Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 2 Korintus 5:17
Karena Kristus telah mati dan bangkit untuk semua orang maka untuk siapakah kita hidup?
Disebut sebagai apakah kita bagi setiap orang yang ada di dalam Kristus?
Menurut saudara hal-hal apakah yang baru dalam hidup kita setelah kita hidup di dalam Kristus?
Allah telah berjanji bagi umat Israel bahwa Ia akan memberikan kepada umat Israel hati yang baru, roh yang baru, sehingga umat Israel dapat beribadah kepada Tuhan.
Selain memiliki hati yang baru dan roh yang baru, Allah juga memberikan Roh-Nya kepada bangsa Israel.
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”(Yehezkiel 36:26-27).
Namun hal tersebut digenapi melalui Yesus Kristus, sehingga ketika kita percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat maka kita diberikan oleh Allah, Roh-Nya sendiri sehingga kita memiliki kodrat ilahi dan bukan hanya manusiawi saja.
”Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”(2 Petrus 1:3-4).
Hal ini menyebabkan kita memiliki hati yang baru dan roh yang baru, yang memungkinkan Roh Allah tinggal di dalam hati kita, sehingga kita mengalami ciptaan baru.
Namun kita harus memiliki persekutuan dengan Firman Tuhan agar tidak hanya hati dan roh kita yang diperbaharui tetapi juga di jiwa kita, yaitu pikiran dan perasaan kita diperbaharui sehingga kita memiliki perkataan dan perbuatan yang baru yaitu perkataan dan perbuatan Kristus sendiri.
”Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu”(Efesus 4:23).
Bermula dari ciptaan baru inilah kita dapat memiliki kehidupan yang serupa dengan Kristus dalam kemuliaan yang semakin besar.
”Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”(2 Korintus 3:18).
Dengan pemahaman bahwa kita adalah ciptaan baru maka seluruh gaya hidup kita, cara mengambil keputusan, cara meresponi orang lain atau keadaan dan cara berpikir kita termasuk perbuatan kita harus mengalami pembaharuan yaitu hidup seperti Yesus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara hal-hal yang berubah dalam hidup saudara ketika saudara mengalami ciptaan baru di dalam Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:4.
Apakah tujuan dari kita mengalami dikuburkan bersama-sama Yesus oleh baptisan kematian-Nya?
Apakah yang kita alami ketika kita bersatu dalam kematian-Nya sehingga kita juga bersatu dalam kebangkitan-Nya?
Ketika kita mati bersama Kristus, maka kehidupan siapakah yang akan kita miliki?
Alkitab telah menjelaskan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, sehingga manusia dikuasai dan dikendalikan oleh dosa.
Namun kasih Allah melalui Yesus Kristus membebaskan manusia dari dosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”(Roma 3:23-24).
Kebenaran ini membuat kita memiliki pemahaman bahwa untuk mati terhadap dosa maka kita harus dibaptis di dalam kematian Yesus supaya akhirnya kita memiliki kehidupan bagi Yesus.
”Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”(Roma 6:4).
Beberapa hal tentang mati bagi dosa di dalam kehidupan kita, diantaranya:
Kita mati terhadap mencintai dunia, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.”Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (I Yohanes 2:16). Dengan demikian kita tidak dapat hidup lagi dalam pementingan diri sendiri, dalam kesombongan dan keangkuhan, juga dalam kebenaran termasuk dalam hawa nafsu jahat. ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.”(Kolose 3:5).
Kita mati terhadap agenda-agenda pribadi kita dan membiarkan agenda dan rancangan Allah digenapi dan diselesaikan melalui hidup kita.”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”(Yeremia 29:11).”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.”(Yesaya 55:8).
Dengan matinya hidup kita bagi dosa maka kita memiliki kehidupan Allah serta rancangan-Nya, sehingga kita tidak hidup lagi serupa dengan dunia ini tetapi kita memiliki kehidupan Allah dan hidup bagi kemuliaan Allah dan pada akhirnya kita memiliki kehidupan yang serupa dengan Kristus dan kepenuhan Kristus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 2:14.
Siapakah yang telah berkuasa atas maut?
Siapakah yang telah memusnahkan iblis dengan segala pengaruh dan kuasanya? Bagaimanakah caranya?
Apakah yang kita alami melalui kematian Yesus di kayu salib yang telah memusnahkan kuasa iblis?
Karena ketidaktaatan manusia Adam maka maut telah berkuasa atas manusia.
Dalam hal maut termasuk di dalamnya kuasa dosa, kutuk, sakit penyakit, kelemahan, kemiskinan dan kuasa iblis, sehingga manusia diperhamba oleh maut dan mengalami ketakutan terhadap maut.
Kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya telah mengalahkan maut dengan cara memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut.
“Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”(Roma 5:17,19).
“Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”(1 Korintus 15:54-57).
”Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”(Kolose 2:15).
Ketika kita percaya dan menerima anugerah karya Yesus maka maut tidak berkuasa atas hidup kita, sebab hidup kita tidak lagi dimiliki oleh iblis tetapi dimiliki oleh Yesus sehingga kita tidak lagi dikuasai dan diperhamba oleh maut.
”Dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”(Ibrani 2:15).
Dengan demikian kita dapat hidup menang atas maut yang didalamnya adalah menang atas dosa, menang atas iblis dan dibebaskan dari kutuk-kutuk kemiskinan, kelemahan dan sakit penyakit sehingga kita dapat hidup bagi Allah saja.
”Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”(Roma 6:10-11).
Oleh sebab itu, marilah kita hidup hanya untuk Tuhan dan melayani Dia karena kita telah menang atas maut sampai rupa Kristus semakin nyata dalam hidup kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana kemenangan saudara dari maut dapat membuat saudara membangun kehidupan untuk Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Petrus 2:24.
Coba sebutkan hal-hal apa sajakah yang telah Yesus lakukan bagi kita untuk memikul dosa-dosa kita?
Hal-hal apakah yang kita peroleh bagi tubuh dan jiwa kita setelah Yesus menanggung dosa kita?
Terhadap apakah kita sudah mati agar dapat hidup dalam kebenaran?
Yesus telah menderita dan sampai mati di kayu salib untuk menanggung segala dosa-dosa kita sehingga kita beroleh kehidupan ilahi.
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”(Yesaya 53:3-4).
Dalam penderitaan-Nya, Dia tidak berbuat dosa dan tidak ada tipu di dalam mulut-Nya, bahkan ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki, dan ketika Ia menderita Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya bahkan nyawa-Nya kepada Bapa sehingga mati di kayu salib.
Tujuan dari hal-hal yang dilakukan oleh Yesus sampai mati di kayu salib adalah agar setiap orang yang percaya kepada Dia dimerdekakan dari dosa dan mengalami kesembuhan dalam jiwa dan tubuh kita.
Kita disembuhkan dari sakit penyakit dan kelemahan tubuh bahkan kita mengalami keselamatan dalam jiwa kita, sehingga oleh bilur-bilur Yesus kita disembuhkan dan kita beroleh hidup yang kekal.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16).
“Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24b).
Dalam hal membangun keserupaan dengan Kristus maka kita harus berbuat hal-hal yang pernah dilakukan oleh Yesus, dimana diantaranya:
Kita mau menderita bersama Yesus dan meneladani penderitaan-Nya sehingga kita mati bagi dosa dan hidup untuk kebenaran.”Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”(Roma 6:11).
Ketika kita mengalami kesembuhan oleh bilur-bilur Yesus maka kita harus menceritakan kasih Allah kepada dunia ini serta menyembuhkan orang-orang yang dibelenggu oleh sakit penyakit.”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”(Matius 10:7-8).
Alamilah kuasa bilur-bilur Yesus yang menyembuhkan dan ceritakanlah kepada dunia akan kuasa bilur-bilur Yesus yang menyembuhkan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara tentang pengalaman saudara terhadap bilur-bilur yang menyembuhkan dan bagaimana Tuhan menyembuhkan orang sakit melalui saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hubungan sunat pada perjanjian dalam dengan baptisan?
Mengapa dosa diibaratkan hutang?
Apakah hubungan pengampunan dengan hutang dosa?
“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutangyang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita…” (Kolose 2:13-14).
Surat Kolose ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, sebuah kota di Asia Kecil.
Jemaat ini menghadapi pengaruh ajaran palsu yang mencoba mencampuradukkan kebenaran Injil dengan filsafat duniawi dan tradisi manusia.
Paulus menegaskan keunggulan Kristus dan karya-Nya yang sempurna, termasuk kematian dan kebangkitan-Nya, sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
Dalam Kolose 2:11-15, Paulus menjelaskan bagaimana kematian Yesus di kayu salib menghapus hutang dosa kita dan memberikan kemenangan atas kuasa kegelapan.
Ini adalah kabar baik yang mengubah hidup setiap orang yang percaya.
Saudara, Paulus menggambarkan bagaimana kita, yang dahulu mati secara rohani karena dosa-dosa kita, telah dihidupkan bersama Kristus melalui iman.
Ini terjadi karena kita telah “dikuburkan” bersama Dia dalam baptisan dan “dibangkitkan” bersama Dia melalui kuasa Allah.
Kematian Yesus di kayu salib bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga menjadi dasar bagi pengampunan dosa kita.
Hutang dosa yang seharusnya kita tanggung telah dibayar lunas oleh kematian-Nya.
Melalui karya-Nya, kita yang dahulu jauh dari Allah sekarang diperdamaikan dengan-Nya.
