Kamis, 7 November 2024

SEORANG SAHABAT MENARUH KASIH SETIAP WAKTU

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

AMSAL 17:17-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dilakukan seorang sahabat terhadap sahabatnya sendiri?
  2. Apa yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal budi?
  3. Apa dampak dari orang yang suka serong hati dan orang yang memutar-mutar lidahnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kitab Amsal adalah kitab yang isinya banyak mengisahkan tentang nasihat-nasihat dan ajakan moral kepada kita orang yang percaya, agar kita menjadi orang-orang yang arif dan bijaksana dalam berbagai hal dalam segala aspek hidup kita.

Pernahkah kita mendengar atau mungkin juga kita pernah mengalami perlakuan teman yang mana mereka “senang melihat kita susah dan susah melihat kita senang?”

Di dalam pertemanan  dengan orang dunia, yakni orang yang tidak mengenal kasih Tuhan, hal tersebut wajar terjadi.

Namun jika hal ini terjadi diantara orang percaya atau sesama anak Tuhan, maka hal ini menggambarkan bahwa kita belum memahami betul tentang kasih sejati yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada kita, yaitu kasih tanpa syarat.

Jika kita sudah mengalami kasih itu, seharusnya kita menjadi teman bahkan sahabat yang dapat mengasihi orang lain, terutama kasih kepada saudara seiman dengan tulus.

Hari-hari ini banyak orang ingin mencari sahabat sejati, bukan sekedar teman.

Mereka tahu bahwa sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar, menyediakan pundaknya untuk bersandar yang menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang pergumulan-pergumulannya, mendoakan dan orang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan segala pergumulannya dengan tidak mengumbar kepada orang lain atau dengan kata lain, seorang sahabat adalah orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Anak-anak kita juga ingin agar kita orang tuanya bukan hanya memiliki status dan fungsi sebagai orang tua saja, namun mereka ingin agar orang tuanya bisa berfungsi sebagai sahabat mereka.

Ada “kesetaraan” antara mereka dengan kita orang tua, sehingga mereka dengan leluasa dan nyaman bergaul dan mencurahkan isi hati mereka tanpa dibatasi otoritas yang cenderung kaku.

Bahkan Yesus juga menyebut kita sahabat, bukan lagi hamba, karena Dia akan memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang telah Dia dengar dari BapaNya –Yohanes 15:15.

Saudara, mari jadikan diri kita bukan hanya sekedar teman biasa, namun menjadi sahabat sejati bagi anak-anak kita, bagi saudara-saudara kita, bagi sahabat-sahabat kita yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Seorang sahabat yang tidak suka bertengkar dan juga tidak suka kepada pelanggaran.

Namun menjadi sahabat yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah kita saat ini hanya menjadi teman biasa untuk saudara-saudara kita? atau apakah kita sudah menjadi sahabat bagi saudara-saudara kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 7-8

Rabu, 6 November 2024

MEMELIHARA KASIH PERSAUDARAAN

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 13:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menjadi alasan agar kita jangan lupa memberikan tumpangan kepada orang lain?
  2. Apa pula yang menjadi alasan agar kita selalu ingat kepada kepada orang-orang hukuman dan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang?
  3. Apa yang hendaknya kita hormati dan apa yang kita tidak boleh cemarkan? (ayat 4)
  4. Perintah apa yang harus kita lakukan di ayat 5?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kasih persaudaraan yang tercantum di Ibrani 13:1 merupakan perintah kepada penerima atau pembaca mula-mula supaya mereka memelihara kasih dan hidup di dalam kasih.

Kasih persaudaraan dalam bahasa aslinya berasal dari gabungan dari kata “Fileo” yang artinya kasih tulus dan murni tanpa menuntut imbalan apa-apa dan “delpho” yang artinya ikatan persaudaraan yang erat.

Jika kedua kata tersebut digabungkan maka menjadi kata “Filadelfia” yang menggambarkan kasih persaudaraan.

Kehidupan jemaat mula-mula yang percaya kepada Kristus pada saat itu sebenarnya sudah saling mengasihi satu dengan yang lainnya, namun karena adanya aniaya dan kesesakan karena Iman percaya mereka, maka penulis Ibrani perlu mengingatkan kembali agar mereka harus tetap menjaga kasih persaudaraan yang sudah terjalin diantara mereka, meskipun dalam situasi yang sulit pada masa itu.

