Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang perlu kita lakukan agar telinga kita dapat memperhatikan hikmat?
Bagaimanakah seharusnya kita mengejar hikmat?
Apa itu pengertian hikmat?
Setiap kita mungkin pernah merasakan moment “pencarian”, entah itu mencari benda, atau mencari orang, atau mencari kesempatan, dan lain-lain.
Apa yang mendorong kita mencari? Karena ada satu kebutuhan dan tujuan.
Dan karena kebutuhan dan tujuan itu, kita rela berkorban waktu, tenaga, bahkan harta benda dan emosi.
Penulis Amsal berkata bahwa jika kita mencari hikmat seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka kita akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah.
Pernahkah ada orang yang mengejar harta terpendam dengan bersantai-santai?
Mungkinkah ketika kita benar-benar merasa butuh akan sesuatu, lalu kita membiarkan rasa mager (malas gerak) menguasai kita?
Hanya ketika kita benar-benar merasa bahwa kita butuh hikmat Tuhan, maka kita akan mencarinya dengan sungguh-sungguh.
Sadarilah, selama kita masih mengandalkan hikmat kita sendiri, kita tidak akan sungguh-sungguh mencari Tuhan.
Mungkin Saudara berkata, tapi saya butuhnya pekerjaan atau penghasilan untuk mencukupkan kebutuhan keluarga saya… lalu apa hubungannya dengan takut akan Tuhan dan pengenalan akan Dia?
Kalau kita renungkan, sesungguhnya seluruh aspek hidup kita berhubungan dengan kedua hal ini.
Di dalam takut akan Tuhan, kita dibawa untuk membuat keputusan dan pilihan yang benar, dijauhkan dari keputusan sembrono yang pada akhirnya bisa membawa kepada kesulitan lebih banyak.
Di dalam pengenalan akan Tuhan, kita dibawa untuk semakin mengenal diri sendiri dan orang lain.
Memandang setiap situasi dan kondisi dengan cara pandangNya.
Memiliki karakter dan sikap yang berkualitas sehingga berkat itu tercurah tanpa halangan.
Mari Saudara, kita berdoa dengan segenap hati meminta pengertian ini.
Biar Roh Kudus yang membuat kita mengerti betapa berharganya hikmat Tuhan itu.
Diskusikanlah dengan pembimbing Saudara, hal apa yang seringkali menghalangi Saudara untuk mau mengejar hikmat dan menghidupinya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa orang-orang yang takut akan Tuhan bisa percaya kepadaNya?
Apa yang menjadi doa Daud bagi orang-orang yang takut akan Tuhan?
Banyak orang Kristen yang berpikir, bahwa ketika mereka taat dan melayani Tuhan, maka mereka akan diberkati dalam arti hidup tanpa kesulitan.
Ini menyebabkan saat mereka mengalami masalah dan badai kehidupan, mereka kecewa.
Mereka protes, “Kenapa Tuhan? Padahal aku sudah taat dan melayaniMu, kok bisa mengalami ini?”
Sebetulnya memang benar orang yang takut akan Tuhan pasti diberkati.
Namun, pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah: Diberkati itu seperti apa?
Pandangan setiap orang tentang BERKAT ternyata berbeda-beda. Ada yang mengukurnya dengan uang, posisi, kesempatan, hubungan, dan lain-lain.
Daud berkata, bahwa Tuhan adalah PERTOLONGAN dan PERISAI bagi orang-orang yang takut akan Dia.
Coba renungkan. Siapakah yang butuh pertolongan? Tentu mereka yang sedang dalam masalah!
Siapa yang butuh perisai? Tentu mereka yang sedang dalam peperangan dan diserang musuh!
Memiliki berkat tidak sama dengan tidak ada masalah. Memiliki berkat justru tampak semakin nyata di tengah masalah.
Semua orang akan menghadapi tantangan dan masalah di dunia ini.
Namun mereka yang takut akan Tuhan, memiliki Sumber Pertolongan dan perlindungan yang kokoh.
Mungkin saja mereka tetap mengalami berbagai emosi; sedih, galau, marah, kecewa, tapi tidak akan berlama-lama tinggal dalam emosi itu karena mereka tahu ada sumber pengharapan yang menolong mereka untuk menang dalam setiap permasalahan.
Itu sebabnya dengan keberanian, kita bisa berkata di tengah masalah kita bahwa “Saya adalah orang yang diberkati Tuhan, bukan karena saya memiliki segala yang saya inginkan, tapi karena saya memiliki Tuhan yang tidak terbatas, sang Sumber Berkat Sejati.”
Definisikanlah berkat yang hari ini Saudara miliki. Ucapkanlah syukur atas setiap berkat tersebut termasuk tantangan yang Saudara alami!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi bagi orang yang takut akan Tuhan?