Paulus menggunakan gambaran surat hutang, yaitu catatan dosa kita yang seharusnya menuntut pembayaran hukuman.
Yesus menghapus surat hutang itu dengan memakukan-Nya di kayu salib.
Ini berarti bahwa hukuman atas dosa-dosa kita telah ditanggung oleh Yesus, dan kita dibebaskan dari beban itu.
Selain itu, Yesus juga mempermalukan penguasa dan kuasa kegelapan dengan mengalahkan mereka melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
Kemenangan ini memberikan kita kebebasan dari belenggu dosa dan kuasa setan.
Implementasi praktis dari kebenaran ini adalah, pertama, kita harus hidup dalam kesadaran bahwa hutang dosa kita telah dibayar lunas oleh Yesus.
Ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam syukur dan kerendahan hati, bukan lagi dalam rasa bersalah atau ketakutan.
Kedua, kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan yang telah Kristus berikan, yaitu kebebasan dari kuasa dosa dan kuasa kegelapan.
Kita tidak perlu lagi menjadi budak dosa, melainkan dapat hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada Tuhan.
Ketiga, kita harus memberitakan kabar baik ini kepada orang lain, bahwa melalui kematian Yesus, setiap orang dapat menerima pengampunan dosa dan hidup yang baru.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana mengalami kemenangan atas dosa setelah tahu hutang dosa sudah dibayar lunas Tuhan Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa janda dari seorang nabi mengalami hutang yang besar sehingga anaknya harus diambil sebagai bayaran hutang?
Apakah yang dilakukan Elisa menghadapi masalah hutang?
Apakah sikap janda yang membuat mujizat dapat terjadi?
“Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu”2 Raja-Raja 4:7.
Kitab 2 Raja-raja mencatat berbagai peristiwa dalam sejarah kerajaan Israel dan Yehuda, termasuk kisah-kisah tentang nabi Elisa yang melanjutkan pelayanan Elia.
Dalam 2 Raja-raja 4:1-7, kita menemukan kisah seorang janda miskin yang berada dalam kesulitan besar karena suaminya meninggal dan meninggalkan hutang yang harus dibayar.
Jika hutang itu tidak dilunasi, kedua anaknya akan diambil sebagai budak.
Dalam keputusasaan, janda ini datang kepada Elisa, meminta pertolongan.
Kisah ini menggambarkan betapa Tuhan peduli terhadap orang yang lemah dan tak berdaya, serta kuasa-Nya yang mampu mengubah situasi yang mustahil.
Elisa tidak mengabaikan permintaan janda itu. Ia bertanya apa yang masih dimiliki oleh wanita tersebut.
Janda itu menjawab bahwa ia hanya memiliki sedikit minyak.
Elisa kemudian memberinya instruksi untuk meminjam banyak bejana kosong dari tetangga-tetangganya, menuangkan minyak yang sedikit itu ke dalam bejana-bejana tersebut, dan menjual minyak itu untuk melunasi hutangnya.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah mujizat: minyak itu terus mengalir sampai semua bejana terisi penuh.
Dengan menjual minyak tersebut, janda itu tidak hanya mampu melunasi hutangnya, tetapi juga memiliki sisa untuk menghidupi keluarganya.
Kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan sanggup menyediakan jalan keluar di tengah kesulitan finansial.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman dan ketaatan.
Janda itu taat kepada perkataan Elisa, meskipun instruksinya mungkin terlihat tidak masuk akal.
Ia tidak ragu untuk meminjam bejana-bejana kosong dan melakukan apa yang diperintahkan.
Iman dan ketaatannya membuka jalan bagi Tuhan untuk bekerja secara ajaib dalam hidupnya.
Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan seringkali meminta kita untuk mengambil langkah iman, bahkan ketika situasi terlihat mustahil.
Ketika kita taat dan percaya, Tuhan akan menyediakan segala kebutuhan kita sesuai dengan waktu dan cara-Nya.
Saudara, berikut implementasi praktis.
Pertama, kita harus datang kepada Tuhan dalam doa ketika menghadapi masalah keuangan atau hutang, percaya bahwa Dia peduli dan sanggup menolong.
Kedua, kita perlu taat kepada firman Tuhan dan petunjuk-Nya, meskipun itu terlihat sulit atau tidak masuk akal.
Ketiga, kita harus menggunakan berkat yang Tuhan berikan dengan bijaksana, seperti janda itu yang menggunakan minyak untuk melunasi hutang dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
Terakhir, kita juga diajak untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, seperti tetangga-tetangga janda itu yang meminjamkan bejana kosong.
Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi penerima berkat, tetapi juga alat Tuhan untuk memberkati sesama.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya kita mengalami terobosan seperti seorang janda yang berhutang.