Hal ini berlaku juga atas kita, bahwa kasih yang sudah ada di antara jemaat kita saat ini tetap harus dipelihara dengan baik.

Salah satu tindakan sederhana agar kasih tetap terpelihara adalah kita harus menyadari bahwa semua jemaat setara adanya, artinya tidak ada perbedaan usia, jenis kelamin, strata pendidikan, ekonomi, latar belakang keluarga yang membuat kita berbeda dalam mengasihi seseorang.

Atau dengan kata lain jangan pandang bulu dalam kita mengasihi seseorang.

Ayat Ibrani 13:2 ada perintah bahwa kita jangan lupa memberi tumpangan kepada orang lain atau jemaat.

Memang dalam prakteknya tidak mudah jika ada orang lain atau jemaat yang belum kita kenal dengan baik karena kondisi terpaksa mereka tidak memiliki tempat tinggal sementara, kita langsung mempersilahkan mereka untuk tinggal dirumah kita, atau jika kita memiliki rumah tinggal lebih dari satu, kita mau dengan rela memberikan tumpangan secara cuma-cuma.

Untuk kondisi jaman sekarang, tentu kita bisa berdiskusi dengan pasangan dan anggota keluarga yang ada dirumah kita.

Tindakan sederhana lainnya untuk memelihara kasih persaudaraan di antara jemaat yaitu, kita tidak boleh sewenang-wenang dalam memperlakukan orang lain.

Jangan menjadi hamba uang dan jangan juga karena uang yang kita miliki kita menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Sebaliknya dengan uang yang kita miliki, kita bisa membantu orang atau jemaat lainnya yang berkekurangan tanpa meminta imbalan apa-apa.

Dengan beberapa contoh tindakan sederhana diatas, mari kita semua belajar untuk saling mengutamakan, bukan pribadi atau sekelompok orang/jemaat saja, namun untuk seluruh jemaat.

Mari kita terus pelihara kasih persaudaraan yang sudah ada diantara kita semakin erat dengan hati yang murni dan hati yang tulus, tanpa meminta imbalan apa-apa.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apakah kita saat ini sudah optimal memelihara kasih persaudaraan diantara kita? Jika Ya, Sudahkah kita melakukannya dengan konsisten? Jika belum, apa yang harus kita lakukan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 5-6

Selasa, 5 November 2024

ORANG-ORANG KUDUS YANG MENJADI KESUKAAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 16:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang Daud (Penulis kitab Mazmur) maksudkan dengan orang kudus?
  2. Kelompok orang yang manakah yang bertambah buruk keadaannya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Mazmur 16 ini didahului dengan kata Miktam, lebih tepatnya Miktam Daud.

Miktam oleh penafsir Alkitab ada yang menyatakan bahwa ini berarti Mazmur Emas karena istimewa, ada yang menyebut, inilah prasasti Daud, sebuah Mazmur yang juga menubuatkan tentang Kristus.

Di Mazmur 16 ini, Daud sesungguhnya sedang dalam pelarian dari musuh-musuhnya.

Dan bagaimana Daud sungguh mengharapkan pertolongan Allah saja. “Jagalah aku ya Allah, sebab kepada Mu aku berlindung!” (Mazmur 16:1).

Dan dalam pelariannya, Daud berjumpa dengan orang-orang yang disebutnya sebagai orang kudus.

Orang-orang baik yang kemudian menjadi jalan bagi Tuhan untuk menguatkan Daud.

Saudara, ada saat-saat dimana Allah mengijinkan kita untuk masuk dalam lembah kekelaman, apakah itu kita mengalami sakit yang parah, mengalami kesulitan ekonomi, kehilangan orang yang kita cintai.

Bagi kita yang mengasihi Tuhan, itu semua bisa kita pahami sebagai cara Tuhan entah untuk berkomunikasi dengan kita, atau sebuah ujian agar kita naik kelas ke tingkat kedewasaan rohani yang lebih tinggi.

Lalu bagaimana posisi kita, ketika kita melihat ada saudara seiman yang Tuhan izinkan mengalami lembah kekelaman?

Apakah kita akan seperti sahabat Ayub yang turut menghakimi dengan menyatakan bahwa peristiwa tersebut oleh karena Ayub telah berdosa kepada Tuhan?

