan mereka sering dilakukan dengan minyak urapan.
Ketika mereka diurapi, maka Roh Allah berkuasa atas para hakim-hakim itu. Hal yang sama juga terjadi pada raja-raja Israel dan raja-raja Yehuda yang diurapi.
Tuhan Allah menjanjikan bahwa kelak Roh Kudus akan diberikan sebagai berkat bagi orang-orang yang percaya kepada kemesiasan Yesus Kristus.
Efesus 1:13-14“Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Roh Kudus adalah warisan berkat Abraham yang dijanjikan oleh Tuhan Allah bagi keturunan Abraham dan juga untuk seluruh bangsa.
Yesus menyatakan bahwa Ia akan kembali kepada Bapa-Nya, dan kemudian mengutus Roh Kudus untuk menggenapi janji Tuhan Allah.
Yohanes 14:15-17“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Yohanes 14:26-27“tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus bagi murid-muridNya pada waktu itu. Kini, janji tersebut juga berlaku bagi semua orang yang percaya kepada kemesiasan Yesus Kristus dan percaya mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Roh Kudus diutus oleh Bapa dalam nama Yesus Kristus sebagai Roh Kebenaran, Penolong, Pengajar, dan Penghibur.
Yesus pernah berkata:
Yohanes 16:7-13“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.”
Peran Roh Kudus sangat besar agar dunia insaf akan dosa.
Mari kita intim dengan Roh Kudus, sehingga melalui kita, Roh Kudus dapat menginsafkan dunia ini akan dosa.
Ketika kita rela dikendalikan oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus akan memimpin kita untuk menyatakan kebenaran kepada orang-orang dunia.
Kita menjadi saksi yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apa bukti bahwa kita benar-benar mengasihi Yesus, Sang Juruselamat dan Tuhan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dituntut oleh iblis mengenai Simon Petrus?
Apa yang dikatakan Petrus mengenai keputusan hidupnya?
Apa yang terjadi pada Petrus sebelum ayam berkokok dimalam hari itu?
Mengapa para murid ketika diutus Yesus untuk pelayanan, tidak mengalami kekurangan?
Saudara, beberapa kali Yesus berkata bahwa mengikut Dia memiliki syarat dan konsekuensinya.
Lukas 9:23-26“Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.”
Matius 10:37-39“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Bukti bahwa kita mengasihi Yesus Kristus:
Yohanes 14:15“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Yohanes 14:21“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Saudara, dengan tegas Yesus mengatakan bahwa mengikut Dia memiliki syarat, kita tidak bisa mengikut Dia sembarangan.
Dia harus menjadi yang utama dan pertama dalam hidup kita.
Yesus juga pernah berkata bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dan juga kepada mamon sekaligus.
Kita harus memilih antara mamon atau Yesus Kristus.
Iblis sangat ingin agar semua orang berpihak kepadanya dan memberontak terhadap Tuhan Allah. Yesus berkata:
Yohanes 10:10“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Iblis sangat menginginkan agar iman setiap orang percaya digugurkan, namun mungkinkah itu bisa terjadi?
Ketika seorang percaya mengandalkan Tuhan, hal itu tidak mungkin terjadi.
Namun, jika seseorang mengandalkan kemampuannya sendiri untuk melawan iblis, maka imannya bisa saja gugur.
Mengapa? Karena iblis telah berpengalaman selama ribuan tahun dan belum pernah mati.
Dia sangat berpengalaman dalam menggugurkan iman seseorang.
Oleh karena itu, jangan mengandalkan kemampuan kita, tetapi andalkan Roh Kudus yang dapat mengajarkan segala hal yang kita butuhkan.
Dia bisa mengingatkan kita tentang apa yang Yesus pernah katakan dan yang pernah kita pelajari serta mengerti.
Bahkan, Roh Kudus dapat memberitahu kita tentang apa yang akan datang dan terjadi sehingga kita bisa waspada.
Ketika kita mengandalkan Roh Kudus, maka iman kita tidak akan tergugurkan.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Mengapa bisa terjadi ada anak-anak Tuhan yang menghujat Roh Kudus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyebabkan Yesus berkata bahwa pohon itu tidak akan lagi menghasilkan buah selama-lamanya?
Apa yang menyebabkan pohon ara itu layu dan kering?
Apa yang terjadi ketika kita percaya dan tidak bimbang?
Apa khasiat dari doa dengan kepercayaan atau dengan iman?
