Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Perilaku apa yang menonjol dalam kehidupan jemaat yang mula-mula?
Dalam berapa kali seminggu mereka berkumpul di bait Allah?
Komunitas yang terbentuk dari orang-orang yang bertobat oleh khotbah yang disampaikan para rasul, sangatlah khas.
Mereka bertemu setiap hari di Bait Allah, mereka memecahkan roti setiap hari di rumah-rumah secara bergilir.
Mereka bahkan menjual harta mereka dan membagikan kepada yang lebih membutuhkan.
Apakah ini komunitas yang ideal? Alkitab justru tidak mencatat bahwa hal seperti ini terus berlanjut di waktu-waktu berikutnya.
Kita tidak tahu berapa lama cara hidup ini berlangsung.
Dengan demikian yang patut ditiru pada masa kini, bukanlah berapa sering kita melakukan ibadah baik dalam komunitas yang besar maupun dalam komunitas yang kecil.
Yang lebih penting adalah esensi atau kualitas dari fellowship atau persekutuan yang terwujud melalui komunitas-komunitas yang kita jalani.
Ada banyak nilai yang penting, lima di antaranya yang bisa kita pelajari dari kehidupan jemaat yang mula-mula:
Mereka memiliki gairah yang dalam untuk bersekutu: bersahabat, memiliki hubungan yang dekat, akrab.
Mereka berkumpul dan berdoa: saling berbagi beban doa, saling mendoakan dengan sungguh-sungguh. Pergumulan yang disampaikan, bukan untuk dibicarakan tetapi untuk didoakan.
Mereka sungguh murah hati sehingga rela untuk menjual harta milik mereka. Saat ini kita mungkin tidak dituntut harus menjual harta kita, tentu kecuali ada dorongan yang jelas dari Roh Kudus. Tetapi kita bisa belajar untuk menjadi orang yang murah hati.
Mereka bertekun dalam pengajaran Firman. Hal yang sangat baik untuk kita bisa tiru. Kita bersedia untuk dipimpin oleh seseorang yang kita hormati, dan belajar bersama-sama. Belajar apa? Belajar Alkitab, menggali nilai-nilai dalam Firman Tuhan bersama-sama dan menerapkannya dalam kehidupan.
Dalam komunitas yang dilaksanakan secara intensif, mereka akan saling bertanggung jawab, istilahnya di masa kini: akuntabilitas yaitu bentuk pertanggungjawaban dari apa yang dilakukan oleh seseorang. Akuntabilitas akan menjaga kehidupan kita untuk tetap pada jalur yang benar, adanya akuntabilitas membuat seseorang tidak bisa bertindak semaunya sendiri, karena dia tahu ada orang yang mengawasi dan menunggu pertanggungjawaban dari apa yang dia lakukan.
Saudara, sudahkah engkau memiliki komunitas rohani untuk saling berbagi, entah itu di sekolah, kampus, di kantor atau di gereja.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyebabkan jemaat ketakutan?
Apa yang dimaksud dengan memecahkan roti?
Saat ini konsep tentang komunitas telah dikenal secara luas. Misalnya komunitas gowes, komunitas pendaki gunung, komunitas Ibu-ibu RT, dan sebagainya.
Wikipedia menulis tentang komunitas: Kami bertemu karena hobi dan atau profesi yang sama, setelah itu menjadi teman, sahabat dan keluarga.
Sudah banyak yang sudah kami lalui bersama-sama, meskipun banyak orang yang datang, tapi sedikit yang akan bertahan dengan tujuan kami.
Seperti halnya ribuan teman yang kita miliki tapi hanya sedikit sahabat yang kita miliki.
Kata “Komunitas” yang dalam Bahasa Inggris disebut “Community” adalah gabungan dari dua kata yaitu Common (sama) dan Unity (Kesatuan).
Komunitas merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama, mempunyai misi yang sama, atau mempunyai nilai-nilai yang sama.
Entah itu dikarenakan mereka datang dari daerah yang sama, atau punya pengalaman yang sama atau punya hobi yang sama dan lain sebagainya.
Alkitab mencatat bagaimana kehidupan umat Tuhan di gereja yang mula-mula.
Bagaimana komunitas yang terjadi oleh karena orang-orang yang bertobat setelah pemberitaan Injil para Rasul.
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Kisah Para Rasul 2:42).
Ini adalah contoh sebuah komunitas rohani yang dibangun atas dasar kasih kepada Tuhan. Mereka melakukan:
Bertekun dalam pengajaran: artinya mereka bersama-sama belajar Firman Tuhan yang disampaikan oleh para rasul. Saat ini komunitas seperti ini bisa dilakukan dalam kelompok pemuridan, dikenal sebagai kelompok Pemahaman Alkitab (P.A.), dimana terdapat pemimpin PA dan mereka yang dimuridkan.
