Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang membuat kita penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus?
Siapakah yang diilustrasikan sebagai tabir dalam ayat yang kita baca hari ini?
Apakah saudara mempunyai Iman Besar?
Apa yang sesungguhnya terjadi oleh karena Yesus dengan hari kita dan tubuh kita?
Pada masa Perjanjian Lama ketika Tuhan memperkenalkan diri sebagai Allah yang hidup, tidak semua orang dapat mendekat kepada Tuhan.
Ketika memanggil Musa untuk mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir Tuhan mengatakan: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Keluaran 3:5).
Pada saat membangun kemah suci Tuhan mengatakan mengenai tempat maha kudus yang tidak boleh sembarangan orang masuk, ada tabir yang membatasi ruangan di mana tabut perjanjian berada.
“Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.”(Keluaran 26:33).
Bahkan pakaian gamis yang dikenakan Harun haruslah pakaian khusus supaya tidak mati karena melanggar kekudusan (Keluaran 28:35).
Banyak aturan yang Tuhan tetapkan agar benar-benar layak untuk dapat masuk tempat kudusNya.
Tidak hanya terkait aturan dan pakaian Tuhan harus mengingatkan bangsa Israel pada masa itu, namun juga tidak semua orang boleh masuk dalam tempat kudusNya, hanya Harun dan keturunannya saja yang Tuhan ijinkan.
Saudara, bila kita belajar dari Perjanjian Lama maka seharusnya kita menyadari bahwa betapa tingginya standar kekudusan Tuhan.
Manusia berdosa tidak akan pernah bisa berhadapan langsung dengan Tuhan, kekudusan Tuhan akan membuat manusia bisa mati.
Kita mengucap syukur karena hari ini kita bisa bersekutu dengan Bapa sekalipun bukan keturunan Lewi, tidak ada tabir yang memisahkan antara kita dan Bapa.
Kita dapat menemui dan berbicara kepada Bapa kapan pun kita mau.
Pengorbanan Yesus di atas kayu salib membuat kita dapat datang kepada Bapa dengan penuh keberanaian, “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus” (Ibrani 10:19).
Oleh sebab itu mari kita terus bersekutu dengan Bapa, karena hadiratNya akan mempengaruhi hidup kita agar tetap tinggal dalam kekudusan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Allah menyatakan kepada kita oleh Roh?
Siapa yang tahu apa yang terdapat dalam diri Allah?
Mengapa kita tidak menerima roh dunia tetapi roh yang berasal dari Allah?
Mengapa manusia duniawi tidak menreima apa yang berasal dari Roh Allah?
Allah memberikan kita penolong dengan mencurahkan RohNya ke dalam hidup kita, ada beberapa tujuan yang Tuhan inginkan dengan kehadiran RohNya dalam hidup kita.
Pertama, hanya dengan Roh Allah kita dapat mengetahui apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Sebagai seorang manusia yang telah ditebus dan diangkat sebagai anakNya kita dikaruniakan banyak hal yang tidak terjangkau oleh pikiran kita, hanya Roh Kuduslah yang mampu memberikan pemahaman secara pribadi kepada kita mengenai betapa besarnya karunia yang diberikan Bapa kepada kita.
Sebagai anakNya kita memiliki warisan yang diberikan untuk dapat kita gunakan, hanya Roh Kuduslah yang dapat membuat kita menerima warisan itu dan menggunakannya untuk kebaikan kita dan kemuliaan Tuhan.
Kedua, Roh Kudus membuat kita dapat mengenal Bapa dengan baik dan benar.
Kita mungkin bisa membaca isi Firman Tuhan dalam alkitab, kita mungkin bisa membaca banyak hal tentang kebenaranNya dan janjiNya dari buku-buku rohani, tetapi kita bisa mengerti dan diubahkan pola pikir kita tentang Bapa dan mengenal lebih dalam hanya karena pimpinan Roh Kudus.
Dialah yang membuat kebenaran itu hidup sesuai dengan pertumbuhan rohani kita.
Hanya oleh RohNya kita mengalami pencerahan dan itu mengubahkan kehidupan kita.