Saudara, ketika seseorang mengimani dan mempercayai suatu janji Tuhan, diperlukan pemahaman yang benar tentang janji tersebut.
Penulis Ibrani dengan jelas mendefinisikan iman seperti apa:
Ibrani 11:1“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Roma 10:17“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Ketika seseorang mendengarkan firman yang dibacakan atau diberitakan, maka pendengar tersebut dapat menerima anugerah dari Roh Kudus berupa iman atau kepercayaan.
Iman yang timbul menjadi kekuatan atau sumber dari suatu pengharapan.
Salah satu contoh yang ada dalam Alkitab adalah iman yang dimiliki oleh Bapak Abraham:
Roma 4:18“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Abraham adalah seorang bapak yang sudah berumur tujuh puluh lima tahun menerima pesan dan perintah dari Tuhan.
Kejadian 12:1-3 “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Abram percaya terhadap janji dan perintah Tuhan meskipun tidak ada dasar untuk berharap kepada Allah.
Namun, Abram tetap berharap kepada Tuhan yang berjanji.
Abram tidak bimbang, tidak ragu, dan tidak khawatir, ia sangat percaya dan sangat berharap sehingga ia benar-benar melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Ia meninggalkan lingkungan sanak saudaranya bersama ayah, keponakan dan istrinya, lalu berangkat ke Padang Haran.
Setelah ayahnya meninggal di Padang Haran, Abram meninggalkan tempat itu dan menuju Tanah Kanaan. Abram berganti nama menjadi Abraham yaitu “Bapa Bangsa-Bangsa”, dan Sarai berganti nama menjadi Sara yaitu “Ibu Bangsa-Bangsa”.
Ketika Tuhan Allah meminta agar Ishak dikorbankan, Abraham sama sekali tidak takut, penulis Kitab Ibrani menulis:
Ibrani 11:17-19“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.”
Oleh karena iman, maka Abraham dibenarkan dan berkenan hidup sebagai bapak orang-orang percaya.
Roma 4:21-25“dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu “hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”
Oleh karena Abraham percaya dan tidak bimbang, maka ia disebut sebagai bapak orang beriman dan melalui dia semua kaum memperoleh berkat.
Rasul Paulus menuliskan wahyu Roh Kudus:
Efesus 1:13-14“Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Dari tulisan Rasul Paulus tentang berkat Abraham, kita dapat melihat bahwa yang utama adalah Roh Kudus.
Oleh karena itu, mari kita berdoa supaya keturunan Abraham yaitu orang Yahudi dan Arab dapat memperoleh Roh Kudus.
Roh Kudus hanya dapat diterima oleh orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Masih banyak orang Yahudi dan Arab yang belum menerima Roh Kudus dan hal ini menjadi tanggung jawab gereja untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus yaitu memuridkan Israel dan negara-negara Arab.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apa yang menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan dan kebimbangan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang sepatutnya berbahagia?
Apa hasil ujian iman?
Apa yang menyebabkan kita bisa tidak mengalami kekurangan suatu apapun?
Siapa yang tidak akan mendapat apapun dari Tuhan?
Saudara, ketika seorang anak Tuhan menghadapi berbagai masalah, ia sering merasa bimbang, ragu, cemas, kuatir, bahkan sering meragukan kuasa Tuhan.
Keraguan adalah bukti atau tanda ketidakpercayaan dan bagi Tuhan, hal itu adalah dosa.
Meragukan Tuhan berarti penghinaan kepada Tuhan, sedangkan meragukan firman Allah adalah bentuk pelecehan terhadap Tuhan yang berfirman. Janji Tuhan tentang doa, misalnya:
Yohanes 16:24“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Ketika seseorang membaca firman Tuhan, maka secara spontan ia berdoa dalam nama Yesus, memohon sesuatu kepada Tuhan Allah, Bapa yang Mahakasih. Dalam doanya, ia berkata, “Agar aku senang, maka aku meminta sesuatu yang aku perlukan, dan jika doa ini dijawab dan dikabulkan, aku akan merasakan sukacita yang sejati.”
Setelah menunggu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, ternyata doa itu belum dikabulkan.
Akibatnya, orang tersebut mulai meragukan janji Tuhan yang berbunyi, “Supaya penuhlah sukacitamu.” Kata-kata firman Tuhan itu awalnya terdengar menyenangkan, sehingga secara spontan ia berdoa dan memohon sesuatu yang diharapkannya dapat memenuhi sukacitanya.