Dan kecenderungan untuk menghakimi seperti ini, tanpa disadari sering dilakukan oleh umat Tuhan.

Jika kita memang mengetahui dengan persis, penyebab dari kekelaman yang terjadi pada saudara kita, maka kita bisa datang sebagai sahabat untuk mengingatkan, mendoakan dan memberikan pertolongan.

Tetapi jika kita tidak tahu dengan pasti dan hanya berasumsi atau menduga-duga, maka tidak pantas bagi kita untuk datang dan memberikan penghakiman.

Daud dalam kesukaran yang dia hadapi, dia berjumpa dengan orang-orang kudus yang memberikan peneguhan dan pertolongan.

Siapkah kita untuk dipakai Tuhan sebagai orang-orang kudus, yang dapat memberikan penghiburan bagi orang-orang yang sedang mengalami lembah kekelaman?

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang terbaik yang bisa dilakukan ketika engkau mengetahui ada saudara seiman yang mengalami musibah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 3-4

Senin, 4 November 2024

KASIH PERSAUDARAAN YANG TULUS IKHLAS

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 1:22-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana kita dapat menyucikan diri?
  2. Seperti apakah kita dilahirkan kembali?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Setelah kita dilahirkan kembali, dan Tuhan ingin agar kita terus bertumbuh semakin dewasa.

Dan untuk mendukung pertumbuhan rohani ini, kita memerlukan lingkungan yang baru, komunitas yang baru agar kita bisa saling menguatkan.

Komunitas itu bisa kita dapatkan di persekutuan, di gereja dan tentu di rumah, jika banyak anggota keluarga yang telah dilahirkan kembali terlebih dulu.

Tetapi perlu dipahami bahwa komunitas baru ini bukan berarti bahwa kita menjadi eksklusif dengan tidak bergaul sama sekali dengan lingkungan atau orang yang belum menerima Kristus sebagai Juru Selamat.

Kita tetap bergaul dengan mereka tetapi bukan untuk menikmati kesenangan bersama mereka.

Karena jika ini yang menjadi tujuan, maka kita akan sukar untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan, mengingat nilai-nilai yang berbeda yang kita percayai dan lakukan dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Ingat apa yang Firman Tuhan katakan: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 13:33).

Dalam komunitas umat Allah dimana kita berada, Firman Tuhan menyatakan agar kita hidup dalam persaudaraan yang tulus, seperti yang diungkapkan Rasul Petrus: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (1 Petrus 1:22).

Dalam komunitas umat Tuhan yang heterogen, maka akan ada laki-laki dan perempuan, orang yang berbeda secara sosial.

Ada orang yang memiliki harta yang banyak ada juga yang memiliki harta yang secukupnya, malah mungkin tidak memiliki harta sama sekali.

Ada yang berasal dari lingkungan pejabat negara, dan yang lain umumnya dari lingkungan yang bukan pejabat.

Karena heterogenitas ini, maka bisa saja seseorang bisa tidak tulus dalam bergaul.

Misalnya, orang memperlakukan secara istimewa saudara seiman yang seorang pejabat karena dia ingin diberi kemudahan atau akses untuk menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Atau orang memperlakukan orang yang kaya atau berharta sangat banyak dengan berlebihan agar orang kaya tersebut bisa memberikan bantuan keuangan kepadanya.

Atau ketika ada seseorang yang sangat cantik, maka banyak pemuda yang kemudian berebut untuk mencari perhatian.

Bagi kita yang memiliki keistimewaan, apakah karena posisi penting dalam pemerintahan, atau kekayaan yang berlimpah atau wajah yang rupawan, entah itu sangat cantik atau sangat tampan.

Maka kita harus tetap rendah hati, tidak sombong dan tetap mengandalkan Tuhan saja.

Sedangkan, kita yang berada dalam posisi yang sebaliknya, kita harus tetap bisa mengasihi dengan tulus, bukan dengan motif yang tidak murni.

Kita mengasihi bukan karena berharap memperoleh dari orang tersebut, tetapi kita mengasihi karena dia adalah saudara seiman yang perlu dikasihi dan didoakan.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang terbaik yang bisa dilakukan dalam menjalin pertemanan di kampus, di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 1-2

Minggu, 3 November 2024

SETIAP ORANG YANG MENGASIHI LAHIR DARI ALLAH

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 4:7-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ciri orang yang lahir dari Allah?
  2. Apakah bukti kita mengasihi Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

1 Yohanes 4:8 ”Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”

Lebih dari segalanya, Alkitab menjelaskan dengan jelas bahwa “Allah adalah kasih”.