Bagaimana dengan kondisi saudara saat ini, mari kita bersyukur bahwa hidup kita menjadi tempat kediamanNya.
Roh Kudus sebagai penolong yang diberikan Bapa kepada kita selalu siap memberikan inspirasi tentang Bapa kepada kita.
Persoalannya adalah apakah kita senantiasa berkomunikasi dengan Dia dan merespon setiap pelajaran yang diberikanNya melalui pergumulan dan persoalan yang kita hadapi?
Roh yang membuat kita mengenal Bapa dapat mengajarkan kepada kita tentang kebenaranNya dalam setiap kondisi apapun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, bila kita senantiasa terhubung dengan RohNya maka semua peristiwa dalam hidup kita adalah pelajaran berharga untuk mengenal Bapa.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang bisa disebut sebagai anak Allah?
Roh apa yang membuat kita menjadi takut?
Apa yang dapat menyebabkan kita dapat berseru “ya Abba, ya Bapa”?
Apa maksudnya kita adalah ahli waris dari Bapa?
Banyak orang percaya menyebut dirinya sebagai anak Allah, namun hari ini melalui perikop yang kita baca mengingatkan bahwa yang menyandang gelar sebagai anak Allah adalah orang-orang percaya yang dipimpin oleh Roh Allah.
Kata “dipimpin” berarti kita harus mengikuti apa yang menjadi arahan serta keputusan pemimpin.
Seringkali yang menjadi persoalan adalah karena masih hidup dalam daging maka manusia memiliki kecenderungan dipimpin bahkan dikuasai oleh keinginannya sendiri (keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup) dan hidup dalam “perbudakan”.
Oleh karena itu Tuhan memberikan kita Roh yang memampukan kita untuk dipimpin dalam kebenaran.
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Kita tidak perlu takut lagi dengan roh perbudakan yang menguasai kita seperti ketika kita masih hidup dalam dosa dan belum percaya akan pengorbanan Yesus.
Roh yang menjadikan kita anak Allah akan membuat kita menjadi anakNya dan kita dipimpin seperti seorang bapa memimpin anak-anaknya.
Bergaul dengan Bapa setiap waktu dengan mendengarkan suaraNya yang mengarahkan kita dengan lembut adalah bentuk pimpinan Bapa kepada kita sebagai anak-anakNya.
Bapa tahu apa yang menjadi ketakutan dan kekuatiran kita, Bapa tahu apa yang menjadi kelemahan-kelemahan kita yang dapat membuat kita jatuh lagi dalam dosa.
Oleh sebab itulah maka kita perlu senantiasa dekat dan dengar-dengaran dengan Bapa agar Dia dapat membimbing kita ke dalam rencanaNya yang mulia.
Dengan siapa kita bergaul akan mencerminkan diri kita, ketika kita bergaul dengan Bapa maka pikiran dan hatiNya akan senantiasa memenuhi pikiran dan hati kita, kita akan semakin selaras dengan Bapa dan dengan sendirinya kita sedang berada dalam pimpinanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Pembacaan Alkitab Hari ini : KISAH PARA RASUL 10:1-5
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Selain saleh, hal-hal baik apa lagikah yang ada pada Kornelius?
Apa yang dikatakan malaikat tentang Kornelius?
Lukas 10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Firman Tuhan pada Lukas 10:1 di atas, sering menjadi rujukan badan-badan Misi sebagai ayat Firman Tuhan yang menjelaskan tentang metode pemberitaan Injil.
Bagaimana Yesus mengutus murid-muridNya untuk mencari orang damai, dan memberitakan Injil kepada mereka.
Kornelius adalah tipikal orang damai, orang yang belum menerima keselamatan tetapi sudah sangat siap untuk menerima kabar keselamatan itu.
Di Kisah Para Rasul pasal 10 ayat 2 dikatakan bahwa Kornelius seorang yang:
Saleh;
Takut akan Allah (sekali pun dia belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat);
Suka memberi sedekah;
Dan senantiasa berdoa.