Saudara, Rasul Yakobus menulis dalam kitab yang ditulisnya:
Yakobus 4:2-3“Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”
Yakobus menyatakan bahwa ada orang yang berdoa tetapi tidak mendapatkan jawaban atau doanya tidak dikabulkan, karena sebenarnya ia tidak benar-benar berdoa atau berdoa dengan cara yang salah.
Yesus pernah mengajarkan tentang doa:
Matius 5:24“tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Yesus mengajarkan bahwa seseorang yang belum menyelesaikan persoalannya dengan saudaranya tidak boleh berdoa.
Ia harus menyelesaikan dulu persoalan tersebut dengan saudaranya, baru setelah itu dapat berdoa.
Jika seseorang tetap berdoa tanpa menyelesaikan masalah dengan saudaranya, maka dapat dipastikan bahwa sebenarnya dia tidak berdoa atau dia bukan benar-benar berdoa.
Berapa lama pun dia berdoa, sebenarnya dia tidak berdoa. Orang seperti inilah yang tidak memperoleh apa-apa, meskipun ia melakukan ritual doa dengan sering dan mungkin juga dalam waktu yang lama.
Oleh karena kesalahan yang dilakukannya sendiri, dia mulai meragukan kebenaran janji atau firman Tuhan.
Keraguan ini menimbulkan mendua hati (ragu-ragu), namun tetap menjalankan ritual doa, sehingga semakin besar keraguan itu, semakin bimbang dan semakin ragu.
Orang-orang seperti ini yang terus-menerus meragukan, justru menambahkan lagi alasan mengapa doa mereka tidak pernah terkabulkan.
Tidak terkabulnya doa membuat mereka semakin tidak mempercayai kebenaran lainnya.
Orang-orang seperti inilah yang sangat mudah disesatkan.
Orang-orang seperti inilah jika mendengarkan ajaran sesat akan mudah terpengaruh karena mereka meragukan kembali iman percaya mereka.
Keraguan ini membuat mereka mendua hati sehingga dengan mudah mereka menerima pengajaran lain.
Akibat kesalahan mereka sehingga mereka meragukan apa yang dijanjikan oleh Alkitab. Begitu mudah mereka tersesatkan akibat pengalaman buruk yang terjadi karena tidak menaati firman Tuhan.
Saudara, mari kita taati perintah Tuhan agar iman percaya kita terbentuk dan kita dapat melihat berbagai mujizat ketika kita percaya kepada apa yang difirmankan oleh Tuhan Allah sehingga kita dapat melihat janji-janji Tuhan terealisasi dalam hidup kita.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apa yang menyebabkan timbulnya keraguan yang akhirnya menyebabkan terjadinya mendua hati?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang lahir dari Allah?
Apa tanda bahwa kita mengasihi Allah?
Siapa yang disebut mengasihi dunia?
Apa yang menjadi sumber kekuatan dan kemenangan kita?
Saudara, dengan jelas penulis kitab Ibrani menuliskan:
Ibrani 11:6“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Saudara, iman adalah alat yang menghubungkan kita dengan Tuhan Allah.
Oleh iman kita, bahkan Tuhan berkenan untuk bergaul dengan kita.
Efesus 3:17“sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Kehadiran Kristus dalam hidup kita adalah penghiburan, sumber kekuatan, dan inspirasi bagi para pemimpin untuk memimpin kawanan yang harus mereka gembalakan.
Yesus pernah berkata tentang diri-Nya, seperti yang ditulis oleh Rasul Yohanes dalam Kitab Injil:
Yohanes 10:14-16 “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”
Saudara, Yesus Kristus adalah Firman Allah, sumber dari iman itu sendiri, dan Ia adalah iman itu sendiri.
Ia tinggal di dalam kita sebagai bait-Nya atau rumah kediaman-Nya.
Oleh iman yang dianugerahkan Allah kepada kita, kita dapat memenangkan setiap peperangan dalam kehidupan kita. Yesus Kristus adalah iman itu sendiri.
Ia adalah Allah yang Mahakuasa dan telah menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik, yang akan berjuang melindungi domba-dombaNya ketika mereka diserang oleh beruang atau serigala.
Yohanes 10:11-15“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”
Oleh karena itu, iman percaya kita adalah sumber kekuatan.