Allah tidak hanya mengasihi, tetapi Allah adalah definisi kasih yang sesungguhnya.

Allah mengasihi kita sehingga Allah mengutus Putra Tunggal-Nya untuk mati bagi kita.

Kasih-Nya tidak bersyarat, kasih Agape atau Agapao.

Allah adalah Allah pencipta dan misalnya melakukan mujizat, itu adalah perkara yang sangat mudah bagi Allah.

Bagi umat tebusannya, karunia untuk melakukan mujizat itu pun bukan hal yang istimewa.

Yang istimewa adalah jika kita mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih yang tanpa syarat.

Misalnya ada perintah bagi suami untuk mengasihi istri sama seperti tubuhnya sendiri.

Artinya para suami akan mengasihi tanpa harus menunggu istri melakukan perintah untuk tunduk dan hormat kepada suami.

Demikian pula para isteri akan tunduk dan hormat kepada suami, tanpa harus menunggu suaminya mengasihi dia terlebih dulu.

Dalam praktik hal ini tidak mudah, tetapi kasih Agape adalah kasih yang tanpa syarat.

Mengapa karunia melakukan mujizat itu tidak istimewa, karena karunia itu bisa ditiru oleh Iblis.

Ketika Musa melakukan berbagai mujizat di depan Firaun, ada banyak mujizat yang bisa ditiru oleh para ahli atau dukun.

Misalnya ketika Musa dan Harun mengulurkan tangan ke sungai, lalu muncul katak yang memenuhi tanah di Mesir.

Para ahli di Mesir ternyata mampu melakukan hal yang sama -Keluaran 8:6-7.

Sampai taraf tertentu, Iblis mampu meniru untuk melakukan berbagai tindakan mujizat.

Tetapi Iblis tidak akan bisa meniru untuk melakukan tindakan kasih.

Kasih adalah kata benda dengan berbagai definisinya.

Tetapi itu tidak cukup, kasih harus menjadi kata kerja agar kasih memiliki dampak.

Mengasihi, mencintai, menyayangi adalah bentuk kata kerja dari kasih.

Langkah awal untuk mengasihi, kita wajib untuk memberikan maaf atau pengampunan kepada siapa pun.

Jika masih ada orang yang kita sukar untuk memaafkan, mulai lah dari orang tersebut, tanpa perlu menunggu orang tersebut datang untuk meminta maaf.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang akan menjadi langkah-langkah awal untuk menerapkan tindakan kasih kepada sesama.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 23-24

Sabtu, 2 November 2024

SENJATA YANG DIPERLENGKAPI KUASA ALLAH

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 10:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah orang yang dimaksudkan Paulus yang memaksa dia untuk bersaksi atas penyertaan Allah bagi dia?
  2. Bagaimana yang dimaksud Paulus bahwa dia tidak berjuang secara duniawi?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Lukas 10:3 ”Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”

Tuhan Yesus mengumpamakan murid-murid-Nya sebagai kawanan domba yang diutus untuk melayani di dunia yang dipenuhi kumpulan serigala.

Dan Alkitab mencatat bagaimana para murid ketika mereka melayani, mereka dihadapkan kepada banyak orang yang tidak percaya, mulai dari orang biasa, para ahli Taurat, orang Farisi hingga mereka yang memiliki jabatan politik.

Dan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan, banyak dari antara mereka yang dipenjara, disiksa bahkan dibunuh.

Dengan demikian analogi domba di tengah serigala itu sungguh nyata.

Rasul Paulus juga mengalami hal yang serupa, mereka yang menentang pelayanannya bukan hanya berasal dari masyarakat awam tetapi juga para ahli Taurat hingga para pejabat negara.

Dalam pelayanannya, Paulus menghadapi bahaya yang sangat nyata baik dari penyamun, orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi, juga dari saudara palsu, artinya mereka yang berpura-pura menjadi saudara seiman tetapi sesungguhnya mereka menanti waktu yang tepat untuk mencelakakan Paulus -2 Korintus 11:26.

