Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Doa seperti apa yang dapat menyembuhkan orang sakit?
Apa saja yang perlu dilakukan sebelum berdoa untuk kesembuhan Ilahi?
Doa siapa yang besar kuasanya?
Bagaimana cara Elia berdoa sehingga doanya sangat berkuasa untuk menghentikan dan memberi hujan?
Saudara, ketika kita berdoa, bagaimana seharusnya sikap dan keadaan hati kita, terutama saat berdoa untuk satu permohonan atau beberapa permohonan?
Yesus mengajarkan bahwa dalam berdoa itu penting bagi kita untuk memiliki hati yang kudus dan benar.
Yesus berfirman dalam:
Matius 5:23-24“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki hati yang murni agar dapat berhubungan dengan Tuhan yang Maha Kudus.
Mintalah ampun dan akuilah dosa-dosa yang telah kita perbuat sehingga hati kita senantiasa disucikan dan dimurnikan.
Matius 6:12“dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”
Saudara yang terkasih, agar kita dapat berdoa dengan benar, maka ingatlah selalu saudaramu yang mungkin merasa tersinggung oleh perkataanmu.
Sangat penting untuk menyelesaikan ketersinggungan itu sehingga kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dengan benar di hadapan Tuhan yang Maha Kudus.
Matius 5:8“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
Doa adalah bersekutu dengan Tuhan Allah. Tuhan Allah adalah Allah yang Maha Kudus, maka hanya dalam kekudusan kita dapat berhubungan atau bersekutu dengan Dia.
Oleh sebab itu, Tuhan Allah mengutus Anak Tunggal-Nya supaya diadakan pengorbanan untuk menghapus dosa sehingga kita dikuduskan oleh darah Yesus Kristus.
Ketika kita dibaptis dengan air, maka kita disucikan dan dikuduskan oleh kuasa darah Yesus Kristus.
Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh kesadaran menjaga kekudusan hidup yang telah dianugerahkan oleh Allah, Bapa kita.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekudusan kita, itulah sebabnya Tuhan Allah menganugerahkan kekudusan-Nya kepada kita melalui karya salib Putra-Nya, Yesus Kristus.
Dengan iman dan kekudusan, ketika kita berdoa, Tuhan sangat senang mendengar semua pujian, penyembahan dan permohonan kita.
Oleh karena itu, marilah kita semakin sungguh-sungguh dalam berdoa agar terjadi kegerakan doa dan penginjilan pribadi supaya orang-orang di sekitar kita bisa dibawa datang kepada Yesus.
Alkitab dengan jelas menuliskan bahwa Elia berdoa dengan sungguh-sungguh:
Yakobus 5:17-18“Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.”
Siapapun yang percaya kepada Yesus Kristus, jika berdoa dengan sungguh-sungguh dan beriman, maka dia akan melihat jawaban Tuhan atas doanya.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Mengapa anak-anak Tuhan bisa hidup dalam berbagai persoalan dan seolah-olah tidak pernah bisa keluar dari persoalan-persoalan dalam hidupnya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa tujuan Yesus menceritakan perumpamaan kepada orang banyak?
Bagaimana keadaan dan sifat hakim itu?
Mengapa seorang janda sering mendatangi hakim tersebut?
Apa alasan hakim itu akhirnya membela janda tersebut?
Saudara yang terkasih, dengan jelas Yesus bercerita tentang seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan dan lalim dan ada seorang janda yang sedang berperkara dengan orang lain.
Janda itu meminta agar dia dimenangkan dalam perkaranya.
Hakim itu menolak untuk membela janda itu, namun janda itu terus datang kepadanya dan memohon agar perkaranya dimenangkan.
Akhirnya, hakim itu berpikir untuk memenangkan janda tersebut karena janda itu akan terus-menerus mendatanginya bahkan takut kalau janda itu dapat menganiaya dirinya.
Melalui cerita ini, Yesus mengajarkan agar kita tekun dan tidak jemu-jemu berdoa sampai doa kita dijawab.
Yesus juga mengajarkan bahwa kita memiliki Tuhan Allah yang bijak, yang akan membela orang-orang pilihan-Nya yang siang dan malam berdoa serta berseru kepada-Nya.
Saudara, dalam berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka Allah sangat menghargai iman.
Doa dengan iman adalah doa yang sangat dihargai oleh Tuhan Yesus, Allah Bapa kita.