Yesus Kristus adalah Gembala yang berperang bagi kita sehingga kemenangan demi kemenangan akan kita alami ketika kita rela menyerahkan hidup kita kepada-Nya.
Ketika kita bersedia dipimpin oleh-Nya, maka Dia akan berperang bagi kita sehingga kemenangan Dia menjadi kemenangan kita.
Roma 8:37“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
Saudara, marilah kita mendeklarasikan Firman Allah yang kita imani, dan lihat bagaimana Firman itu terealisasi oleh anugerah Allah.
Iman kita mengalahkan dunia.
Firman Allah akan tetap ada selama-lamanya, kekal, dan akan terjadi sesuai dengan apa yang Tuhan Allah telah katakan.
Yesaya 55:11“demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Roma 10:17“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Iman yang timbul dari Firman Kristus adalah kekuatan dan sumber kemenangan bagi kita.
Yesus Kristus adalah iman yang senantiasa membawa kita dalam kemenangan.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang sudah lahir baru, tetapi masih jatuh bangun dalam dosa dan kebiasaan buruk? Mungkinkah hal ini terjadi?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi dengan orang-orang yang hidupnya tidak bercela?
Apa yang terjadi dengan orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya?
Apa yang harus kita kerjakan dengan titah-titah Tuhan yang disampaikan sendiri oleh Tuhan?
Apa jadinya bila kita berpegang pada ketetapanNya?
Pada masa pemazmur menulis tulisan tentang bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan, tidak banyak pada masa itu orang mengenal siapa itu Tuhan.
Generasi bangsa Israel yang pada awalnya mengenal Taurat dengan baik, namun karena semakin bertambah banyak keturunan mereka dan semakin besar pengaruh bangsa-bangsa di sekitar mereka membuat bangsa ini semakin jauh dari pengenalan akan Taurat Tuhan.
Seperti kita ketahui bahwa satu-satunya bangsa yang Tuhan berikan anugerah untuk mengenal kebenaran dan hukum-hukumNya pada saat itu adalah bangsa Israel.
Sejak keluar dari perbudakan Mesir bangsa Israel diajarkan oleh Tuhan berbagai hukum-hukum yang harus mereka patuhi.
Pada dasarnya Tuhan memberikan hukum-hukumNya agar mereka menyadari bahwa Tuhan yang mereka sembah memiliki kebenaran dan hukum yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain.
Bangsa ini dipisahkan secara khusus untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan.
Standar kehidupan mereka tentu berbeda dengan bangsa atau suku bangsa lain yang mengelilingi mereka.
Pemazmur menjadi saksi bahwa Tuhan memenuhi janjiNya untuk mereka yang mengikuti perintah-perintahNya.
Bila kita baca seluruh pasal kita bisa memahami bahwa pemazmur juga mengalami kondisi yang tidak nyaman karena berhadapan dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dengan segala kejahatannya.
Pemazmur memberi kesaksian bahwa di tengah penderitaan karena lingkungan yang jahat dan cela tidak membuatnya menjauh dari Tuhan atau berlaku mengikuti orang-orang fasik pada masa itu.
Hari ini kita berhadapan dengan kondisi yang mungkin tidak jauh berbeda dengan pemazmur, gaya hidup dunia dengan segala standar moral yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, pilihan-pilihan untuk tidak lagi berpegang pada firman Tuhan karena melihat kenyamanan yang ditawarkan oleh dunia di tempat kerja, di kampus atau di lingkungan kita tinggal.
Tidak sedikit demi karir seseorang memutuskan untuk meninggalkan Tuhan.
Kondisi ekonomi yang berat menghasilkan keputusan untuk tidak memberikan persepuluhan lagi dengan berbagai pertimbangan.
Saudara, pemazmur memberikan kesaksian, kebahagian bukan terletak pada sesuatu yang tidak kekal, tetapi didapat dari ketaatan kita untuk hidup sesuai kebenaran Tuhan, apapun keadaan kita.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai dengan nubuatan Yesaya, untuk siapakah seorang anak telah lahir?
Disebut apakah namanya oleh orang-orang?
Bagaimana kekuasaanNya? Bagaimana Ia membesarkan dan mengokohkan kerajaanNya?
Setelah pemerintahan Raja Salomo, Israel terbagi menjadi dua kerajaan: Israel di utara dan Yehuda di selatan.