Lalu apa yang Paulus lakukan untuk menghadapi semua itu? Dalam Kitab 2 Korintus 10:3-4  disebutkan: “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.”

Dalam menghadapi bahaya yang mengancam baik secara fisik maupun secara psikis misalnya melalui tuduhan dan fitnah dari saudara palsu.

Paulus tidak membalasnya secara fisik dengan mengangkat senjata, tetapi dengan senjata rohani yang diperlengkapi dengan kuasa Allah.

Apa sajakah senjata rohani tersebut? Dalam suratnya ke jemaat Efesus Rasul Paulus menjelaskan dengan panjang lebar bahwa yang dimaksud senjata rohani tersebut antara lain: ikat pinggang kebenaran, artinya hidup dalam kebenaran.

Jika Paulus tidak hidup dengan benar, dia hanya berpura-pura baik, maka akan sangat mudah bagi para pembenci Paulus untuk menghancurkan kredibilitas Paulus sebagai seorang rasul.

Kita umat percaya saat ini pun sedang diutus oleh Yesus seperti domba di tengah serigala.

Sebagai pegawai misalnya, kita bisa saja diminta oleh atasan kita di kantor untuk melakukan hal-hal yang tidak jujur dan bertentangan dengan nilai Alkitab.

Jika terjadi seperti itu, betapa yang dibutuhkan adalah hikmat Tuhan untuk kita bisa menolak dengan tegas tetapi sopan.

Hikmat itu lah salah satu senjata rohani yang kita butuhkan.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan tentang tantangan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana Iblis bekerja dan berusaha untuk menjatuhkan umat percaya melalui berbagai hal yang terjadi di kampus, di tempat kerja, dalam rumah tangga.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 21-22

Jumat, 1 November 2024

MAKANANKU ADALAH MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 4:29-34

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Alkitab kadang menulis Kristus dan kadangkala menulis Yesus, apakah bedanya?
  2. Apakah makanan yang tidak dikenal oleh murid-murid Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yohanes 4:34  ”Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”.

Tujuan Yesus lahir di bumi sebagai Anak Manusia adalah karena Yesus ingin dan Yesus harus melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan mandat yang Yesus peroleh hingga tuntas.

Dan Alkitab mencatat bahwa Yesus telah menyelesaikan mandat itu secara tuntas.

Tiga setengah tahun masa pelayananNya, hari demi hari, jam demi jam yang Yesus telah lalui, tidak ada waktu yang terbuang dengan sia-sia, tidak ada perkataan yang terucap dengan sia-sia.

Iblis mencoba menggoda, merayu, membujuk Yesus dengan menawarkan kemuliaan dunia.

Dan Yesus sama sekali tidak tertarik, bahkan Yesus menghardik Iblis dengan mengatakan; “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10).

Sebagai umat yang telah ditebus oleh kematian-Nya di kayu salib, kita tidak bisa membalas kasih dan anugerah-Nya.

Lalu bagaimana kita bisa melakukan hal yang bisa menyukakan hati Yesus? Dengan cara mengikuti teladan-Nya.

Kita tentu tidak dituntut untuk ikut disalibkan secara fisik, tetapi kita bisa “makan” makanan yang sama yang Yesus lakukan yaitu dengan melakukan kehendak Allah Bapa.

Darimana kita tahu kehendak Bapa, dari Firman-Nya. Firman Allah tidak hanya berisi janji-janji yang indah dan mulia yang dapat memberkati kita.

Tetapi Firman Allah juga tentang perintah-perintah yang jika kita lakukan, maka kita sedang menapaki jalan yang akan membawa kita menjadi semakin dewasa.

Apakah perintah-Nya? Tentu, ada banyak perintah Tuhan untuk kita lakukan.

Perintah untuk saling mengasihi, perintah untuk hidup dalam terang, perintah untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, perintah untuk memberitakan Injil dan memuridkan dan lain sebagainya.

Seorang anak kecil, mereka hanya bisa meminta dan senang jika permintaannya dikabulkan.

Tetapi ketika mereka beranjak dewasa, dan memahami makna bertanggung jawab, maka mereka tidak akan puas jika hanya diberi.

Mereka akan menuntut agar mereka juga dapat melakukan hal yang berat dan bisa berbagi atau memberi dari apa yang diperoleh dari usahanya.