Bertekun dalam persekutuan: artinya mereka belajar bertumbuh dalam komunitas yang lebih besar. Saat ini pun di gereja GKKD mengadopsi konsep ini. Selain kelompok pemuridan, juga terdapat komunitas yang lebih besar yaitu: persekutuan. Misalnya persekutuan Mahasiswa Universitas “A”, persekutuan pelajar SMA “B”, persekutuan keluarga di kompleks perumahan “C”.
Jemaat mula-mula juga berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Memecahkan roti artinya mereka melakukan perjamuan kudus dan berdoa. Bukankah ini juga yang sudah dilakukan setiap hari Rabu minggu pertama dan ketiga. Para diaken, khususnya diundang untuk hadir dalam persekutuan doa Rabu.
Pertemanan yang terwujud dalam komunitas dimana kita berada, akan sangat mempengaruhi kehidupan sosial dan kehidupan rohani kita.
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam berkomunitas, apakah itu di kampus, di tempat kerja atau di gereja.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kondisi seperti apa yang dikatakan oleh Daud sebagai sesuatu yang baik dan indah?
Darimana minyak atau berkat itu mengalir?
Kemanakah Tuhan memerintahkan berkatNya turun?
“Diam bersama dengan rukun”. Apa yang saudara pikirkan ketika mendengar kalimat ini?
Kalimat ini terdengar indah, tapi sejujurnya sangat tidak mudah untuk mempraktekannya.
Kebanyakan orang, semakin diam bersama justru semakin berkonflik.
Sesama anggota keluarga seringkali lebih ramah dan lebih toleransi kepada teman-teman daripada anggota keluarganya sendiri.
Sesama pekerja Tuhan seringkali lebih bisa akur ketika hanya bertemu sesekali dalam suatu pertemuan rohani dibandingkan bekerja sama dalam suatu kepanitiaan yang memerlukan komunikasi lebih sering.
Bagaimanapun, semakin kita mengenal dan berhubungan, kita akan semakin tahu kekurangan dan perbedaan yang ada.
Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diterima.
Mungkin itu sebabnya, mengapa di zaman teknologi ini orang lebih suka berhubungan jarak jauh, seperti melalui sosial media, chatonline daripada jarak dekat.
Bahkan aplikasi dating online menjadi populer di zaman sekarang.
Namun, Firman Tuhan berkata bahwa ketika saudara-saudara diam bersama dengan rukun, hal itu sungguh baik dan indah.
Tidak semua yang baik itu indah, dan tidak semua yang indah adalah baik.
Tetapi ketika umat Tuhan rukun, kedua kata ini berdiam bersama.
Hal ini menggambarkan betapa pentingnya KERUKUNAN di mata Tuhan dan kerukunan yang dimaksud, bukanlah kerukunan pura-pura karena harus dipraktekkan dalam jarak dekat saat diam bersama.
Kita sangat membutuhkan kasih karunia Tuhan untuk bisa saling menerima, mengampuni dan rukun.
Mengapa kita perlu mengusahakan kerukunan? Karena kesanalah Tuhan memerintah berkat-berkatNya.
Artinya, tanpa kerukunan, sangat sulit berkat Tuhan tercurah.
Bukan karena Tuhan tidak mau memberkati, tapi karena kita sendiri yang membatasi Tuhan bekerja.
Puji Tuhan karena Tuhan tidak hanya memerintahkan kita untuk hidup rukun, tetapi Ia juga menjanjikan pertolongan dan pengurapanNya bagi kita yang mau taat mengusahakan kerukunan.
Di akhir tahun 2024 ini, renungkan bagaimana hubungan Saudara dengan anggota keluarga, adakah relasi yang perlu dipulihkan? Juga renungkan bagaimana hubungan dengan rekan kerja, dan juga rekan pelayanan.
Adakah langkah yang Saudara tahu perlu dilakukan, namun masih ditunda sejauh ini?
Maukah Saudara melangkah lebih dulu untuk memperbaiki hubungan?
Mari kita membuat satu resolusi baru untuk mengusahakan kerukunan.
Izinkan Tuhan memulihkan dan mencurahkan berkat-berkatNya yang tak terbatas agar Saudara mengalami terobosan di tahun 2025.
Pikirkanlah satu tindakan nyata yang bisa Saudara lakukan dalam rangka mengusahakan kerukunan di tengah komunitas Saudara, baik itu keluarga, tempat kerja, pelayanan, dan lain-lain. Bagikanlah niat Saudara sehingga jika memungkinkan hal ini dikerjakan bersama-sama.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi pengikat untuk mempersatukan dan menyempurnakan jemaat Tuhan?
Untuk apakah kita dipanggil menjadi satu tubuh?
Apa yang terjadi ketika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya diantara jemaat?
Di sebuah kota kecil daerah Jawa Tengah, seorang Bapak pemilik Hotel bertobat dan rindu untuk melayani Tuhan di gerejanya.
Ia lalu memberikan tempat di hotelnya untuk menjadi tempat ibadah setiap hari Minggu.