Ketegangan politik, agama, dan militer di antara keduanya sering kali menjadi fokus perhatian para nabi.
Pada zaman Yesaya, kekuatan besar Asyur terus berkembang, Asyur menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil, termasuk Israel utara (Samaria), sehingga pada saat itu Samaria jatuh ke tangan Asyur.
Yehuda sendiri, meskipun belum jatuh, merasakan ancaman besar dari Asyur.
Rakyat berada dalam ketakutan dan keputusasaan karena ancaman perang dan kehancuran.
Raja-raja Israel seringkali mencari aliansi politik dengan bangsa-bangsa kafir, mereka tidak lagi bersandar kepada Tuhan, sehingga memperparah kondisi spiritual bangsa Israel.
Kedua kerajaan jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala, melupakan hukum Tuhan, dan meniru praktik-praktik kafir bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka.
Ketidakadilan dan penindasan orang miskin menjadi hal yang umum.
Nabi-nabi seperti Yesaya menyerukan pertobatan, tetapi pesan mereka sering kali diabaikan Inilah konteks di mana nubuat Yesaya memberikan janji terang dan pemulihan.
Ditengah kondisi ini Yesaya menyampaikan janji Tuhan mengenai kelahiran seorang anak yang akan membawa kekuasaan yang besar.
Gelar yang luar biasa disematkan kepada anak yang akan lahir ini: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Janji mengenai keadilan dan kebesaran yang akan dibawa oleh Raja Damai ini.
Sesuai referensi Nabi Yesaya hidup sekitar abad ke-8 SM (antara tahun 740-701 SM).
Secara kasar nubuat ini digenapi setelah kurang lebih 700 tahun kemudian, suatu penantian yang tidak pendek.
Janji Tuhan digenapi selalu pada waktu yang tepat sesuai kehendakNya, sekalipun pada masa itu banyak orang Israel, terutama para pemimpin politik dan agama, tidak menanggapi nubuat ini dengan serius.
Mereka lebih memilih untuk mengandalkan kekuatan militer.
Kita menyadari bahwa janji tentang kerajaan yang memiliki kekuasaan yang besar ini bukanlah mengenai kerajaan dunia, namun berbicara mengenai Kerajaan Allah.
Kita adalah warga Kerajaan Allah karena menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Kita hidup dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan dan memiliki damai sejahtera yang tidak berkesudahan.
Kelahirannya yang senantiasa kita peringati setahun sekali setidaknya mengingatkan kita semua bahwa Allah tidak pernah lupa dengan janjiNya.
Kedatangannya seharusnya juga memberikan keyakinan kepada kita bahwa anak cucu kita di masa depan pasti juga akan mewarisi seluruh janji-janjiNya yang kita dengar saat ini.
Jadi mari kita ajarkan mereka untuk setia dan tetap berpegang pada janjiNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa definisi iman menurut Ibrani 11:1?
Karena apa yang membuat kita dapat mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh Firman Allah?
Mungkinkah tanpa iman kita dapat berkenan kepada Allah?
Saudara, ayat Ibrani 11:1 adalah salah satu ayat yang dikenal oleh banyak anak-anak Tuhan bahkan ayat yang menjadi hafalan di luar kepala.
Dan di ayat-ayat selanjutnya mengisahkan tentang belasan pahlawan-pahlawan Iman.
Seandainya apabila kita hidup pada masa itu, kita hidup bersama salah satu dari pahlawan Iman dan menjadi saksi hidup yang dikisahkan di Ibrani 11:1-40.
Bisa saja kita yang menjadi saksi mata tentang apa yang mereka percayai dan yang mereka lakukan dan pada masa itu adalah hal biasa atau hal yang lumrah yang mereka harus hadapi dan jalani tanpa tahu ujung dari apa yang mereka percayai.
Alkitablah yang akhirnya menceritakan bahwa apa yang mereka percayai dan apa yang mereka lakukan pada masa itu adalah merupakan contoh teladan Iman dan banyak hal positif yang kita bisa petik dan teladani dari para pahlawan Iman yang tercatat di kitab Ibrani.
Suatu hari saya pernah bertanya kepada sahabat saya yang dulu rajin berdoa dan juga rajin mengikuti pertemuan doa.
Saya bertanya kepada sahabat saya, kenapa akhir-akhir ini dia sudah jarang ikut dalam pertemuan doa tanpa bermaksud menilai negatif atau menghakimi sahabat saya.