Markus 11:23-24“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Ketika seseorang datang memohon kepada Tuhan Allah, maka ia seharusnya percaya dan beriman bahwa Tuhan Allah akan mendengarnya dan berkenan mengabulkan doanya.
Ibrani 11:1“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:6“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ketika kita berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka iman menjadi dasar bagi kita untuk menyadari bahwa Tuhan yang sangat baik akan menjawab bahkan mengabulkan doa tersebut, asalkan doa itu sesuai dengan kehendak-Nya atau janji-Nya.
Contohnya, ketika seseorang percaya kepada Yesus, maka ia akan berharap agar ayah, ibu, dan adik-adiknya juga percaya kepada Yesus dan diselamatkan.
Jika orang tersebut terus berdoa dengan tekun agar seluruh keluarganya bertobat, maka doa itu akan dijawab dan keluarganya akan bertobat serta diselamatkan.
Mengapa demikian? Karena ada janji Tuhan dan pernyataan Tuhan yang menjanjikan:
Kisah Para Rasul 16:31 “Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Berdasarkan janji ini, ketika setiap orang yang percaya kepada Yesus, berani bersaksi dan tekun berdoa untuk keselamatan keluarganya, maka semua keluarganya akan diselamatkan.
Sebagai contoh lain, mengenai Abraham dengan imannya:
Roma 4:18-22“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.”
Saudara, Bapa Abraham adalah manusia yang hidup sebelum Perjanjian Lama.
Ia bergaul dengan Tuhan Allah dan beberapa kali Tuhan Allah memperlihatkan diri sebagai Malaikat Tuhan.
Karena Allah Bapa adalah Roh dan tidak berwujud, maka Dia datang sebagai Malaikat Tuhan.
Itulah sebabnya, Yesus berkata dalam:
Yohanes 1:18“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Yohanes 12:45“dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”
Dari ayat-ayat ini, kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Putra Tunggal Bapa yang menyatakan keberadaan Bapa di dunia ini.
Setiap firman Allah atau janji-janji Allah, ketika kita percaya pada janji itu, maka berdoalah agar janji itu digenapi.
Ketika kita terus berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, maka suatu saat Tuhan Allah, Bapa, Yesus Kristus akan mewujudkan doa permohonan kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan kurang suka bertekun dalam doa dan mudah merasa jemu atau bosan saat mendoakan sesuatu?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Yesus melarang kita berdoa seperti siapa?
Bagaimana cara mereka berdoa?
Bagaimana cara kita seharusnya berdoa?
Apa yang membuat Bapa di surga menjawab doa kita?
Saudara yang terkasih, berdoa adalah bentuk komunikasi dengan Tuhan yaitu berbicara dengan Bapa di surga.
Berdoa sama seperti saat kita berbicara dengan bapa kita di bumi, tidak dilakukan dengan bertele-tele atau diulang-ulang hanya untuk menunjukkan keseriusan.
Ketika berbicara dengan ayah atau ibu kita terutama saat mengajukan permintaan ada cara yang berbeda.
Ketika kita masih kecil, mungkin kita mengajukan permohonan sambil merengek.
Namun, seiring bertambahnya usia dan kedewasaan, cara kita pun berubah sesuai dengan pengenalan kita sebagai seorang anak terhadap ayah atau ibu kita.
Semakin baik kita mengenal ayah atau ibu kita, maka semakin mudah menyusun cara yang tepat untuk mengajukan permohonan kita.
Bahkan, ayah atau ibu akan lebih cepat menyetujui permohonan kita, terutama jika kita mengenal keadaan dan kondisi ayah atau ibu kita maka akan semakin mudah menyampaikan permohonan kita.
Demikian juga saat kita berdoa kepada Bapa di surga, semakin kita mengenal Bapa, maka semakin mudah bagi kita untuk berkomunikasi.
Ketika kita mengenal Bapa dan berpegang pada janji-janji yang telah Tuhan nyatakan, maka semakin besar dan pasti kemungkinan kita untuk memperoleh jawaban atas doa kita. Tuhan Allah, Bapa kita, pernah berkata:
Yohanes 16:24“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Renungkanlah firman di atas, betapa besar keinginan Tuhan Allah, Bapa kita, untuk memenuhi permintaan kita sebagai anak-anak-Nya. Bahkan, para rasul pernah berkata:
1 Yohanes 5:14-15“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”
Yakobus 5:16b-18“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.”