Itulah kedewasaan, Tuhan ingin agar kita juga bertumbuh menjadi semakin dewasa, dan tidak terus menerus dalam rupa seorang bayi yang hanya bisa disuap dan diberi makanan yang lunak!

Saudara, kedewasaan rohani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan biologis, kedewasaan rohani diukur, salah satunya dengan apakah kita selalu melakukan kehendak Bapa, atau lebih menyukai berdalih? Atau dalam bahasa anak muda, lebih suka ngeles?

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 19-20

Kamis, 31 Oktober 2024

MELAKUKAN TEPAT SEPERTI YANG TUHAN TETAPKAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KEJADIAN 6:18-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang berinisiatif dalam perjanjian mengenai bahtera Nuh?
  2. Bagaimana Nuh menanggapi perintah Allah dan perjanjianNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, mungkin kita pernah mendengar cerita tentang Nuh membawa berbagai binatang berpasangan, jantan dan betina ke dalam bahtera sesuai firman Allah saat itu.

Pernahkah Saudara membayangkan, bagaimana seandainya jika Nuh menaati perintah Allah tetapi tidak 100%?

Barangkali ukuran bahtera dikurangi sedikit dari yang seharusnya?

Atau binatang yang dibawa tidak sepasang, yang penting ada perwakilannya?

Atau tata letak bahtera yang berbeda sedikit? Atau membawa makanan sedikit saja karena repot?

Mungkin ceritanya akan menjadi berbeda hari ini.

Para ibu pasti tahu rasanya ketika meminta anaknya mengerjakan sesuatu dan dikerjakan, tetapi tidak semuanya.

Para atasan juga pasti tahu rasanya ketika meminta bawahan untuk mengerjakan sesuatu, tapi ada yang dilewatkan karena bawahan merasa itu tidak perlu.

Ketaatan 99% sama saja dengan ketidaktaatan! 

Itu sebabnya, berulang-ulang Firman mencatat bagaimana para pahlawan iman adalah mereka yang melakukan TEPAT seperti yang Allah perintahkan.

Seringkali penghalang dari kita untuk taat 100% adalah karena kita tidak cukup percaya.

Kita ragu bahwa perintah Allah itu sungguh-sungguh akan mendatangkan kebaikan, atau kita berpikir caranya tidak harus seperti itu.

Entah bagaimana, kita berpikir kalau kita lebih tahu daripada Allah dalam hal menentukan cara dan tujuan.

Saudaraku, coba sadari dalam hal apakah kita sering tawar menawar dengan Tuhan.

Jangan-jangan kita sedang merasa lebih tahu yang terbaik dibanding Tuhan?

Mari Saudara, kita belajar untuk setia dalam perkara kecil.

Melakukan tepat seperti yang Dia mau karena tidak mungkin Dia merancangkan sesuatu yang buruk bagi anak-anakNya.

Adakah perintah Allah hari ini yang belum Saudara lakukan tepat seperti yang diperintahkanNya? Bertobatlah dan lakukan segera!

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 17-18

Rabu, 30 Oktober 2024

HIDUP MENURUT SEGALA KETETAPAN TUHAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YEHEZKIEL 36:25-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana Allah mentahirkan kita?
  2. Apa yang Allah berikan kepada hati kita?
  3. Siapakah yang membuat kita bisa hidup menurut segala ketetapanNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Semakin banyak ditemui kaum muda yang tidak lagi mau terikat di bawah aturan apalagi agama.

Kata yang paling disukai adalah ‘KEBEBASAN’.

“Saya ingin bebas secara finansial.”

“Saya ingin bebas melakukan apapun yang saya suka.”

“Saya ingin bebas berhubungan dengan siapa saja yang saya mau.”

Tidak banyak diantara kaum pejuang kebebasan yang mendengungkan bahwa kebebasan tidak pernah bisa berdiri sendiri.

Kebebasan pada akhirnya selalu berkaitan dengan tanggung jawab dan konsekuensi.

Mereka yang “bebas” merokok, ternyata pada akhirnya justru diperbudak oleh rokok.

Mereka yang “bebas” menggunakan HP, ternyata pada akhirnya merasa kesulitan untuk tidak menggunakan HP-nya barang satu hari saja.

Pada kenyataannya, mustahil kita bisa lepas dari berhala dengan mengandalkan kekuatan sendiri.