Dalam obrolan yang santai, ringan dan saling percaya sebagai sahabat, akhirnya sahabat saya itu mengungkapkan bahwa dulu memang dia rajin berdoa namun sampai satu titik, dimana ada beberapa doanya sampai saat ini belum dijawab.
Semakin didoakan dia merasa jawaban doa itu semakin jauh, bahkan dalam penantian dia berdoa hidupnya bukan menjadi lebih mudah, malah sebaliknya hidupnya banyak mengalami tekanan. Istilah peribahasanya “sudah jatuh tertimpa tangga juga”.
Sementara di sisi lain, sahabat saya bercerita bahwa ada temannya tanpa beriman pun mereka mendapat segala sesuatu yang mereka inginkan.
Sahabat saya tidak terlalu yakin bahwa iman yang dia miliki saat ini bisa menjawab doanya.
Cerita seperti ini ternyata banyak dialami anak-anak Tuhan juga.
Mereka malas untuk berdoa, mereka enggan bertekun dalam iman mereka, mereka tidak terlalu bergairah untuk lebih sungguh-sungguh melayani Tuhan bahkan cenderung apatis karena iman yang mereka miliki tidak membuat hidupnya lebih baik.
Pembicaraan tentang topik “hidup dengan iman dan berjalan dengan iman” untuk sebagian orang mungkin hal yang biasa dan dapat ditanggulangi, apapun kondisi yang dialami mereka tetap beriman kuat dan teguh.
Namun untuk sebagian orang, hidup dan berjalan dengan iman “ngeri-ngeri sedap” karena dalam prakteknya untuk sebagian orang perlu sekali ditolong dan perlu untuk diteguhkan.
Judul renungan kita di hari ini adalah tentang berjalan dengan Iman.
Apapun kondisi yang kita alami hari-hari ini, mari kita terus belajar berjalan dengan Iman.
Dan Ingat bahwa Iman yang membuahkan hasil itu perlu waktu dan kesabaran.
Surat Ibrani 11:6A dengan tegas berkata tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah yang menjadi masalahmu yang menyebabkan kita tidak lagi memiliki iman yang teguh. Bagaimana solusinya agar kita bisa hidup serta berjalan dengan Iman?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang disarankan oleh Paulus di dalam suratnya, supaya kita lakukan? (Ayat 14)
Apa saja yang diingatkan oleh Paulus kepada Timotius? (Ayat 15)
Siapa yang sebenarnya mengilhamkan penulisan kitab suci? Dan apa manfaatnya untuk kita yang membaca kitab suci? (Ayat 16)
Apa yang diperlengkapi oleh tiap-tiap manusia kepunyaan Allah?
Saudara, masih ingatkah kita tentang tema khotbah di minggu pertama bulan Desember ini?
Betul, judul tema khotbah awal bulan Desember adalah “Hidup secara alkitabiah”.
Jika ada yang bertanya kepada kita, apa maksud atau arti dari tema tersebut?
Kita bisa menjawab, salah satu artinya adalah menjalani hidup sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan yang ada dalam kitab suci.
Pertanyaan selanjutnya apakah mudah untuk hidup sesuai dengan perintahNya? Jawabannya tentu tidak mudah.
Sadarkah kita bahwa hari-hari ini banyak sekali ajaran-ajaran palsu yang mungkin membuat sebagian kita bingung dan ragu untuk memahami dan percaya tentang ajaran murni yang ada di dalam kitab suci?
Apalagi kondisi hidup kita saat ini diperhadapkan dengan banyak sekali tantangan, baik itu tentang keuangan, kesehatan, studi, pekerjaan, usaha, pergaulan dan lain sebagainya.
Apakah iman percaya kita tetap teguh kepada Dia?
Paulus mengingatkan Timotius sebagai anak rohaninya, agar Timotius tetap berpegang pada kebenaran Firman yang pernah diterima sejak kecil.
Hal yang sama saat ini surat Paulus mengingatkan kita juga, supaya kita yang sudah mengetahui kitab suci sedari kecil untuk tetap teguh berpegang kepada kebenaran itu.
Jika status kita saat ini sebagai orang tua yang sudah memiliki anak, perlu sekali sejak dini kita memperkenalkan anak-anak kita tentang ajaran kitab suci.