Tuhan Allah, Bapa, Yesus Tuhan kita, sangat merindukan untuk bersekutu dan bercakap-cakap dengan kita.
Dia mau agar kita memiliki waktu yang tetap untuk berdoa. Seperti yang Yesus katakan, supaya kita masuk ke kamar kita dan berdoa, berbicara, bersekutu serta menjalin hubungan yang intim dengan Allah yang menciptakan semesta ini.
Tuhan Allah menghendaki kita untuk menghampiri Dia di tempat yang tersembunyi.
Dia ingin kita datang untuk memuji dan menyembah-Nya, menaikkan pujian dan syukur kepada-Nya sehingga Dia akan memenuhi segala kebutuhan kita sebab Dia maha tahu.
Dia, Tuhan Allah, Bapa kita, menginginkan kita untuk terus berhubungan dengan Dia dalam doa di tempat yang tersembunyi.
Tempat itu bisa berupa kamar kita atau tempat khusus yang biasa kita gunakan untuk berdoa, bersekutu atau bersaat teduh supaya kita bisa lebih lama tanpa gangguan dan lebih fokus untuk mendengarkan arahan-Nya.
Saudara, marilah kita membuat komitmen untuk memiliki waktu doa yang teratur, baik di pagi hari maupun malam hari.
Komitmen memiliki waktu khusus untuk bersyukur kepada Tuhan Allah dan berdoa menyerahkan diri kita agar Tuhan memimpin, mengarahkan dan memelihara kita dalam kehidupan kita setiap hari.
Dengan demikian, kita dapat hidup tanpa kekuatiran, ketakutan atau kebimbangan tetapi dipimpin untuk berhasil dan diberkati dalam setiap usaha dan pekerjaan kita.
Haleluya, puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan hidup dalam kecemasan, kekuatiran, kesakitan dan kegagalan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang ditemui Tuhan di pinggir sumur dan apa yang dikatakan Tuhan mengenai orang itu? (ayat 21)
Apa yang dimaksudkan Tuhan kepada perempuan itu, bahwa “dia tidak mengenal apa yang dia sembah” Sementara Tuhan dan murid-muridnya mengenal apa yang mereka sembah?
Kapan tiba waktunya bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran? (ayat 23)
Dengan cara bagaimana kita menyembah Bapa? (ayat 24)
Untuk mengetahui makna ayat Firman yang kita baca hari ini, maka kita harus membaca ayat sebelum dan ayat sesudahnya (Yohanes 4:1-42), sehingga kita bisa mengetahui apa yang menjadi inti dari Judul renungan kita hari ini.
Dalam perbincangan Yesus dengan perempuan Samaria, Yesus mengetahui tentang dosa perempuan samaria itu, yaitu dia memiliki banyak suami.
Perempuan samaria itu takjub kepada Dia dan menganggap Yesus adalah seorang nabi, karena Yesus mengetahui tentang dosanya.
Sehingga perempuan itu mau mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus.
Seperti kita ketahui bersama, sekarang ini banyak orang yang mengetahui tentang nama Yesus, mengetahui mujizat-mujizat yang pernah Dia lakukan, tidak sedikit orang mengakui bahwa Yesus adalah nabi.
Seharusnya mereka juga percaya dan menuruti apa yang dikatakan Yesus.
Namun kenyataannya pengakuan mereka hanya sebatas di mulut saja dalam prakteknya mereka tidak mengikuti ajaran yang Yesus ajarkan.
Yesus menegaskan akan tiba waktunya dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.
Sebab Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran (ayat 23-24).
Siapa yang dimaksud “penyembah-penyembah yang benar?” Kita yang sudah mengaku dan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Raja atas hidup kita.
Kita sudah dikuduskan oleh darahNya sehingga kita layak menjadi penyembah-penyembah yang benar.
Kita mengenal Dia yang kita sembah. Allah yang kita sembah itu tidak dibatasi ruang dan waktu.
Maksudnya ketika kita menyembah Dia tidak harus selalu di tempat-tempat tertentu, kita bisa menyembah Dia dimanapun kita berada, karena Dia saat ini tinggal didalam diri kita.
Berbeda dengan orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, ibadah mereka biasanya hanya bisa ditempat-tempat tertentu saja.
Dengan demikian kita umat yang percaya kepada Dia sudah sepatutnyalah kita melakukan apa yang Yesus perintahkan.