Dan Allah mendengar doa Kornelius, Allah mengingatnya, sehingga kemudian Allah mengutus Petrus untuk menemui Kornelius, untuk menceritakan kabar keselamatan pada Kornelius, hingga akhirnya Kornelius dan semua orang yang mendengar pemberitaan itu dilawat oleh Roh Kudus.
Kornelius yang belum percaya, tetapi memiliki kerinduan yang besar untuk mengenal Allah, dia senantiasa berdoa agar pada akhirnya dia bisa mengenal Allah.
Dan Allah menjawab doa Kornelius. Jika Kornelius yang belum percaya, tetapi memiliki kesukaan untuk berdoa, terlebih kita orang yang sudah mengalami kasih Kristus.
Selayaknya kita memiliki kerinduan yang lebih besar untuk selalu berdoa dan menyenangkan hati Tuhan!
Saudara, adakah orang damai di sekitarmu, doakan mereka dan datangi.
Beritakanlah kabar baik, Injil Keselamatan kepada mereka.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa yang biasa dilakukan oleh Paulus?
Apa tujuan Paulus melakukan hal itu?
Efesus 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
Alkitab menyebutkan bahwa untuk memperlengkapi tubuh Kristus, Allah mengangkat para: rasul, nabi, penginjil dan pengajar.
Mereka adalah para pelayan Tuhan dengan karunia, peran dan tugas yang berbeda.
Rasul adalah seorang pemimpin visioner di ladang misi, seorang penerobos yang umumnya membuka daerah baru dalam pemberitaan Injil.
Nabi adalah pembawa pesan Tuhan, menolong umat Tuhan untuk memahami arahan dan petunjuk Tuhan khususnya dalam rangka menyelesaikan tugas atau misi yang Roh Kudus ingin lakukan di muka bumi.
Para penginjil adalah mereka yang memiliki beban besar untuk memenangkan jiwa-jiwa terhilang, dan yang dapat memberitakan Injil dengan efektif ke berbagai kalangan.
Pengajar adalah para pelayan Tuhan yang mampu mengajarkan kebenaran Firman sehingga mudah dipahami oleh jemaat.
Sedangkan gembala, mereka adalah para pelayan Tuhan yang senang untuk berada di tengah-tengah orang yang dilayani.
Mereka senang mendoakan jemaat satu persatu, sesuai dengan kebutuhan spesifik dari orang-orang yang mereka layani.
Oleh karenanya seorang gembala akan sangat mengenali jemaatnya: dimana mereka tinggal, dengan siapa mereka tinggal, siapa orangtuanya, bagaimana perilakunya, karakternya, dan sebagainya.
Gereja tertentu bahkan memiliki pendeta yang khusus untuk memperhatikan jemaat.
Diberi jabatan Pendeta Gembala yang dalam tugas sehari-hari lebih banyak untuk mengurusi jemaat, melakukan kunjungan, mendoakan mereka yang sakit, hingga menguburkan jemaat yang meninggal.
Lalu bagaimana dengan kita yang masih sekolah atau bekerja.
Apakah kita tidak bisa menjadi gembala?
Bisa!
Karena kita semua yang memiliki beban untuk melihat orang bertumbuh dalam Tuhan, kita bisa memulai dengan berdoa.
Berdoa untuk orang yang ingin kita layani, hingga akhirnya kita bisa memuridkan mereka.
Ya, menjadi seorang pemurid atau pemimpin kelompok PA (Pemahaman Alkitab), adalah langkah awal kita untuk menjadi gembala ”kecil” dalam komunitas yang terbatas.
Jadi kita tidak harus menjadi pekerja full time untuk mulai melayani dalam komunitas kecil.
Dimulai menjadi pemimpin kelompok PA, kita bisa memuridkan dua atau tiga orang.
Mendoakan mereka setiap hari, mendengarkan keluhan mereka dan mendoakannya, melakukan kunjungan, melatih mereka untuk membaca Alkitab secara teratur, dan seterusnya.
Saudara, apakah engkau sudah dimuridkan?
Kalau sudah, apakah engkau sudah memuridkan?
Kalau sudah, jangan lupa: doakan orang-orang yang engkau layani setiap hari.