Jika hari ini kita berstatus remaja dan anak muda, maka perlu sekali kita mengingat kembali dan mau belajar kitab suci yang pernah kita terima sejak di sekolah minggu.
Jika kita saat ini kita petobat baru, maka kita juga perlu belajar dengan sungguh-sungguh tentang kebenaran Firman Tuhan melalui pembimbing rohani yang Tuhan percayakan kepada kita.
Bagaimana kita mengingat Firman Tuhan, jika kita jarang membaca apalagi menghafalkan Firman Tuhan?
Bagaimana kita bisa mengetahui ajaran-ajaran sesat yang saat ini makin marak kita dengar, jika kita tidak mau belajar sungguh-sungguh tentang Alkitab?
Bagaimana kita bisa menang menghadapi berbagai ujian hidup jika kita tidak menjadi pelaku-pelaku Firman?
Ingat saudaraku, bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan kita, untuk memperbaiki kelakuan kita dan untuk mendidik kita dalam kebenaran -2 Timotius 3:16.
Jadikanlah Firman Tuhan sebagai dasar dan pedoman hidup dan tetaplah berpegang pada kebenaran Firman apapun resikonya.
Pada akhirnya, kita menjadi orang yang diberkati oleh Firman yang kita lakukan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah Alkitab yang kita miliki saat ini hanya sekadar bacaan biasa saja atau buku yang ingin untuk di pelajari lebih dalam?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi dengan orang yang mendengar firman tetapi tidak mengerti?
Apa yang terjadi dengan orang yang mendengar firman tetapi tidak berakar?
Apa yang terjadi dengan orang yang mendengar firman tetapi dihimpit oleh kekuatiran dunia?
Apa yang terjadi dengan orang yang mendengar firman dan mengerti?
Perumpamaan tentang seorang penabur sesungguhnya suatu ilustrasi sederhana yang diberikan Yesus kepada murid-muridNya dan orang banyak yang berbondong-bondong mengerumuni Dia.
Pekerjaan seorang penabur, aktivitas yang dilakukannya, serta bagaimana kondisi tumbuhan hasil dari taburan adalah hal yang biasa dilihat kebanyakan orang pada masa itu.
Yesus memberikan perumpamaan bukan untuk merahasiakan kebenaran yang terkandung di dalamnya, namun menggunakan perumpamaan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat dimengerti dan dipahami dengan sangat baik oleh sebanyak mungkin orang-orang yang mengerumuninya.
Sekalipun perumpamaan ini adalah hal yang biasa dalam kehidupan mereka namun tidak semua orang yang mengerumuninya melihat dan mengerti apa yang dimaksud oleh Yesus.
Persoalan utamanya adalah hati mereka sudah menebal, telinganya berat mendengar dan matanya melekat tertutup seperti apa yang dikatakan Yesus. Kita percaya bahwa apa yang dikatakan Yesus mengenai bangsa ini bukanlah suatu kondisi jasmaniah tetapi kondisi hati dan rohani mereka.
Kebenaran tentang penabur ini sangat sederhana tetapi tetap membutuhkan anugerah Tuhan agar seseorang dapat memahaminya dengan benar.
Murid-murid dikatakan oleh Yesus sebagai orang-orang yang berbahagia karena mata mereka melihat dan telinga mereka mendengar, bahkan banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang murid-murid lihat namun tidak bisa melihatnya.
Saudara, perumpamaan ini tidak hanya berbicara mengenai tanah yang baik tetapi juga mengingatkan kita akan siapa yang bisa membuat suatu tanah menjadi baik.
Murid-murid adalah orang-orang yang berkomitmen untuk belajar dan mengikut Yesus serta melakukan apa yang menjadi kehendakNya.
Kita harus ingat bahwa Yesus hanya berjanji kepada murid-murid bahwa Dia akan menyertai mereka sampai akhir jaman, Yesus tidak berjanji kepada semua orang. Ketika murid-murid ini belajar dan mengerti Firman Tuhan serta melakukan dengan pertolongan Roh Kudus maka mereka berbuah berkali lipat.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita benar-benar muridNya?
Marilah kita merenungkan ulang, sudahkah kita mengikuti apa yang diperintahkanNya kepada kita sebagai murid?
Berbuahkah hidup kita berkali lipat seperti yang seharusnya terjadi pada murid-murid Yesus?
Pastikan kita mengevaluasinya bersama Roh Kudus, dan dia akan memberitahu posisi Saudara.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.