Agar dunia tahu bahwa Yesus ada di dalam diri kita terpancar lewat hidup kita melalui perkataan dan perbuatan kita sehari-hari dan pada akhirnya nama Tuhan dipermuliakan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, sudahkah kita menjadi penyembah-penyembah yang benar? Jika Iya, diskusikan contoh-contoh praktisnya. Jika belum, bagaimana caranya agar kita menjadi penyembah-penyembah yang benar?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus kita buang dalam hidup kita dan apa yang harus kita terima dengan lembut didalam hati? (ayat 21)
Apa yang rasul Yakobus mau untuk kita lakukan? (ayat 22)
Jika seorang hanya mendengar Firman dan tidak melakukannya, kita diumpamakan seperti apa?
Orang yang melakukan apa yang disebut orang yang berbahagia? (ayat 25)
Di era digital sekarang ini banyak orang Kristen gampang sekali menemukan judul-judul khotbah yang bagus, menarik dan keren yang kita ingin nonton/dengarkan.
Tidak mengenal batas usia, baik itu anak-anak, orang muda sampai dengan orang tua, siapapun bisa mengaksesnya, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya kita bisa dengan mudah mendengar atau menontonnya, baik itu di youtube, Tiktok, IG, facebook dan media digital lainnya.
Apalagi yang berkhotbah adalah orang yang terkenal, pengkhotbah besar atau pengkhotbah yang menjadi idolanya, yang mana Firman Tuhan yang disampaikan oleh mereka sesuai dengan realitas hidup hari ini, khotbah yang ringan “easy listening”, jelas, tidak bertele-tele, khotbah yang sesekali disisipi kalimat-kalimat humor.
Khotbah yang berdurasi panjang pun akan terasa waktunya sebentar.
Pertanyaanya apakah boleh? Ya siapapun berhak dan tidak ada yang melarangnya.
Apakah semangat untuk mendengarkan khotbah ini membuktikan bahwa kita sangat giat mengasihi Firman Allah? Jawabannya tentu “tidak selalu.”
“Tidak selalu” bukan berarti kita tidak perlu giat mendengar Firman Tuhan lewat media digital atau media lainnya dan kita tidak perlu belajar Firman Tuhan.
Tentu bukan! Kita harus selalu rindu mendengarkan Firman Tuhan dan mau belajar mendalami Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tetapi jangan sampai kita menjadi seperti orang farisi yang mengetahui banyak sekali pengetahuan Firman dikepalanya, namun sedikit dalam melakukan apa yang diketahuinya
Surat rasul Yakobus 1:22 tidak menyangkal arti penting dari mendengarkan Firman Tuhan.
Tetapi tidak cukup hanya sebatas pendengar Firman saja. Kita harus melakukan Firman yang kita dengar atau dengan kata lain kita harus menjadi pelaku Firman.
Jika kita tidak melakukan Firman, surat Yakobus mencatat bahwa kita menipu diri sendiri.
Orang yang tidak melakukan Firman diumpamakan seseorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana wajahnya (ayat 23b-24).
Perlu diketahui, jangan pernah mengandalkan pengalaman, kekuatan pikiran dan pengetahuan kita untuk mengerti tentang FirmanNya!
Jadi, bagaimana caranya supaya kita menjadi pelaku Firman sejati?
Perlu sekali dalam mendengarkan Firman Tuhan kita harus membuka hati, merendahkan dan mengosongkan hati dan pikiran kita, meminta Roh kudus untuk menuntun dan melembutkan hati kita, meminta pertolongan Roh kudus agar Dia memampukan kita untuk memahami apa yang menjadi “keinginan Dia untuk kita lakukan”.
Kita terus belajar menggali Firman Tuhan. Tidak perlu harus selalu spektakuler dalam melakukan Firman, kita harus selalu rindu bergaul dan bersekutu dengan Tuhan setiap saat.
Mulailah dengan langkah pertama, sederhana atau langkah kecil dalam melakukannya, jangan anggap sepele, jangan malas apalagi ditunda untuk melakukannya dan yang penting kita harus konsisten dan tekun untuk melakukan langkah-langkah itu.
Ingat! kita akan disebut orang yang berbahagia apabila kita mendengar dan melakukan Firman Tuhan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, seberapa sering kita mendengarkan khotbah selama ini? Apakah dengan khotbah yang sering kita dengar membuat kita mengalami perubahan hidup? Jika Iya, diskusikan contoh-contoh praktisnya. Jika belum, bagaimana caranya agar kita mengalami perubahan yang baik dalam hidup kita?