Karena sangat mudah bagi kita untuk memberhalakan sesuatu dalam rangka mengejar kebebasan dan kebahagiaan diri.

Namun Allah berjanji, bahwa Ia sendiri akan mentahirkan kita dari segala kenajisan dan berhala-berhala kita.

Ia akan memberikan hati yang baru dan roh yang baru.

Ia akan menjauhkan dari tubuh kita hati yang keras dan memberikan kepada kita hati yang taat.

Ia yang membuat kita bisa hidup menurut segala ketetapanNya.

Sebuah janji yang sangat indah dan melegakan, bahwa kita tidak harus berjalan sendiri dalam perjalanan iman kita di dunia ini.

Ia memberi perintah, Ia juga yang menolong kita untuk menjalankan perintahNya.

Jika saja semua orang Kristen menyadari bahwa Kebebasan Sejati justru diperoleh di dalam penundukkan kepada firmanNya, maka banyak sekali konflik pribadi dan konflik bersama yang akan terselesaikan dengan lebih mudah.

Namun tentu saja, semua ini adalah proses yang perlu kita jalani bersama.

Mari kita mengaminkan janjiNya dalam setiap proses hidup kita, bahwa kita dimampukan untuk mengikuti seluruh ketetapan Tuhan karena kasihNya yang besar atas kita.

Diskusikanlah dengan rekan PA Saudara bagaimana caranya agar bisa berjalan dalam seluruh ketetapan Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 14-16

Selasa, 29 Oktober 2024

MENCONDONGKAN HATI MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 119:111-114

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menjadi kegirangan hati Daud?
  2. Bagaimana ketetapan ahti Daud terhadap ketetapan-ketetapan Tuhan?
  3. Kepada apakah Daud berharap?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Komitmen Daud yang luar biasa tercermin dari kata-katanya dalam Mazmur 119:112 “Telah KUCONDONGKAN hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapanMu untuk selama-lamanya sampai saat terakhir”

Condong adalah sebuah kata kerja dimana kita memiringkan sesuatu ke arah tujuan.

Kalau kita condong ke kiri, kita akan otomatis miring bahkan jatuh ke sisi kiri, dan sebaliknya.

Hal ini terlihat jelas saat kita menyetir sepeda motor atau sepeda.

Sangat sulit mengarahkan kendaraan ke kanan, kalau tubuh kita malah condongnya ke kiri.

Hari ini kita diperhadapkan mau mencondongkan hati kita ke mana? Ke arah Firman Tuhan atau ke arah dunia?

Banyak orang ingin merasakan berkat firman Tuhan, tapi hatinya tidak dicondongkan kepada Firman.

Perhatian kita teralih melihat dunia yang tampaknya lebih menarik dari Firman, tubuh kita condong kesana, namun tangannya tetap berusaha menggapai hal-hal rohani.

Contoh sederhana saat bangun pagi hari, tangan kita dengan cepat mengambil HP.

Rencananya membaca Alkitab tapi begitu banyak pengalihan dari pesan WA, sosmed, promo online, game, dll.

Sebagai anak Tuhan, kita tetap kok baca Alkitab tapi “sambil”…..

Akhirnya pagi pun berlalu, dan kita tidak ingat apa yang kita baca di Alkitab kita hari itu. Hal yang sama berulang setiap hari, bahkan saat ibadah, saat persekutuan, dst.

Saudara, di zaman yang penuh pengalihan ini mari kita mendisiplinkan diri dengan belajar FOKUS.

Condongkan hati kita dengan jelas kepada apa yang Tuhan mau dengan menyingkirkan pengalihan yang tidak perlu.

Kita tidak bisa setengah-setengah atau mendua hati, karena orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya -Yakobus 1:7.

Melakukan Firman adalah sebuah keputusan bukan perasaan.

Terkadang secara perasaan, kita tidak ingin melakukannya.

Lebih mudah marah dan membalas, daripada mengampuni.

Lebih mudah tidur-tiduran daripada bangun dan merenungkan firman atau pergi melayani.

Namun, jika kita menetapkan hati seperti Daud, maka sekalipun ada godaan dan tantangan yang datang, iman kita semakin teguh dan tidak goyah.

Renungkanlah apakah hari ini hati Saudara condong kepada Allah? Jika tidak, apa yang menjadi penghalangnya? Bagikanlah kepada pembimbing Saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 12-13