Bagaimana seseorang dapat terhindar dari jerat maut?
Amsal 14:26 “Dalam takut akan Tuhan ada KETENTERAMAN yang besar, bahkan ada PERLINDUNGAN bagi anak-anakNya.”
Di tengah dunia yang begitu penuh dengan tuntutan, rasa TENTERAM adalah sesuatu yang sulit ditemui.
Di satu sisi dunia terus menawarkan berbagai hiburan untuk “healing”.
Namun di sisi lain semakin banyak kasus depresi, rasa tidak aman, dan bahkan bunuh diri.
Berapa banyak orang yang bisa dengan percaya diri mengatakan bahwa dirinya merasa aman dan tidak khawatir akan hidupnya?
Bicara tentang rasa tenteram, mari kita perhatikan balita yang sedang mencari dan menyambut mama papanya.
Sekalipun mereka sedang menangis karena sakit, takut atau marah, begitu mereka lari ke pelukan mama papanya, mereka tenang.
Apapun yang dirasakan oleh seorang balita, dia akan menemukan rasa amannya di dalam orang tua yang mengasihi dan melindunginya.
Bayangkanlah seorang anak yang sedang memeluk dan menyandarkan kepalanya ke bahu mama atau papanya sampai tertidur.
Inilah gambaran tentang rasa tenteram dan perlindungan.
Gambaran kepercayaan penuh seorang anak kepada orang tuanya.
Bisakah kita memiliki kepercayaan seperti itu kepada Tuhan kita? Bahkan di tengah badai?
Renungkan. Dalam pemahaman Saudara tentang takut akan Tuhan, apakah lebih banyak ketakutan kepada Tuhan, atau merasa tenteram dan terlindungi?
Dalam terjemahan Bahasa Inggris, kata tenteram juga sama dengan “STRONG CONFIDENCE” atau “KEPERCAYAAN DIRI atau KEYAKINAN YANG KUAT”
Di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan rasa tidak aman, mari kita menaruh rasa aman dan kepercayaan kita di dalam Tuhan karena Dia adalah satu-satunya pribadi yang tidak tergoncangkan.
Dimanakah Saudara menaruh rasa tenteram? Diskusikanlah dengan rekan-rekan PA Saudara!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi kepada orang yang tinggi hati?
Apa yang menyebabkan seseorang mau menjauhi kejahatan?
Jika Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, apa yang bisa terjadi?
Pada dasarnya kita semua tahu bahwa kita perlu menjauhi kejahatan.
Bahkan, mereka yang tidak mengenal Tuhan pun setuju bahwa kejahatan itu merugikan dan harus dihindari.
Masalahnya adalah standar “kejahatan” dan alasan kita tidak melakukannya berbeda-beda.
Bagi banyak anak muda zaman sekarang, barangkali pornografi dan pergaulan bebas bukanlah kejahatan, melainkan kebebasan dalam memenuhi kebutuhan.
Bahkan beberapa negara mengakui, LGBT adalah kebebasan berekspresi dan bukan kejahatan.
Jika beberapa dosa tidak lagi dianggap sebagai kejahatan, untuk apa dihindari?
Sementara itu, mereka yang sepakat tentang suatu kejahatan juga memiliki bermacam motivasi dalam menghindarinya.
Ada yang menjauhi kejahatan supaya mendapat berkat. Ada yang karena takut akan hukuman dan kutuk. Ada juga yang karena tidak terbiasa saja.
Kalau Saudara, kira-kira karena apa Saudara menghindari berbuat dosa?
Amsal berkata “Karena takut akan Tuhan orang menjauhi kejahatan.”
Di atas kalimat tersebut, penulis Amsal mengingatkan bahwa dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni.
Di satu sisi orang-orang yang takut akan Tuhan pasti akan menjauhi kejahatan.
Di sisi lain, kalaupun ia jatuh kedalam kesalahan, ia pasti bertobat dan tidak tahan berlama-lama di kesalahan tersebut karena kasih dan kesetiaan Tuhan menolongnya bangkit.
Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya untuk taat bukan semata-mata agar dapat hadiah atau karena takut dihukum, tapi karena anak tersebut percaya, hormat, serta mengerti prinsip yang ditanamkan oleh orang tuanya.
Jika kita menjauhi kejahatan semata-mata karena mengharapkan berkat dan menjauhi hukuman, kita berada di motivasi yang sangat dangkal!
Saudara, marilah kita belajar takut akan Tuhan dengan benar sehingga kita dapat membedakan manakah yang benar dan jahat?
Lalu dengan penuh kerelaan dan kesadaran kita menjauhi kejahatan itu.
Adakah dosa yang Saudara tahu tidak seharusnya dilakukan? Mari bertobatlah, akui dan tinggalkan dengan sikap hati takut akan Tuhan yang benar.