Namun tidak berhenti disana, ia juga mendapatkan kerinduan untuk menjangkau penduduk desa yang ada di sekitar kotanya.
Penduduk desa ini kesulitan untuk berangkat ke gereja karena perjalanan yang jauh dan tidak ada kendaraan.
Pemilik hotel ini lalu bertanya kepada Tuhan, apa yang bisa dia lakukan?
Tuhan menjawab dia dengan menantangnya untuk menyumbangkan sebuah mobil bagi gereja dan bukan hanya menyumbangkan mobil, tapi dia sendiri yang harus menjadi supirnya untuk mengantar jemput penduduk desa tersebut.
Sebagai seorang bos pemilik hotel, tentu saja tidak sulit bagi Bapak ini untuk menggaji seorang supir, tetapi ia taat dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya dan Tuhan meneguhkan perintahnya dengan memberkati bapak ini serta gereja tempat ia berjemaat.
Kesaksian ini adalah kesaksian nyata yang kami dengar langsung dari seorang saudara.
Kami juga bertemu dengan Bapak tersebut ketika berkunjung ke gerejanya.
Tuhan masih memanggil jemaatNya hari ini untuk hidup dalam perkataanNya dan Ia tidak pernah lalai meneguhkan setiap orang yang menanggapi panggilanNya.
Jika saja kita menyadari betapa perkataan Kristus adalah hidup, dan betapa besarnya kekayaan di dalam perkataan Kristus itu (yang bukan hanya bicara tentang kekayaan jasmani), kita tidak akan mengabaikanNya, sama seperti bapak pemilik hotel ini.
Pada akhirnya ketika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kita, maka pengucapan syukur kepada Allah akan mengalir keluar dalam hati kita karena kita belajar mempraktekkan firman itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ajaklah rekan persekutuan Saudara untuk merenungkan firman Tuhan ini. Bagaimana mempraktekkan kasih yang nyata di dalam komunitas Saudara?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Petrus dan Yohanes ceritakan mengenai perkataan imam kepala dan tua-tua?
Bagaimana respon jemaat ketika mendengar apa yang Petrus dan Yohanes katakan?
Apakah jemaat menjadi takut? Apa tindakan yang dilakukan oleh jemaat setelah berdoa?
Cukup banyak orang Kristen yang beranggapan, bahwa sebagian dari kisah-kisah di Alkitab hanya mungkin terjadi di masa lalu karena keadaan manusia dan zaman sudah sangat berbeda.
Di zaman tersebut belum ada teknologi dan HP, sehingga berkomunitas adalah sesuatu yang sangat penting dan menjadi kehidupan.
Bagaimana menurut Saudara, apakah mungkin komunitas yang sehati dan berdoa bersama, terjadi di tengah-tengah kita hari ini?
Berdoa yang bukan karena ada aktivitas gereja, atau disuruh oleh pemimpin, tetapiberdoa yang didorong oleh kerinduan dan kasih yang sama?
Dalam anugerah Tuhan dan kemauan kita untuk belajar, hal ini sangatlah mungkin.
Kalau kita belajar dari ayat perikop renungan hari ini, kita mendapatkan beberapa hal yang bisa kita terapkan:
Keterbukaan. Petrus dan Yohanes tidak ragu untuk menceritakan ancaman yang mereka terima karena mereka percaya akan dukungan jemaat. Apakah Saudara percaya bahwa komunitas Saudara hari ini mendukung? Apakah Saudara menjadi bagian dari komunitas yang mau aktif mendukung?
Fokus kepada Tuhan dan firmanNya. Respon jemaat ketika mendengarkan masalah, adalah menyerukan betapa besarnya Tuhan dan mengutip firmanNya terlebih dahulu. Apakah ketika Saudara mendengar suatu masalah, Saudara lebih dahulu mencari Tuhan atau justru jadi bergosip dan berempati dengan cara yang salah?
Berdoa meminta sesuai dengan firman. Jemaat menyatakan keadaan yang mereka alami, tetapi mereka tidak berhenti disana. Mereka meminta agar diberikan keberanian bahkan peneguhan untuk tetap mengerjakan perintahNya di tengah ancaman yang begitu menakutkan.
Apakah Saudara mau meminta Tuhan memberi keberanian dan kemampuan mengerjakan perintahNya sekalipun itu tidak nyaman?
Jika Saudara merindukan komunitas seperti ini ada, mulailah dengan menjadi pribadi yang membangun komunitas seperti itu.
Mulailah dari diri sendiri. Belajar memperhatikan dan mendengar saudara-saudara seiman yang Tuhan tempatkan di sekitar Saudara dan wujudkanlah komunitas yang berdoa dan berkemenangan itu sekarang.
Renungkan dan pikirkanlah apa yang bisa Saudara lakukan untuk komunitas Saudara agar kasih dan kuasa Tuhan sungguh bisa dinyatakan seperti jemaat mula-mula.